kerugiannya adalah sebagian besar waktu tersita untuk menyampaikan informasi sehingga sedikit sekali waktu untuk membantu anak didik
mahasiswa. Materi atau bahan pelajaran yang telah dirancang oleh guru harus sudah
terseleksi dan terorganisir disesuaikan dengan tingkat kemampuan belajar siswa yang akan belajar, apakah muatan itu pada ranah pengetahuan pada tingkat
rendah, menengah atau tinggi. Demikian juga ranah pemahaman dan ranah keterampilan. Guru memberi materi yang terstruktur mulai dari tingkat yang
paling mudah sampai pada tingkat yang sulit.
5. Pengorganisasian Materi
Pengorganisasian materi merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan pengorganisasiannmateri mencakup dua langkah, yaitu
memilih materi dan menyusun materi. a.
Memilih Materi Pemilihan materi bukan hal yang mudah. Sering kali guru kesulitan
dalam memilih materi yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Kesulitan ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut;
1 Banyak sedikitnya materi yang tersedia.
2 Perubahan ilmu pengetahuan yang cepat, sehingga materi pembelajaran
berubah setiap saaat. 3
Perbedaan kemampuan dan karakteristik siswa 4
Perubahan standarisasi sistem evaluasi. Dalam memilih materi pembelajaran, guru dapat melakukan langkah
langkah sebagai berikut; 1
Mengidentifikasi dan menentukan pokok bahasa yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
2 Memerinci pokok bahasa tersebut menjadi sub pokok bahasan atau topik.
3 Mencari berbagai sumber untuk mendapat kan materi yang relevan dengan
materi masing-masing sub pokok bahasan atau topik.
4 Mengidentifikasi dan menentukan materi yang benar-benar relevan
dengan masing-masing sub pokok bahasan atau topik yang disampaikan dalam proses pembelajaran.
b. Menyususn Materi
Setelah materi dipilih, selanjutnya materi tersebut disusun sebagai satu-kesatuan yang utuh dengan urutan yang logis. Oleh sebab itu dalam
penyusunan materi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1
Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana kemateri yang kompleks.
2 Materi pembelajaran disusun dari materi yang dianggap mudah kemateri
yang dianggap sulit. 3
Penyusunan materi sebaiknya diawali dari materi yang termasuk konsep .
B. HUBUNGAN MATERI DENGAN RANAHDOMAIN DALAM PEMBELAJARAN
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi
sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik. Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam
rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh
terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan aspek kognitif, maupun dari segi penghayatan aspek
afektif, dan
pengamalannya aspek
psikomotor. Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat
dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu
harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain daerah binaan atau ranah yang
melekat pada diri peserta didik, yaitu: a.
Ranah proses berfikir cognitive domain b.
Ranah nilai atau sikap affective domain c.
Ranah keterampilan psychomotor domain Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang
harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
1. Ranah Kognitif