Akibat pencemaran Air Akibat Pertumbuhan Sosial

http //id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap
sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama buruknya
dengan pencemaran udara di ruang terbuka.[1]

Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh
sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat
pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Diperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur,

perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai
dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah pada tahun 2015.[butuh
rujukan]

Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat
yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari
hujan asam ini antara lain:


Mempengaruhi kualitas air permukaan



Merusak tanaman




Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan



Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan
troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi.
Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.
Dampak dari pemanasan global adalah:


Peningkatan suhu rata-rata bumi




Pencairan es di kutub



Perubahan iklim regional dan global



Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai
stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran

udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia
merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia
adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global yg memengaruhi;
Kegiatan manusia


Transportasi



Industri



Pembangkit listrik




Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
termasuk pembakaran biomassa secara tradisional[2][3]



Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti CFC

Sumber alami


Gunung berapi



Rawa-rawa



Kebakaran hutan




Denitrifikasi



Dalam kondisi tertentu, vegetasi dapat menghasilkan senyawa organik volatil yang
signifikan yang mampu bereaksi dengan polutan antropogenik membentuk polutan
sekunder[4]

Sumber-sumber lain


Transportasi



Kebocoran tangki gas




Gas metana dari tempat pembuangan akhir sampah



Uap pelarut organik

Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.
Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam
ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon
dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi
pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan
oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah
api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan
peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa
karbon.

Daftar isi



1 Produksi



2 Struktur



3 Reaksi kimia dasar
o

3.1 Penggunaan industri

o

3.2 Kimia koordinasi

o


3.3 Kimia organik dan kimia golongan utama



4 Karbon monoksida di atmosfer



5 Peran dalam fisiologi dan makanan



6 Sejarah



7 Konsentrasi sumber




8 Toksisitas



9 Lihat pula



10 Referensi



11 Pranala luar

Jenis-jenis bahan pencemar udara (polutan)


Karbon monoksida




Oksida nitrogen



Oksida sulfur



CFC



Hidrokarbon



Senyawa organik volatil[5]



Partikulat[6]



Radikal bebas[

Produksi
Karbon monoksida merupakan senyawa yang sangat penting, sehingga banyak metode yang
telah dikembangkan untuk produksinya.[1]
Gas produser dibentuk dari pembakaran karbon di oksigen pada temperatur tinggi ketika
terdapat karbon yang berlebih. Dalam sebuah oven, udara dialirkan melalui kokas. CO2 yang
pertama kali dihasilkan akan mengalami kesetimbangan dengan karbon panas, menghasilkan
CO. Reaksi O2 dengan karbon membentuk CO disebut sebagai kesetimbangan Boudouard. Di
atas 800 °C, CO adalah produk yang predominan:
O2 + 2 C → 2 CO
ΔH = -221 kJ/mol

Kerugian dari metode ini adalah apabila dilakukan dengan udara, ia akan menyisakan campuran
yang terdiri dari nitrogen.
Gas sintetik atau gas air diproduksi via reaksi endotermik uap air dan karbon:
H2O + C → H2 + CO
ΔH = 131 kJ/mol

CO juga merupakan hasil sampingan dari reduksi bijih logam oksida dengan karbon:
MO + C → M + CO
ΔH = 131 kJ/mol

Oleh karena CO adalah gas, proses reduksi dapat dipercepat dengan memanaskannya. Diagram
Ellingham menunjukkan bahwa pembentukan CO lebih difavoritkan daripada CO2 pada
temperatur tinggi.
CO adalah anhidrida dari asam format. Oleh karena itu, adalah praktis untuk menghasilkan CO
dari dehidrasi asam format. Produksi CO dalam skala laboratorium lainnya adalah dengan
pemanasan campuran bubuk seng dan kalsium karbonat.
Zn + CaCO3 → ZnO + CaO + CO

Metode laboratorium lainnya adalah dengan mereaksikan sukrosa dengan natrium hidroksida
dalam sistem tertutup.

Struktur
Molekul CO memiliki panjang ikat 0,1128 nm.[2] Perbedaan muatan formal dan
elektronegativitas saling meniadakan, sehingga terdapat momen dipol yang kecil dengan kutub
negatif di atom karbon[3] walaupun oksigen memiliki elektronegativitas yang lebih besar.
Alasannya adalah orbital molekul yang terpenuhi paling tinggi memiliki energi yang lebih dekat
dengan orbital p karbon, yang berarti bahwa terdapat rapatan elektron yang lebih besar dekat
karbon. Selain itu, elektronegativitas karbon yang lebih rendah menghasilkan awan elektron
yang lebih baur, sehingga menambah momen dipol. Ini juga merupakan alasan mengapa
kebanyakan reaksi kimia yang melibatkan karbon monoksida terjadi pada atom karbon, dan
bukannya pada atom oksigen.
Panjang ikatan molekul karbon monoksida sesuai dengan ikatan rangkap tiga parsialnya.
Molekul ini memiliki momen dipol ikatan yang kecil dan dapat diwakili dengan tiga struktur
resonansi:

Resonans paling kiri adalah bentuk yang paling penting.[2] Hal ini diilustrasikan dengan
reaktivitas karbon monoksida yang bereaksi dengan karbokation.
Dinitrogen bersifat isoelektronik terhadap karbon monoksida. Hal ini berarti bahwa molekulmolekul ini memiliki jumlah elektron dan ikatan yang mirip satu sama lainnya. Sifat-sifat fisika
antara N2 dan CO sangat mirip, walaupun CO lebih reaktif.

Reaksi kimia dasar

Penggunaan industri
Karbon monoksida adalah gas industri utama yang memiliki banyak kegunaan dalam produksi
bahan kimia pukal (bulk chemical).[4]
Sejumlah aldehida dengan hasil volume yang tinggi dapat diproduksi dengan reaksi
hidroformilasi dari alkena, CO, dan H2.
Metanol diproduksi dari hidrogenasi CO. Pada reaksi yang berkaitan, hidrogenasi CO diikuti
dengan pembentukan ikatan C-C, seperti yang terjadi pada proses Fischer-Tropsch, CO
dihirogenasi menjadi bahan bakar hidrokarbon cair. Teknologi ini mengijinkan batu bara
dikonversikan menjadi bensin.
Pada proses Monsanto, karbon monoksida bereaksi dengan metanol dengan keberadaan katalis
rodium homogen dan HI, menghasilkan asam asetat. Proses ini digunakan secara meluas dalam
produski asam asetat berskala industri.

Karbon monoksida merupakan komponen dasar dari syngas yang sering digunakan untuk tenaga
industri. Karbon monoksida juga digunakan pada proses pemurnian nikel.

Kimia koordinasi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: logam karbonil

HOMO dari sebuah orbital molekul σ

LUMO CO adalah orbital molekul antiikat π*

Kebanyakan logam akan membentuk kompleks koordinasi yang bersifat kovalen dengan karbon
monoksida. Hanya logam yang mempunyai keadaan oksidasi yang lebih rendah yang
membentuk kompleks dengan ligan karbon monoksida. Hal ini dikarenakan oleh perlunya
rapatan elektron yang cukup untuk memfasilitasi donasi balik dari orbital dxz logam ke orbital
molekul π* CO. Pasangan elektron menyendiri dari atom karbon CO juga menyumbangkan
rapatan elektron ke dx²−y² logam membentuk ikatan sigma. Pada nikel karbonil, Ni(CO)4 terbentuk
dari kombinasi langsung karbon monoksida dan logam nikel pada temperatur ruangan. Nikel
karbonil dapat mengurai kembali menjadi Ni dan CO seketika bersentuhan dengan permukaan
yang panas. Proses ini juga pernah digunakan dalam proses pemurnian nikel pada proses Mond.
[5]

Pada nikel karbonil dan karbonil-karbonil lainnya, pasangan elektron pada karbon berinteraksi
dengan logam; karbon monoksida menyumbangkan pasangan elektronnya kepada logam. Dalam
situasi ini, karbon monoksida disebut sebagai ligan karbonil. Salah satu logam karbonil yang
paling penting adalah besi pentakarbonil, Fe(CO)5:

Banyak kompleks logam-CO dihasilkan dari dekarbonilasi larutan organik dan bukannya dari
CO. Sebagai contoh, iridium(III) klorida dan trifenilfosfina bereaksi di metoksietanol mendidih
atau dimetilformamida untuk menghasilkan IrCl(CO)(PPh3)2.

Kimia organik dan kimia golongan utama
Dengan keberadaan asam kuat dan air, karbon monoksida bereaksi dengan olefin membentuk
asam karboksilat, proses ini dikenal sebagai reaksi Koch-Haaf.[6] Pada reaksi Gattermann-Koch,
arena diubah menjadi turunan benzaldehida dengan keberadaan AlCl3 dan HCl.[7] Senyawa
organologam seperti butil litium dapat bereaksi dengan CO, namun reaksi ini jarang digunakan.
Walaupun CO bereaksi dengan karbokation dan karbanion, ia relatif tidak reaktif terhadap
senyawa-senyawa organik tanpa intervensi katalis logam.[8]
Dengan pereaksi golongan utama, CO mengalami beberapa reaksi yang penting. Klorinasi CO
adalah salah satu lintasan industri yang penting untuk senyawa fosgena. Dengan borana, CO
membentuk sebuah aduk (adduct) H3BCO yang bersifat isoelektrik dengan kation asilium,
[H3CCO]+. CO bereaksi dengan natrium, menghasilkan Na2C2O2 (natrium asetilenadiolat) dari
penggandengan (coupling) C-C, dan kalium, menghasilkan K2C2O2 (kalium asetilenadiolat) dan
K2C6O6 (kalium rodizonat).

