Sebuah Antologi 129 1 10 20171017

88

SUSASTRA

Acuan

Pustaka.
Anhar, Ratnawati. 1992. Pahlawan Nasional Supriyadi. Jakarta: Balai
da11
Kata
akal
Masyar
Gejolak
Frederick, William H. 1989. Panda11ga11 dan
an
Hermaw
terj.
46),
1926-19
ya
(Suraba

ia
Indones
lahimya Revolusi
Sulistyo. Jakarta: Gramcdia.
Balai
Jassin, H.B. 1969. Kesusasatraan Indonesia Di Masa Djepang. Jakarta:
Pustaka.
Kamadjaja. 1950. Solo DiwakJu Ma/am. Jakarta: Gapura.
Kayam, Umar. 1992. Para Priyayi: Sebuah Novel. Jakarta: Graiti.
Sinar
Kelana, Pandir. 1982. Kadarwati Wanita de11ga11 Lima Nama. Jakarta:
Harapan.
Sinar
Lebra, Joyce C. 1988. Te11tara Gemblengan Jepang, terj. Pamudji. Jakarta:
Harapan.
Mohtar, Toha. 1994. Pulang (Cct. V). Jakarta: Pustaka Jaya.
Muharyo. Sepa11ja11g Ja/an Ke11a11gan. Jakarta: Grafitipers.
Gunung
Oemarjati, Boen S. 1971. Be11t11k Lakon dalam Sastra Indonesia. Jakarta:
Agung.

Tanah",
Radjagukguk, Erman. 1979. "Pemahaman Rakyat tentang Hal atas
Prisma, 9: 3-16, September.
idjono.
Ricklefs, M.C. 1991. jarah lndo11esia Modern, terj. Dharmono Hardjow
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sahlan Mohd. Saman. 200 I. Novel-novel Perang dalam Kesusasteraan Malay­
sia, Indonesia, dan Filipina: Suatu Perbandi11gan. Jakarta: Gaya Media
Pratama.
Tceuw, A. 1980. Sastra Barn hidonesia (Jilid !). Ende-Flores: Nusa lndah.

Sastra Drama Pilihan: Sebuah Antologi
M. Yoesoef

Universitas Indonesia

Judul buku: Antologi Drama Indonesia 1895-1930
jilid /), Antologi Drama Indonesia 1931-1945 jilid
2), Antologi Drama Indonesia 1946-1968 ii/id 3),
Antologi Drama Indonesia 1969-2000 jilid 4)

Penyunting: Eko Endarmoko da11 Sonya Sondakh
Penerbit: Amanah Lontar
Ta/nm terbit: 2006
Tebal.· xxix + 269 halama11 (Jilid I), xxiv + 305
halaman i/id 2), x.iv+ 53 ! halaman (Ji/id 3), xiv
+ 640 ha/aman (Ji/id 4)

D

\nwlng1
Dra,ni
h1donc$1a

i tengah gersangnya penulisan naskah drama Indonesia, Yayasan
Lontar mempunyai sebuah gagasan besar yang kemudian teWUjud.
Gagasan itu adalah menerbitkan sejumlah karya sastra drama sejak
menjelang awal hingga akhir abad ke-20 (I 895-2000). Sebuah kerja
pcnelitian dan pendokumentasian yang panjang itu menghasilkan empat
jilid buku antologi. Setiap buku memuatjumlah kaya sastra drama yang
berbeda-beda. Pada jilid 1 terdapat sembilan drama; jilid 2 memuat I I

drama;jilid 3 menghimpun 14;dan dalam jilid 4 terdapat 16 buah drama.
Total karya yang terkumpul adalah 50 buah karya dari 46 penulis, karena
dalam antologi itu Kwee Tek Hoay, Usmar Ismail, Iwan Simatupang, dan
Arifm C. Noer masing-masing dipilih dua kayanya.
Apabila menyimak satu per satu karya sastra drama dalam empat
jilid itu, maka akan tergambar sebuah variey show yang kaya dengan
tema, gaya, dan bahasa selama kurun waktu 100 tahun; dan semua itu

90

SUSASTRA

berbicara tentang manusia Indonesia lengkap dengan pennasalahan dan
latar sosialnya. Keberagaman tema dan gaya tersebut dapal dipandang
sebagai sebuah upaya para penulis drama itu bcrbicara kepada masyarakat
di satu kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, Sapardi Djoko Damono,
yang membahas mengenai dinamika karya sastra drama di setiap jilid
itu, menyebutkan bahwa dengan cara demikian maka drama mempunyai
fungsi yang nyata dalam masyarakat.
Antologi jilid pertama berisi sembilan drama, yaitu "Cerita dari

Seorang Tukang Prahu" (H. Krat), "Lelakon Raden Beij Soerio Retno"
(F. Wiggers), "Tjcrila Ang Tiauw Soen" (NN), "Tjerita Satoe Iboe Tiri
jang Pinter Adjar Anak" (NN), "Allah jang Palsoe" (Kwec Tek Iloay),
"Pembalasan SitiAkbari" (Lie Kim Hok), "Bebasari" (Rustam Effendi),
"Guna Sudaranja" (Oen Tjhing Tiauw), dan "Dr. Samsi" (Andjar
Asmara). Kesembilan drama ini mcwakili tahun publikasinya sejak tahun
1895-1930. N ilai lebih yang dapat dilihat dari antologi ini adalah
tampilnya kembali teks-teks drama dengan bahasa Melayu Pasar yang
menjadi salah satu ciri utama penulisan drama masa itu yang memang
didominasi oleh para penulis keturunan Cina lan Eropa.
Anlologi jilid kedua memuat 11 drama, yang berangka tahun mulai
1931-1945, yaitu "Mait Idup" (Kwee Tek Hoay), "Sandhyakala Ning
Majapahit" (Sanusi Pane), "Lukisan M asa" (Armijn Pane),
"Pembalasannya" (Saadah Alim), "Gadis Modem" (Adlin Affandi),
"CitTa" (Usmar Ismail), "Sakura an Njioer" (M.D. Alif), "Pandu Pertiwi"
(Merayu Sukma), "Benle Mataram" (Kotot Soekardi), "Arus
Perjuangan" (Aob K. Hadimadja), lan "Liburan Seniman" (Usmar
Ismail). Pada antologi ini didominasi oleh karya-karya drama pada masa
pendudukan Jepang yang bernuansa propaganda, kecuali dua karya
pertama dari Kwee Tek Hoay lan Sanusi Pane yang berasal dari masa

sebelum pendudukan Jcpang.
Antologi jilid ketiga menyuguhkan 14 drama, yaitu "Bunga Desa"
(D. Suradji), "Awai dan Mira" (Utuy Tatang Sontani), "Prabu dan Putri"
(Mh. RustandiKa1takusuma), "Lapar" (MuhammadAli), "JalanMutiara"
(Sitor Situmorang), "Titik-Titik Hitam" ( Nasjah Djamin), "Siti Djumilah"
(Joebar Ajoeb), "Bung Besar" (M isbach Yusa Biran), "Gerbong" (Agam
Wispi), "Malam Jahanam" (Motinggo Boesje), "Iblis" (Mohammad

M. YOESOEF

91

Diponegoro), "Domba-domba Revolusi" (B. Soelarto), "Mega-Mega"
(Ariin C. Noer), dan "Petang di Taman" (!wan Simatupang). Karya­
karya tersebut berangka tahun sejak 1946-1968 yang umumnya
mengelengahkan bcrbagai persoalan kemasyarakatan, psikologis, politik
yang berkembang selepas perang kemerdekaan.
Antologi jilid keempat memuat 16 drama, yaitu "RT Nol/RW Nol"
(!wan Simatupang), "Kapai-Kapai" (Arifin C. Noer), "Topeng"
( Ikranagara), "Topeng Kayu" (Kuntowijoyo), "Aduh" (Putu Wijaya),

"Perjalanan Kehilangan" ( Noorca Marendra Massardi), "Jaka Tarub"
(Akhudiat), "Mastodon dan Burung Kondor" (W.S. Rendra), ''Puti
Bungsu" (Wisran Hadi), "Ben Go Tun" (Saini KM), "Wot atawa
Jcmbatan" (YudhistiraANM Massardi), "OperaKccoa" (N. Riantiamo),
"Pcrahu Nuh II" (Aspar), "Mahkamah" {Asrul Sani), "Pertumbuhan di
Atas Meja" (Afrizal Malna), "PerahuRctak" (EmhaAinun Nadjib), clan
"Marsinah Menggugat" (Ratna Sarumpaet). Pada jilid keempat ini
memuat karya-karya dari tahun 1969-2000 yang menggambarkan
dinamika penulisan naskah drama pada masa tumbuhnya teater modem
Indonesia.
Ke-50 drama tersebut merupakan karya-karya pilihan tim produksi
buku dengan scjumlah pertimbangan tertentu. Setidaknya, dengan empat
antologi drama Indonesia ini telah dimulai sebuah pendokumcntasian
karya sastra drama yang selama ini hanya tcrsimpan di kotak-kotak
pcnyimpanan di PDS H.B. Jassin atau di Bank Naskah Dewan Kesenian
Jakarta. lJsaha publikasi yang dilakukan Yayasan Lontar melalui
pencrbitan karya sastra drama selayaknya tcrus dilakukan. Selama ini,
yang tcrlihat dalam ha! publikasi penerbitan kya sastra drama mungkin
hanya dilakukan oleh Nano Riantiamo dan Pulu Wijaya. Padahal, para
pcnulis drama Indonesia tidaklah sedikit. Program penerbitan karya-karya

Nano Riantiamo, W.S. Rendra, Putu Wijaya, Ikranagara, Arifin C. Noer,
dan penulis lainnya perlu segera dilakukan. Dcngan demikian, berbagai
pemikiran dan pencapaian estetika dapat dibahas dan diapresiasi oleh
masyarakat secara luas. Karya-karya itu tak ubahnya dengan jcjak para
penulisnya dalam konteks sebagai sumbangan berharga untuk dunia
penulisan sastra drama dan dunia teatcr moden Indonesia.
Kehadiran empat buku antologi drama lndonesia yang memuat karya­
karya drama sejak awal abad hingga akhir abad ke-20 ini pa tut disambut