PENGESAHAAN TUGAS AKHIR JUDUL GAMBARAN P

TUGAS AKHIR
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN
PASIEN HALUSINASI DI RUMAH PADA KLINIK SPESIALIS
JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN
PEKANBARU

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Ahli Madya Keperawatan

OLEH
FITRI NOPA YANTI
NIM : 090201015

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAN KESEHATAN JURUSAN D-IIINKEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2012

1

TUGAS AKHIR


GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN
PASIEN HALUSINASI DI RUMAH PADA KLINIK SPESIALIS
JIWA DIRUMAH SAKIT JIWA TAMPAN
PEKANBARU

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Ahli Madya Keperawatan

OLEH
FITRI NOPA YANTI
NIM : 090201015

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAN KESEHATAN JURUSAN D-IIIKEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2012

i


SURAT KETERANGAN

Kami Pembimbing Tugas Akhir dengan ini menerangkan bahwa
mahasiswa yang tersebut di bawah ini :
Nama

: Fitri Nopa Yanti

NIM

: 090201015

Jurusan

: Diploma III Keperawatan

Telah selesai menyusun Tugas Akhir dengan judul :
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN
PASIEN HALUSINASI DIRUMAH PADA KLINIK SPESIALIS JIWA
RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PEKANBARU

Siap untuk diujikan.
Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Pekanbaru, September 2012
Pembimbing

Ns. Yeni Yarnita, S.Kep

ii

PENGESAHAAN TUGAS AKHIR
JUDUL
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN
PASIEN HALUSINASI DI RUMAH PADA KLINIK SPESIALIS JIWA
DIRUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PEKANBARU

Disusun oleh :
Nama
Nim

Jurusan

: FITRI NOPA YANTI
:090201015
:D III KEPERAWATAN

PEMBIMBING

Ns.Yeni Yarnita, S.Kep

KETUA JURUSAN D-III KEPERAWATAN

Ns. Tri SiwiKusumaningrum, S.Kep

Tugas akhir initelah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar diplomat
III keperawatan pada Fakultas MIPA & Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Riau.

Disetujui oleh,
Dekan Fakultas MIPA & Kesehatan


WiwikNorlita, A.Kep,M.Kep

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya saya sendiri
kecuali ringkasan dankutipan (baik secara langsung maupun tidak langsung), saya
ambil dari berbagai sumber dan disebutkan sumbernya secara ilmiah saya
bertanggung jawab atas kebenaran data dan fakta Tugas Akhir ini.

Pekanbaru, September 2012
Saya yang menyatakan,

Fitri Nopa Yanti

iv

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

Penelitian keperawatan Jiwa, September 2012
Fitri Nopa Yanti
090201015
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN
PASIEN HALUSINASI DI RUMAH PADA KLINIK SPESIALIS JIWA DI
RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PEKANBARU
XIV +37 Halaman + 8 Tabel +1 Skema + 14 Lampiran

ABSTRAK
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam
jumlah atau pola dari stimulus yang mendekat (yang diprakasai secara internal dan
eksternal) disertai dengan suatu pengurangan, berlebih-lebihan, distorsi atau
kelaian berespon terhadap setiap stimulus.Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan penelitian ini bertujuan Untuk melihat bagai mana pengetahuan
keluarga tentang perawatan pasien halusinasi dirumah pada Rumah Sakit Jiwa

Tampan Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel dengan metode accidital sampling. Dengan jumlah
responden 30 responden yaitu keluarga pasien yang ada di klinik spesialis jiwa
Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru. Menggunakan alat ukur kuesioner dengan
20 pertanyaan terdiri favorable dan unfavorable.Hasil penelitian yang dilakukan
pada tanggal 21 Juli – 4 Agustus 2012 secara umum gambaran pengetahuan
keluarga tentang perawatan pasien halusinasi di rumah pada klinik spesialis jiwa
Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru mayoritas dalam kategori kurang yaitu
sebanyak 13 responden (43,34). Diharapkan keluarga pasien halusinasi yand ada
diklinik spesialis jiwa rumaahsakit jiwa tampan pekanbaru dapat menambah
pengetahuan dan wawasannya tentang perawatan pasien halusinasi dirumah
Kata kunci : pengetahuan, keluarga, perawatan pasien halusinasi di rumah
Referensi :23 referensi ( 2002 -2010)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

:“GambaranPengetahuan Keluarga Pasien Tentang Perawatan Pasien
Halusinasi di Rumah Pada Klinik spesialis Jiwa di Sakit Jiwa Tampan
Pekanbaru”.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, peneliti merasakan betapa
besarnya manfaat bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, sehingga dapat
dijadikan suatu pengetahuan dan landasan peneliti dalam menggali permasalahan
yang erat kaitannya dengan penelitian ini.
Selama penulisan Tugas Akhir ini, peneliti telah banyak mendapatkan
bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini
peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak

Prof. Dr. H. Muhammad Diah Zainuddin, M.Ed selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Riau
2. Ibu Wiwik Norlita, A.Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas MIPA dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau.
3. Ibu Ns. TriSiwi Kusumaninggrum, S.Kep selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Fakultas


D-III

MIPA dan kesehatan Universitas Muhammadiyah

Riau.
4. Ibu Ns. Yeni Yarnita, S.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi
masukan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyempurnaan penelitian ini.

vi

5. Bapak Dr. Zulkifli Malik, Sp.PA selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Tampan
Pekanbaru yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian.
6. Bapak Ns. Syaparuddin D, S. Kep,MM selaku Bagian Seksi Diktat Rumah
Sakit Jiwa Tampan

pekanbaru yang telah membantu peneliti untuk

mengadakan penelitian.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan D-III Keperawatan Fakultas


MIPA dan

kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau yang telah memberikan
dorongandan motivasi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan studi
dengan baik.
8. Ucapan terimah kasih yang teristimewa dan tehingga buat Ayahnda Marhadi
dan Ibu darwalismi yang tercinta serta saudara-saudara ( Adek Gito Haston
Dellakrus dan Sofia Regina Fra Yoga) yang telah memberi dukungan secara
moril dan materil selama peneliti mengikuti pendidikan di Fakultas MIPA dan
Kesehatan Jurusan D III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Riau.
9. Rekan –rekan seperjuangan dikampus yang telah memberikan dorongan dan
semangat pada peneliti sehingga penelitian ini dapat selesai.
Peneliti menyadari bahwa dalam laporan hasil penelitian ini masih terdapat
kekurangan.Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan saran serta kritik yang
sifatnya membanggun demi kesempurnaan dari Laporan hasil penelitian ini.
Pekanbaru, September 2012
Peneliti

Fitri Nopa Yanti


vii

DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT KETERANGAN ................................................................................ ii
LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................

1
4
4
4

BAB 11

TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar............................................................................ 6
1. Pengertian ......................................................................... 6
2. Tingkat Pengetahuan ......................................................... 6
B. Konsep Dasar Keluarga ............................................................ 10
1. Pengertian Keluarga .......................................................... 10
2. Struktur Keluarga .............................................................. 10
3. Tugas keluarga di bidang kesehatan .................................. 11
4. Batas usia .......................................................................... 12
C. Konsep Dasar Halusinasi ......................................................... 13
1. Pengertian Halusinasi ........................................................ 13
2. Penyebab Halusinasi ......................................................... 13
3. Rentang Respon ................................................................ 15
4. Mekanisme Koping ........................................................... 15
5. Manifestasi Klinis .............................................................. 15
6. Perawatan Pasien Halusinasi ............................................. 16
7. Perawatan pasien Halusinasi di Rumah ............................. 17
8. Strategi Pelaksanaan .......................................................... 19

BAB III

KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep...................................................................... 21
B. Defenisi Operasional ................................................................ 20

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain ...................................................................................... 21
B. Tempat Penelitian .................................................................... 21
C. Waktu Penelitian ...................................................................... 21
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 21

viii

E.
F.

G.
H.
I.

1. Populasi ............................................................................ 21
2. Sampel .............................................................................. 22
Alat Pengumpulan Data ........................................................... 22
Cara Pengumpulan data ............................................................ 23
1. Data Primer ....................................................................... 23
2. Data Skunder .................................................................... 23
Etika Penelitian ........................................................................ 23
Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 24
Analisa Data ............................................................................ 25

BAB V

HASIL PENELITIAN
A. Data Umum .............................................................................. 27
B. Data khusus .............................................................................. 30

BAB VI

PEMBAHASAN ............................................................................. 31

BAB VII HASIL PENELITIAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 36
B. Saran ........................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ....................................................................... 18
Tabel 4.1 Kisi- kisi pernyataan kuesioner ....................................................... 21
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Klinik
Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Juli –
Agustus 2012 ..............................................................................

