Deskripsi Tanaman Nenas TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tanaman Nenas

Nenas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Anenas comosus. Nenas merupakan tanaman buah berupa semak dengan daging buah berwarna kuning. Kandungan air yang dimiliki buah nenas adalah 90. Nenas berasal dari Brasilia Amerika Selatan yang telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nenas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, 1599. Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan dan meluas dikebunkan di lahan kering tegalan di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik. Tanaman nenas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan perennial. Tanaman nenas terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan tunas-tunas. Akar nenas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping dengan sistem perakaran yang terbatas. Akar-akar melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut monocotyledonae. Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah biasa jarang mencapai kedalaman 30 cm. 7 Batang tanaman nenas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih, tebal dengan diameter 2,0 -3,5 cm, beruas-ruas buku-buku pendek. Batang sebagai tempat melekat akar, daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara visual batang tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau buah merupakan perpanjangan batang. Daun nenas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau keperak-perakan. Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antara 70-80 helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri. Morfologi nenas dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber: PT. Great Giant Pineapple Gambar 1. Morfologi nenas 8 Bunga bersifat hermaprodit, masing-masing berkedudukan di ketiak daun pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari, berjumlah sekitar 5-10 kuntum. Pertumbuhan bunga dimulai dari bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari. Waktu dari menanam sampai terbentuk bunga sekitar 6-16 bulan. Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nenas, yaitu : Cayene daun halus, tidak berduri, buah besar, Queen daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut, SpanyolSpanish daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar dan Abacaxi daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida. Varietas cultivar nenas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam varietascultivar nenas yang dikategorikan unggul adalah nenas Bogor, Subang dan Palembang. Klasifikasi tanaman nenas adalah: Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji Kelas : Angiospermae berbiji tertutup Ordo : Farinosae Bromeliales Famili : Bromiliaceae Genus : Anenas Species : Anenas comosus L Merr 9 Tanaman nenas mengandung Bromeilin. Bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino. Bromelin ini berbentuk serbuk amori dengan warna putih bening sampai kekuning- kuningan, berbau khas, larut sebagian dalam: Aseton, Eter, dan CHCL3, stabil pada pH: 3,0 – 5,5. Suhu optimum enzim Bromelin adalah 50°C- 80°C. Enzim ini terdapat pada tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang tanaman nenas dalam jumlah yang berbeda. Persentase kandungan bromeilin pada daun nenas dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Persentase kandungan bromeilin pada tanaman nenas No. Bagian tanaman nenas Persentase 1. Buah utuh masak 0,060 – 0,080 2. Daging buah masak 0,080 – 0,125 3. Kulit buah 0,050 – 0,075 4. Tangkai 0,040 – 0,060 5. Batang 0,100 – 0,600 6. Buah utuh matang 0,040 – 0,060 Sumber : Murniati 2006 dalam Anja wulan sari Manfaat dari enzim bromeilin dari tanaman nenas adalah sebagai pelunakan daging antemortem pada hakikatnya adalah memberi perlakuan khusus pada ternak sebelum ternak di potong. Caranya, sebelum dipotong ternak diberi suntikan larutan enzim pelunak daging yang dimasukkan ke dalam vena jugularis saluran darah. Cara penyuntikan antemortem a 10 gram bubuk pelunak daging bromelin dicampur dengan 10 gram cairan pengencer gliserin 10 b Campuran tadi dikocok rata hingga berbentuk pasta c Campuran berbentuk pasta kemudian dilarutkan dalam air suling aquadessebanyak 200 cc, kemudian dikocok sampai terlihat jernih d Bisa langsung digunakan dengan dosis 2 cc untuk setiap kilogram berat ternak yang akan dipotong Untuk itu penyuntikan bisa dilakukan pada pembuluh di bawah sayap. Setelah penyuntikan dilakukan, itik bisa segera dipotong karena enzim proteolitik sudah cukup merata terbagi di seluruh jaringan daging. Namun, apabila itik tidak jadi dipotong, enzim tersebut tidak mempunyai pengaruh buruk bagi itik karena akhirnya enzim itu akan dikeluarkan lewat kotoran. Enzim bromelin mampu menguraikan serat-serat daging, sehingga daging menjadi lebih empuk. Untuk keperluan sendiri, cuci dulu nanas sebelum dikupas. Kalau perlu, disikat. Haluskan kulit nanas dengan blender, isikan ke dalam kotak es ice cube, bekukan dalam feezer. Ambil 2-3 kubus kulit nanas beku campur dengan 500 gram daging, diamkan selama 30-60 menit pada suhu kamar atau 2-3 jam dalam lemari es refrigerator. Cuci daging ketika masih utuh. Potong-potong sesuai keperluan, lalu empukkan dengan kulit nanas. Setelah kulit nanas disisihkan dari daging, daging siap dibumbui. Kalau hendak mencuci daging setelah dicampur kulit nanas, potong-potong daging lebih besar dari keperluan. Misalnya daging untuk sate, potong panjang bentuk jari. Setelah diempukkan dengan kulit nanas, cuci daging, lalu potong sesuai keperluan. Cara ini akan menghindari hilangnya terlalu banyak juice daging, sehingga daging bisa tetap juicy tidak kering dan tetap terasa manis khas daging Sari, 2012. 11

B. Daun Nenas

Dokumen yang terkait

DELIGNIFIKASI PELEPAH DAUN SAWIT AKIBAT PENAMBAHAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp TERHADAP KADAR ABU, KADAR PROTEIN, KADAR LEMAK DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN (BETN).

3 30 48

PENGARUH DOSIS UREA DALAM AMONIASI DAUN NENAS VARIETAS Smooth cayene TERHADAP KADAR BAHAN KERING, ABU, DAN SERAT KASAR

2 9 63

Pengaruh Lama Fermentasi dengan Media Trametes sp. terhadap Uji Organoleptik, Kadar Air, Lemak dan Protein pada Limbah Daun Nenas di Lampung Tengah

0 8 51

PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR SERAT KASAR DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEMPE BEBERAPA VARIETAS KEDELAI

0 3 53

PENGARUH FERMENTASI KULIT BIJI COKLAT DENGAN Aspergillus Niger TERHADAP KADAR PROTEIN, SERAT KASAR DAN BAHAN ORGANIK.

0 0 9

Pengaruh Lama Fermentasi Tongkol Jagung dengan Campuran Aspergilus niger dan Rhizopus sp terhadap Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik Protein Kasar dan Serat Kasar.

0 0 7

PENGARUH JENIS MIKROORGANISME, DOSIS INOKULUM DAN LAMA FERMENTASI AMPAS SAGU TERHADAP BAHAN KERING, PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR.

0 1 7

PENGARUH LAMA FERMENTASI TONGKOL JAGUNG DENGAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) TERHADAP DEGRADASI BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR SECARA IN - VITRO.

0 1 6

PENGARUH ASAM HUMAT DAN LAMA FERMENTASI BUNGKIL INTI SAWIT DENGAN KAPANG Trichoderma harzianum TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING, PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR.

0 0 8

PENGARUH SUHU DAN LAMA FERMENTASI ONGGOK DENGAN Bacillus sp TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KADAR PROTEIN TERLARUT SUBSTRAT.

0 0 7