Peningkatan Kualitas Pembelajaran Prakti.d ocx
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Praktik Pemeliharaan/Servis Engine danKomponenkomponennyaDengan Metode Tugas Proyek di Kelas XI Program
KeahlianTeknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi
Oleh : Arif Harianto, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja, maka pembelajaran praktik
memegang peranan penting untuk membekali lulusannya agar mampu beradaptasi dengan lapangan
kerja. Oleh karena itu mereka harus dibentuk melalui serangkaian latihan atau pembelajaran praktik
yang
hampir
menyerupai
dunia
kerja.
Pada
pengajaran
praktik
kejuruan,
ketrampilan
kerja
membutuhkan latihan secara rutin, bila dilatih secara langsung dengan peralatan sebenarnya maka
akan menghasilkan benda kerja sesuai dengan perencanaan.
1
Kompetensi kejuruan teknik mekanik otomotif merupakan mata pelajaran produktif pada program
keahlian teknik mekanik otomotif yang merupakan bagian dari pendidikan menengah kejuruan, bertujuan
menyiapkan siswa (1) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam
lingkup bidang keahlian teknik otomotif, (2) mampu memiliki karir, mampu berkompetensi, dan mampu
mengembangkan diri dalam lingkup bidang keahlian tektik otomotif, khususnya dalam teknik mekanik
otomotif, (3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah, untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan industri
pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup bidang keahlian teknik otomotif, (4) menjadi
warga negara yang produktif, dan kreatif.
Demikian pula, dengan pengajaran praktik di program keahlian teknik mekanik otomotif,
disajikan agar para siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan kerja. Namun dalam kenyataannya
berdasarkan pengalaman sebagai pengajar praktik teknik otomotif di SMK Negeri 2 Sungai Penuh ,
ternyata hasil belajar praktik siswa masih rendah. Ini terlihat dari hasil ujiansiswa kelas XI Teknik Mekanik
Otomotif pada semester ganjil tahun 2007-2008 pada kompetensi pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya yaitu dari 36 orang siswa hanya 9 orang (25%) yang memperoleh nilai diatas
70,00 (tuntas) yang diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) produktif yang ditetapkan. Sisanya 75%
belum mampu mengusai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Berdasarkan
analisis
dan
proses
identifikasi,
rendahnya
hasil
pengajaran
praktik
pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya tersebut disebabkan oleh penerapan metode
pengajaran praktik yang kurang tepat. Dalam pengajaran praktik pengajar cenderung menggunakan
metode ceramah bengkel, yang lebih banyak menggunakan media yang bersifat verbal. Penggunakan
metode ceramah bengkel ini, tentu disebabkan oleh beberapa hal antara lain (1) media pengajaran
praktik bengkel belum tersedia secara memadai, (2) jumlah siswa dalam satu kelas tidak sebanding
dengan kapasitas peralatan dan ruang praktik yang ada.
Dengan kondisi pengajaran yang demikian, sangat sulit bagi guru untuk meningkatkan hasil
pengajaran secara optimal. Oleh karena itu guna meningkatkan hasil pengajaran secara optimal perlu
dilakukan penerapan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik pengajaran praktik kerja
kejuruan. Berdasarkan atas kajian – kajian teoritik dan pengamatan emperik, bahwa metode pengajaran
praktik kerja kejuruan yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut adalah menerapkan
pembelajaran praktik metode tugas proyek.
Metode tugas proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa, dan
memungkinkan juga siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu mata pelajaran tertentu.
Pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar akan lebih
menjadi
menarik,
karena
pengetahuan
itu
lebih
bermanfaat
baginya
untuk
megapresiasikan
lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu bentuk tugas proyek yang dirancang tersebut, harus memberi kemungkinan bagi siswa
untuk saling bekerjasama seoptimal mungkin antara sesama anggota kelompok.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul
” Peningkatan Kualitas
dan Komponen-komponennyaDengan
Pembelajaran
Metode
Tugas
PraktikPemeliharaan/Servis Engine
Proyek
di
Kelas
XI
Program
KeahlianTeknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi .”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan beberapa identifikasi masalahnya,
yaitu sebagai berikut :
1.
Penerapan metode pengajaran praktik yang kurang tepat.
2.
Dalam pengajaran praktik guru cenderung menggunakan metode ceramah bengkel.
3.
Media pengajaran praktik bengkel belum tersedia secara memadai.
4.
Peralatan praktik yang belum mencukupi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada
peningkatan kualitas pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
dengan metode tugas proyek di Kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008-2009.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
masalahnya adalah:
” Apakah dengan penerapan metode tugas proyek dalam pembelajaran praktik pemeliharaan/servis
engine dan komponen-komponennya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa Kelas XI Program
KeahlianTeknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi?”
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya melalui penerapan
metode tugas proyek di SMK.
Tujuan khusus dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya melalui penerapan
metode tugas proyek di kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan ini memberi manfaat :
1. Bagi peserta didik :
a.
Membantu siswa meningkatkan hasil belajar praktik
b.
Membantu siswa memahami praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
melalui penerapan metode tugas proyek
2. Bagi Guru :
a.
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang metode pembelajaran praktik
b.
Meningkatkan profesionalisme guru
c.
Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam proses pembelajaran praktik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pembelajaran Praktik di SMK
Dalam pelaksanaan program pendidikan kejuruan, pembelajaran praktik memegang peran
yang sangat penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik, siswa akan dapat menguasai ketrampilan
kerja secara optimal. Pembelajaran praktik kejuruan pada dasarnya adalah proses belajar mengajar
yang dilakukan pada pelajaran bidang studi kejuruan seperti teknik mesin, teknik otomotif, teknik sipil
dan sebagainya.
Menurut Staar ( 1982:21 ) menyatakan bahwa “Pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat
dengan dunia kerja atau industri maka pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci
untuk membekali lulusannya, sehingga mampu beradabtasi dengan lapangan kerja.”
Dengan demikian mereka harus dibentuk melalui serangkaian latihan atau pembelajaran dan
pelatihan praktik yang hampir menyerupai dunia kerja.
“Hal yang paling penting dalam pembelajaran dan
Nolker ( 1983 : 28 ) mengatakan bahwa
pelatihan praktik bengkel adalah penguasaan
ketrampilan prkatis, serta pengetahuan dan perilaku yang bertalian langsung dengan ketrampilan itu.”
6
Agar siswa mampu menguasai keterampilan – keterampilan kerja yang diharapkan, maka pengajaran
harus menerapkan bahwa metode – metode mengajar praktik yang sesuai dengan pembelajaran dan
pelatihan praktik.
Riyanto ( 1988 : 26 ) mengatakan bahwa:
“Dalam proses belajar mengajar praktik metode mengajar merupakan salah satu factor
yang menentukan keberhasilan program. Dalam program pendidikan kejuruan pada
dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap yaitu; (a) tahap pertama
pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan disekolah,(b) tahap
kedua praktik ketrampilankejuruan dengan metode proyek yang umumnya
dilaksanakan disekolah juga, dan (c) tahap ketiga pembelajaran praktik ktrampilan
kejuruan dengan metode praktik industri atau pendidikan system ganda (PSG) yang
harus dilakukan di Industri. “
B. Tinjauan Tentang Metode Tugas Proyek
1. Hakikat Metode Tugas Proyek
Model pembelajaran praktik pelatihan industri, pada dasarnya membahas tentang metode
pembelajaran praktik yang bersifat dasar. Artinya metode-metode tersebut membahas tentang cara
bagaimana mengajar ketrampilan-ketrampilan dasar kejuruan. Jadi metode temasuk belum membahas
tentang bagaimana cara mengajarkan ketrampilan-ketrampilan yang bersifat komplek,.