Karbon monoksida di atmosfer

Karbon monoksida global dari MOPITT tahun 2000

Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer sebagai hasil
produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi
di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari
kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena
sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit untuk secara
akurat menghitung emisi alami gas tersebut.
Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan
konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya
(misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan
proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon
dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer.
CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek rumah kaca
dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama dengan aldehida,
bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan
nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah NO
yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari
asap rokok.

Peran dalam fisiologi dan makanan
Karbon monoksida digunakan dalam sistem kemasan Amerika Serikat, utamanya digunakan
dalam produk-produk daging segar seperti daging kerbau dan babi. CO berkombinasi dengan
mioglobin membentuk karboksimioglobin, sebuah pigmen cerah yang berwarna merah ceri.
Karboksimioglobin lebih stabil dari bentuk mioglobin yang dioksigenasikan, yakni
oksimioglobin, yang dapat dioksidasi menjadi pigmen coklat, metmioglobin. Warna merah yang
stabil ini dapat bertahan lebih lama, sehingga memberikan kesan kesegaran.[9] Kadar CO yang
digunakan berkisar antara 0,4% sampai dengan 0,5%.
Teknologi ini pertama kali diberikan status "Generally recognized as safe" (secara umum dikenal
aman) oleh FDA pada tahun 2002 untuk penggunaan sistem kemasan sekunder. Pada tahun 2004,
FDA mengijinkan penggunaan CO sebagai metode kemasan primer, menyatakan bahwa CO
tidak menutupi bau busuk.[10] Walaupun begitu, teknologi ini masih kontroversial di Amerika
Serikat oleh karena kekhawatiran CO akan menutupi bau busuk makanan.[11]
Karbon monoksida diproduksi secara alami sebagai pemecahan dari heme, sebuah substrat untuk
enzim heme oksigenase. Reaksi enzimatis ini memecahkan heme menjadi CO, biliverdin, dan
Fe3+. CO yang diproduksi secara edogen kemungkinan memiliki peran fisiologis yang penting
dalam tubuh (misalnya sebagai neurotransmiter atau pelemas pembuluh darah). Selain itu, CO
meregulasi reaksi peradangan yang dapat mencegah berkembangnya beberapa penyakit seperti
aterosklerosis atau malaria berat.

CO adalah nutrien bagi bakteri metanogen,[12] sebuah blok pembangun untuk asetil koenzim A.
Pada bakteri, CO diproduksi via reduksi karbon dioksida dengan enzom karbon monoksida
dehirogenase, sebuah protein yang mengandung Fe-Ni-S.[13]
Dikenal juga sebuah protein sensor-CO yang berdasarkan heme, CooA.[14] Cakupan peranan
biologis zat ini masih tidak jelas, namun tampaknya ia merupakan bagian dari lintasan signal
pada bakteri dan arkea.
CO juga baru-baru ini dikaji di beberapa laboratorium riset di seluruh dunia atas sifatnya yang
anti-peradangan dan sitoprotektif yang dapat digunakan untuk terapi pencegahan kondisi
patologis seperti cedera reperfusi iskemia, penolakan trasplan, aterosklerosis, spesi, malaria
berat, atau autoimunitas. Sampai sekarang ini tidak ada aplikasi medis CO kepada manusia.

Sejarah
Karbon monoksida pertama kali dihasilkan oleh kimiawan Perancis de Lassone pada tahun 1776
dengan memanaskan seng oksida dengan kokas. Dia menyimpulkan bahwa gas yang dihasilkan
adalah hidrogen karena ketika dibakar ia menghasilkan lidah api berwarna biru. Gas ini
kemudian diidentifikasi sebagai senyawa yang mengandung karbon dan oksigen oleh kimiawan
Inggris William Cumberland Cruikshank pada tahun 1800.
Sifat-sifat CO yang beracun pertama kali diinvestigasi secara seksama oleh fisiolog Perancis
Claude Bernard sekitar tahun 1846. Dia meracuni beberapa anjing dengan gas tersebut, dan
mendapatkan bahwa darah anjing-anjing tersebut berwarna lebih merah di seluruh pembuluh
darah.
Selama Perang Dunia II, karbon monoksida digunakan untuk menjaga kendaraan bermotor tetap
berjalan di daerah-daerah yang kekurangan bensin. Pembakar batu-bara atau kayu dipasangkan,
dan karbon monoksida yang diproduksi dengan gasifikasi dialirkan ke karburetor. CO dalam
kasus ini dikenal sebagai "gas kayu". Karbon monoksida juga dilaporkan digunakan dalam skala
kecil selama Holocaust di beberapa kamp eksterminasi Nazi dan di program "eutanasia" Aksi T4.

Konsentrasi sumber


0.1 ppm - kadar latar alami atmosfer (MOPITT)



0.5 to 5 ppm - rata-rata kadar latar di rumah [15]



5 to 15 ppm - kadar dekat kompor gas rumah[15]



100-200 ppm - daerah pusat kota Meksiko[16]



5,000 ppm - cerobong asap rumah dari pembakaran kayu



7,000 ppm - gas knalpot mobil yang tidak diencerkan - tanpa pengubah
katalitik[17]

[17]



30,000 ppm - asap rokok yang tidak diencerkan [17]

Toksisitas
Karbon monoksida sangatlah beracun dan tidak berbau maupun berwarna. Ia merupakan sebab
utama keracunan yang paling umum terjadi di beberapa negara.[18] Paparan dengan karbon
monoksida dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung. Setelah keracunan,
sering terjadi sekuelae yang berkepanjangan. Karbon monoksida juga memiliki efek-efek buruk
bagi bayi dari wanita hamil. Gejala dari keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual
pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat menyebabkan 50%
hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin (HbCO). Karboksihemoglobin cukup
stabil, namun perubahan ini reversibel. Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam
menghantarkan oksigen, sehingga beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang
cukup. Sebagai akibatnya, paparan pada tingkap ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika
Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi paparan di tempat
kerja sebesar 50 ppm.
Mekanisme bagaimana karbon monoksida mengakibatkan efek keracunan belum sepenuhnya
dimegerti, namun hemoglobin, mioglobin, dan sitosom oksidase mitokondria diduga
terkompromi (compromised). Kebanyakan pengobatan terdiri dari pemberian 100% oksigen atau
terapi oksigen hiperbarik, walaupun pengobatan ini masih kontroversial.[19] Keracunan karbon
monoksida domestik dapat dicegah dengan menggunakan detektor karbon monoksida.

Hidrokarbon
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon
(C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen
yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari
hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom
hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua
atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon:
C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).

Daftar isi




1 Tipe-tipe hidrokarbon
o

1.1 Ciri-ciri umum

o

1.2 Hidrokarbon sederhana dan variasinya

2 Penggunaan

o

2.1 Pembakaran hidrokarbon



3 Bibliografi



4 Pranala luar



5 Referensi

Tipe-tipe hidrokarbon
Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:
1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat
dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah C nH2n+2.
[1]
Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan
ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon
dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan
isomer struktur.[2]
2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga.
Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena,
dengan rumus umum CnH2n.[3] Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap
tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.[4]
3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin
karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah C nH2n.
[2]

4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang
paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.

Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya heksana
dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax dan naftalena)
atau polimer (contohnya polietilena, polipropilena dan polistirena).

Ciri-ciri umum
Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon pun juga berbeda:
jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena atom
karbonnya berikatan rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan katenasi, dan
menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks, seperti
sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan di
antara atom karbon bersifat non-polar.

Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan "4-hidrogen" yang
menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan karbon, karena karbon
mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi ini, maka karbon mempunyai 4
elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.
Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.
Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Danau berisi metana dan etana cair telah
ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi CassiniHuygens.[5]

Hidrokarbon sederhana dan variasinya
Jumlah
atom
karbon

Alkana(1
ikatan)

Alkena(2
ikatan)

Alkuna (3
ikatan)

Sikloalka
na

Alkadiena

1

Metana

-

-





2

Etana

Etena
(etilena)

Etuna (asetilena)





3

Propana

Propena
(propilena)

4

Butana

Butena
(butilena)

5

Pentana

6

Propuna
Siklopropa
(metilasetilena)
na

Propadiena
(alena)

Butuna

Siklobutan
a

Butadiena

Pentena

Pentuna

Siklopenta
na

Pentadiena
(piperylene)

Heksana

Heksena

Heksuna

Sikloheksa
na

Heksadiena

7

Heptana

Heptena

Heptuna

Siklohepta
na

Heptadiena

8

Oktana

Oktena

Oktuna

Siklooktan
a

Oktadiena

9

Nonana

Nonena

Nonuna

Siklonona
na

Nonadiena

10

Dekana

Dekena

Dekuna

Siklodekan
a

Dekadiena

Penggunaan
Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang utama
adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu
komposisi pembentuk aspal.[6]
Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon, zat yang
digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon tidak lagi
digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.
Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan tekanan
begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-tabung dalam
bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk
pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di
industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai pelarut kimia
dan termasuk dalam komposisi bensin.
Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana
merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri. Dengan
bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat
viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

Pembakaran hidrokarbon
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembakaran

Saat ini, hidrokarbon merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia karena energi yang
dihasilkannya ketika dibakar.[7] Energi hidrokarbon ini biasanya sering langsung digunakan
sebagai pemanas di rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas alam. Hidrokarbon dibakar
dan panasnya digunakan untuk menguapkan air, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh
ruangan. Prinsip yang hampir sama digunakan di pembangkit-pembangkit listrik.
Ciri-ciri umum dari hidrokarbon adalah menghasilkan uap, karbon dioksida, dan panas selama
pembakaran, dan oksigen diperlukan agar reaksi pembakaran dapat berlangsung. Berikut ini
adalah contoh reaksi pembakaran metana:
CH4 + 2 O2 → 2 H2O + CO2 + Energi

Jika udara miskin gas oksigen, maka akan terbentuk gas karbon monoksida (CO) dan air:
2 CH4 + 3 O2 → 2CO + 4H2O

Contoh lainnya, reaksi pembakaran propana:
C3H8 + 5 O2 → 4 H2O + 3 CO2 + Energi

CnH2n+2 + (3n+1)/2 O2 → (n+1) H2O + n CO2 + Energi

Reaksi pembakaran hidrokarbon termasuk reaksi kimia eksotermik.

Partikulat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Partikel halus di Utara India

Partikulat - dikenal juga sebagai partikel halus, dan jelaga - merupakan subdivisi kecil dari
material padat tersuspensi dalam gas atau cair. Partikulat adalah bentuk polusi udara. Partikel
udara lebih kecil dari 10 sampai partikulat mikrometer dihitung. Partikulat terdiri dari partikel
komposisi ukuran, asal dan kimia yang berbeda.
Asal partikulat dapat merupakan buatan manusia atau alam. Polusi udara dan polusi air dapat
mengambil bentuk partikel padat atau larutan. Garam adalah contoh dari kontaminan terlarut
dalam air, sedangkan pasir umumnya merupakan partikulat padat.
Untuk meningkatkan kualitas air, partikel-partikel padat dapat dihilangkan dengan filter air atau
settling(proses partikulat turun dalam air dan membentuk sedimen), dan disebut sebagai partikel

tak larut. Kontaminan yang dilarutkan dalam air dapat dikumpulkan dengan penyulingan,
memungkinkan air untuk menguap dan kontaminan kembali mengendap.
Beberapa partikulat terjadi secara alami, seperti yang berasal dari gunung berapi, badai pasir, dan
kebakaran hutan. Kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan,
pembangkit listrik dan berbagai industri juga menghasilkan sejumlah besar partikulat.
Pembakaran batubara di negara berkembang adalah metode utama untuk pemanasan rumah dan
memasok energi. Rata-rata di seluruh dunia, aerosol antropogenik(yang dibuat oleh aktivitas
manusia) mencapai sekitar 10 persen dari total jumlah aerosol di atmosfer kita.[1] Peningkatan
kadar partikel halus di udara terkait dengan bahaya kesehatan seperti penyakit jantung , fungsi
paru-paru dan kanker paru-paru.

Radikal bebas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron
bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Akibat pemecahan
homolitik, suatu molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak
berpasangan. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga
molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk
radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal
seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan
lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering
dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya
fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan
antioksidan.
Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka
kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan
yang secara sengaja memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah
radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat
alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan
berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme,[butuh rujukan] tetapi proses
metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok
sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.
[butuh rujukan]

Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan
struktur DNA sehingga terjadi mutasi.[butuh rujukan] Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun,
maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan

antioksidan[butuh rujukan] tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas
yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk
menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat
menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat,[butuh rujukan] hanya saja, tubuh
memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione
ini.[butuh rujukan] Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama
pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

Daftar isi


1 Proses Penuaan



2 Antioksidan



3 Dampak Penggabungan Antioksidan



4 Pranala luar

Proses Penuaan
Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena
di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena manusia
secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya
pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka Kerusakan jaringan terjadi
secara perlahan-lahan. Contohnya: di kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan
kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen kecoklatan /flek pikun, parkinson, Alzheimer karena
dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari
radikal bebas.

Antioksidan
Ketika antioksidan bereaksi dengan radikal bebas, mereka saling berikatan ,dan bersatu.
Selanjutnya terbentuk radikal bebas yang baru yang relatif lemah dan tidak membahayakan.[butuh
rujukan]

VITAMIN A Vitamin A larut dalam lemak, dilaporkan dapat bereaksi dengan radikal bebas
melalui struktur ikatan rangkapnya .
VITAMIN E Vitamin E adalah anti oksidan yang larut dalam lemak ,yang perlu ditambahkan
dalam makanan. Cara kerja Vitamin E sebagai anti oksidan adalaha Vitamin E berjalan di seluruh
tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi
sehingga tidak terbentuk radikal bebas. Oksidasi dari lipoprotein ini merupakan langkah awal
pembentukan: Atherosclerosis ,pengerasan pembuluh darah dan berperan pada kerusakan hati

VITAMIN C Vitamin C larut dalam air, tidak dapat dibentuk oleh tubuh jadi harus dari makanan
atau supplement ( buah-buahan dan sayuran). Vitamin C ini secara kuat dapat melemahkan
radikal bebas serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan system
kekebalan tubuh. Vitamin C dan vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul yang
namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal
bebas.
SELENIUM Selenium terdapat di air minum, brokoli, kuning telur, bawang merah, bawang
putih dan anggur merah Sebenarnya selenium bukan antioksidan tetapi berguna untuk produksi
enzym-enzym yang berfungsi sebagai antioksidan

Dampak Penggabungan Antioksidan
Packer Laboratorium menemukan bahwa beberapa antioksidan bila digabung mempunyai
kemampuan yang lebih kuat. Contohnya: ketika vitamin E tidak berdaya terhadap radikal bebas,
akan dengan sendirinya menjadi radikal bebas yang lemah, kemudian vitamin E dapat didaur
ulang sehingga kembali menjadi vitamin E lewat bantuan Vitamin C. Kerja sama tersebut dengan
cara mennyumbangkan electron ke vitamin E sehingga dapat kembali menjadi anti oksidan. Jadi
kerjasama tersebut bermaksud untuk melindungi sesama anti oksidan agar tidak teroksidasi,
siklus ini berjalan terus, dan dapat memelihara tubuh dari keseimbangan anti oksidan Selenium
juga dapat bekerjasama secara sinergis dengan vitamin E sehingga mempunyai effek yang lebih
kuat lagi. test penyuntingan.

Polusi udara adalah penyusunan kualitas udara sampai pada yang
mengganggu kehidupan karena masuknya polutan kedalam udara.Polusi
udara terjadi jika ada penambahan komponen udara atau bahan kimia yang
kehadirannya membahayakan organisme.
Pada dasarnya penyebab polusi udara serupa dengan penyebab polusi
air.Pencemaran udara adalah jika udara dicampuri dengan zat atau radiasi
yang berpengaruh jelek terhadap organisme hidup.Jumlah pengotoran ini
cukup banyak sehingga tidak dapat diabsorpsi atau dihilangkan dalam waktu
relatif singkat.
MEKANISME BIOLOGIS POLUTAN
Mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit
1.Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau
ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH (polyaromatic
hydrocarbons).

3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti
enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan
gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja
jantung dan saluran napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap
sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel
exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan
memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan
fungsi alveolar makrofag pada paru).
PEMBAGIAN POLUSI UDARA
Menurut tempatnya polusi udara terbagi 2 yaitu :
1. Polusi Udara Luar Ruangan
2. Polusi Udara Dalam Ruangan
A. DAMPAK POLUSI UDARA LUAR RUANGAN TERHADAP KESEHATAN
1. Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan
PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP)
memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis
menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang
membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit
paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada
pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan
orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga
pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya
morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit
jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan
pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan
sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah
(vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan
infark miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka

panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia)
dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11
tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat
mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi
gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.
2. Belerang dioksida (SO2)
Gas jernih tak berwarna ini merupakan bagian dari pencemaran udara,
kadarnya sampai 18%. Gas ini baunya menyengat dan amat membahayakan
manusia. Jumlah SO2 karena oksidasi H2S adalah 80% , sisanya 20% lagi
adalah hasil ulah manusia, yakni akibat bahan bakar yang mengandung
Belerang (S), kilang minyak dan letusan gunung berapi. Dari 20% S02 ini
yang 16% adalah akibat pembakaran zat-zat yang mengandung belerang
seperti minyak bumi dan batubara.Inilah yang membayakan kesehatan di
kota-kota yang dapat melumpuhkan dan merusak pernafasan.
S02 jika beraksi dengan kabut berisi uap air akan membentuk asam sulfat
(H2SO4). Asam yang terbentuk di awan akan turun ke tanah dan
menimbulkan akan malapetaka bagi tanaman,hewan, dan manusia.
3. Karbonmonokdisa (CO)
Karbonmonoksida dibuat manusia karena pembakaran bensin tidak
sempurna dalam kendaraan. Pembakaraan di perindustrian, pembangkit
listrik, pemanas rumah.pembakaran di pertanian, dan sebagainya gas ini
tidak berwarna atau berbau, tetapi amat berbahaya. Kadar 10 bpj CO dalam
udara dapat menyebabkan manusia sakit, pengaruh CO serupa dengan
pengaruh kekurangan oksigen.Hemoglobin yang biasa membawa oksigen
dari udara rupanya lebih tertarik kepada CO. Akan terbentuklah senyawa CO
dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat dari ikatan dengan
oksigen. Molekul karboksihemoglobin ini sangat berbahaya dan untuk
beberapa jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh.
Menghisap gas CO yang keluar dari knalpot mobil di ruang garasi tertutup
telah banyak menyebabkan kematian. Di udara, karbonmonoksida CO
terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di
daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar
antara 10-15 ppm. Karbon monoksida (CO) apabila terhirup ke dalam paruparu akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen
yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + CO ———> COHb (Karboksihemoglobin)
Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil
daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini

menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan
menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.
Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2%
sampai 1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam
darah dapat seimbang selama kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan
kecepatan pernafasan tetap konstan.
Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan,
berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual.Keadaan
yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di
dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem
kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.
4. Nitrogen oksida (NO, N2O, NO2)
Peran Nitrogen amat penting dalam siklus unsur untuk keseimbangan alam.
Sekitar 78% udara terdiri dari nitrogen dan 20% volume adalah
oksigen.Nitrogen oksida merupakan pencemar.Sekitar 10% pencemar udara
setiap tahun adalah nitrogen oksida. Ada delapan kemungkinan hasil reaksi
apabila nitrogen bereaksi dengan oksigen, yang jumlahnya cukup banyak
ialah NO,N20,dan NO2. Yang menyebabkan pencemaran udara hanyalah NO
dan NO2
N20 jumlahnya paling banyak di antara ketiga oksida tersebut.Gas ini tidak
berwarna, tidak bereaksi dengan ozon, oksigen, dan hidrokarbon yang ada di
udara.Konsentrasi N20 berasal dari sumber alam. NO yang ada dalam udara
belum lama diketahui. NO banyak terbentuk dari pembakaran dalam mesin.
Zat ini kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut oleh oksigen atau ozon,
lambat atau cepat, akan menghasilkan NO2.
NO2 merupakan gas beracun, berwarna coklat-merah, berbau seperti asam
nitrat.Pembentukan nitrogen oksida terjadi pada pembakaran batubara,
minyak bumi, gas alam, dan industri kimia seperti pabrik asam nitrat, asam
sulfat, dan sebagainya. NO dan NO2 dapat merusak bagi manusia dan
lingkungannya. NO mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen
dalam darah, seperti halnya dengan CO. Jika NO2 bertemu dengan uap air di
udara atau dalam tubuh manusia akan terbentuk segera HNO3 yang amat
merusak tubuh, karena itulah NO2 akan terasa pedih jika mengenai mata,
hidung, saluran nafas, dan jantung. Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kematian.
5. Hidrokarbon
Senyawa ini hanya mengandung unsur hidrogen dan karbon. Pencemar
udara berupa hidrokarbon dihasilkan proses di perindustrian penguapan

pelarut organik, dan pembakaran sampah. Hidrokarbon berperan dalam asap
kabut (asbut) foto kimia dan penyebab kanker. Senyawa benzopirena adalah
senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam tembakau.Asap rokok
mengandung mengandung benzopirena yang menyebabkan kanker jantung.
Penduduk kota menghisap benzopirena setiap hari sekitar yang terkandung
dalam 7 batang rokok. Benzopirena yang terdapat di udara kebanyakan
disebabkan pembakaran batubara. Sekitar 10% keluar dari knalpot
kenderaan, sedikit dari ter atau aspal jalan.Dalam udara terdapat sedikitnya
lima, senyawa hidrokarbon lain yang dapat menyebabkan kanker jantung.
6. Ozon (O3)
Ozon adalah gas berwarna biru bening, berbau tajam dan terdapat di udara
lapisan atas. Pada ketinggian 25 km di atas bumi mencapai maksimum.Ozon
diperoleh karena loncatan listrik di udara.Sebagian besar ozon dibentuk di
udara pada ketinggian jauh dari bumi karena aksi sinar ultraviolet kepada
oksigen.Daerah atmosfer ini disebut lapisan ozon yang merupakan pelindung
makhluk hidup di muka bumi.Lapisan ini mengabsorpsi hampir semua sinar
ultraviolet dari matahari.Jika sedikit energi ultraviolet ini sampai ke bumi dan
mengenai kulit kita, maka kita akanterasa terbakar dan dapat menjadi
kanker kulit. Kalau kita langsung melihat matahari maka mata kita kan
buta.Karena terhalang lapisan ozon inilah maka makhluk hidup di muka bumi
ini aman.
Jika kita mengemisikan nitrogen oksida (NO dan NO2) ke udara, maka
produksi ozon ikan banyak terjadi dilapisan bawah dari udara.Ozon sebagai
pengoksid yang kuat bereaksi dengan berbagai zat dan beracun bagi
makhluk hidup. Jika konsentrasinya kecil akan menyebabkan sakit pada
dada, batuk, dan radang pada mata.
7. Chloro-fluoro-carbon (CFC)
Mulanya ozon pada bagian atas lapisan udara sangat besar manfaatnya bagi
makhluk hidup di permukaan bumi, seperti yang telah dijelaskan di atas.
Namun terjadinya penipisan lapisan ozon di stratosfer (10 hingga 15 km di
atas permukaan bumi ) mengakibatkan sinar ultraviolet masuk ke bumi
dalam jumlah yang mengancam kehidupan di bumi. Menurut para ahli,
penipisan ini karena pemakaian berlebiban dan berlanjut senyawa chlorofluoro-carbon (CFC), yang banyak digunakan sebagai :
- bahan pendingin pada mesin penyejuk ruangan (AC)
- bahan pengembang pada pembuatan karet
- bahan pembersih pada industri elektronik

- bahan penyemprot pada parfum, minyak rambut, dan lainnya.
Penyelidikan bahkan membuktikan CFC juga menyumbang 15% terjadinya
efek rumah kaca disamping gas karbon dioksida (CO2) metana (CH4) dan
nitrogenokdida (NO dan NO2). Efek rumah kaca yang membuat naiknya suhu
atmosfer (pemanasan Global) menyebabkan cairnya es di kutub hingga
mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Karenanya, tanpa upaya
penyelamatan, diperkirakan dengan naiknya suhu bumi maka beberapa kota
di tepi pantai di dunia akan tergenang.
Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di
bumi namun juga terhadap kesehatan.Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam
pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi
yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang
drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan untuk pertanian,
pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan pesisir memicu
munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan
parasit juga meningkat terutama di wilayah yang sering mengalami
kekeringan dan banjir. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk
semakin berkembang biak. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk, yaitu
malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan
iklim..
WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-rata
global, yakni penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Suhu udara
yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan
air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan pesisir,
dan mencemari sumber-sumber air bersih sehingga menurunkan kualitas air.
Akibatnya adalah wabah kolera dan malaria di negara miskin..Mencairnya
puncak es Himalaya, luasnya daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai
yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal ini juga
menyebabkan angka kekurangan gizi pada anak-anak. Banyak penyakit yang
ditimbulkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global, diantaranya
penyakit lama timbul kembali, misalnya penyakit Malaria yang wilayah
penyebarannya makin meluas, mengingat nyamuk berkembang biak pada
suhu lembab dan panas, maka dengan bertambahnya nyamuk, maka kontak
dengan manusia juga bertambah.
Dampak pemanasan global secara langsung (mis. pada suhu panas
membuat manusia rentan sakit) dan dampak tidak langsung (mis.
meningkatnya penyakit menular, antara lain : malaria, DBD,penyakit yang
ditularkan melalui udara, melalui air) serta dampak jangka panjang, mis.
perubahan tinggi air yang dapat mengakibatkan persediaan air bersih
menurun, daerah yang kaya jadi miskin, yang dapat menimbulkan terjadinya
konflik, dan kemudian menimbulkan masalah psikologi, mis. stress. Ada 35

jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim, diantaranya
ebola, flu burung, penyakit hewan yang dapat menular kepada
manusia.Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, adalah penyakit
degeneratif dan penyakit menular.Hal ini dapat dengan cepat berkembang
pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang memadai.
8. Timbal (Pb)
Di atmosfer di kota -kota aerosol timbal merupakan pencemar yang telah
dikenal. Pencemar ini dihasilkan oleh pembakaran batubara, pabrik-pabrik,
penyemprotan
pestisida,
pembakaran
sampah,
dan
pembakaran
bensin.Untuk memperoleh bensin dengan oktan tinggi, mak bensin diberi
senyawa timbal tetra etil dan timbal tetra metil.Timbal dan senyawanya
mempengaruhi sistem pusat syaraf.Ciri-ciri kerana timbal ialah pusing
kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar tidur, lemah dan
keguguran.Keracunan timbal yang akut adalah pingsan dan mati.
9. Fluor dan Asbes
Fluorida adalah senyawa racun jika dalam jumlah besar di udara dalam
bentuk gas atau padatan. Fluorida bersumber pada industri yang
mengerjakann aluminium, baja, pupuk posfat, pabrik kaca, tembikar, dan
juga pembakaran batubara.
Pada konsentrasi 0,001 bpj senyawa fluorida yang mudah menguap sudah
membahayakan lingkungan. Tanaman yang menderita karena senyawa fluor
akan menghasilkan buah yang kecil- kecil dan mengalami keterlambatan
panen. Asbes dipakai untuk keperluan rumah tangga.Asbes di buat dari
senyawamagnesium hidrat.Asbes digunakan untuk atap, ubin, isolator listrik,
rem kenderaan, dan sebagainya. Asbes yang terbawa pernafasan akan
berkumpul di dalam paru -paru dan menyebabkan gangguan, sampai tumor
dan kanker. Pernah ada larangan penggunaan asbes untuk pembangunan
rumah karena asbes yang telah tua mulai rapuh dan membahayakan
kesehatan.
10. NOx dan SOx
NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk
salah satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil.
Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan
kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan paru)
serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakit
tersebut.
11. Hujan Asam

Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun
belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara
khususnya oleh senyawa Nox dan SO2.Kesulitan yang dihadapi dkarenakan
banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk
faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi.Misalnya
balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih
rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan
asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya
partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam
paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga
dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan
nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.
12. Khlorin
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.
Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen
khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang
digunakan pada perang dunia ke-1.
Karena banyaknya penggunaan senyawa khlor di lapangan atau dalam
industri dalam dosis berlebihan seringkali terjadi pelepasan gas khlorin
akibat penggunaan yang kurang efektif. Hal ini dapat menyebabkan
terdapatnya gas pencemar khlorin dalam kadar tinggi di udara.
Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada
mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paruparu dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam
khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan
peradangan.
13. Partikel Debu
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan
campuran yang sangat rumit da