s fis 0808527 chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, dan teknik analisis instrumen penelitian.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Pre-experiment merupakan metode penelitian yang masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Metode ini digunakan karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang berpengaruh. Dari hasil studi pendahuluan peneliti mengetahui banyak variabel yang berpengaruh dan tidak dapat peneliti kontrol. Salah satu contohnya yaitu proporsi belajar siswa yang dijadikan sampel penelitian tidak sama. Ada beberapa siswa dari kelas sampel penelitian yang mengikuti les, bimbel dan sejenisnya di luar jam belajar sekolah. Selain itu, alasan peneliti menggunakan metode pre-experiment sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan literasi sains siswa setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.


(2)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one group pretest posttest. Dalam desain ini, sebelum pembelajaran sampel terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) dan setelah pembelajaran sampel diberi posttest

(tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan literasi sains siswa setelah diberi treatment

(perlakuan) berupa pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. Berikut merupakan tabel desain penelitian one group pretest posttest (Sugiyono, 2010).

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest

Pretest Treatment Posttest

T1 X T2

Keterangan:

T1 : pretest sebelum diberi treatment

X : treatment pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video

T2 : posttest setelah diberi treatment

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh siswa kelas IX tersebut adalah 420 orang yang


(3)

terbagi ke dalam sepuluh kelas. Setiap kelas memiliki karakteristik yang sama dengan kelas yang lain atau dapat dianggap homogen.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti yang dapat menggambarkan keadaan populasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IX-B yang berjumlah 41 orang. Jumlah sampel ini sudah memenuhi krtieria yang diajukan oleh Roschoe. Roschoe (dalam Sugiyono, 2009) menyatakan ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2010). Teknik ini dilakukan karena mengambil beberapa pertimbangan, yaitu keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga dalam penelitian ini tidak dilakukan generalisasi (Sugiyono, 2009).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes literasi sains, observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon siswa.

1. Tes Literasi Sains

Menurut Arikunto (2006) tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Dalam


(4)

penelitian ini, instrumen tes yang digunakan ialah tes tertulis (paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda pada saat pretest dan posttest. Instrumen tes ini dibuat sendiri oleh peneliti dan mengacu pada PISA 2003. Jumlah total soal tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebanyak 24 soal yang mencakup seluruh indikator pembelajaran selama dua pertemuan. Instrumen tes yang digunakan merupakan soal tes yang dapat mengukur literasi sains yang terdiri dari aspek konten, proses dan konteks aplikasi sains.

2. Observasi

Observasi atau pegamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010). Teknik observasi digunakan untuk melihat secara langsung keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.

Pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video tersebut berupa format isian, pengamat hanya perlu membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan yaitu kolom “ya” dan “tidak” untuk setiap langkah pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video yang sesuai dengan hasil pengamatan. Selanjutnya lembar observasi ini digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.


(5)

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan setelah diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi pustaka, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat dan inovatif mengenai bentuk pembelajaran yang akan digunakan.

b. Observasi ke sekolah, dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi populasi dan sampel yang akan dikenai perlakuan. Observasi dilakukan dengan angket dan wawancara.

c. Studi kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar penggunaan media dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dapat memperoleh hasil akhir sesaui dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum.

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu media video. Media video ini tidak dibuat sendiri oleh peneliti melainkan menggunakan video yang telah ada. Media video yang digunakan adalah video


(6)

terdapat di DVD BBC yang berjudul The Sun The Moon dan Earth The Power of The Planet. Tidak seluruh video digunakan namun hanya video yang sesuai dengan SK dan Kompetensi Dasar (KD) dalam penelitian. Untuk itu perlu dilakukan pemotongan video untuk memilih scene yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Software yang digunakan untuk pemotongan video adalah

Boilsoft Video Splitter. Namun sebelum itu, format file video yang terdapat di DVD berupa format VOB diubah ke format yang lebih mudah digunakan, yaitu WMV. Software yang digunakan untuk merubah format file video adalah DA DVD Ripper.

e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran.

f. Mengevaluasi dan men-judgement instrumen soal dan media video.

g. Menguji coba instrumen tes yang telah di-judgement.

h. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dengan cara melakukan uji validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kualitas soal yang akan digunakan dalam penelitian sehingga ketika instrumen tersebut diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut telah valid dan reliabel.

i. Melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai.

j. Menyusun soal yang layak dijadikan instrumen tes dalam penelitian.

k. Menghubungi pihak sekolah (mengurus perizinan) untuk melakukan penelitian.

