10. AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu
persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut: 1.
Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang
ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk
J. Tinjauan Empirik
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mempelajari hasil-hasil penelitian relevan tentang topik utama yang telah dilakukan oleh orang lain
sebelumnya. Beberapa tinjauan empiris berupa artikel penelitian yang penulis ambil diantaranya.
Tabel 5. Tinjauan Empirik
No
Penulis Judul
Alat Analisis Kesimpulan
1. Sutanta
2010 Faktor-faktor
penyebab tidak berkembangnya
kawasan industri nguter
kabupaten sukoharjo
Metode Deskriftif
Faktor penyebab tidak berkembangnya Kawasan
Industri Nguter adalah faktor aksesibilitas,
faktor ketersediaan prasarana, dan kebijakan
pemerintah.
2. Ardhika
Sukmasakti Hasworo
2012 Strategi
pengembangan objek wisata
batik kota pekalongan
Metode Analytical
Hierarchy Process AHP.
Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa dari
ketiga aspek pengembangan objek
wisata batik Kota Pekalongan,
menghasilkan aspek promosi sebagai prioritas
utama dengan strategi pengembangan
menggelar festival batik nasional dan
internasional.
3. Kimberly
Febrina Kodrat
2011 Analisis sistem
pengembangan kawasan
industri terpadu berwawasan
lingkungan studi kasus: PT.
Kawasan Industri Medan
Metode survei dengan
menggunakan perpaduan antara
har system analisis sistem
dinamis dan soft system analisis
prospektif Hasil analisis
ketergantungan antar faktor dengan
menggunakan Analisis Prospektif diperoleh
sebanyak lima faktor strategis masa depan
yang mempengaruhi pengembangan kawasan
industri terpadu berwawasan lingkungan,
yaitu: jumlah industri, permintaan lahan,
kebijakan pemerintah, model pengembangan,
dan iklim investasi yang kondusif.
4. Handy Twinosa
2012 Pengembangan
kawasan industri sepatu
melalui pendekatan city
marketing di Kecamatan
Trowulan, Kabupaten
Mojokerto Analisis
Triangulasi Arahan pengembanagn
kawasan industri Kecamatan Trowulan
dibagi menjadi empat elemen utama city
marketing, yaitu pemasarat citraimage,
pemasaran daya tarikatraksi, pemasaran
infrastruktur, dan pemasaran penduduk.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau
informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat dengan kawasan industri. Sedangkan data sekunder yang relevan dengan tujuan
penelitian diambil dari berbagai sumber, seperti buku referensi, internet, dan buku atau informasi dari instansi terkait.
a. Data primer
Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner kepada responden terpilih. Responden adalah aparat pemerintah dan orang yang berhubungan
erat dengan kawasan industri ditujukan untuk menggali pendapatnya dalam rangka pemilihan strategi pengembangan kawasan industri. Penggalian
pendapat ini dilakukan dengan menerapkan teori Analytical Hierarchy Process AHP.
b. Data sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dari Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Lampung berupa publikasi resmi pemerintah dalam
bentuk buku, PT KAIL, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah serta sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.
B. Teknik Pengambilan Sampel Responden
Berdasarkan pendekatan AHP, yang menjadi narasumber untuk melakukan pembobotan adalah seorang ahli expert. Yang dimaksud dengan expert disini
tidak harus seseorang yang pakar pada satu bidang keilmuan tertentu, melainkan orang yang tahu betul akan permasalahan yang hendak diteliti. Dalam konteks
strategi pengembangan Kawasan Industri Lampung, expert yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang-orang yang paham benar mengenai kawasan
industri. Untuk itu, pihak pengelola, pemerintah, praktisi, dan akademisi merupakan orang yang tepat untuk dijadikan responden dalam menentukan
bobot pengaruh faktor, variabel, dan indikator yang digunakan untuk pemeringkatan strategi pengembangan Kawasan Industri Lampung. Jumlah
responden menjadi tidak penting dalam menentukan bobot. Yang lebih penting adalah kualitas atau pengetahuan responden akan permasalahan yang dimaksud.
Untuk itu, pengambilan sampel responden dilakukan secara purposive, dengan melibatkan pihak pengelola, pemerintah, praktisi, dan akademisi.
C. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah AHP Analytical Hierarchy Process.
Metode AHP merupakan suatu model yang diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1971. Saaty menyatakan bahwa AHP adalah suatu model untuk
membangun gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi-asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan, serta
memungkinkan menguji kepekaan hasilnya. Dalam prosesnya, AHP memasukkan