PENGERTIAN PANCASILA Dan Link Time Line
PENGERTIAN PANCASILA (Dan Link Time Line)
A. Nama Pancasila diambil dari Bahasa Sansekerta yaitu Panca dan Syilla.
B. Dasar kata Pancasila ialah Panca artinya Lima dan Syilla artinya Dasar
C. Istilah Pancasila diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular
Kitab kitab bersejarah di Indonesia (link time line) :
1. Kitab Mahabharata, dikarang oleh Resi Wiyasa
2. Kitab Ramayana, dikarang oleh Empu Walmiki
3. Kitab Arjuna Wiwaha, dikarang oleh Empu Kanwa (pada zaman Raja
Airlangga, Kahuripan)
4. Kitab Smaradahana, dikarang oleh Empu Darmaja (pada zaman Raja
Kameswara, Kediri)
5. Kitab Bharatayuda, dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh
(pada zaman, Raja Jayabaya, Kediri)
6. Kitab Negarakertagama, dikarang oleh Empu Prapanca (pada zaman
Kerajaan Majapahit)
7. Dan Kitab Sutasoma yang dikarang Mpu Tantular (pada zaman Kerajaan
Majapahit)
D. Ide Pancasila dicetuskan oleh Ir. Soekarno (Pidato Sukarno 1 Juni 1945)
dan ditetapkan 1 Juni sebagai lahirnya Pancasila, pada rapat sidang BPUPKI
Pertama.
Sejarah BPUPKI (link time line) :
BPUPKI I (28 Mei 1945 – 1 Juni 1945 ) didirikan 1 Maret 1945
1. BPUPKI Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
atau dalam bahasa Jepangnya dikenal Dokuritsu Junbii Chōsakai
2. BPUPKI dibentuk oleh Pasukan Belantara Jepang tepatnya Kumaaikici
Harada yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito pada
tanggal 1 Maret 1945. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan simpati
bangsa Indonesia agar tetap mendukung Jepang pada PD II dan Maksud dan
tujuan dibentuknya BPUPKI oleh Jepang adalah untuk menyelidiki dan
mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan rencana pembentukan
negara Indonesia
3. BPUPKI (Ketua Dr. Rajiman Widyodiningrat Bupati Nayoko Kaprah
Tengah , Kraton Solo )
Wakil Ketua BPUPKI (Icibangase orang Jepang sekaligus sebagai kepala
Badan Perundingan) dan (RP. Suroso yang sekaligus sebagai kepala
sekretariat , Gub Jateng I dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. AG.
Pringgodigdo.)
4. Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI I diresmikan dan beranggotakan 60
orang. Di adakan di “Chuo Sangi In”/ Gedung Volksraad DPR Hindia
Belanda/ Gedung Pancasila (Kini) di Jl. Pejambon 6.
5. Tujuan diadakan Sidang BPUPKI I untuk membahas bentuk Negara
Indonesia filsafat negara "Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar
negara Indonesia.
RUMUSAN DASAR NEGARA RI
6. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara
Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan;
2. Peri
Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5.
Kesejahteraan Rakyat”.
7. Pada
Tanggal
31
Mei
1945
Prof.
Mr.
Dr.
Soepomo
berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara
Republik
Indonesia,
yang
dia
namakan
"Dasar
Negara
Indonesia
Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan
Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”.
8. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan
gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia,
yang dia namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2.
Internasionalisme
dan
Peri
Kemanusiaan;
3.
Mufakat
atau
Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Gagasan Ir Soekarno dikenal sebagai “PANCASILA”
9. Menurut Ir. Soekarno Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga
Sila),
yaitu:
“1.
Sosionasionalisme;
2.
Sosiodemokrasi;
dan
3.
Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan menurut Ir Soekarno Trisila
tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu
Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”
Masa diantara sidang resmi BPUPKI I – BPUPKI II
10.
1 Juni 1945 didirikan “Panitia Sembilan” yaitu Panitia Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan, 9 sembilan anggotanya ialah :
1) Ir Soekarno (Ketua) Surabaya 6 Juni 1901 – Jakarta, 21 Juni 1970
Presiden RI Pertama (18 agustus 1945 – 22 Feb 1967)
2) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua) Wapres RI 18 agustus 1945 – 1
Des 1956
3) Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) Menlu I
4) Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota) Sejarahwan, Budayawan
& Politikus
5) Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) Menteri Negara Kabinet I
6) Abdoel Kahar Moezakir (anggota) Rektor UII 1948-1960
7) Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
Bapak pendiri Kemerdekaan RI dan penandatanganan konstitusi,
Perancang Pembukaan Pancasila, Menhub Kabinet Pertama, adik
Tjokroaminoto pemimpin Serikat Islam, Pemimpin PSII (Partai
Sarekat Islam Indonesia), Pembentuk Gabungan Politik Indonesia
8) Haji Agus Salim (anggota)
Menlu ke 3, anggota Volksraad (1921-1924), anggota panitia 9
BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945 , Menteri Muda Luar Negeri
Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947, pembukaan hubungan
diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir
pada tahun 1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin
1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Karya Tulis : Riwayat Kedatangan Islam di Indonesia, Dari Hal Ilmu
Quran, Muhammad voor en na de Hijrah, Gods Laatste Boodschap,
Jejak Langkah Haji Agus Salim
9) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) Menkeu I
11.
22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" menghasilkan rumusan dasar
negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam
Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut juga
sebagai sebuah "Gentlement Agreement"
Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada
anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia
Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen
tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemelukpemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BPUPKI II (10 Juli 1945 – 14 Juli 1945)
12.
BPUPKI kali ini membahas 6 Hal Agenda tentang : 1 wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, 2 kewarganegaraan Indonesia, 3
rancangan Undang-Undang Dasar, 4 ekonomi dan keuangan, 5
pembelaan negara, 6 serta pendidengajaran
13.
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno),
Panitia
Pembelaan
Tanah
Air
(diketuai
oleh
Raden
Abikusno
Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs.
Mohammad Hatta).
14.
Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang
Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia
kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari UndangUndang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut :
1) Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
2) Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
3) Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
5) Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
6) Haji Agus Salim (anggota)
7) Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
15.
Pada tanggal 13 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-
Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja
panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari
Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut
16.
Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan
panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua
panitianya
sendiri,
Ir.
Soekarno.
Dalam
laporan
tersebut
membahas
mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum
tiga masalah pokok yaitu :
1) Pernyataan tentang Indonesia Merdeka
2) Pembukaan UUD
3) Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan
sebagai "Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi :
a. Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas
wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya,
Borneo Utara (sekarang adalah wilayah Sabah dan wilayah
Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei
Darussalam),
wilayah
Papua,
negara
Timor-Portugis
Timor
Leste),
(sekarang
dan
adalah
pulau-pulau
di
sekitarnya.
b. Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
c. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,
d. Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah
Putih,
e. Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI
17.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan
18.
Digantikan dengan dibentuknya "Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang: “Dokuritsu Junbi Inkai”
dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
19.
Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah:
1) Meresmikan
pembukaan
(bahasa
Belanda:
batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
preambule)
serta
2) Melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang
kepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu
yang
menyangkut
masalah
ketatanegaraan
bagi
negara
Indonesia baru.
20.
Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang
sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di
wilayah Hindia Belanda, terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal
Sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang
asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal
etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. Soekarno, dan sebagai
wakilnya
adalah
Drs.
Mohammad
Hatta,
sedangkan
sebagai
penasihatnya ditunjuk Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Kemudian, anggota "PPKI" ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu:
Wiranatakoesoema,
Singodimedjo,
Ki
Hadjar
Mohamad
Koesoemasoemantri,
dan
Dewantara,
Ibnu
Mr.
Sayuti
Raden
Mr.
Kasman
Melik,
Achmad
Iwa
Soebardjo
Djojoadisoerjo
21.
Pada tanggal 9 Agustus 1945, Secara simbolik "PPKI" dilantik oleh
Jendral Terauchi, dengan mendatangkan 1 Ir. Soekarno, 2 Drs. Mohammad
Hatta
dan
3
Dr.
Kanjeng
Raden
Tumenggung
(K.R.T.)
Radjiman
Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi Minh"
22.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan kurang dari 15 menit
telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum
keagamaan yang beragama non-Muslim serta pihak kaum keagamaan yang
menganut ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum
kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh
kaum keagamaan yang beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh
kata" dalam "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter
23.
Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia yang sudah diketik oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik dan telah
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta di rumah Laksamana Meida.
24.
Hasil perubahan yang dibacakan DRS. M Hatta kemudian disepakati
sebagai "pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945"
adalah :
1) Pertama,
kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa
Arab,
muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.
2) Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, diganti dengan, “Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
3) Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia
asli dan beragama Islam”, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1,
diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”.
4) Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari
yang semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhananan,
dengan
kewajiban
menjalankan
Syariat
Islam
bagi
pemeluk-
pemeluknya” diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
E.
A. Nama Pancasila diambil dari Bahasa Sansekerta yaitu Panca dan Syilla.
B. Dasar kata Pancasila ialah Panca artinya Lima dan Syilla artinya Dasar
C. Istilah Pancasila diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular
Kitab kitab bersejarah di Indonesia (link time line) :
1. Kitab Mahabharata, dikarang oleh Resi Wiyasa
2. Kitab Ramayana, dikarang oleh Empu Walmiki
3. Kitab Arjuna Wiwaha, dikarang oleh Empu Kanwa (pada zaman Raja
Airlangga, Kahuripan)
4. Kitab Smaradahana, dikarang oleh Empu Darmaja (pada zaman Raja
Kameswara, Kediri)
5. Kitab Bharatayuda, dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh
(pada zaman, Raja Jayabaya, Kediri)
6. Kitab Negarakertagama, dikarang oleh Empu Prapanca (pada zaman
Kerajaan Majapahit)
7. Dan Kitab Sutasoma yang dikarang Mpu Tantular (pada zaman Kerajaan
Majapahit)
D. Ide Pancasila dicetuskan oleh Ir. Soekarno (Pidato Sukarno 1 Juni 1945)
dan ditetapkan 1 Juni sebagai lahirnya Pancasila, pada rapat sidang BPUPKI
Pertama.
Sejarah BPUPKI (link time line) :
BPUPKI I (28 Mei 1945 – 1 Juni 1945 ) didirikan 1 Maret 1945
1. BPUPKI Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
atau dalam bahasa Jepangnya dikenal Dokuritsu Junbii Chōsakai
2. BPUPKI dibentuk oleh Pasukan Belantara Jepang tepatnya Kumaaikici
Harada yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito pada
tanggal 1 Maret 1945. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan simpati
bangsa Indonesia agar tetap mendukung Jepang pada PD II dan Maksud dan
tujuan dibentuknya BPUPKI oleh Jepang adalah untuk menyelidiki dan
mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan rencana pembentukan
negara Indonesia
3. BPUPKI (Ketua Dr. Rajiman Widyodiningrat Bupati Nayoko Kaprah
Tengah , Kraton Solo )
Wakil Ketua BPUPKI (Icibangase orang Jepang sekaligus sebagai kepala
Badan Perundingan) dan (RP. Suroso yang sekaligus sebagai kepala
sekretariat , Gub Jateng I dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. AG.
Pringgodigdo.)
4. Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI I diresmikan dan beranggotakan 60
orang. Di adakan di “Chuo Sangi In”/ Gedung Volksraad DPR Hindia
Belanda/ Gedung Pancasila (Kini) di Jl. Pejambon 6.
5. Tujuan diadakan Sidang BPUPKI I untuk membahas bentuk Negara
Indonesia filsafat negara "Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar
negara Indonesia.
RUMUSAN DASAR NEGARA RI
6. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara
Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan;
2. Peri
Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5.
Kesejahteraan Rakyat”.
7. Pada
Tanggal
31
Mei
1945
Prof.
Mr.
Dr.
Soepomo
berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara
Republik
Indonesia,
yang
dia
namakan
"Dasar
Negara
Indonesia
Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan
Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”.
8. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan
gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia,
yang dia namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2.
Internasionalisme
dan
Peri
Kemanusiaan;
3.
Mufakat
atau
Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Gagasan Ir Soekarno dikenal sebagai “PANCASILA”
9. Menurut Ir. Soekarno Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga
Sila),
yaitu:
“1.
Sosionasionalisme;
2.
Sosiodemokrasi;
dan
3.
Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan menurut Ir Soekarno Trisila
tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu
Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”
Masa diantara sidang resmi BPUPKI I – BPUPKI II
10.
1 Juni 1945 didirikan “Panitia Sembilan” yaitu Panitia Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan, 9 sembilan anggotanya ialah :
1) Ir Soekarno (Ketua) Surabaya 6 Juni 1901 – Jakarta, 21 Juni 1970
Presiden RI Pertama (18 agustus 1945 – 22 Feb 1967)
2) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua) Wapres RI 18 agustus 1945 – 1
Des 1956
3) Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) Menlu I
4) Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota) Sejarahwan, Budayawan
& Politikus
5) Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) Menteri Negara Kabinet I
6) Abdoel Kahar Moezakir (anggota) Rektor UII 1948-1960
7) Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
Bapak pendiri Kemerdekaan RI dan penandatanganan konstitusi,
Perancang Pembukaan Pancasila, Menhub Kabinet Pertama, adik
Tjokroaminoto pemimpin Serikat Islam, Pemimpin PSII (Partai
Sarekat Islam Indonesia), Pembentuk Gabungan Politik Indonesia
8) Haji Agus Salim (anggota)
Menlu ke 3, anggota Volksraad (1921-1924), anggota panitia 9
BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945 , Menteri Muda Luar Negeri
Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947, pembukaan hubungan
diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir
pada tahun 1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin
1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Karya Tulis : Riwayat Kedatangan Islam di Indonesia, Dari Hal Ilmu
Quran, Muhammad voor en na de Hijrah, Gods Laatste Boodschap,
Jejak Langkah Haji Agus Salim
9) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) Menkeu I
11.
22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" menghasilkan rumusan dasar
negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam
Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut juga
sebagai sebuah "Gentlement Agreement"
Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada
anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia
Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen
tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemelukpemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BPUPKI II (10 Juli 1945 – 14 Juli 1945)
12.
BPUPKI kali ini membahas 6 Hal Agenda tentang : 1 wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, 2 kewarganegaraan Indonesia, 3
rancangan Undang-Undang Dasar, 4 ekonomi dan keuangan, 5
pembelaan negara, 6 serta pendidengajaran
13.
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno),
Panitia
Pembelaan
Tanah
Air
(diketuai
oleh
Raden
Abikusno
Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs.
Mohammad Hatta).
14.
Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang
Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia
kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari UndangUndang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut :
1) Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
2) Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
3) Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
5) Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
6) Haji Agus Salim (anggota)
7) Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
15.
Pada tanggal 13 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-
Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja
panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari
Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut
16.
Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan
panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua
panitianya
sendiri,
Ir.
Soekarno.
Dalam
laporan
tersebut
membahas
mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum
tiga masalah pokok yaitu :
1) Pernyataan tentang Indonesia Merdeka
2) Pembukaan UUD
3) Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan
sebagai "Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi :
a. Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas
wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya,
Borneo Utara (sekarang adalah wilayah Sabah dan wilayah
Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei
Darussalam),
wilayah
Papua,
negara
Timor-Portugis
Timor
Leste),
(sekarang
dan
adalah
pulau-pulau
di
sekitarnya.
b. Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
c. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,
d. Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah
Putih,
e. Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI
17.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan
18.
Digantikan dengan dibentuknya "Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang: “Dokuritsu Junbi Inkai”
dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
19.
Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah:
1) Meresmikan
pembukaan
(bahasa
Belanda:
batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
preambule)
serta
2) Melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang
kepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu
yang
menyangkut
masalah
ketatanegaraan
bagi
negara
Indonesia baru.
20.
Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang
sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di
wilayah Hindia Belanda, terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal
Sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang
asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal
etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. Soekarno, dan sebagai
wakilnya
adalah
Drs.
Mohammad
Hatta,
sedangkan
sebagai
penasihatnya ditunjuk Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Kemudian, anggota "PPKI" ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu:
Wiranatakoesoema,
Singodimedjo,
Ki
Hadjar
Mohamad
Koesoemasoemantri,
dan
Dewantara,
Ibnu
Mr.
Sayuti
Raden
Mr.
Kasman
Melik,
Achmad
Iwa
Soebardjo
Djojoadisoerjo
21.
Pada tanggal 9 Agustus 1945, Secara simbolik "PPKI" dilantik oleh
Jendral Terauchi, dengan mendatangkan 1 Ir. Soekarno, 2 Drs. Mohammad
Hatta
dan
3
Dr.
Kanjeng
Raden
Tumenggung
(K.R.T.)
Radjiman
Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi Minh"
22.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan kurang dari 15 menit
telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum
keagamaan yang beragama non-Muslim serta pihak kaum keagamaan yang
menganut ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum
kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh
kaum keagamaan yang beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh
kata" dalam "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter
23.
Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia yang sudah diketik oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik dan telah
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta di rumah Laksamana Meida.
24.
Hasil perubahan yang dibacakan DRS. M Hatta kemudian disepakati
sebagai "pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945"
adalah :
1) Pertama,
kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa
Arab,
muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.
2) Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, diganti dengan, “Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
3) Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia
asli dan beragama Islam”, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1,
diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”.
4) Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari
yang semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhananan,
dengan
kewajiban
menjalankan
Syariat
Islam
bagi
pemeluk-
pemeluknya” diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
E.