2. Pelaksanaan


(7)

a. Melakukan pretest sebelum pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk mengukur literasi sains awal siswa sebelum diberikan treatment.

b. Memberikan perlakuan (treatment) dengan cara menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video sebanyak dua kali pertemuan. c. Selama proses pembelajaran berlangsung, ada yang menjadi pengamat untuk

mengamati keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.

d. Melakukan posttest untuk mengukur peningkatan literasi sains akhir siswa mengenai materi yang diajarkan tiap pertemuan setelah diberikan treatment.

3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain: a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

b. Membandingkan hasil analisis data tes sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk mengetahui peningkatan literasi sains setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data.

d. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek yang kurang pada saat penelitian.

Adapun alur penelitian yang telah dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini.


(8)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Studi Pustaka Observasi Studi Kurikulum

Masalah

Penyusunan RPP pembelajaran inkuiri terbimbing

Mempersiapkan video yang akan digunakan dalam pembelajran

Penyusunan Instrumen

Uji coba Instrumen

Judgement Instrumen

Revisi

Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan media video Observasi

keterlaksanaan pembelajaran

Pretest

Posttest

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Angket respon siswa


(9)

F. Teknik Analisis Uji Instrumen

Teknik Analisis Uji Instrumen merupakan analisis terhadap instrumen yang akan digunakan meliputi validitas butir soal, daya pembeda butir soal, tingkat kesukaran butir soal, dan reliabilitas perangkat instrumen. Karena pentingnya persyaratan tersebut, maka instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan di salah satu sekolah SMA di kota Bandung yang kemudian dianalisis sebagai berikut.

1. Validitas Butir Soal

Anderson (Arikunto, 2009) mengemukakan bahwa “a test is valid if it measures what it purpose to measure”. Pernyataan Anderson tersebut jika diartikan kurang lebih sebagai berikut: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa analisis validitas tes merupakan analisis tes yang di lakukan untuk menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur sasaran yang hendak diukur. Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

point biserial dengan rumus berikut:

Dengan :

γphi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar Mt = rerata skor total

St = standar deviasi total


(10)

p = proporsi subjek yang menjawab benar

)

q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 - p )

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat rendah

(Guilford dalam Erman, 2003)

2. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Selain validitas dari butir soal, faktor lain yang turut menentukan kualitas suatu tes adalah tingkat kesukaran atau indeks kesukaran dari setiap butir soalnya. Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal (Arikunto, 2009). Tingkat kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal atau disebut juga tingkat kemudahan butir soal pada penelitian ini ditentukan dengan rumus berikut:


(11)

(Du Bois dalam Sudijono, 2009)

Dengan:

P = Taraf kesukaran Np = Jumlah jawaban benar N = Jumlah peserta tes

Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal Indeks Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,29 Sukar

0,30 – 0,69 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Thorndike dan Hagen dalam Sudijono, 2009)

3. Daya Pembeda Butir Soal

Faktor lain yang turut menentukan kualitas instrumen tes adalah daya pembeda butir soal. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Sejalan dengan itu, Munaf (2001) mengemukakan bahwa daya pembeda (discriminating power) suatu butir soal adalah bagaimana kemampuan butir soal itu untuk membedakan siswa yang


(12)

termasuk kelompok tinggi (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok rendah (lower group). Dengan demikian, butir soal yang memiliki daya pembeda yang baik ialah butir soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang pandai dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang kurang pandai.

Besarnya indeks daya pembeda butir soal pada penelitian ini ditentukan dengan rumus berikut:

Dengan :

DP = Indeks daya pembeda

BA = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

JA = Jumlah peserta tes kelompok atas

BB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

JB = Jumlah peserta tes kelompok bawah

Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00<DP≤0,20 Buruk (poor)

0,20<DP≤0,40 Sedang (satisfactory)

0,40<DP≤0,70 Baik (good)

0,70<DP≤1,00 Baik sekali (excellent)

(Miller, 2008)


(13)

4. Reliabilitas Perangkat Tes

Selain validitas butir soal, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda butir soal yang telah dijalaskan terlebih dahulu, faktor lain yang menentukan kualitas instrumen tes adalah reliabilitas perangkat tes. Munaf (2001) menyatakan reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah).