27

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Klinik
Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tampan PekanbaruJuli –
Agustus 2012 ..............................................................................

27

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan pendidikan Responden di
Klinik Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru
Juli – Agustus 2012 ....................................................................

28

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan pekerjaan Responden di
Klinik Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru
Juli – Agustus 2012 ....................................................................

28

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi Tentang
Perawatan Pasien Halusinasi di Rumah Pada Klinik Spesialis
JiwaDi Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Juli – Agustus
2012 ...........................................................................................

29

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan sumber Informasi
Tentang Perawatan Pasien Halusinasi di Rumah Pada Klinik
Spesialis JiwaDi Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Juli –
Agustus 2012 ..............................................................................

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Keluarga
TentangPerawatan PasienHalusinasi Di Rumah Pada Klinik
Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tampan PekanbaruJuli –
Agustus 2012 ..............................................................................

x

29

30

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................

xi

20

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

: Jadwal Kegiatan

Lampiran II

: Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Riau
kepada kesatuan bangsa

Lampiran III

: Surat Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Kerumah
Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

Lampiran IV

: Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran V

: Surat Persetujuan Responden

Lampiran VI

: Informed Consent

Lampiran VII : Kuesioner Penelitian
Lampiran VIII : Master Tabel
Lampira IX

: Dokumentasi Penelitian

Lampiran X

: Lembaran Konsultasi Proposal

Lampiran XI

: Lembaran Konsultasi Perbaikan Proposal Penelitian Penguji I

Lampiran XII : Lembaran Konsultasi Perbaikan Proposal Penelitian Penguji II
Lampiran XIII : Lembaran konsul hasil penelitian
Lampiran XIV : Curriculum Vitae

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa(mental disorder) merupakan salah satu masalah
kesehatan utama, di negara –negara maju, modern dan industri, meskipun
gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan
kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti
ketidak mampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok
akan menghambat pembangunan karna mareka tidak produktif dan tidak
efisien (Hawari, 2002).
Menurut World Health Organitation(WHO, 2008), prevalensi masalah
kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25 persen dari penduduk dunia pernah
menderita masalah kesehatan jiwa, 1 persen diantaranya adalah gangguan jiwa
berat, potensi seseorang mudah terserang gangguan jiwa memang tinggi,
setiap saat 450 juta orang di seluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa,
saraf maupun perilaku.
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat diseluruh dunia adalah
gangguan jiwa dengan skizoprenia dan dari seluruh pasien skizoprenia 70
persen diantaranya mengalami halusinasi. Halusinasi merupakan salah satu
gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa, halusinasi
sering diidentikkan denganskizoprenia (Harnawati,2002).
Menurut Mary C Towesend (2002) halusinasi adalah suatu keadaan
dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola dari stimulus

1

2
yang mendekat (yang diprakasai secara internal dan eksternal) disertai dengan
suatu pengurangan, berlebih-lebihan, distorsi atau kelaian berespon terhadap
setiap stimulus (Ilham, 2008).
Gangguan jiwa dengan halusinasi dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
halusinasi

pendengaran,halusinasi

penglihatan,halusinasi

penghidu,

halusinasi pengecapan, halusinasi perabaan, cenestetik dan kinisteti( Nasution
ML, 2004)
Ronosulistyo (2008) menyebutkan, prevalensinya sekitar 11 persen
dari total penduduk dewasa di Indonesia. Persentase kesehatan jiwa itu akan
terus bertambah seiring dengan meningkatnya beban hidup masyarakat
Indonesia. Dari survei awal yang dilakukan oleh Nasution,2008. Diketahui
jumlah pasien dengan gangguan jiwa yang dirawat di Rumah sakit pada tahun
2009 berkisar 14.306 jiwa, dari jumlah tersebut 1.929 pasien dirawat inap,
12.377 pasien dirawat jalan, dan 1.581 pasien yang dirawat inap mengalami
halusinasi (MahnunLailan Nasution,2009).
Sedangkan Direktur Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh, Drs H Saifuddin
AR SPMH MKes mengatakan jumlah pasien Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh
hingga posisi Mei 2009, mencapai 315 orang. Jumlah ini memang telah
melampaui kapasitas ruang yaitu 220 orang.Menurutnya, saat ini ada sekitar
120 pasien penderita gangguan jiwa yang dipasung di berbagai kawasan Aceh
(Saifuddin,2009).
Gangguan jiwa bisa menyerang semua usia, sifat, serangan
penyakitnya biasanya akut dan juga kronis atau menahun. Menurut paham
kesehatan jiwa, seorang dikatakan sakit apabila dia tidak lagi mampu
berfungsi

secara

wajar

dalam

kehidupan

sehari-hari,

dirumah,

3
disekolah/dikampus, ditempat kerja dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang
mengalami gangguan jiwa akan mengalami ketidak mampuan berfungsi secara
optimal dalam kehidupannya Sehari-hari termasuk didalam keluarga (Hawari,
2002).
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan
perawatan langsung pada setiap keadaan sehat maupun sakit pasien
.Umumnya keluarga meminta bantuan tenaga kesehatan jika mereka tidak
sanggup lagi merawatnya. Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan
pasien dan merupakan perawat utamabagipasien , keluarga berperan dalam
menentukan cara keluarga tinggal dengan pasien harus mengetahui bahwa
pasien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, 2002).
Keluarga harus mempunyai kemampuan untuk mengenal masalah
kesehatan tidak terkecuali kesehatan jiwa. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh
mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan serta persepsi
keluarga terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami oleh salah satu
anggota keluarga tersebut (suprajitno, 2004). Keluarga pasien banyak yang
tidak mengetahui bagaimana cara menangani perilaku pasien, Umumnya
keluarga meminta bantuan tenaga kesehatan jika meraka tidak sanggup lagi
merawatnya, oleh karena itu sangat penting jika keluarga mengetahui secara
dini jika anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa dengan
halusinasi (Keliat,2002).
Data yang diperoleh dari administrasi Medis Rumah Rakit Jiwa
Tampan Pekanbaru Pada tahun 2009, jumlah pasien yang datang ke Rumah

4
Sakit Jiwa Tampan sebanyak 8.060 orang, yang menderita halusinasi sebanyak
1.641 (20,36%), sedangkan pada tahun 2010 pasien yang datang sebanyak
10.983 orang, dengan pasien halusinasi sebanyak 4.396 orang (40,05%).
Berdasarkan survey awal pada tanggal 6 Februari 2012 terhadap 10
keluarga pasien yang menderita gangguan jiwa dengan halusinasi didapatkan 7
keluarga pasien yang tidak mengetahui tentang gangguan halusinasi,
sedangkan 3 orang mengetahui tentang perawatan halusinasi seperti : tidak
boleh mengikat dan mengucilkan pasien . Berdasarkan permasalahan terdapat
diatas, maka peneliti tertarik meneliti tentang

“Gambaran Pengetahuan

Keluarga Tentang Perawatan Pasien Halusinasi di Rumah Pada Klinik
Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Tampan Pekanbaru”.

B. PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahannya
adalah“Bagaimana pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien halusinasi
diRumah Pada Klinik Spesialis Jiwa di Rumah Sakit Tampan Pekanbaru?”.

C. Tujuan Penelitian
Untuk melihat bagai mana pengetahuan keluarga tentang perawatan
pasien halusinasi dirumah pada Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru.

5
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Penelitian
Memberi pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti di RSJ Tampan
Pekanbaru, Khususnya dalam penelitian tentang gangguan jiwa halusinasi.
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
a. Menjadi media informasi dan masukan bagi pembaca atau mahasiswa
di Universitas Muhammadiyah Riau melasanakan program penelitian.
b. Sebagian referensi pendidikan Universitas Muhammadiyah Riau dan
sebagai masukan bagi penelitian berikutnya.
3. Bagi Rumah Sakit
Agar dapat dijadikan masukkan terutama pengetahuan keluarga pasien
tentang perawatan dirumah pada pasein halusinasi di Klinik Spesialis Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru.
4. Bagi Keluarga
a. Menambah dan memperbanyak wawasan keluarga pasien tentang
halusinasi.
b.

Sebagai acuan bagi keluarga pasien dalam melakukan perawatan
halusinasi dirumah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran,

penciuman,

rasa

dan

raba.Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmodjo,2003).
Menurut

Notoadmodjo

(2005),

pengetahuan

atau

kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tingkat PengetahuaanDalam DomainKognitif
Pengetahuan

yang

dicakup

didalam

domain

kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan
yangpaling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

6

7
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan
secara

benar

tentang

objek

yang

diketahui

dan

dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap ojek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagaiaplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsipdan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan runus
statistik dalam perhitungan- perhitungan hasil penelitian, dapat
menggunakan prinsip-prinsip sirklus pemecahan masalah (problem
solving cycle) didalampemecahan masalah kesehatan dan kasus
yang diberikan.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
suatu struktural organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, melaporkan, dan sebagainya.

8
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan
atau

menghubungkan

bagian-bagian didalam

suatu

bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasiformulasi

yang

ada.

Misalnya

dapat

menyusun,

dapat

merencanakan, dapat meringkaskan dan menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah
ada.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap seatu materi atau objek.Penilaian
ini berbasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
b. Tingkat PengetahuanDalam DomainAfektif
1) Menerima(receiving)
Menerina diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding)
Memberikan

jawaban

apabila

ditanya,

mengerjakan

dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau

mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau
salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

9
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segalah resiko adalah mempunyai sikap yang paling
tinggi(Notoatmodjo,2003).
c. Tingkat PengetahuanDalam DomainPsikomotor
Pengetahuan yang tercakup dalam domain psikomotor mempunyai
tingkatan:
1) Adaptasi
Kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2) Asimilasi
Kecenderundan

untuk

mengubah

lingkungan

menyesuaikan

dengandirinya.
3) Akomodasi
Kecenderungan untuk mengubah dirinya menyesuaikan dengan
lingkungannya.
4) Kecenderungan organisasi
Kecenderungan untuk mengubah proses yang berdiri sendirisendiri menjadi satu rangkaian proses (Notoatmodjo,1996).

10
B. Konsep Dasar Keluarga
1. PengertianKeluarga
Pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998).
Silvicion G Bailon dan AracelisMaglaya (1989) keluarga adalah
dua atau lebih dari individu yang tergabung karna darah, hubungan
perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup didalam satu rumah
tangga, berinteraksi sama lain didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (setiawati, 2008).
2. StrukturKeluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri

11
3. Tugas Keluarga Dibidang Kesehatan
Sesuai

dengan

fungsi

pemeliharaan

kesehatan,

keluarga

mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan
meliputi :
a. Mengenal

masalah

kesahatan

keluarga,

kesehatan

merupakan

kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
segalah sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua
perlu mengenal masalah keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua / keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan
keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,
dan seberapa besar perubahanya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan-kemampuan
memutuskan

untuk

menentukan

tindakan

keluarga.

Tindakan

kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau teratasi, jika keluarga mempunyai
keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang dilingkungan
tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, sering kali
keluarga telah mengambil tindakan tepat dan benar, tetapi keluarga

12
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
perlu memperoleh tindakan lanjut atau perawatan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diintitusi
pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga (Suprjitno,2004).
4. Batas usia
Menurut kushsriyadi (2010) bahwa tahapan masa dewasa adalah
sebagai berikut:
a. Masa dewasa muda ( usia 18-25 tahun)
b. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)
c. Masa dewasa tengah (usia 40-64 tahun)
d. Masa dewasa lanjut (usia 65-75 tahun)
e. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)
Menurut Prof.DR. Ny. Sumiati Ahmad Muhammad ( Alm), Guru
Basar Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis
perkembangan manusia dibagi :
a. Masa bayi (usia 0-1 tahun)
b. Masa prasekolah (usia 1-6 tahun)
c. Masa sekolah (usia 6-10 tahun)

13
d. Masa puberitas(usia 10-20 tahun)
e. Masamasa setengah umur (usia 40-65 tahun)
f. Masa lanjut usia, sinium ( usia >65 tahun)
(Kushariyadi, 2010)

C. Konsep Dasar Halusinasi
1. Defenisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensorik persepsi; merasakan sensasi palsu berupa
suara,

penglihatan,

pengecapan,

perabaan atau

penghiduan.pasien

merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada(Keliat,2002).
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang salah dimana tidak
terdapat stimulus sensorik yang berkaitan dengannya. Halusinasi dapat
berwujud pengindraan kelima indra yang keliru (Iman, 2006).
2. PenyebabHalusinasi
Menurut Stuart (2001), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis :
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami.
Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan
otak yang lebih luasdalam perkembangan skizofrenia. Lesi
pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan
perilaku psikotik.

14
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c) Pembesaran

ventrikel

dan

penurunan

massa

kortikal

menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan pasien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis pasien. Salah satu sikap atau
keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas
adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup
pasien.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum pasien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan
tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
stressor

dan

masalah

koping

kemungkinankekambuhan (Keliat, 2006).

dapat

mengindikasikan

15
3. Rentang Respon

Respon Adaptif
Perilaku logis
Emosi konsisten
Perilaku sesuai
Berhubungan social

Distrori pikiran
reaksi emosi
perilaku aneh / tidak biasa
bisa menarik diri

Respon maladaptive
Gangguan pikir / delusi
sulit berespon emosi
perilaku disorganisasi
isolasi sosial

4. Sumber Koping/MekanismeKoping
Sumber koping yaitu suatu evaluasi terhadap pilihan cara yang
digunakan dan strategi seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah.
Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggunakan sumber
koping dilingkungan.Sumber koping tersebut sebagai modal untuk
menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan
stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil (Stuart, 2002,
hlm 249).
5. Manifestasi Klinis
Menurut Towsend (2002), tanda dan gejala dari halusinasi terbagi
atas 4 tahap, yaitu:
a. Tahap I
1) Tertawa yang tidak sesuai
2) Menggerakan bibirnya tanpa meninbulkan suara
3) Gerakan mata yang cepat
4) Respon verbal yang lambat

16
b. Tahap II
1) Peningkatan system saraf otonom yang menunjukan ansietas
misalnya peningkatan nadi pernapasan dan tekanan darah.
2) Penyempitan kemampuan konsentrasi
3) Dipenuhi dengan pengalaman sensorik dan mungkin kehilangan
kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dengan realitas.
c. Tahap III
1) Lebih

cenderungmengikuti

petunjuk

yang

diberikan

oleh

halusinasinya dari pada menolaknya
2) Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
3) Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik
4) Gejalah fisik dari ansietas berat seperti berkeringat,tremor, ketidak
mampuan untuk mengikuti pentunjuk
d. Tahap IV
1) Perilaku menyerang teror seperti panik
2) Sangat berpotensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang
lain
3) Tidak mampu deresponterhadaplebih dari satu orang
(Towsend,2002).
6. PerawatanPasienHalusinasi
Pasien yang mengalami halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan
sukar untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk itu perawat harus
mempunyai kesadaran yang tinggi agar dapat mengenal, menerima dan
mengevaluasi perasaan sendiri sehingga dapat menggunakan dirinya

17
secara terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan terhadappasien
halusinasi perawat harus bersikap jujur, empati, terbuka dan selalu
memberi penghargaan namun tidak boleh tenggelam juga menyangkal
halusinasi yang pasien alami. Asuhan keperawatan tersebut dimulai dari
tahap pengkajian sampai dengan evaluasi ( Towsend,2002)
7. PerawatanPasienHalusinasi Di Rumah
a. Aspek peran keluarga
Peran serta keluarga dalam perawatan keluarga dalam
keperawatan pesien gangguan jiwa sangat penting karena keluarga
merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal
dengan lingkungannya. Keluarga dipandang sebagai satu sistem jadi
gangguan yang terjadi pada salah satu anggota dapat mempengaruhi
sistem, terjadi

disfusi dalam keluarga dapat sebagi penyebab

gangguan (Hary, 2008).
Hal yang dapat dilakukan keluarga dalam perannya merawat
pasien gangguan jiwa dirumah adalah memastikan bahwa obat – obat
dikonsumsi secara teratur sesuai dangan dosisnya, serta keluarga
mengetahui efek sampingnya dan gejala kekambuhan kembali dari
gangguan jiwa pasien.Sehingga keluarga dapat dengan segera
memutuskan untuk kembali mendapatkan perawatan dari pusat
kesehatan jiwa. Dengan peran aktif keluarga seperti ini diharapkan
proses penyembuhan melalui perawatan oleh keluarga dirumah
menjadi lebih baik dan lebih cepat. Keluarga juga sedapat mungkin
mengkondisikan keluarga yang hangat dan rileks, yang terpenting
adalah keluarga menemani penderita dan menawarkan ketenangan.

18
Keluarga

perlu

membuat

upaya

konstan

untuk

mensosialisasikan penderita, membujupasien supaya mau keluar
rumah, melaksanakan aktifitas apapun yang mungkin, bangun dari
tempat tidur pada pagi hari. Walaupun pun penderita tidak dapat
Melakukan sutu pekerjaan, namun kehadiran penderita secara teratur
dipusat harian ini adalah nilai yang harus didukung oleh keluarga
(Franklin, 2004).
b. Aspek spiritual
Aspek spiritual yang mempengaruhi kesehatan jiwa dapat
termasuk di dalamnya aspek agama. Dalam kehidupan beragama dan
memiliki konsekuensi tinggi, maka akan memiliki keterikatan
pemikiran dan emosi dengan keyakinan atau agama berserta atuaraaturan atau syariat yang ada didalamnya. Agama mempunyai makna
yang penting bagi manusia karena iman dapat berfungsi penghibur
dikala duka serta sumber kekuatan batin saat manusia menghadapi
kesulitan (Fanani M, 2007).
c. Aspek lingkungan sosial
Dukungan yang berasl dari keluargaseperti : mengikut sertakan
pasien jika ada kegiatan di lingkungan, mengikuti yasinan disekitar
rumah. perawat yang professional, teman- teman pasien dan
masyarakat merupakan dukungan untuk penyembuhan pasien dengan
gannguan jiwa. Karena banyak pasien yang kembali menjalani
kehidupan

dengan

keluarga

setelah

dirawat

mendapatkan

perkembangan yang sangat baik.Kelompok- kelompok masyarakat ini

19
dapat memberikan dukungan dan bantuan terhadap pasien untuk
mengembalikan kemampuan sosialnya dengan baik.Karena seperti
orang yang sehat, penderita gangguan jiwa ingin juga diterima
masyarakat dan dianggap melakukan hal yang benar dalam kehidupan
kesehariannya (Franklin J, 2004).
8. Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan adalah rencana yang akan dilakukan pada
pasien halusinasi.Hal ini sangat berguna bagi pasien dan tidak hanya bagi
pasien keluarga juga harus mengetahui strategi pelaksaan ini untuk bekal
jika pasien pulang kerumah.Strategi pelaksanaan yaitu :
Sp1 keluarga

: pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi,
jenis halusinasi yang dialamai pasien, tanda dan
gejalah halusinasi dan cara-cara merawatpasien
halusinasi.

Sp2 keluarga

: melatih keluarga praktek merawat pasien langsung
dihadapan pasien.

Sp3 keluarga

: membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. KerangkaKonsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Skema 3.1
Kerangka Konsep
Kategori

Gambaran pengetahuan keluarga
tentang perawatan pasiaen
halusinasi di Rumah Sakit Jiwa
Tampan Pekanbaru.

Baik
: 76 – 100%
Cukup : 56– 75%
Kurang : < 56 %

Keterangan :
:Aspek yang di teliti
: Kategori

B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No

Variabel

1.

Pengetahuan
keluarga
tentang
perawatan
pasien
halusinasi di
rumah.

Definisi
Opersional
Segala sesuatu
yang diketahui
oleh keluarga
tentang
bagaimana
perawatan
pasien
halusinasi

Alat ukur
Kuesioner

20

Skala
Hasil ukur
ukur
Ordinal Baik: 76 –
100%
Cukup: 56 –
75%
Kurang :