Diagram Pareto Diagram Sebab Akibat

2.6.4. Diagram Pareto

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil. Kegunaan diagram pareto adalah : 1. Menunjukkan masalah utama. 2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan. 3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah yang terbatas. 4. Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan setelah perbaikan. Gambar 2.7. Diagram pareto Sumber : Jay Heizer and Barry Render, 2011 Pareto 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 Roundness Weight Size Shape Number Source Fr e que nc y Frequency Cum. Freq.

2.6.5. Diagram Sebab Akibat

Perangkat lain untuk mengidentifikasim maslah kualitas dan titik inpeksi adalah diagram sebab-akibat cause and effect diagram yang juga dikenal dengan diagram tulang ikan fish-bone chart dikarenakan bentuknya seperti tulang ikan yang mengidentifikasi unsur proses penyebab yang mempengaruhi unsur hasil. Manajer operasi memulai dengan 4 kategori: materialbahan baku, mesin atau peralatan, manusia, dan metode. Inilah yang disebut “4M” yang merupakan ”penyebab”. Keempat kategori ini memberikan suatu daftar periksa yang baik untuk melakukan analisis awal. Setiap penyebab dikaitkan dengan setiap kategori yang disatukan dalam tulang yang terpisah sepanjang cabang tersebut. Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat adalah: 1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah. 2. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk memperbaiki peningkatan kualitas. 3. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. 4. Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut. 5. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk dengan keluhan konsumen. 6. Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan. 7. Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatihan tenaga kerja. 8. Merencanakan tindakan perbaikan. Manfaat dan kekurangan diagram sebab akibat • Manfaat: – Mengorganisasikan dan menghubungkan faktor-faktor – Sebagai sarana untuk urun pendapat brainstorming – Melibatkan setiap orang yang terkait • Kekurangan: – Bisa sangat kompleks – Memerlukan dedikasi dan kesabaran – Bisa jadi sulit dalam memfasilitasinya Gambar 2.8. Diagram Sebab-Akibat Sumber : Jay Heizer and Barry Render, 2011 2.6.6. Diagram scatter pencar Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variable tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya. Proses pembuatan diagram scatterpencar • Hipotesiskan hubungan yang akan dipelajari • Tentukan ukuran sampel yang tepat • Penyebab diperagakan sebagai X dan hasil sebagai Y • Tentukan nilai Max dan Min tiap sumbu • Plot data pada bagan Gambar 2.9. Diagram PencarScatter Sumber : Jay Heizer and Barry Render, 2011 2.6.7. Diagram Alir Flow chart Diagram alir menyajikan sebuah proses atau sistem dengan menggunkan kotak dengan keterangan dan garis-garis yang sering berhubungan. Diagram alir cukup sederhana, tetapi merupakan perangkat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan sebuah proses. Gambar 2.10 Diagram Alir Flow chart Sumber : Jay Heizer and Barry Render, 2011

2.7. Kegagalan Produk