4.1.5 Tingkat Pendidikan
Data kependudukan Dukuh Wonorejopasir Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun 2015 berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Wonorejopasir
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 No.
Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Tidakbelum Sekolah
150
2. Belum Tamat SDSederajat
107
3. Tamat SDSederajat
433
4. SLTPSederajat
163
5. SLTASederajat
96
6. Diploma III
1
7. AkademikDiploma IIISarjana Muda
1
8. Diploma IVStrata I
1
Total 952
Sumber: Data Statistik Desa Timbulsloko Tahun 2015 Tabel 4.4 telah dijelaskan bahwa jumlah penduduk Dukuh Wonorejopasir
Desa Timbulsloko Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun 2015 berdasarkan tingkat pendidikan adalah tamat SDsederajat, meskipun anggotapemain seni
Barong Singo Birowo yang hampir seluruhnya berpendidikan tamat SDsederajat, tidak membuat semangat para anggota menurun dalam berlatih dan belajar tentang
pertunjukan seni Barong Singo Birowo.
4.2 Asal-Usul Seni Barong Singo Birowo
Seni Barong Singo Birowo berada di Dukuh Wonorejopasir Desa Timbulsloko Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang didirikan dan diketuai
oleh Mashadi. Seni Barong Singo Birowo terbentuk pada tahun 1992 dengan
anggota 20 orang dan belum dikenal oleh masyarakat luas. Tahun 1998 masyarakat sekitar mulai mengenal dan bahkan mengundang Barong Singo
Birowo untuk bisa tampil di acara pernikahan atau khitanan, dari penampilan- penampilan tersebut Barong Singo Birowo mulai mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Para pemuda di Desa Timbulsloko juga mulai tertarik untuk bergabung
sebagai pemain seni Barong Singo Birowo sehingga sampai sekarang anggota seni Barong ini berjumlah 44 orang. Seringnya mendapat undangan sebagai pengisi
pertunjukan seni di acara-acara hajatan masyarakat sekitar membuat seni Barong Singo Birowo semakin dikenal sampai ke masyarakat kabupaten dan sekitarnya.
Seni Barong Singo Birowo sebelum berdiri, di Dukuh Wonorejopasir sudah ada kesenian barong namun para anggotanya terdiri dari orang-orang yang
sudah sepuh tua, segala properti, peralatan musik, dan kostum belum lengkap dan kurang memadai, seni barong ini juga tidak diminati oleh masyarakat
sehingga menjadi terbengkalai. Sampai pada tahun 1992, Mashadi salah satu keturunan anggota seni Barong Dukuh Wonorejopasir mulai mengumpulkan dan
mengajak orang-orang untuk menghidupkan kembali seni Barong yang sudah lama vakum. Akhirnya dengan segala usaha dari para anggota terbentuklah
kesenian Barong dengan nama Singo Birowo yang memiliki arti hewan singa yang kuat. Hal ini seperti pemaparan Mashadi:
“Saya sengaja mengumpulkan dan mengajak orang-orang buat menghidupkan kembali seni barong yang sudah lama vakum karena
saya ingin melestarikan budaya seni barong di Dukuh Wonorejopasir mbak, kan sayang jika tidak dimanfaatkan dan
dikembangkan lagi. Yah pasti susah buat mendirikan kembali tapi dengan usaha keras dan doa akhirnya seni barong yang kami kasih
nama Singo Birowo bisa terbentuk dan bertahan hingga sekarang. Singo Birowo itu artinya Singa yang kuat alasannya sih sepele
supaya bisa kuat bertahan hin gga sampai kepenerus berikutnya”
Wawancara pada tanggal 6 September 2015 Hasil wawancara oleh Mashadi dapat dijelaskan bahwa seni Barong Singo
Birowo berasal dari kesenian barong yang pernah hidup di Dukuh Wonorejopasir Desa Timbulsloko Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tersebut kemudian oleh
Mashadi dihidupkan dan dikembangkan kembali untuk kelestarian budaya khususnya seni barong di dukuh tersebut.
4.3 Bentuk Penyajian Seni Barong Singo Birowo