Menurut Nolker & Schoenfeldt ( 1983:32) menyatakan bahwa:
”Metode-metode mengajar ketrampilan dasar kejuruan seperti itu memiliki kelemahan
antara lain: (1) tidak sepenuhnya dapat membekali kemampuan atau keterampilan
guna menghadapi situasi kritis dalam propesi, (2) menyebabkan siswa tergantung pada
pengajar,(3) merintangi perkembangan kemampuan untuk bekerja sama, (4) tidak
mengetengahkan problem-problem komplek yang dijangkaunya melampaui batas-batas
bidang profesi sendiri.”
Mengingat dalam kenyataannya bentuk-bentuk keterampilan dalam bidang kejuruan bersifat
komplek, maka penguasaan terhadap metode yang terdahulu saja tidak cukup untuk mengajar bidang
praktik keterampilan kejuruan. Sehingga untuk mengajar keterampilan kejuruan yang bersifat komplek
diperlukan pula suatu metode khusus, dan metode yang tepat untuk mengajar keterampilan kejuruan
yang bersifat komplek adalah metode proyek.
Misalnya dalam proses pembelajaran praktik kejuruan teknik otomotif, untuk bisa melaksanakan
pekerjaan menservis mesin siswa tidak cukup hanya mengenal dan memahami prinsip kerja engine
dan komponen-komponennya, mempelajari konstruksi dan fungsi komponen-komponen engine tetapi
siswa juga harus bisa mengidentifikasi peralatan pemeliharaan/servis engine sesuai spesifikasi pabrik,
memahami prosedur pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya dan melakukan
pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya/tune up sesuai Standart Operasional
Prosedur (SOP).
Menurut Semiawan (1987:74) ”Metode proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan
yang dimiliki siswa, dan memungkinkan juga siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu
mata pelajaran tertentu.” Pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih berarti dan kegiatan
belajar mengajar akan lebih menjadi menarik, karena pengetahuan itu lebih bermanfaat baginya
untuk megapresiasikan lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983:32) menyatakan bahwa: ”Karakteristik
penting dari metode proyek adalah siswa dapat menerapkan berbagai keterampilan teori dan praktik
yang dimiliki guna menanggulangi gugus tugas kongkret dan berfaedah dengan berhasil.”
Pada pihak lain Semiawan (1987:84) mengatakan bahwa ”Prinsip metode proyek adalah
membahas suatu tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang
serasi dan logis antara pokok bahasan berbagai mata pelajaran.”
Mengingat prinsip metode tugas proyek diatas, maka tentu sebelum penggunaan metode
proyek dalam suatu kegiatan belajar siswa sudah memiliki beberapa keterampilan atau menguasai
pokok-pokok bahasan yang berkaitan. Dengan kata lain siswa harus telah memilikipengetahuan awal
yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dikerjakan, sehingga pada pelaksanaan kerja proyek siswa
secara langsung dapat menerapkan semua pengetahuan serta keterampilan dalam latar yang
sesungguhnya.
Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983:32) menyatakan bahwa :
”Prinsip metode proyek yang sangat khas, maka ada persyaratan-persyaratan tertentu
yang harus dipenuhi agar metode pelatihan industri dengan pendekatan proyek dapat
diterapkan antara lain: (1) sasaran yang harus dicapai berupa penyelesaian suatu
problem yang komplek, (2) para peserta proyek memiliki kebebasan seluas mungkin,
untuk mengadakan penentuan mengenai subyek, perencanaan, pelaksanaan serta
penerapan proyek, (3) dalam proyek, keputusan diambil berdasarkan konsensus,
pengajar atau instruktur berintegrasi dalam kelompok proyek, (4) diadakan pertalian
antara teori dan praktik, (5) diperlukan keterampilan mengenai lebih dari satu bidang
guna menyelesaikan problem yang ditimbulkannya, (6) pekerjaan proyek dibagi dalam
kelompo-kelompok, (7) sasaran proyek adalah menghasilkan sesuatu yang nyata dan
berfaedah.”
Berpijak pada uraian di atas, maka dalam pelaksanaan pengajaran praktik keterampilan
kejujuran dengan metode proyek, proyek apa yang akan dibuat atau dikerjakan siswa harus sudah
jelas. Dalam perencanaan pembelajaran praktik bentuk proyek yang akan dibuat harus sudah dibuat
sedetail mungkin sehingga siswa akan mudah memahami apa-apa yang akan dikerjakan. Disamping
itu bentuk proyek yang dirancang tersebut, harus memberi kemungkinan bagi siswa untuk saling
bekerjasama seoptimal mungkin antara sesama anggota kelompok.
2. Tahap-tahap Pendekatan Proyek
Dalam proses pembelajaran metode proyek terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan, agar
pelaksanaan seluruh proses kegiatan metode proyek dapat berhasil. Sama prinsipnya seperti
pembelajaran pada umumnya, metode proyek terdiri atas tiga tahap utama, yaitu :
a. Tahap perencanaan pembelajaran proyek
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran proyek
c. Tahap evaluasi pembelajaran proyek.
a. Tahap Perencanaan Pengajaran Proyek
Tahap perencanaan ini pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan pembelajaran
pada umumnya. Tetapi dalam pembelajaran ini bertujuan untuk mengerjakan proyek, maka
keluasan pembelajaran tentu akan bersifat komplek. Lebih-lebih dalam pembelajaran praktik
kejuruan, pekerjaan proyek membutuhkan keterampilan dasar yang sangat komplek. Dengan
demikian perencanaannya harus dibuat serinci mungkin, sehingga dapat memberi tuntunan
secara jelas dalam pelaksanaan.
Adapun langkah-langkah penting yang harus dilakuan dalam perencanaan metode
proyek adalah: (a) merumuskan tujuan proyek, (b) menganalisis karakteristik siswa, (c)
merumuskan strategi dan waktu yang dibutuhkan, (d) membuat lembar kerja atau gambar kerja
secara lengkap, (e) merancang kebutuhan sumber-sumber belajar, (f) merancang alat evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan Praktik
Agar pelaksanaan praktik dapat
berjalan sesuai dengan rencana serta dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukan beberapan persiapan praktik. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan ini adalah: (a) mempersiapkan segala sumber
yang diperlukan, (b) pada permulaan praktik instruktur menjelaskan tugas proyek dan lembar
kerja secara rinci, (c) membagi siswa kedalam kelompok-kelompok sesuai dengan tugas proyek
yang dikerjakan dan, (d) mengerjakan proyek.
c. Tahap Evaluasi
Tahap
evaluasi
merupakan
tahap
penting
dalam
pembelajaran
metode proyek.Agar instruktur mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran praktik dapat
tercapai, maka instruktur harus melakukan evaluasi. Agar
hasil evaluasi betul-betul dapat
mengukur pencapaian tujuan pembelajaran, maka evaluasi harus dilakukan sesuai dengan
prosedur-prosedur evaluasi yang benar (Wena,1996).
