t pendas 0610707 chapter3

(1)

54 BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian aplikatif karena peneliti ingin mengetahui penerapan suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Modul dengan alat bantu Media Audio Visual, sedangkan variabel yang diamati adalah prestasi belajar siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kuasi eksperimen. Gambaran tentang desain ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

A O1 X1 O2

B O1 O2

Keterangan:

A : Kelas Eksperimen B : Kelas Kontrol O1 : Pretes (Tes awal)

X1 : Perlakuan Pembelajaran Menyimak dengan Modul dengan alat bantu Media Audio Visual

O2 : Postes (Tes akhir)

B. Definisi Operasional

Berikut ini pengertian istilah-istilah yang digunakan pada perumusan masalah dan hipotesis secara operasional.

1. Sistem Pembelajaran Modul (SPM) adalah sistem pembelajaran dengan

menggunakan modul dan peran guru membantu memberikan bimbingan kepada siswa yang memiliki kesulitan. Modul, adalah suatu paket program belajar mengajar yang berisi: tujuan pembelajaran khusus, topik yang akan


(2)

dijadikan pangkal proses belajar mengajar, materi pokok yang mengacu pada tujuan pembelajaran, lembar kerja yang berisi pertanyaan dan soal-soal latihan, media sebagai alat bantu dalam pembelajaran, serta program evaluasi yang akan dilaksanakan.

2. Media Audio Visual dalam penelitian ini adalah alat-alat fisik yang

menggunakan kemampuan audio visual berjenis video yang dapat digunakan untuk menjelaskan isi pembelajaran berupa film tentang cerita rakyat Malin Kundang.

3. Kemampuan menyimak adalah kemampuan siswa menceritakan kembali bahan

simakan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia. Kemampuan menyimak ini diukur dengan tes hasil belajar dengan menggunakan tiga indikator ketepatan menceritakan kembali isi bahan simakan yaitu (1) keruntutan alur, (2) kelengkapan peristiwa, dan (3) kejelasan tokoh.

4. Kemampuan menulis adalah kemampuan siswa mencurahkan gagasan yang

diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diukur melalui tes hasil belajar. Kemampuan menulis ini diukur dengan tes hasil belajar dengan menggunakan tiga indikator kemampuan menulis yaitu (1) penggunaan kalimat efektif, (2) pilihan kata, dan (3) penggunaan tanda baca.

5. Kemampuan menyimak dan menulis dalam penelitian ini dinilai secara integratif artinya dinilai secara bersamaan dari setiap karangan yang dihasilkan siswa. Kemampuan menyimak ditinjau dari aspek isi karangan dan


(3)

kemampuan menulis dinilai dari aspek kebahasaan karangan. Dengan demikian hasil penilaian setiap siswa hanya satu sebagai perpaduan kemampuan menyimak dan menulis dengan bobot 70 untuk menyimak dan 30 untuk menulis dan skor totalnya adalah 100.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Cirebon. Pemilihan sumber data dilakukan secara acak dan dipilih sebanyak satu kelas untuk aplikasi tindakan yang telah dirancang penulis dan satu kelas kontrol. Dari hasil pemilihan terpilih kelas V SD Negeri Argasunya Cirebon yang terdiri atas dua kelas yakni kelas V A sebagai kelas eksperimen yaitu siswa yang memperoleh pembelajaran menyimak dan menulis melalui penggunaan modul dengan alat bantu audio visual dan kelas V B sebagai kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran menyimak dan menulis melalui penggunaan metode ceramah dan penugasan.

D. Langkah - langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut.


(4)

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penelitian

PEMBUATAN RANCANGAN PENELITIAN

PEMBUATAN RANCANGAN PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN INSTRUMEN VALIDASI

Teoretis : Pertimbangan Ahli Empiris : Uji coba dan dianalisa

PELAKSANAAN PENELITIAN

PRETES KELAS KONTROL

POSTES KELAS KONTROL

ANALISIS DATA

Rata-rata Kelompok

Uji t-tes Standar Deviasi

Kelompok

SIMPULAN DAN SARAN

Aplikasi Pembelajaran melalui metode ceramah dan penugasan PRETES KELAS EKSPERIMEN

POSTES KELAS EKSPERIMEN Aplikasi Pembelajaran melalui


(5)

E. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yakni data primer dan data sekunder. Secara terperinci kedua data ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Data primer dihasilkan dari hasil kemampuan siswa menyimak dan menulis yang dinilai secara intergratif dari sebuah karangan hasil siswa menceritakan kembali bahan simakan yang dikumpulkan dengan cara tes kemampuan menyimak dan menulis berbentuk kemampuan menceritakan kembali.

2. Data sekunder yang diolah yakni data statistik sebagai tindak lanjut pengolahan data dari penilaian kemampuan menyimak dan menulis yang dinilai secara intergratif dari sebuah karangan hasil siswa menceritakan kembali bahan simakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan desain penelitian yang telah ditetapkan, pengumpulan data diawali dengan uji coba instrumen, hasil analisis uji coba ditetapkan sebagai instrumen penelitian, observasi yang terdiri atas pretes, treatment, dan postes. 1. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian terdiri dari tes prestasi belajar bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengukur apakah ada peningkatan prestasi belajar bahasa Indonesia secara signifikan setelah siswa mengikuti Sistem Pembelajaran Modul dengan alat bantu Media Audio Visual dan apakah ada perbedaan yang signifikan antara Sistem Pembelajaran Modul dengan alat bantu Media Audio Visual dengan Sistem Pembelajaran Ceramah dan Penugasan.


(6)

Tes kemampuan menyimak disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan konsep-konsep yang terdapat di KTSP. Dari hasil uji coba instrumen akan diperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya yang akan dijadikan ukuran kelayakan digunakannya instrumen penelitian yang dibuat.

a. Validitas Soal

Validitas merupakan salah hal yang penting dalam menentukan instrumen penelitian. Menurut Suherman (1990: 24) suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Menurut Ruseffendi (1994: 76) suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur.

Menurut Fraenkel (1990: 156) validitas suatu instrumen yaitu kebenaran yang digambarkan sebagai acuan pada kepantasan penuh arti dan kegunaan sebuah instrumen yang menyangkut kebenaran atau keabsahan dalam penarikan kesimpulan secara spesifik berdasarkan pada data yang dikumpulkan.

1) Validitas Muka

Validitas muka suatu alat evaluasi berkenaan dengan keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain (Suherman, 1990: 87).

Untuk mengukur validitas muka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti mencobakan instrumen kepada siswa lain yang tidak menjadi sampel dalam penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah


(7)

            −             −             − =

= = = = = = = 2 1 1 2 1 2 1 2

1 1 1

n i i n i i n i n i i i n i n i i n i i i i xy y y n x x n y x y x n r

instrumen yang digunakan dapat difahami dengan benar oleh siswa dan tidak menimbulkan salah pengertian.

2) Validitas Isi

Penentuan tingkat validitas isi soal dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara item/aspek penilaian soal dengan skor total yang diperoleh siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah:

dengan: rxy = koefisien validitas

xi = skor tiap item/aspek penilaian soal

yi = skor total kemampuan menulis dan menyimak

xiyi = perkalian skor x dan y perorangan

xi = jumlah skor tiap item/ aspek penilaian soal

∑yi = jumlah skor total kemampuan menulis dan menyimak

xiyi = jumlah perkalian nilai x dan y perorangan xi2 = jumlah kuadrat skor tiap item/aspek penilaian soal

∑yi2 = jumlah kuadrat skor total kemampuan menulis dan menyimak


(8)

Tabel 3.1

Klasifikasi Koefisien Korelasi Menurut Suherman (1990: 147)

Besarnya rxy Interpretasi

0,90 < rxy ≤ 1,00 0,70 < rxy ≤ 0,90 0,40 < rxy≤ 0,70 0,20 < rxy ≤ 0,40 0,00 < rxy ≤ 0,20 rxy = 0,00

Validitas sangat tinggi (sangat baik) Validitas tinggi (baik)

Validitas sedang (cukup) Validitas rendah (jelek)

Validitas sangat rendah (sangat jelek) Tidak valid

Ada dua langkah yang dilakukan dalam perhitungan validitas soal, yaitu menghitung validitas soal secara keseluruhan dan menghitung validitas item soal.

Perhitungan validitas soal secara keseluruhan diperoleh nilai validitas instrumennya adalah 0,71. Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat memiliki validitas tinggi.

Selanjutnya untuk menentukan validitas item, maka digunakan perhitungan korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total. Perolehan nilai korelasi tersebut disajikan pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Korelasi antara Skor Masing-masing Item Soal dengan Skor Total No Soal Korelasi Pearson Sig (2-tailed) Kategori

1 0,637 0,000 Sedang

2 0,542 0,000 Sedang

3 0,5 0,001 Sedang

4 0,597 0,000 Sedang

5 0,473 0,002 Sedang

6 0,459 0,003 Sedang

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, disimpulkan bahwa nilai korelasi masing-masing item termasuk ke dalam kategori sedang. Perhitungan secara terperinci dengan menggunakan program SPSS.


(9)

     

   

     

=

=

2 1

2

11 1

1 total

n

i i

s s n

n r

b. Reliabilitas Soal

Selain validitas, reliabilitas juga mempengaruhi terhadap pemilihan instrumen. Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan keajegan suatu instrument yang digunakan. Sebagaimana diungkapkan oleh Suherman (1990: 156), suatu alat evaluasi dikatakan reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama pada waktu yang berbeda.

Selanjutnya menurut Ruseffendi (1994: 276), reliabilitas instrumen adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut.

Menurut Fraenkel (1990: 312), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau ketetapan nilai yang diperoleh untuk setiap individu, artinya ketetapan pada perhitungan dari suatu instrumen ke instrumen lainnya dan dari satu materi ke materi lainnya.

Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas yaitu rumus Alpha:

dengan: n = banyaknya soal 2

i

s = varians skor tiap soal

2

total


(10)

SMI x x

DP= ab

Tabel 3.3

Klasifikasi Derajat Reliabilitas Menurut Suherman (1990, h.177) Besarnya r11 Interpretasi

r11≤ 0,20

0,20 < r11≤ 0,40 0,40 < r11≤ 0,70 0,70 < r11 ≤ 0,90 0,90 < r11≤ 1,00

Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan perhitungan data diperoleh nilai reliabilitasnya adalah 0,82. Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Menurut Suherman (1990: 78) Daya Pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dan siswa yang tidak dapat menjawab soal.

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah:

dengan xa = rata-rata skor kelompok atas xb = rata-rata skor kelompok bawah


(11)

SMI x IK =

Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda (dalam Suherman, 1990, h.202) Besarnya DP Interpretasi

DP ≤ 0,00

0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek Jelek

Cukup Baik

Sangat baik

Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2, diperoleh prosentase daya pembeda soal menunjukkan kriteria daya pembeda cukup (65%) dan daya pembeda baik (35%).

d. Indeks Kesukaran

Menurut Suherman (1990: 189) Indeks Kesukaran menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran yaitu

dengan x = nilai rata-rata tiap butir soal SMI = skor maksimal ideal

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Kesukaran (dalam Suherman, 1990:213) Besarnya IK Interpretasi

IK = 0,00

0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00

IK = 1,00

Soal terlalu sukar Soal sukar

Soal sedang Soal mudah Soal terlalu mudah


(12)

Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2 diperoleh prosentase indeks kesukarannya adalah soal mudah (5%), soal sedang (85%) dan soal sukar (10%).

Dari hasil pengujian instrumen yang dilakukan oleh peneliti, dengan memperhatikan nilai validitas soal, nilai reliabilitas soal, Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dibuat cukup baik untuk digunakan dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Primer

Analisis data primer dilakukan terhadap karangan sebagai bentuk dari hasil kemampuan menyimak dan menulis siswa pada kegiatan pretes maupun postes. Data tersebut diolah untuk diberikan penilaian dengan menggunakan dua aspek penilaian utama yakni aspek menyimak yang ditinjau dari indikator ketepatan isi meliputi (a) keruntutan alur dengan skor maksimal 30, (b) kelengkapan peristiwa dengan skor maksimal 30, (c) kejelasan tokoh dengan skor maksimal 10 dan aspek kemampuan menulis yang ditinjau dari indikator bahasa meliputi (a) kalimat dengan skor maksimal 10, (b) pilihan kata dengan skor maksimal 10, dan (c) tanda baca yang digunakan dengan skor maksimal 10. Dengan demikian perbandingan bobot kedua aspek penilaian tersebut adalah 70:30 dan nilai total kemampuan menyimak dan menulis secara integratif adalah 100.


(13)

2. Analisis Data Sekunder (Statistik)

Langkah-langkah analisis data tes awal adalah sebagai berikut. a. Menguji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tes yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah:

dengan dk = n-1

Oi = hasil pengamatan

Ei = hasil yang diharapkan

N = banyaknya siswa

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika χtabel2 <χhitung2 dan terima H0 untuk

kondisi lainnya pada taraf signifikansi yang telah ditentukan. b. Menguji Homogenitas.

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang varians yang sama.

Tes yang digunakan untuk menghitung homogenitas adalah:

2 ) 1 ( 2 1 2

2 ( )

dk tabel n i i i i hitung E E O α χ χ χ − = = − =

) 2 , 1 ( 2 1 tabel 2 2 v v k b hitung F F S S F α = =


(14)

penyebut kebebasan derajat pembilang kebebasan derajat kecil lebih yang sampel varians besar lebih yang sampel varians : dengan 2 1 2 2 = = = = v v S S k b

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika Ftabel <Fhitung dan terima H0 untuk

kondisi lainnya pada taraf signifikansi yang telah ditentukan.

c. Menguji Perbedaan Dua Rata-rata untuk Prestasi Belajar Awal

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah data kelas eksperimen dan kelas

kontrol memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak.

1. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka

digunakan uji t' dengan rumus:

postes siswa jumlah pretes siswa jumlah postes varians pretes varians postes rata -rata nilai pretes rata -rata nilai dengan ) / ( ) / ( ' 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 = = = = = = + − = n n s s x x n s n s x x t

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika t tabel t hitung

1 1 <

dan terima H0

untuk kondisi lainnya dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan.

2. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan tidak homogen,

maka digunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ztabel < zhitung dan terima H0


(15)

3. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji t dengan rumus:

1 ) 1 ( ) 1 ( dan

1 1

2 1

2 2 2 2 1 1 gab

2 1 gab

2 1 hitung

− +

− + − =

+ − =

n n

s n s n S

n n S

x x t

dengan : x1 = nilai rata-rata eksperimen

2

x = nilai rata-rata kontrol

n1 = banyaknya siswa

n2 = banyaknya siswa

2 1

s = varians eksperimen

2 2

s = varians kontrol

Sgab= simpangan gabungan

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ttabel <thitung dan terima H0 untuk


(1)

SMI x x DP= ab

Tabel 3.3

Klasifikasi Derajat Reliabilitas Menurut Suherman (1990, h.177)

Besarnya r11 Interpretasi

r11≤ 0,20

0,20 < r11≤ 0,40

0,40 < r11≤ 0,70

0,70 < r11≤ 0,90

0,90 < r11≤ 1,00

Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan perhitungan data diperoleh nilai reliabilitasnya adalah 0,82. Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Menurut Suherman (1990: 78) Daya Pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dan siswa yang tidak dapat menjawab soal.

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah:

dengan xa = rata-rata skor kelompok atas

xb = rata-rata skor kelompok bawah


(2)

SMI x IK =

Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda (dalam Suherman, 1990, h.202) Besarnya DP Interpretasi DP ≤ 0,00

0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek Jelek

Cukup Baik

Sangat baik

Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2, diperoleh prosentase daya pembeda soal menunjukkan kriteria daya pembeda cukup (65%) dan daya pembeda baik (35%).

d. Indeks Kesukaran

Menurut Suherman (1990: 189) Indeks Kesukaran menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran yaitu

dengan x = nilai rata-rata tiap butir soal SMI = skor maksimal ideal

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Kesukaran (dalam Suherman, 1990:213) Besarnya IK Interpretasi IK = 0,00

0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00

Soal terlalu sukar Soal sukar

Soal sedang Soal mudah Soal terlalu mudah


(3)

Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2 diperoleh prosentase indeks kesukarannya adalah soal mudah (5%), soal sedang (85%) dan soal sukar (10%).

Dari hasil pengujian instrumen yang dilakukan oleh peneliti, dengan memperhatikan nilai validitas soal, nilai reliabilitas soal, Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dibuat cukup baik untuk digunakan dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Primer

Analisis data primer dilakukan terhadap karangan sebagai bentuk dari hasil kemampuan menyimak dan menulis siswa pada kegiatan pretes maupun postes. Data tersebut diolah untuk diberikan penilaian dengan menggunakan dua aspek penilaian utama yakni aspek menyimak yang ditinjau dari indikator ketepatan isi meliputi (a) keruntutan alur dengan skor maksimal 30, (b) kelengkapan peristiwa dengan skor maksimal 30, (c) kejelasan tokoh dengan skor maksimal 10 dan aspek kemampuan menulis yang ditinjau dari indikator bahasa meliputi (a) kalimat dengan skor maksimal 10, (b) pilihan kata dengan skor maksimal 10, dan (c) tanda baca yang digunakan dengan skor maksimal 10. Dengan demikian perbandingan bobot kedua aspek penilaian tersebut adalah 70:30 dan nilai total kemampuan menyimak dan menulis secara integratif adalah 100.


(4)

2. Analisis Data Sekunder (Statistik)

Langkah-langkah analisis data tes awal adalah sebagai berikut. a. Menguji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tes yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah:

dengan dk = n-1

Oi = hasil pengamatan

Ei = hasil yang diharapkan

N = banyaknya siswa

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika χtabel2 <χhitung2 dan terima H0 untuk kondisi lainnya pada taraf signifikansi yang telah ditentukan.

b. Menguji Homogenitas.

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang varians yang sama.

Tes yang digunakan untuk menghitung homogenitas adalah: 2

) 1 ( 2

1

2

2 ( )

dk tabel

n

i

i i i hitung

E E O

α

χ χ

χ

− =

=

− =

) 2 , 1 ( 2 1 tabel

2 2

v v k b hitung

F F

S S F

α = =


(5)

penyebut kebebasan derajat pembilang kebebasan derajat kecil lebih yang sampel varians besar lebih yang sampel varians : dengan 2 1 2 2 = = = = v v S S k b

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika Ftabel <Fhitung dan terima H0 untuk

kondisi lainnya pada taraf signifikansi yang telah ditentukan.

c. Menguji Perbedaan Dua Rata-rata untuk Prestasi Belajar Awal

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah data kelas eksperimen dan kelas

kontrol memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak.

1. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka

digunakan uji t' dengan rumus:

postes siswa jumlah pretes siswa jumlah postes varians pretes varians postes rata -rata nilai pretes rata -rata nilai dengan ) / ( ) / ( ' 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 = = = = = = + − = n n s s x x n s n s x x t

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika t tabel t hitung

1 1 <

dan terima H0

untuk kondisi lainnya dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan.

2. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan tidak homogen,

maka digunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ztabel < zhitung dan terima H0


(6)

3. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji t dengan rumus:

1 ) 1 ( ) 1 ( dan

1 1

2 1

2 2 2 2 1 1 gab

2 1 gab

2 1 hitung

− +

− + − =

+ − =

n n

s n s n S

n n S

x x t

dengan : x1 = nilai rata-rata eksperimen

2

x = nilai rata-rata kontrol

n1 = banyaknya siswa

n2 = banyaknya siswa 2

1

s = varians eksperimen

2 2

s = varians kontrol

Sgab= simpangan gabungan

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ttabel <thitung dan terima H0 untuk