disebabkan karena Komisi melaksanakan sebagian tugas-tugas pemerintah, dimana kekuasaan tertinggi pemerintahan berada dibawah presiden.
73
Jadi, sudah sewajarnya jika KPPU bertanggungjawab kepada Presiden.
74
2. Wewenang dan Tugas KPPU
Dalam kedudukannya sebagai pengawas, UU No. 5 Tahun 1999 Pasal 36 dan Pasal 47 telah memberikan kewenangan khusus kepada KPPU. Secara garis besar,
kewenangan KPPU dapat dibagi dua, yaitu wewenang aktif dan wewenang pasif.
75
Wewenang aktif adalah wewenang yang diberikan kepada KPPU melalui penelitian. KPPU berwenang melakukan penelitian terhadap pasar, kegiatan, dan
posisi dominan. KPPU juga berwenang melakukan penyelidikan, menyimpulkan hasil penyelidikan danatau pemeriksaan, memanggil pelaku usaha, memanggil
dan menghadirkan saksi-saksi, meminta bantuan penyelidik, meminta keterangan dari instansi pemerintah, mendapatkan dan meneliti dokumen dan alat bukti lain,
memutus dan menetapkan, serta menjatuhkan sanksi administatif.
76
Adapun wewenang pasif adalah menerima laporan dari masyarakat dari atau pelaku usaha
tentang dugaan terjadinya praktik monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat.
77
73
Lihat Pasal 4 Ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan: “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan memerintah menurut Undang-undang Dasar”.
74
Mustafaa Kamal Rokan, Op.Cit., Hlm.266.
75
Ibid.
76
Ibid, Hlm. 267.
77
Ibid.
Wewenang
78
KPPU sesuai Pasal 36 UU No. 5 Tahun 1999 dapat diuraikan
sebagai berikut: a. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. b. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan
pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
c. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh
masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan komisi sebagai hasil penelitiannya.
d. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
e. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan UU No. 5 Tahun 1999.
f. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
dianggap mengetahui pelanggaran ketentuan UU No. 5 Tahun 1999. g. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli
atau setiap orang yang dimaksud dalam nomor 5 dan 6 tersebut di atas yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi.
78
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Hlm.1273. Wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk bertindak;
2. Kekuasaan untuk membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan tanggung jawab kepada pihak lain; 3. Fungsi yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan.
h. Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar
ketentuan UU No. 5 Tahun 1999. i.
Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain untuk keperluan penyelidikan dan atau pemeriksaan.
j. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku
usaha lain atau masyarakat. k. Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku
usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
l. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang
melanggar ketentuan UU No. 5 Tahun 1999.
Atas kewenangan tersebut, maka KPPU memiliki beberapa tugas
79
sesuai Pasal 35 UU No. 5 Tahun 1999 yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Seperti: oligopoly,
diskriminasi harga, penetapan harga, pembagian wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, integrasi vertikal, perjanjan tertutup, dan perjanjian dengan
pihak luar negeri.
80
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
79
Ibid, Hlm.1215. Tugas adalah yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang yang dibebankan; 2. Suruhan
perintah untuk melakukan sesuatu; 3. Fungsi jabatan; 4. Fungsi yang tidak boleh tidak dikerjakan.
80
Pasal 4-16 UU No. 5 Tahun 1999
usaha tidak sehat. Seperti: monopoli, monopsoni, penguasaan pasar, dan persekongkolan.
81
c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat, yang dapat timbul melalui posisi dominan, jabatan rangkap, pemilikan saham, penggabungan, peleburan serta
pengambilalihan.
82
d. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36.
e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan UU No. 5
Tahun 1999 . g. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden
dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR.
Putusan Komisi Pengawas mempunyai kekuatan eksekutorial, yakni keputusan yang sederajat dengan putusan hakim. Oleh karena itu, putusan KPPU dapat
langsung dimintakan penetapan eksekusi fiat excecutie pada Pengadilan Negeri yang berwenang tanpa harus beracara sekali lagi di pengadilan tersebut.
83
KPPU merupakan lembaga administratif. Sebagai lembaga semacam ini, KPPU bertindak demi kepentingan umum. KPPU berbeda dengan pengadilan perdata
81
Pasal 17-24 UU No. 5 Tahun 1999
82
Pasal 25-28 UU No. 5 Tahun 1999
83
Mustafaa Kamal Rokan, Op.Cit., Hlm. 270.
yang menangani hak-hak subyektif perorangan. Oleh karena itu, KPPU harus mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan perorangan dalam
menangani dugaan pelanggaran hukum antimonopoli.
84
Hal ini sesuai dengan tujuan UU No.5 Tahun 1999 yang tercantum dalam Pasal 3 huruf a UU No. 5
Tahun 1999 yakni untuk “menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat”.
85
D. Hukum Acara Persaingan di KPPU