Beberapa langkah penting yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi metode
proyek adalah: (a) sebelum alat evaluasi yang dirancang digunakan, sebaiknya alat evaluasi itu
diuji coba terlebih terdahulu, (b) setelah diujicoba, lihat kelemahan atau kekurangan-kekurangan
alat evaluasi itu, kemudian revisi, (c) lakukan evaluasi, dan (d) analisis evaluasi.Dengan
dilakukan evaluasi secara lengkap, maka kemajuan belajar siswa, dapat diketahui secara jelas.
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran yang digunkan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai
dan memahami materi pelajaran.Nana Sudjana (1995:22 ) mengemukakan bahwa : “Hasil
belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh
pengalaman belajarnya.”
Sementara itu Gagne dan Briggs (1978:49-55) dalam Yunita (2008:14)
mengemukakan bahwa:
“Hasil belajar yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah : (1)
ketrampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan
prosedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep konkret dan
terdefinisi kaidah serta prinsip, (2) strategi kognitif adalah kemampuan untuk
memecahkan masalah–masalah baru dengan jalan mengatur proses internal
masing – masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir, (3)
informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan
kata-kata dengan jalan mengatur informasi –informasi yang relevan, (4)
ketrampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan–gerakan yang berhubungan dengan otot, (5)
sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil
tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan penilaian terhadap obyek
tersebut.”
Sedangkan Bloom (1976:201-207) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar dibagi menjadi tiga
kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.” Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau
pengetahuan
dan
kemampuan
intelektual
serta
ketrampilan-
ketrampilan.
Kawasan
afektif
menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan
penyesuaian diri yang memadai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan–kemampuan menggiatkan
dan mengkoordinasikan gerak.
Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang
disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks, yaitu (1)
pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, (2) pemahaman
adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan
mempergunakan hal – hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi–situasi baru dan nyata, (4)
analisis
adalah
kemampuan
menjabarkan
sesuatu
menjadi
bagian–bagian
sehingga
struktur
organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian–bagian
menjadi satu keseluruhan yang berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal
berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atapun yang ditetapkan lebih dahulu.
D. Tinjauan Tentang Pembelajaran Praktik Pemeliharaan/Servis Engine dan
Komponen-Komponennya.
Kompetensi Pemeliharaan/ Servis Engine dan Komponen-Komponennya merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki siswa SMK dari program keahlian Teknik Mekanik Otomotif dengan tujuan
agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap. Standar kompetensi yang ditargetkan adalah
mampu
memelihara/servis
engine
dan
komponen-komponennya
sesuaiStandar
Operasional
Prosedur (SOP).
1.
Prinsip Kerja Engine
Engine adalah komponen yang menghasilkan tenaga putar pada kendaraan, sehingga kendaraan
dapat berjalan. Tenaga yang dihasilkan mesin berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar
dan udara didalam ruang silinder (ruang bakar) yang telah di kompresikan oleh piston. Ruang bakar
berhubungan langsung dengan katup masuk, katup buang dan pemasangan busi. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 1. Mesin pembakaran dengan busi
Proses yang terjadi pada mesin sehingga menghasilkan tenaga (usaha) dimulai dari Proses
Isap atau masuknya campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas kedalam ruang silinder
pada saat torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan katup masuknya
terbuka.
Gas didalam ruang silinder selanjutnya di kompresikan (Proses Kompresi)oleh piston pada
saat piston bergerak dari TMB ke TMA dimana saat itu katup masuk dan katup buang tertutup,
sehingga tekanan didalam ruang bakar menjadi sangat tinggi. Sebelum berakhirnya langkah
kompresi yaitu saat beberapa derjad piston mencapai TMB maka busi meloncatkan bunga api
sehingga campuran gas didalam ruang silinder terbakar.
Proses pembakaran ini menghasilkan tenaga panas yang menyebabkan terjadinya Tenaga
(Proses Usaha) piston bergerak ke TMB. Akibat gerakan turun naik piston ini maka poros engkol
yang berhubungan dengan piston akan berputar dan putaran ini akan diteruskan ke roda kendaraan.
Selanjutnya hasil proses pembakaran di dalam ruang silinder tadi yang berbentuk asap dan
gas bekas akan di keluarkan saat Proses Buang terjadi yaitu pada saat torak bergerak lagi dari TMB
ke TMA dan katup buang terbuka. Gas bekas tersebut akan keluar ke knalpot melalui saluran buang.
Selanjutnya terjadi lagi proses isap-proses kompresi-proses usaha-proses buang, begitu seterusnya
selama mesin hidup.
Prinsip kerja mesin diatas disebut dengan prinsip kerja mesin 4 langkah (Four –Stroke
Engine) atau mesin 4 tak, karena tiap satu siklusnya terdiri dari 4 langkah piston.
2.
Prosedur Pemeliharaan Engine Bensin ( Tune up Engine)
Engine yang sudah
dioperasikan
akan
mengalami
perubahan fisik pada komponen-
komponennya seperti pada: blok motor, kepala silinder, mekanik katup, poros engkol, kelengkapan
piston,
poros
nok
dan
yang
lainnya.
Perubahan
fisik
tersebut
dapat
mengganggu
kinerja engine. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perawatan secara rutin/berkala,
agar tingkat perubahan
yang
terjadi
dapat
ditekan
seminimal mungkin. Perawatan rutin
komponen-komponen engine dilakukan tidak secara langsung pada komponen-komponen tersebut
di atas,
tetapi pada sistem-sistem
otomotif perawatan rutin terhadap
yang
mendukung
kinerja
engine.
Pada
industri
komponen-komponen engine disebut denganTune-up engine.
Adapun perawatan yang dimaksud meliputi:
a.
Perawatan Sistem Pendinginan
Gangguan pada sistem pendinginan secara
umum akan berakibat meningkatnya suhu
kerja engine yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine. Gangguan langsung yang
dirasakan
antara
lain:
tenaga
berkurang,
bahan
bakar
boros,
komponen-
komponen engine mengalami kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada sistem pendinginan
meliputi:
1) Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin
2)
Memeriksa kondisi air pendingin
3)
Memeriksa sistem pendinginan
4)
Memeriksa kerja tutup radiator
5)
Memeriksa tali kipas
6)
Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas
b.
Membersihkan saringan udara/Air filter
c.
Memeriksa Baterai
d.
Memeriksa Sistem Pelumasan
e.
1)
Memeriksa tinggi oli
2)
Memeriksa kondisi oli
3)
Mengganti saringan oli (oil filter)
Memeriksa, membersihkan dan menyetel busi
f.
Memeriksa kabel tegangan tinggi
g.
Distributor
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Memeriksa tutup distributor
Menyetel celah platina atau celah udara
Memeriksa sudut Dwell
Memeriksa saat pengapian
Memeriksa kerja governor advancer
Memeriksa governor advancer dengan engine hidup
Memeriksa kerja Vacum advancer
h.
Menyetel Celah Katup
i.
Memeriksa Karburator
j.
Penyetelan Putaran dan Campuran Idle
k.
Mengukur Konsentrasi CO Pada Gas Buang
l.
Memeriksa Tekanan Kompresi
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan kegiatan berpikir yang menjadi dasar bagi peneliti dalam
melakukan penelitian. Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan
bentuk diagram sebagai
berikut :
Diagram 1. Kerangka Berpikir
F. Hipotesis Tindakan
Diduga dengan Menerapkan metode tugas proyek dapat meningkatkan kualitas
belajar praktik Pemeliharaan/ Servis Engine dan Komponen-Komponennya di kelas XI
Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2008/2009.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2
Sungai Penuh dengan jumlah siswa 35 orang, karena kelas tersebut tingkat kemampuannya rata-rata
sedang dan peneliti mengajar dikelas tersebut.
2.
Lokasi Penelitian
Nama sekolah
: SMK Negeri 2 Sungai Penuh
Alamat
: Jl. Raya Kayu Aro KM. 03 Sungai Penuh
Kecamatan
: Pesisir Bukit
Kabupaten/Kota
: Kota Sungai Penuh
Provinsi
: Jambi
Telpon/ Fax
: (0748) 21070/ (0748) 21070)
3.
Waktu Penelitian
20
Penelitian ini direncanakan selama 3 (dua ) bulan yaitu pada bulan Juli sampai dengan bulan September
2008 tepatnya pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. Waktu penelitian ini sesuai dengan
program pembelajaran Kompetensi Kejuruan Teknik Mekanik Otomotif yang telah ditetapkan pada Kurikulum
Program Studi Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil tahun pelajaran
2008/2009. Untuk lebih jelasnya rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian.
No.
Kegiatan
Waktu
Tempat
1
Pengurusan surat ijin penelitian
Minggu ke-1 Juli 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
2
Penyusunan proposal penelitian
Minggu ke-2 Juli 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
Koordinasi persiapan alat dan dokumen
Minggu ke-3 Juli 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
Minggu ke-4 Juli s/d minggu ke-
SMKN 2 Sungai Penuh
3
penelitian
4
Pelaksanaan penelitian
5
Mengolah data penelitian
Minggu ke 1 – 2 Oktober 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
6
Pembuatan laporan penelitian
Oktober-November 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
7
Perbaikan-perbaikan,
4 September 2008
Desember 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif di SMK Negeri 2 Sungai Penuh yang terdaftar pada tahun pelajaran 2008/2009 dengan
jumlah peserta didik 35 orang laki-laki dengan tingkat kemampuan rata-rata sedang.
C. Sumber Data
Sumber data adalah siswa kelas XI Teknik Mekanik OtomotifSMK Negeri 2 Sungai Penuh tahun
pelajaran 2008/2009 dengan jumlah peserta didik 35 orang.
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes
meliputi tertulis, lisan dan perbuatan digunakan untuk pengumpulan data tentang tingkat pemahaman
kognitif peserta didik. Sedangkan teknik non tes yang meliputi wawancara, pengamatan, chek list dsb,
digunakan untuk pengumpulan data tentang perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada siswa.
Sedangkan alat pengumpulan data atau instrumen penelitian yang digunakan:
1)
Instrumen pengamatan minat siswa
2)
Proposal praktek.
3)
Lembar pengamatan siswa
4)
Instrumen penilaian benda kerja
5)
Laporan praktek.
Untuk selanjutnya data akan diolah dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Penilaian Teori
Tabel 2. Kriteria penilaian teori
No.
Jumlah
Soal
Tipe Penilaian
Skor
Maksimal
1.
Essay (80%)
10
100
2.
Penugasan (20%)
5
100
Jumlah
b.
Penilaian Praktek
Tabel 4. Kriteria penilaian praktik
No.
Tipe Penilaian
Bobot
Skor Maksimal
1.
Perencanaan dan Proses Kerja
25%
100
2.
Hasil Kerja
55%
100
3
Waktu
5%
100
4.
Penampilan
5%
100
5.
Sikap Kerja
10%
100
Jumlah
Nilai akhir = 0,3 Nilai Teori + 0,7 Nilai Praktek
Syarat lulus (tuntas): Skor minimal 70
100%
E. Validasi Data
Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Pada penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah data hasil nilai ujian tes awal, siklus 1dan 2 dan data hasil
pengamatan.Sedangkan untuk data kualitatif, dilakukan validasi melalui triangulasi, baik
triangulasi sumber maupun trianggulasi metode.
F. Analisis data
Data dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu mengemukakan fakta-fakta dan temuan-temuan
yang terjadi selama penelitian berlangsung dan membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan
indikator keberhasilan. Analisis data bertujuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar.
Dalam analisis nilai digunakan rumus :
Rata-rata hitung :
Keterangan
:
rata-rata tes
nilai peserta tes
N = Banyak peserta tes
G. Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan dalam KTSP, yaitu :
1.Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu, jika peserta didik
tersebut telah menguasai
70% dari materi yang diuji.
2.Peserta didik dikatakan tuntas secara klasikal bila 85% dari seluruh pengikut tes sudah menguasai 70%
dari materi yang diujikan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Tindakan direncanakan dilaksanakan dalam 3 siklus, yang masing-masing siklus terdiri
dari:
1.
Perencanaan (Planning)
2.
Tindakan (Action)
3.
Pengamatan (Observation)
4.
Refleksi (Reflektion)
Setiap siklus 2 kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan indikator yang ingin dicapai
pada setiap faktor yang diselidiki.
1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan antara lain :
a.
Jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian ini 35 orang.
b.
Materi pengajaran dalam penelitian ini adalah (a) Prinsip kerja engine , (b) Prosedur
pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya dan (c) Tune-up engine .
c.
Metode pengajaran yang digunakan adalah metode pendekatan tugas proyek.
d.
Teknik prosedur pemantauan yang digunakan adalah catatan lapangan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada
pendapat yang disarankan Kemmis, dkk (1982). Berpijak pada prosedur yang disarankan Kemmis,
maka pelaksanaan tindakan diatur sebagai berikut :
a.
Langkah pertama dilakukan perencanaan seperti pada butir 1 di atas.
b.
Tindakan dan observasi I : Kegiatan ini meliputi penerapan metode dan materi pengajaran
praktik yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti sekaligus melakukan
observasi, mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait yang dilakukan. Dalam hal ini yang
diamati meliputi masalah proses tindakan, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja),
keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau
mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, persoalan lain yang timbul.
Hasil pengamatan dan dokumentasi didiskusikan bersama tim.
c.
Refleksi I : Dalam tahap ini dilakukan diskusi antar tim, guna merenungkan kembali suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Kegiatan ini berusaha berusaha
memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah
berlangsung. Dari hasil refleksi ini, akan diadakan perubahan rencana tindakan untuk kegiatan
berikutnya.
d.
Rencana Tindakan Terevisi I : Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan kembali dengan
proses yang telah direvisi sesuai dengan hasil revisi pada tahap refleksi I.
e.
Tindakan dan Observasi II : Pada tahap ini dilakuan tindakan sesuai dengan rencana tindakan
terevisi
I.
Dalam
melaksanakan
tindakan
ini
peneliti
sekaligus
melakukan
observasi
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait yang dilakukan. Dalam hal ini yang diamati
meliputi masalah proses tindakan, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), keadaan
dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah
tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan persoalan lain yang timbul. Hasil
pengamatan dan dokumentasi didiskusikan bersama tim.
f.
Refleksi II : Pada tahap ini dilakukan diskusi antar tim, guna merenungkan kembali suatu
tindakan tahap II persis seperti yang telah dicatat dalam observasi tahap II. Kegitan ini berusaha
memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah
berlangsung. Dari hasil refleksi ini, akan diadakan perubahan rencana tindakan untuk kegiatan
berikutnya.
g.
Rencana Tindakan Terevisi II : Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan kembali dengan
proses yang telah direvisi sesuai dengan hasil revisi pada tahap refleksi II.
h.
Demikian seterusnya proses ini berlangsung sampai hasil yang diharapkan tercapai.
KeahlianTeknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi
Oleh : Arif Harianto, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja, maka pembelajaran praktik
memegang peranan penting untuk membekali lulusannya agar mampu beradaptasi dengan lapangan
kerja. Oleh karena itu mereka harus dibentuk melalui serangkaian latihan atau pembelajaran praktik
yang
hampir
menyerupai
dunia
kerja.
Pada
pengajaran
praktik
kejuruan,
ketrampilan
kerja
membutuhkan latihan secara rutin, bila dilatih secara langsung dengan peralatan sebenarnya maka
akan menghasilkan benda kerja sesuai dengan perencanaan.
1
Kompetensi kejuruan teknik mekanik otomotif merupakan mata pelajaran produktif pada program
keahlian teknik mekanik otomotif yang merupakan bagian dari pendidikan menengah kejuruan, bertujuan
menyiapkan siswa (1) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam
lingkup bidang keahlian teknik otomotif, (2) mampu memiliki karir, mampu berkompetensi, dan mampu
mengembangkan diri dalam lingkup bidang keahlian tektik otomotif, khususnya dalam teknik mekanik
otomotif, (3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah, untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan industri
pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup bidang keahlian teknik otomotif, (4) menjadi
warga negara yang produktif, dan kreatif.
Demikian pula, dengan pengajaran praktik di program keahlian teknik mekanik otomotif,
disajikan agar para siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan kerja. Namun dalam kenyataannya
berdasarkan pengalaman sebagai pengajar praktik teknik otomotif di SMK Negeri 2 Sungai Penuh ,
ternyata hasil belajar praktik siswa masih rendah. Ini terlihat dari hasil ujiansiswa kelas XI Teknik Mekanik
Otomotif pada semester ganjil tahun 2007-2008 pada kompetensi pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya yaitu dari 36 orang siswa hanya 9 orang (25%) yang memperoleh nilai diatas
70,00 (tuntas) yang diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) produktif yang ditetapkan. Sisanya 75%
belum mampu mengusai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Berdasarkan
analisis
dan
proses
identifikasi,
rendahnya
hasil
pengajaran
praktik
pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya tersebut disebabkan oleh penerapan metode
pengajaran praktik yang kurang tepat. Dalam pengajaran praktik pengajar cenderung menggunakan
metode ceramah bengkel, yang lebih banyak menggunakan media yang bersifat verbal. Penggunakan
metode ceramah bengkel ini, tentu disebabkan oleh beberapa hal antara lain (1) media pengajaran
praktik bengkel belum tersedia secara memadai, (2) jumlah siswa dalam satu kelas tidak sebanding
dengan kapasitas peralatan dan ruang praktik yang ada.
Dengan kondisi pengajaran yang demikian, sangat sulit bagi guru untuk meningkatkan hasil
pengajaran secara optimal. Oleh karena itu guna meningkatkan hasil pengajaran secara optimal perlu
dilakukan penerapan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik pengajaran praktik kerja
kejuruan. Berdasarkan atas kajian – kajian teoritik dan pengamatan emperik, bahwa metode pengajaran
praktik kerja kejuruan yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut adalah menerapkan
pembelajaran praktik metode tugas proyek.
Metode tugas proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa, dan
memungkinkan juga siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu mata pelajaran tertentu.
Pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar akan lebih
menjadi
menarik,
karena
pengetahuan
itu
lebih
bermanfaat
baginya
untuk
megapresiasikan
lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu bentuk tugas proyek yang dirancang tersebut, harus memberi kemungkinan bagi siswa
untuk saling bekerjasama seoptimal mungkin antara sesama anggota kelompok.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul
” Peningkatan Kualitas
dan Komponen-komponennyaDengan
Pembelajaran
Metode
Tugas
PraktikPemeliharaan/Servis Engine
Proyek
di
Kelas
XI
Program
KeahlianTeknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi .”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan beberapa identifikasi masalahnya,
yaitu sebagai berikut :
1.
Penerapan metode pengajaran praktik yang kurang tepat.
2.
Dalam pengajaran praktik guru cenderung menggunakan metode ceramah bengkel.
3.
Media pengajaran praktik bengkel belum tersedia secara memadai.
4.
Peralatan praktik yang belum mencukupi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada
peningkatan kualitas pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
dengan metode tugas proyek di Kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008-2009.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
masalahnya adalah:
” Apakah dengan penerapan metode tugas proyek dalam pembelajaran praktik pemeliharaan/servis
engine dan komponen-komponennya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa Kelas XI Program
KeahlianTeknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi?”
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya melalui penerapan
metode tugas proyek di SMK.
Tujuan khusus dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya melalui penerapan
metode tugas proyek di kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan ini memberi manfaat :
1. Bagi peserta didik :
a.
Membantu siswa meningkatkan hasil belajar praktik
b.
Membantu siswa memahami praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
melalui penerapan metode tugas proyek
2. Bagi Guru :
a.
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang metode pembelajaran praktik
b.
Meningkatkan profesionalisme guru
c.
Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam proses pembelajaran praktik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pembelajaran Praktik di SMK
Dalam pelaksanaan program pendidikan kejuruan, pembelajaran praktik memegang peran
yang sangat penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik, siswa akan dapat menguasai ketrampilan
kerja secara optimal. Pembelajaran praktik kejuruan pada dasarnya adalah proses belajar mengajar
yang dilakukan pada pelajaran bidang studi kejuruan seperti teknik mesin, teknik otomotif, teknik sipil
dan sebagainya.
Menurut Staar ( 1982:21 ) menyatakan bahwa “Pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat
dengan dunia kerja atau industri maka pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci
untuk membekali lulusannya, sehingga mampu beradabtasi dengan lapangan kerja.”
Dengan demikian mereka harus dibentuk melalui serangkaian latihan atau pembelajaran dan
pelatihan praktik yang hampir menyerupai dunia kerja.
“Hal yang paling penting dalam pembelajaran dan
Nolker ( 1983 : 28 ) mengatakan bahwa
pelatihan praktik bengkel adalah penguasaan
ketrampilan prkatis, serta pengetahuan dan perilaku yang bertalian langsung dengan ketrampilan itu.”
6
Agar siswa mampu menguasai keterampilan – keterampilan kerja yang diharapkan, maka pengajaran
harus menerapkan bahwa metode – metode mengajar praktik yang sesuai dengan pembelajaran dan
pelatihan praktik.
Riyanto ( 1988 : 26 ) mengatakan bahwa:
“Dalam proses belajar mengajar praktik metode mengajar merupakan salah satu factor
yang menentukan keberhasilan program. Dalam program pendidikan kejuruan pada
dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap yaitu; (a) tahap pertama
pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan disekolah,(b) tahap
kedua praktik ketrampilankejuruan dengan metode proyek yang umumnya
dilaksanakan disekolah juga, dan (c) tahap ketiga pembelajaran praktik ktrampilan
kejuruan dengan metode praktik industri atau pendidikan system ganda (PSG) yang
harus dilakukan di Industri. “
B. Tinjauan Tentang Metode Tugas Proyek
1. Hakikat Metode Tugas Proyek
Model pembelajaran praktik pelatihan industri, pada dasarnya membahas tentang metode
pembelajaran praktik yang bersifat dasar. Artinya metode-metode tersebut membahas tentang cara
bagaimana mengajar ketrampilan-ketrampilan dasar kejuruan. Jadi metode temasuk belum membahas
tentang bagaimana cara mengajarkan ketrampilan-ketrampilan yang bersifat komplek,.
Menurut Nolker & Schoenfeldt ( 1983:32) menyatakan bahwa:
”Metode-metode mengajar ketrampilan dasar kejuruan seperti itu memiliki kelemahan
antara lain: (1) tidak sepenuhnya dapat membekali kemampuan atau keterampilan
guna menghadapi situasi kritis dalam propesi, (2) menyebabkan siswa tergantung pada
pengajar,(3) merintangi perkembangan kemampuan untuk bekerja sama, (4) tidak
mengetengahkan problem-problem komplek yang dijangkaunya melampaui batas-batas
bidang profesi sendiri.”
Mengingat dalam kenyataannya bentuk-bentuk keterampilan dalam bidang kejuruan bersifat
komplek, maka penguasaan terhadap metode yang terdahulu saja tidak cukup untuk mengajar bidang
praktik keterampilan kejuruan. Sehingga untuk mengajar keterampilan kejuruan yang bersifat komplek
diperlukan pula suatu metode khusus, dan metode yang tepat untuk mengajar keterampilan kejuruan
yang bersifat komplek adalah metode proyek.
Misalnya dalam proses pembelajaran praktik kejuruan teknik otomotif, untuk bisa melaksanakan
pekerjaan menservis mesin siswa tidak cukup hanya mengenal dan memahami prinsip kerja engine
dan komponen-komponennya, mempelajari konstruksi dan fungsi komponen-komponen engine tetapi
siswa juga harus bisa mengidentifikasi peralatan pemeliharaan/servis engine sesuai spesifikasi pabrik,
memahami prosedur pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya dan melakukan
pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya/tune up sesuai Standart Operasional
Prosedur (SOP).
Menurut Semiawan (1987:74) ”Metode proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan
yang dimiliki siswa, dan memungkinkan juga siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu
mata pelajaran tertentu.” Pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih berarti dan kegiatan
belajar mengajar akan lebih menjadi menarik, karena pengetahuan itu lebih bermanfaat baginya
untuk megapresiasikan lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983:32) menyatakan bahwa: ”Karakteristik
penting dari metode proyek adalah siswa dapat menerapkan berbagai keterampilan teori dan praktik
yang dimiliki guna menanggulangi gugus tugas kongkret dan berfaedah dengan berhasil.”
Pada pihak lain Semiawan (1987:84) mengatakan bahwa ”Prinsip metode proyek adalah
membahas suatu tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang
serasi dan logis antara pokok bahasan berbagai mata pelajaran.”
Mengingat prinsip metode tugas proyek diatas, maka tentu sebelum penggunaan metode
proyek dalam suatu kegiatan belajar siswa sudah memiliki beberapa keterampilan atau menguasai
pokok-pokok bahasan yang berkaitan. Dengan kata lain siswa harus telah memilikipengetahuan awal
yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dikerjakan, sehingga pada pelaksanaan kerja proyek siswa
secara langsung dapat menerapkan semua pengetahuan serta keterampilan dalam latar yang
sesungguhnya.
Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983:32) menyatakan bahwa :
”Prinsip metode proyek yang sangat khas, maka ada persyaratan-persyaratan tertentu
yang harus dipenuhi agar metode pelatihan industri dengan pendekatan proyek dapat
diterapkan antara lain: (1) sasaran yang harus dicapai berupa penyelesaian suatu
problem yang komplek, (2) para peserta proyek memiliki kebebasan seluas mungkin,
untuk mengadakan penentuan mengenai subyek, perencanaan, pelaksanaan serta
penerapan proyek, (3) dalam proyek, keputusan diambil berdasarkan konsensus,
pengajar atau instruktur berintegrasi dalam kelompok proyek, (4) diadakan pertalian
antara teori dan praktik, (5) diperlukan keterampilan mengenai lebih dari satu bidang
guna menyelesaikan problem yang ditimbulkannya, (6) pekerjaan proyek dibagi dalam
kelompo-kelompok, (7) sasaran proyek adalah menghasilkan sesuatu yang nyata dan
berfaedah.”
Berpijak pada uraian di atas, maka dalam pelaksanaan pengajaran praktik keterampilan
kejujuran dengan metode proyek, proyek apa yang akan dibuat atau dikerjakan siswa harus sudah
jelas. Dalam perencanaan pembelajaran praktik bentuk proyek yang akan dibuat harus sudah dibuat
sedetail mungkin sehingga siswa akan mudah memahami apa-apa yang akan dikerjakan. Disamping
itu bentuk proyek yang dirancang tersebut, harus memberi kemungkinan bagi siswa untuk saling
bekerjasama seoptimal mungkin antara sesama anggota kelompok.
2. Tahap-tahap Pendekatan Proyek
Dalam proses pembelajaran metode proyek terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan, agar
pelaksanaan seluruh proses kegiatan metode proyek dapat berhasil. Sama prinsipnya seperti
pembelajaran pada umumnya, metode proyek terdiri atas tiga tahap utama, yaitu :
a. Tahap perencanaan pembelajaran proyek
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran proyek
c. Tahap evaluasi pembelajaran proyek.
a. Tahap Perencanaan Pengajaran Proyek
Tahap perencanaan ini pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan pembelajaran
pada umumnya. Tetapi dalam pembelajaran ini bertujuan untuk mengerjakan proyek, maka
keluasan pembelajaran tentu akan bersifat komplek. Lebih-lebih dalam pembelajaran praktik
kejuruan, pekerjaan proyek membutuhkan keterampilan dasar yang sangat komplek. Dengan
demikian perencanaannya harus dibuat serinci mungkin, sehingga dapat memberi tuntunan
secara jelas dalam pelaksanaan.
Adapun langkah-langkah penting yang harus dilakuan dalam perencanaan metode
proyek adalah: (a) merumuskan tujuan proyek, (b) menganalisis karakteristik siswa, (c)
merumuskan strategi dan waktu yang dibutuhkan, (d) membuat lembar kerja atau gambar kerja
secara lengkap, (e) merancang kebutuhan sumber-sumber belajar, (f) merancang alat evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan Praktik
Agar pelaksanaan praktik dapat
berjalan sesuai dengan rencana serta dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukan beberapan persiapan praktik. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan ini adalah: (a) mempersiapkan segala sumber
yang diperlukan, (b) pada permulaan praktik instruktur menjelaskan tugas proyek dan lembar
kerja secara rinci, (c) membagi siswa kedalam kelompok-kelompok sesuai dengan tugas proyek
yang dikerjakan dan, (d) mengerjakan proyek.
c. Tahap Evaluasi
Tahap
evaluasi
merupakan
tahap
penting
dalam
pembelajaran
metode proyek.Agar instruktur mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran praktik dapat
tercapai, maka instruktur harus melakukan evaluasi. Agar
hasil evaluasi betul-betul dapat
mengukur pencapaian tujuan pembelajaran, maka evaluasi harus dilakukan sesuai dengan
prosedur-prosedur evaluasi yang benar (Wena,1996).
Beberapa langkah penting yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi metode
proyek adalah: (a) sebelum alat evaluasi yang dirancang digunakan, sebaiknya alat evaluasi itu
diuji coba terlebih terdahulu, (b) setelah diujicoba, lihat kelemahan atau kekurangan-kekurangan
alat evaluasi itu, kemudian revisi, (c) lakukan evaluasi, dan (d) analisis evaluasi.Dengan
dilakukan evaluasi secara lengkap, maka kemajuan belajar siswa, dapat diketahui secara jelas.
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran yang digunkan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai
dan memahami materi pelajaran.Nana Sudjana (1995:22 ) mengemukakan bahwa : “Hasil
belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh
pengalaman belajarnya.”
Sementara itu Gagne dan Briggs (1978:49-55) dalam Yunita (2008:14)
mengemukakan bahwa:
“Hasil belajar yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah : (1)
ketrampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan
prosedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep konkret dan
terdefinisi kaidah serta prinsip, (2) strategi kognitif adalah kemampuan untuk
memecahkan masalah–masalah baru dengan jalan mengatur proses internal
masing – masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir, (3)
informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan
kata-kata dengan jalan mengatur informasi –informasi yang relevan, (4)
ketrampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan–gerakan yang berhubungan dengan otot, (5)
sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil
tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan penilaian terhadap obyek
tersebut.”
Sedangkan Bloom (1976:201-207) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar dibagi menjadi tiga
kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.” Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau
pengetahuan
dan
kemampuan
intelektual
serta
ketrampilan-
ketrampilan.
Kawasan
afektif
menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan
penyesuaian diri yang memadai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan–kemampuan menggiatkan
dan mengkoordinasikan gerak.
Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang
disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks, yaitu (1)
pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, (2) pemahaman
adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan
mempergunakan hal – hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi–situasi baru dan nyata, (4)
analisis
adalah
kemampuan
menjabarkan
sesuatu
menjadi
bagian–bagian
sehingga
struktur
organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian–bagian
menjadi satu keseluruhan yang berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal
berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atapun yang ditetapkan lebih dahulu.
D. Tinjauan Tentang Pembelajaran Praktik Pemeliharaan/Servis Engine dan
Komponen-Komponennya.
Kompetensi Pemeliharaan/ Servis Engine dan Komponen-Komponennya merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki siswa SMK dari program keahlian Teknik Mekanik Otomotif dengan tujuan
agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap. Standar kompetensi yang ditargetkan adalah
mampu
memelihara/servis
engine
dan
komponen-komponennya
sesuaiStandar
Operasional
Prosedur (SOP).
1.
Prinsip Kerja Engine
Engine adalah komponen yang menghasilkan tenaga putar pada kendaraan, sehingga kendaraan
dapat berjalan. Tenaga yang dihasilkan mesin berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar
dan udara didalam ruang silinder (ruang bakar) yang telah di kompresikan oleh piston. Ruang bakar
berhubungan langsung dengan katup masuk, katup buang dan pemasangan busi. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 1. Mesin pembakaran dengan busi
Proses yang terjadi pada mesin sehingga menghasilkan tenaga (usaha) dimulai dari Proses
Isap atau masuknya campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas kedalam ruang silinder
pada saat torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan katup masuknya
terbuka.
Gas didalam ruang silinder selanjutnya di kompresikan (Proses Kompresi)oleh piston pada
saat piston bergerak dari TMB ke TMA dimana saat itu katup masuk dan katup buang tertutup,
sehingga tekanan didalam ruang bakar menjadi sangat tinggi. Sebelum berakhirnya langkah
kompresi yaitu saat beberapa derjad piston mencapai TMB maka busi meloncatkan bunga api
sehingga campuran gas didalam ruang silinder terbakar.
Proses pembakaran ini menghasilkan tenaga panas yang menyebabkan terjadinya Tenaga
(Proses Usaha) piston bergerak ke TMB. Akibat gerakan turun naik piston ini maka poros engkol
yang berhubungan dengan piston akan berputar dan putaran ini akan diteruskan ke roda kendaraan.
Selanjutnya hasil proses pembakaran di dalam ruang silinder tadi yang berbentuk asap dan
gas bekas akan di keluarkan saat Proses Buang terjadi yaitu pada saat torak bergerak lagi dari TMB
ke TMA dan katup buang terbuka. Gas bekas tersebut akan keluar ke knalpot melalui saluran buang.
Selanjutnya terjadi lagi proses isap-proses kompresi-proses usaha-proses buang, begitu seterusnya
selama mesin hidup.
Prinsip kerja mesin diatas disebut dengan prinsip kerja mesin 4 langkah (Four –Stroke
Engine) atau mesin 4 tak, karena tiap satu siklusnya terdiri dari 4 langkah piston.
2.
Prosedur Pemeliharaan Engine Bensin ( Tune up Engine)
Engine yang sudah
dioperasikan
akan
mengalami
perubahan fisik pada komponen-
komponennya seperti pada: blok motor, kepala silinder, mekanik katup, poros engkol, kelengkapan
piston,
poros
nok
dan
yang
lainnya.
Perubahan
fisik
tersebut
dapat
mengganggu
kinerja engine. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perawatan secara rutin/berkala,
agar tingkat perubahan
yang
terjadi
dapat
ditekan
seminimal mungkin. Perawatan rutin
komponen-komponen engine dilakukan tidak secara langsung pada komponen-komponen tersebut
di atas,
tetapi pada sistem-sistem
otomotif perawatan rutin terhadap
yang
mendukung
kinerja
engine.
Pada
industri
komponen-komponen engine disebut denganTune-up engine.
Adapun perawatan yang dimaksud meliputi:
a.
Perawatan Sistem Pendinginan
Gangguan pada sistem pendinginan secara
umum akan berakibat meningkatnya suhu
kerja engine yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine. Gangguan langsung yang
dirasakan
antara
lain:
tenaga
berkurang,
bahan
bakar
boros,
komponen-
komponen engine mengalami kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada sistem pendinginan
meliputi:
1) Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin
2)
Memeriksa kondisi air pendingin
3)
Memeriksa sistem pendinginan
4)
Memeriksa kerja tutup radiator
5)
Memeriksa tali kipas
6)
Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas
b.
Membersihkan saringan udara/Air filter
c.
Memeriksa Baterai
d.
Memeriksa Sistem Pelumasan
e.
1)
Memeriksa tinggi oli
2)
Memeriksa kondisi oli
3)
Mengganti saringan oli (oil filter)
Memeriksa, membersihkan dan menyetel busi
f.
Memeriksa kabel tegangan tinggi
g.
Distributor
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Memeriksa tutup distributor
Menyetel celah platina atau celah udara
Memeriksa sudut Dwell
Memeriksa saat pengapian
Memeriksa kerja governor advancer
Memeriksa governor advancer dengan engine hidup
Memeriksa kerja Vacum advancer
h.
Menyetel Celah Katup
i.
Memeriksa Karburator
j.
Penyetelan Putaran dan Campuran Idle
k.
Mengukur Konsentrasi CO Pada Gas Buang
l.
Memeriksa Tekanan Kompresi
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan kegiatan berpikir yang menjadi dasar bagi peneliti dalam
melakukan penelitian. Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan
bentuk diagram sebagai
berikut :
Diagram 1. Kerangka Berpikir
F. Hipotesis Tindakan
Diduga dengan Menerapkan metode tugas proyek dapat meningkatkan kualitas
belajar praktik Pemeliharaan/ Servis Engine dan Komponen-Komponennya di kelas XI
Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2008/2009.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2
Sungai Penuh dengan jumlah siswa 35 orang, karena kelas tersebut tingkat kemampuannya rata-rata
sedang dan peneliti mengajar dikelas tersebut.
