Syarat Tumbuh Penyakit antraknosa

lima hari pada suhu 20 o C di medium oatmeal Agar OA. Suhu optimum untuk pertumbuhannya pada kisaran 15-35 o C, dengan rerata suhu yang terbaik pada 30 o C dan maksimumnya 30-36 o C. Konidiumnya berbentuk bulat, berdinding halus, fialidnya berjumlah tiga atau lebih. Jamur dapat hidup baik secara saprofit maupun parasit pada jamur lain. Perlengkapan T. harzianum sebagai agensia pengendali hayati adalah hifanya melilit atau membelit di sekeliling atau menyerang hifa beberapa jamur patogen tanaman. Jamur antagonis ini mampu menurunkan intensitas penyakit busuk akar sampai 78 pada tanaman selada, kembang kol dan kedelai, baik di rumah kaca maupun di lapang Soesanto, 2008. c. Trichoderma koningii Oudem Jamur antagonis ini sering di isolasi dari tanah hutan. Jamur ini sering dijumpai di lapisan permukaan tanah, tetapi juga pada kedalaman tanah 120 cm, dan umunya pada habitat yang sedikit asam. Jamur ini juga sering dijumpai pada tanah yang diperlakukan dengan alkohol atau beragam fungisida. Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 26 o C atau lebih tinggi, tergantung pada asal isolat. Suhu maksimumnya 32-40 o C dan optimum pH 3,7-6,0. Isolat T. koningii mampu mematikan sklerotium antara 62-100. T. koningii memiliki fialid yang sering muncul secara tunggal dan mendatar, serta keseluruhan sistem konidiofor berbentuk agak memanjang dari pada pyramid Soesanto, 2008.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2014.

3.2 Bahan dan alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, buah pisang cavendish 240 buah, isolat T. viride, T. harzianum, T. koningii dan isolat C. musae, media potato dextrose agar PDA, asam laktat, alkohol 70, spritus, dan aquades. Alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini adalah mikroskop stereo, mikroskop majemuk, kaca preparat dan kaca penutup, tabung erlenmayer, tabung reaksi, cawan petri, autoclave, timbangan listrik, mikropipet, lampu bunsen, kertas alumunium foil, plastic cling wrap, nampan plastik, bor gabus, spatula dan jarum ose.

3.3 Metode penelitian

Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol P0, aplikasi T. viride P1, T. harzianum P2, dan T. koningii P3. Percobaan dilaksanakan secara In vitro dan secara In vivo. Percobaan In vitro adalah untuk mengetahui pengaruh Trichoderma spp. dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur C. musae. Sedangkan percobaan In vivo adalah untuk mengetahui pengaruh Trichoderma