Laporan Pendahuluan Puting Beliung Jambu

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang dipengaruhi oleh angin
monsoon Australia, el nino, osilasi selatan maupun fenomena local, salah satu
fenomena alam yang pernah terjadi di wilayah Indonesia salah satunya adalah
puting beliung. Puting beliung yang terjadi dapat mengakibatkan kerusakan yang
besar seperti menghancurkan area seluas 5 km, rumah akan hancur dan tanaman
akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati
karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran
angin.
Fenomena alam ini relatif terjadi pada perubahan musim (pancaroba).
Fenomena ini hanya terjadi di daerah lokal itu saja, tidak menyebar luas karena
angin putting beliung hanya berasal dari awan Cumulunimbus (Cb), bukan dari
pergerakan angin monsun maupun pergerakan angin pada umumnya, sehingga
dapat berpindah atau bergeser dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala
luas.
Angin puting beliung terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-bulan
peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena proses
perubahan arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali setahun.
Perubahan arah angin regional tersebut akan mempengaruhi kestabilan beda

tekanan udara permukaan dan lapisan atas yang cukup besar sehingga
menimbulkan daya sedot udara dari permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun
area kejadian angin puting beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu
yang singkat. Tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung, antara lain; (1)
Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan gerah, (2) Pada pagi hari
langit cerah dan sekitar pukul 10.00 pagi ada pertumbuhan awan gelap yang cepat,
(3) Terbentuk awan gelap Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk awannya seperti
bunga kol, (4) Angin dingin mulai berhembus dan ranting serta daun pepohonan

disekitar mulai bergoyang kencang, (5) Angin dingin semakin lama semakin
kencang dan terjadilah angin ribut (puting beliung).
Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan berubah
menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan cepat, sehingga bisa
mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa
itu angin puing beliung, apa penyebab dan dampaknya bila terjadi angin putting
beliung serta bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum dan
setelah bencana terjadi.
1.2 Tujuan
1.1.1


Mengetahui pengertian angin puting beliung

1.1.2

Mengetahui penyebab terjadinya angin puting beliung

1.1.3

Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin puting beliung

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60
– 90 km/jam yang berlangsung 5 - 10 menit akibat adanya perbedaan tekanan
sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar
awan Cumulonimbus (Cb). Dalam skala meteorologi, kejadian angin puting
beliung dikategorikan dalam kejadian skala kecil atau skala lokal. Hal ini karena
kejadiannya yang mencakup daerah radius kurang dari 5 km, dengan waktu
kejadian yang singkat hanya dalam hitungan menit. Jika dilihat dari pengertian

Tornado maka angin puting beliung adalah angin badai merusak berbentuk
pusaran yang menerobos dari bawah awan jenis Cumulonimbus (Cb) ke
permukaan tanah, dimana bentuknya dapat berupa corong sempit, silinder panjang
atau tali yang memanjang.
Awan corong yang khas pada puting beliung tampaknya berasal dari awan
Cumulonimbus (Cb) dari badai guntur induk. Awan corong tersebut terbentuk dari
Cownburst yang keluar dari awan Cumulunimbus (Cb), karena perbedaan tekanan
antara pusat arus dengan tepi luarnya. Tekanan di pusat arus jauh lebih rendah
dibandingkan tepi luarnya. Hal ini menyebabkan udara di permukaan tanah akan
mengalir ke dalam pusat arus atau pusaran dan kemudian ke atas. Seketika masuk,
udara tersebut akan masuk ke arah pusat menjadi jenuh akibat pendinginan
adiabatis. Bila proses ini terjadi dibawah titik pengembunan, maka akan
menghasilkan awan gelap berbentuk corong yang bergerak sambil membawa debu
dan serpihan. Biasanya awan corong pada puting beliung membentang kebawah
dan mencapai tanah hanya untuk beberapa menit. Selama waktu itu, angin puting
beliung bergerak sejauh 1 atau 2 km. Angin puting beliung yang berlangsung
lama dan bergerak lebih jauh adalah angin puting beliung yang lebih kuat.

2.2 Epidemiologi
Hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama periode

tahun 1815-2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia, angin
puting beliung menempati urutan ke 2 terbesar yaitu 21 % . Data dari BNPB,
selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting beliung di wilayah
Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa, luka-luka 171 jiwa,
menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, serta rumah rusak ringan hingga
rusak berat sebanyak 26.703 unit.
Angin puting beliung adalah bencana alam yang paling umum terjadi di
bulan Februari 2014 dimana BNPB melaporkan 49 - hampir sepertiga dari
peristiwa bencana di bulan itu. Total 825 terdampak dan/atau mengungsi serta dan
hampir 2.000 rumah rusak. Pada Januari 2014 BNPB melaporkan 48 kejadian
angin puting beliung yang mengakibatkan 35 kematian, lebih dari 1.000
terdampak dan mengungsi, dan 2.674 rumah rusak. Pada bulan Maret 2014
dilaporkan 22 peristiwa angin puting beliung melukai 9 orang dan merusak 989
rumah.