2.
Lokasi Penelitian
Nama sekolah
: SMK Negeri 2 Sungai Penuh
Alamat
: Jl. Raya Kayu Aro KM. 03 Sungai Penuh
Kecamatan
: Pesisir Bukit
Kabupaten/Kota
: Kota Sungai Penuh
Provinsi
: Jambi
Telpon/ Fax
: (0748) 21070/ (0748) 21070)
3.
Waktu Penelitian
20
Penelitian ini direncanakan selama 3 (dua ) bulan yaitu pada bulan Juli sampai dengan bulan September
2008 tepatnya pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. Waktu penelitian ini sesuai dengan
program pembelajaran Kompetensi Kejuruan Teknik Mekanik Otomotif yang telah ditetapkan pada Kurikulum
Program Studi Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil tahun pelajaran
2008/2009. Untuk lebih jelasnya rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian.
No.
Kegiatan
Waktu
Tempat
1
Pengurusan surat ijin penelitian
Minggu ke-1 Juli 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
2
Penyusunan proposal penelitian
Minggu ke-2 Juli 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
Koordinasi persiapan alat dan dokumen
Minggu ke-3 Juli 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
Minggu ke-4 Juli s/d minggu ke-
SMKN 2 Sungai Penuh
3
penelitian
4
Pelaksanaan penelitian
5
Mengolah data penelitian
Minggu ke 1 – 2 Oktober 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
6
Pembuatan laporan penelitian
Oktober-November 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
7
Perbaikan-perbaikan,
4 September 2008
Desember 2008
SMKN 2 Sungai Penuh
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif di SMK Negeri 2 Sungai Penuh yang terdaftar pada tahun pelajaran 2008/2009 dengan
jumlah peserta didik 35 orang laki-laki dengan tingkat kemampuan rata-rata sedang.
C. Sumber Data
Sumber data adalah siswa kelas XI Teknik Mekanik OtomotifSMK Negeri 2 Sungai Penuh tahun
pelajaran 2008/2009 dengan jumlah peserta didik 35 orang.
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes
meliputi tertulis, lisan dan perbuatan digunakan untuk pengumpulan data tentang tingkat pemahaman
kognitif peserta didik. Sedangkan teknik non tes yang meliputi wawancara, pengamatan, chek list dsb,
digunakan untuk pengumpulan data tentang perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada siswa.
Sedangkan alat pengumpulan data atau instrumen penelitian yang digunakan:
1)
Instrumen pengamatan minat siswa
2)
Proposal praktek.
3)
Lembar pengamatan siswa
4)
Instrumen penilaian benda kerja
5)
Laporan praktek.
Untuk selanjutnya data akan diolah dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Penilaian Teori
Tabel 2. Kriteria penilaian teori
No.
Jumlah
Soal
Tipe Penilaian
Skor
Maksimal
1.
Essay (80%)
10
100
2.
Penugasan (20%)
5
100
Jumlah
b.
Penilaian Praktek
Tabel 4. Kriteria penilaian praktik
No.
Tipe Penilaian
Bobot
Skor Maksimal
1.
Perencanaan dan Proses Kerja
25%
100
2.
Hasil Kerja
55%
100
3
Waktu
5%
100
4.
Penampilan
5%
100
5.
Sikap Kerja
10%
100
Jumlah
Nilai akhir = 0,3 Nilai Teori + 0,7 Nilai Praktek
Syarat lulus (tuntas): Skor minimal 70
100%
E. Validasi Data
Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Pada penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah data hasil nilai ujian tes awal, siklus 1dan 2 dan data hasil
pengamatan.Sedangkan untuk data kualitatif, dilakukan validasi melalui triangulasi, baik
triangulasi sumber maupun trianggulasi metode.
F. Analisis data
Data dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu mengemukakan fakta-fakta dan temuan-temuan
yang terjadi selama penelitian berlangsung dan membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan
indikator keberhasilan. Analisis data bertujuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar.
Dalam analisis nilai digunakan rumus :
Rata-rata hitung :
Keterangan
:
rata-rata tes
nilai peserta tes
N = Banyak peserta tes
G. Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan dalam KTSP, yaitu :
1.Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu, jika peserta didik
tersebut telah menguasai
70% dari materi yang diuji.
2.Peserta didik dikatakan tuntas secara klasikal bila 85% dari seluruh pengikut tes sudah menguasai 70%
dari materi yang diujikan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Tindakan direncanakan dilaksanakan dalam 3 siklus, yang masing-masing siklus terdiri
dari:
1.
Perencanaan (Planning)
2.
Tindakan (Action)
3.
Pengamatan (Observation)
4.
Refleksi (Reflektion)
Setiap siklus 2 kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan indikator yang ingin dicapai
pada setiap faktor yang diselidiki.
1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan antara lain :
a.
Jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian ini 35 orang.
b.
Materi pengajaran dalam penelitian ini adalah (a) Prinsip kerja engine , (b) Prosedur
pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya dan (c) Tune-up engine .
c.
Metode pengajaran yang digunakan adalah metode pendekatan tugas proyek.
d.
Teknik prosedur pemantauan yang digunakan adalah catatan lapangan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada
pendapat yang disarankan Kemmis, dkk (1982). Berpijak pada prosedur yang disarankan Kemmis,
maka pelaksanaan tindakan diatur sebagai berikut :
a.
Langkah pertama dilakukan perencanaan seperti pada butir 1 di atas.
b.
Tindakan dan observasi I : Kegiatan ini meliputi penerapan metode dan materi pengajaran
praktik yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti sekaligus melakukan
observasi, mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait yang dilakukan. Dalam hal ini yang
diamati meliputi masalah proses tindakan, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja),
keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau
mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, persoalan lain yang timbul.
Hasil pengamatan dan dokumentasi didiskusikan bersama tim.
c.
Refleksi I : Dalam tahap ini dilakukan diskusi antar tim, guna merenungkan kembali suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Kegiatan ini berusaha berusaha
memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah
berlangsung. Dari hasil refleksi ini, akan diadakan perubahan rencana tindakan untuk kegiatan
berikutnya.
d.
Rencana Tindakan Terevisi I : Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan kembali dengan
proses yang telah direvisi sesuai dengan hasil revisi pada tahap refleksi I.
e.
Tindakan dan Observasi II : Pada tahap ini dilakuan tindakan sesuai dengan rencana tindakan
terevisi
I.
Dalam
melaksanakan
tindakan
ini
peneliti
sekaligus
melakukan
observasi
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait yang dilakukan. Dalam hal ini yang diamati
meliputi masalah proses tindakan, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), keadaan
dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah
tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan persoalan lain yang timbul. Hasil
pengamatan dan dokumentasi didiskusikan bersama tim.
f.
Refleksi II : Pada tahap ini dilakukan diskusi antar tim, guna merenungkan kembali suatu
tindakan tahap II persis seperti yang telah dicatat dalam observasi tahap II. Kegitan ini berusaha
memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah
berlangsung. Dari hasil refleksi ini, akan diadakan perubahan rencana tindakan untuk kegiatan
berikutnya.
g.
Rencana Tindakan Terevisi II : Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan kembali dengan
proses yang telah direvisi sesuai dengan hasil revisi pada tahap refleksi II.
h.
Demikian seterusnya proses ini berlangsung sampai hasil yang diharapkan tercapai.