Pandangan Konstruktivisme Tentang Belajar

pendefinisian secara operasional. Keterampilan proses merupakan suatu pendekatan belajar –mengajar yang mengarah pada pertumbuhan dan pengembangan sejumlah ketrampilan tertentu pada diri mahasiswa agar mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal –hal baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep maupun pengembangan sikap dan nilai. Melalui keterampilan proses, konsep yang diperoleh mahasiswa akan lebih bermakna karena ketrampilan berfikir mahasiswa akan lebih berkembang. Dalam mengembangkan ketrampilan proses, dapat digunakan metode praktikum, karena dalam praktikum ketrampilan yang dikembangkan bukan saja ketrampilan psikomotorik tetapi juga ketrampilan kognitif dan afektif. Pendekatan ketrampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa Usaman dalam Wardani, 2011: 318. Brotherton dan Preece dalam Wardani, 2011: 319, mengemukakan struktur hirarki keterampilan proses yang terdiri dari dua bagian, yaitu keterampilan dasar yang meliputi observasi, klasifikasi, meramalkan, mencatat data, hubungan ruang dan waktu, dan keterampilan terintegrasi yang meliputi interpretasi data, mengontrol variabel, cara mendefinisikan, merumuskan hipotesis. Sedangkan Semiawan dalam Wardani, 2011:319 merinci kemampuan-kemampuan yang dapat dikembangkan dalam keterampilan proses adalah mengamati observasi, membuat hipotesa, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data interpretasi, menyusun kesimpulan sementara inferensi, meramalkan prediksi, menerapkan aplikasi dan mengkonsumsikan. Menurut Dahar dalam Wardani, 2011: 319, keterampilan proses sains terdiri dari mengamati observasi, menafsirkan interpretasi, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep aplikasi, merencanakan penelitian, mengkonsumsikan dan mengajukan pertanyaan.

2.5.5.4 Model-model Pembelajaran Berdasarkan Prinsip

Konstruktivisme Menurut Sanjaya 2007: 129, prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme telah melahirkan berbagai macam model-model pembelajaran. Dari berbagai macam model pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar mahasiswa adlah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Beberapa model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivisme adalah: 1. Discovery learning. Model ini merupakan model pembelajaran kognitif yang menekankan agar mahasiswa didorong untuk belajar dengan diri mereka sendiri. Mahasiswa belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan tutor atau dosen mendorong mahasiswa untuk mempunyai pengalaman- pengalaman dan menghubungkan pengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-prinsip bagi mereka sendiri. Discovery learning mempunyai beberapa keuntungan dalam belajar, antara lain mahasiswa memiliki motivasi dari dalam diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaanya sampai menemukan jawaban-jawaban atas problem yang dihadapi mereka. Selain itu, mahasiswa juga belajar untuk mandiri dalam memecahkan masalah dan memiliki