Lebih lanjut Arikunto (2009) mengemukakan bahwa reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang menghasilkan data yang dapat dipercaya dalam arti selalu menghasilkan data yang sama walaupun data diambil berapa kali pun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes adalah tingkat konsistensi suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes bentuk pilihan ganda untuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan metode K-R 20 dengan rumus berikut:

(Kuder Richardson dalam Erman, 2003)

Dengan :

r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

p = proporsi subjek yang menjawab benar


(14)

q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 - p ) Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

N = banyaknya item S = standar deviasi dari tes

Untuk mengintrepetasikan nilai reliabilitas perangkat tes yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan kriteria reliabilitas tes seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Perangkat Tes Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,80 < r  1,00 Sangat tinggi 0,60 < r  0,80 Tinggi 0,40 < r  0,60 Cukup 0,20 < r  0,40 Rendah 0,00 < r  0,20 Sangat rendah

(Thorndike dan Hagen dalam Sudijono, 2009

5. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrumen tes dalam penelitian ini dilakukan di kelas X-4 salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Instrumen yang diuji coba berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 24 soal. Data hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal. Sehingga diperoleh instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Adapun hasil analisis data untuk instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.6:


(15)

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes

Berdasarkan hasil perhitungan, validitas butir soal untuk tes ini, diperoleh dari 24 soal yang diujicobakan berkategori sangat rendah sebesar 20,83%,

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Keterangan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,208 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai

2 0,458 Cukup 0,300 Sedang 0,200 Sukar Dipakai

3 0,203 Rendah 0,300 Sedang 0,325 Sedang Dipakai

4 0,562 Cukup 0,500 Baik 0,625 Sedang Dipakai

5 0,394 Cukup 0,200 Sedang 0,875 Mudah Dipakai

6 0,494 Cukup 0,300 Sedang 0,225 Sukar Dipakai

7 0,376 Rendah 0,400 Sedang 0,275 Sukar Dipakai

8 0,136 Sangat

Rendah 0,100 Buruk 0,800 Mudah Revisi

9 0,456 Cukup 0,400 Sedang 0,675 Sedang Dipakai

10 0,589 Cukup 0,600 Baik 0,675 Sedang Dipakai

11 0,104 Sangat

Rendah 0,050 Buruk 0,575 Sedang Revisi

12 0,417 Cukup 0,350 Sedang 0,625 Sedang Dipakai

13 0,000 Sangat

Rendah 0,000 Buruk 1,000 Mudah Revisi

14 0,368 Rendah 0,100 Buruk 0,950 Mudah Dipakai

15 0,231 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai

16 0,138 Sangat

Rendah 0,050 Buruk 0,925 Mudah Revisi

17 0,545 Cukup 0,500 Baik 0,650 Sedang Dipakai

18 0,220 Rendah 0,100 Buruk 0,175 Sukar Dipakai

19 0,058 Sangat

Rendah 0,200 Buruk 0,925 Mudah Revisi

20 0,551 Cukup 0,600 Baik 0,600 Sedang Dipakai

21 0,365 Rendah 0,300 Sedang 0,450 Sedang Dipakai

22 0,442 Cukup 0,300 Sedang 0,850 Mudah Dipakai

23 0,382 Rendah 0,400 Sedang 0,250 Sukar Dipakai


(16)

berkategori rendah sebesar 37,50%, berkategori cukup sebesar 41,67%, tidak ada yang berkategori tinggi . Daya pembeda, dari 24 soal yang diujicobakan yang berkategori buruk sebesar 37,50%, berkategori sedang sebesar 45,83%, berkategori baik sebesar 16,67%. Dan untuk tingkat kesukaran, dari 24 soal yang diujicobakan yang termasuk kategori mudah sebesar 37,50%, berkategori sedang sebesar 37,50%, dan berkategori sukar sebesar 25,00%. Nilai reliabilitas untuk instrumen ini adalah sebesar 0,69 dengan kategori tinggi. Rekapitulasi distribusi soal untuk setiap aspek literasi sains yang akan diukur ditunjukkan pada tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7 Distribusi Instrumen Setiap Aspek Literasi Sains Dimensi Literasi