2.3 Etiologi
Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah
puting beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada
musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam
mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal,

selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun
dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan
yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara
acak.

2.4 Dampak

Dalam hal ini dampak dari angin puting beliung sendiri meliputi aspek
bangunan, telekomunikasi, parawisata, pertanian dan bangunan.
A. Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan.
Selain kecepatan angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam bidang
perhubungan terutama untuk transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran
jalur penerbangan, kecepatan angin juga sangta berpengaruh pada transportasi
laut.
B. Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada
bidang telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari prosesproses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan
ionosfer yang mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik
dimana dengan adanya lapisan ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran

radio/menonton televisi.
C. Bidang Pariwisata
Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara
yang sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik
wisata darat maupun laut. Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta
kecepatan angin yang sedang maka pelaksanaan wisata akan semakin
dinikmati
D. Bidang Pertanian
Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan
angin yang tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu
terjadinya persarian bunga. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin
kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan
berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih.
E. Akibat yang timbul pada bangunan:
1) Bangunan terangkat
2) Bangunan bergeser dari pondasinya
3) Robohnya bangunan

4) Atap terangkat
5) Bangunan rusak


2.5

Prognosis
Dampak

yang

ditimbulkan

akibat

angin

puting

beliung

dapat


menghancurkan area seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung susulan.
Rumah akan hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin puting beliung,
mahluk hidup bisa sampai mati karena terlempar atau terbentur benda keras
lainnya yang ikut masuk pusaran angin.
2.6 Tatalaksana
Adapun upaya penanggulangan bencana puting beliung yaitu sebagai berikut :
a. Sebelum Datangnya Angin
1. Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan
terkini cuaca setempat
2. Waspadalah terhadap perubahan cuaca
3. Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.
4. Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:
5. Langit gelap, sering berwarna kehijauan.
6. Hujan es dengan butiran besar
7. Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
8. Suara keras seperti bunyi kereta api cepat
9. Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin
topan mendekat
b. Saat Datangnya Angin
1. Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin

kencang menerjang.
2. Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena
proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat.

3. Jika saat terjadi puting beliung kita berada didalam rumah semi
permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar
rumah untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi
rumah tersebut akan roboh.
4. Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho,papan reklame dan
jalur kabel listrik.
5. Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5 hingga 10 menit,
sehingga jangan terburuburu keluar dari tempat perlindungan yang
aman jika angin kencang belum benar-benar reda.
6. Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan
tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang
terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.
7. Jika berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka
yang yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
a. Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air
terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher

dengan menggunakan lengan anda
b. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau
sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar
dan rendah
c. Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan
menggunakan

kendaraan

bermobil

bila

di

daerah

yang

berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera

tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan
terdekat.
d. Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting
beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.
c. Setelah Datangnya Angin
1.

Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam
pencarian dan pertolongan para korban.

2. Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat.

3. Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di
dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk
pengobatan dan dapur umum.
4. Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran
dan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan
menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi.
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian
material.

2.7 Pencegahan
Karena sifatnya yang terjadi secara mendadak dan dalam waktu yang sangat
singkat , maka yang dapat dilakukan dalam upaya pengurangan risiko di
antaranya adalah sebagai berikut:
1) Memangkas dahan pohon yang terlalu besar dari pohon yang terlalu
rimbun dan rapuh untuk mengurangi beban.
2) Memperhatikan atap rumah sekitar. Jika ada atap dari rumah yang
tidak permanen, usahakan untuk menhindari melewatinya di kala hujan
dan cuaca berangin karena atap rumah seperti ini mudah terhempas
saat angin kencang.
3) Waspada saat keadaan langit cerah namun terdapat awan yang tiba-tiba
gelap. Menghindari daerah di bawah awan gelap.
4) Segera berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa
fenomena tersebut sangat cepat.
5) Mengganti pohon di pinggir jalan yang berakar tunggang dengan
pohon yang berakar serabut.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Info Bencana Edisi September 2013,
Jakarta, 2013 diakses dari http://www.bnpb.go.id/ tanggal 4 Novmber 2015
pukul 06.30.
Nurjanah. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4964/Skripsi%20Nivi
%20Oktrifiani.pdf?sequence=1. Diakses pada tanggal 4 November 2015.
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Publikasi/Artikel/
MITIGASI_BENCANA_ALA
M_MUSIM_PERALIHANPANCAROBA.bmkg. Diakses pada tanggal 4 November 2015
http://eprints.uny.ac.id/9235/2/bab%201-0850613100.pdf. Diakses pada tanggal 4
November 2015
Sudibyakto & Daryono. 2008. Waspadai puting beliung. Dipublikasikan :
FAKULTAS GEOGRAFI & PUSAT STUDI BENCANA (PSBA)
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA