Kerangka Konseptual Kerangka Teoritis dan Konseptual

hasil pertandingan-pertandingan atau permainan-permainan lainnya, yang tidak diadakan di antara mereka yang turut serta di dalamnya. 15 5. Anak yang berkonflik dengan hukum adalah, Anak yang telah berumur 12 dua belas Tahun, tetapi belum berumu 18 delapan belas Tahun yang diduga melakukan tindak pidana menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-UndangNomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami isi dari skripsi ini secara keseluruhan, maka sistematika penulisannya disusun sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, permasalahan penelitian dan ruang lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisikan mengenai pengertian diversi, penuntutan, tindak pidana, perjudian, Anak, serta hal –hal yang berkaitan dengan ruang lingkup diversi.

III. METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan metode yang digunakan dalam penulisan ini yang terdiri dari pendekatan masalah, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis data. 15 Theo Lamintang, Kejahatan Melanggar Norma Kesusilaan dan Norma Kepatutan,Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm.281

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang pembahasan berdasarkan hasil penelitian dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini, yaitu pelaksanaan diversi pada tahap penuntutan tindak pidana perjudian oleh pelaku Anak studi Kejaksaan Negeri Bandar Lampung cabang Panjang.

V. PENUTUP

Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dari pembahasan yang menghasilkan jawaban permasalahan dari hasil penelitian serta saran-saran dari penulis sebagai alternatif dari penyelesaian masalah yang berkaitan dengan hasil penelitian demi perbaikan di masa yang akan datang serta dapat menambah wawasan tentang ilmu hukum khususnya hukum acara pidana.

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Diversi dan Restorative Justice

1. Pengertian Diversi Anak yang melakukan pelanggaran hukum atau melakukan tindakan criminal sangat dipengaruhi beberapa faktor lain di luar diri Anak. Untuk melakukan perlindungan terhadap Anak dari pengaruh proses formal sistem peradilan pidana, maka timbul pemikiran manusia atau para ahli hukum dan kemanusiaan untuk membuat aturan formal tindakan mengeluarkan remove seorang Anak yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum atau melakukan tindak pidana dari proses peradilan pidana umum dengan memberikan alternatif lain yang dianggap lebih baik untuk Anak. Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Kasus yang sering muncul di dalam masyarakat yang melibatkan Anak sebagai pelakunya maka dalam penyelesaiannya dengan mekanisme atau tindakan diversi dapat memungkinkan Anak dialihkan dari proses peradilan menuju proses pelayanan sosial lainnya. Penggunaan mekanisme diversi tersebut diberikan kepada para penegak hukum polisi, jaksa, hakim, lembaga lainnya dalam menangani