Sains Nomor Soal

Jumlah Soal

Konten Sains 1, 2, 3, 4, 6, 17, 20, 24 8

Proses Sains 5, 8, 12, 15, 16, 18, 19, 21, 22 9

Konteks Aplikasi Sains

7, 9, 10, 11, 13, 14, 23 7

Setelah menganalisis instrumen yang telah diujicobaka dan dikonsultasikan ke dosen pembimbing bahwa tidak ada instrumen yang dibuang namun hanya merevisi lima soal yang memilki validitas yang sangat rendah. Sehingga jumlah soal yang digunakan berjumlah 24 soal.

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Tujuan dari pengolahan data ini yaitu untuk mengetahui


(17)

keterlaksanaan pembelajaran, peningkatan literasi sains setelah diterapkan pembelajaran, dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran.

1. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran yang dikembangkan dari hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Setiap aktivitas pada tahap pembelajaran terlaksana/muncul diberikan skor satu, dan jika tidak muncul diberikan skor nol. Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah dari banyaknya skor dari masing-masing observer dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Adapun persentase data lembar observasi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus:

Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian dinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria persentase angket seperti pada Tabel 3.8.


(18)

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterangan:

KM = persentase keterlaksanaan model

2. Analisis Peningkatan Literasi Sains Siswa a. Penskoran

Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.

b. Menghitung rata-rata (mean) skor pretest dan posttest

Nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest

dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Dengan :

= nilai rata-rata skor pretest maupun posttest X = skor tes yang diperoleh setiap siswa

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana


(19)

N = banyaknya data

c. Menghitung rerata skor gain yang dinormalisasi.

Setelah data pretest dan posttest diperoleh, data tersebut diolah untuk menentukan rerata skor gain yang dinormalisasi. Besarnya skor gain yang dinormalisasi ditentukan dengan rumus (Hake, 2002) sebagai berikut:

Dengan:

<g> = rerata skor gain yang dinormalisasi Sf = skor posttest

Si = skor pretest

Skor gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan kategori peningkatan prestasi belajar yang terjadi untuk setiap pertemuaanya. Kriteria yang digunakan diadopsi dari Hake (1998).

Tabel 3.9 Kategori Skor Gain yang Dinormalisasi Rentang <g> Kategori

0.7 < (<g>)≤1,0 tinggi 0.3 < (<g>) ≤0.7 sedang

(<g>) ≤ 0.3 rendah


(20)

3. Angket

Angket ini berisi pernyatan siswa yang menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi checklist (√) pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket siswa ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. Untuk angket siswa ini, datanya diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase.


(1)

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes

Berdasarkan hasil perhitungan, validitas butir soal untuk tes ini, diperoleh dari 24 soal yang diujicobakan berkategori sangat rendah sebesar 20,83%,

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Keterangan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,208 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai 2 0,458 Cukup 0,300 Sedang 0,200 Sukar Dipakai 3 0,203 Rendah 0,300 Sedang 0,325 Sedang Dipakai 4 0,562 Cukup 0,500 Baik 0,625 Sedang Dipakai 5 0,394 Cukup 0,200 Sedang 0,875 Mudah Dipakai 6 0,494 Cukup 0,300 Sedang 0,225 Sukar Dipakai 7 0,376 Rendah 0,400 Sedang 0,275 Sukar Dipakai 8 0,136 Sangat

Rendah 0,100 Buruk 0,800 Mudah Revisi 9 0,456 Cukup 0,400 Sedang 0,675 Sedang Dipakai 10 0,589 Cukup 0,600 Baik 0,675 Sedang Dipakai 11 0,104 Sangat

Rendah 0,050 Buruk 0,575 Sedang Revisi 12 0,417 Cukup 0,350 Sedang 0,625 Sedang Dipakai 13 0,000 Sangat

Rendah 0,000 Buruk 1,000 Mudah Revisi 14 0,368 Rendah 0,100 Buruk 0,950 Mudah Dipakai 15 0,231 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai 16 0,138 Sangat

Rendah 0,050 Buruk 0,925 Mudah Revisi 17 0,545 Cukup 0,500 Baik 0,650 Sedang Dipakai 18 0,220 Rendah 0,100 Buruk 0,175 Sukar Dipakai 19 0,058 Sangat

Rendah 0,200 Buruk 0,925 Mudah Revisi 20 0,551 Cukup 0,600 Baik 0,600 Sedang Dipakai 21 0,365 Rendah 0,300 Sedang 0,450 Sedang Dipakai 22 0,442 Cukup 0,300 Sedang 0,850 Mudah Dipakai 23 0,382 Rendah 0,400 Sedang 0,250 Sukar Dipakai 24 0,361 Rendah 0,300 Sedang 0,275 Sukar Dipakai


(2)

berkategori rendah sebesar 37,50%, berkategori cukup sebesar 41,67%, tidak ada yang berkategori tinggi . Daya pembeda, dari 24 soal yang diujicobakan yang berkategori buruk sebesar 37,50%, berkategori sedang sebesar 45,83%, berkategori baik sebesar 16,67%. Dan untuk tingkat kesukaran, dari 24 soal yang diujicobakan yang termasuk kategori mudah sebesar 37,50%, berkategori sedang sebesar 37,50%, dan berkategori sukar sebesar 25,00%. Nilai reliabilitas untuk instrumen ini adalah sebesar 0,69 dengan kategori tinggi. Rekapitulasi distribusi soal untuk setiap aspek literasi sains yang akan diukur ditunjukkan pada tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7 Distribusi Instrumen Setiap Aspek Literasi Sains Dimensi Literasi

Sains Nomor Soal

Jumlah Soal

Konten Sains 1, 2, 3, 4, 6, 17, 20, 24 8

Proses Sains 5, 8, 12, 15, 16, 18, 19, 21, 22 9 Konteks Aplikasi

Sains

7, 9, 10, 11, 13, 14, 23 7

Setelah menganalisis instrumen yang telah diujicobaka dan dikonsultasikan ke dosen pembimbing bahwa tidak ada instrumen yang dibuang namun hanya merevisi lima soal yang memilki validitas yang sangat rendah. Sehingga jumlah soal yang digunakan berjumlah 24 soal.

G. Teknik Pengolahan Data


(3)

keterlaksanaan pembelajaran, peningkatan literasi sains setelah diterapkan pembelajaran, dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran.

1. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran yang dikembangkan dari hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Setiap aktivitas pada tahap pembelajaran terlaksana/muncul diberikan skor satu, dan jika tidak muncul diberikan skor nol. Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah dari banyaknya skor dari masing-masing observer dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Adapun persentase data lembar observasi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus:

Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian dinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria persentase angket seperti pada Tabel 3.8.


(4)

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterangan:

KM = persentase keterlaksanaan model

2. Analisis Peningkatan Literasi Sains Siswa a. Penskoran

Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.

b. Menghitung rata-rata (mean) skor pretest dan posttest

Nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Dengan :

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana


(5)

N = banyaknya data

c. Menghitung rerata skor gain yang dinormalisasi.

Setelah data pretest dan posttest diperoleh, data tersebut diolah untuk menentukan rerata skor gain yang dinormalisasi. Besarnya skor gain yang dinormalisasi ditentukan dengan rumus (Hake, 2002) sebagai berikut:

Dengan:

<g> = rerata skor gain yang dinormalisasi Sf = skor posttest

Si = skor pretest

Skor gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan kategori peningkatan prestasi belajar yang terjadi untuk setiap pertemuaanya. Kriteria yang digunakan diadopsi dari Hake (1998).

Tabel 3.9 Kategori Skor Gain yang Dinormalisasi Rentang <g> Kategori

0.7 < (<g>)≤1,0 tinggi 0.3 < (<g>) ≤0.7 sedang

(<g>) ≤ 0.3 rendah


(6)

3. Angket

Angket ini berisi pernyatan siswa yang menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi checklist (√) pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket siswa ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. Untuk angket siswa ini, datanya diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase.