Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI NON
PROFIT PROGRAM KONSERVASI KELAUTAN
WWF-INDONESIA

FAJRINA NISSA UTAMI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Public Relations
pada Organisasi Non Profit Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013
Fajrina Nissa Utami
NIM I34090092

ABSTRAK
FAJRINA NISSA UTAMI. Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit
Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia. Dibimbing oleh ANNA
FACHTIYA.
Public relations merupakan bentuk komunikasi yang dimiliki oleh setiap
organisasi baik profit maupun non profit, sehingga keberadaanya menjadi hal
yang penting dalam sebuah organisasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat
sejauhmana peran public relations sebagai penasehat ahli, fasilitator pemecahan
masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi di program konservasi
kelautan dan peran apa yang dominan. Penelitian ini juga mencoba menganalisis
budaya dan lingkungan organisasi mempengaruhi dominasi peran public relations.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan didukung data kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa public relations telah melakukan peran cukup baik

dan peran yang dominan adalah sebagai fasilitator komunikasi. Budaya dan
lingkungan organisasi yang stabil mempengaruhi peran public relations sebagai
fasilitator komunikasi.
Kata kunci: public relations, organisasi non profit, konservasi kelautan, dominan

ABSTRACT
FAJRINA NISSA UTAMI. The Role of Public Relations in the Non-Profit
Organizations Marine Conservation Programme WWF-Indonesia. Supervised by
ANNA FACHTIYA.
Public relations is a form of communication that every organization is
owned by both profit and non-profit, so that its existence becomes important in an
organization. The purpose of this study is to see the role of public relations as
expert prescriber, problem solving facilitator, communication facilitator, and
communication tehnician. The study also tried to analyze organizational culture
and environment affect the dominace of the role of public relations. This study
used survey methods with qualitative data supported. The results showed that the
role of public relations good enough. The stable culture and environmental affects
the role of public relations as a communication facilitator.
Keywords: public relations, non profit organization, marine conservation


PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI NON
PROFIT PROGRAM KONSERVASI KELAUTAN
WWF-INDONESIA

FAJRINA NISSA UTAMI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarkat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit Program
Konservasi Kelautan WWF-Indonesia
Nama
: Fajrina Nissa Utami

NIM
: I34090092

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, M.S
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit Program
Konservasi Kelautan WWF-Indonesia
Nama
: Fajrina Nissa Utami
NIM

: I34090092

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, M.Si
Pembimbing

Tanggal Lulus:

1 l OT 2 13

-

-

---

-

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah
dan rahmat-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang
berjudul “Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit Program Konservasi
Kelautan WWF-Indonesia”. Skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Anna Fatchiya sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan
Laporan Studi Pustaka. Di samping itu, penulis mengucapkan ribuan terima kasih
kepada Ayahanda Dadang Suparman, Ibunda Erna Kurnia, dan adik tercinta
Sabrina Zahra Fitriani atas dorongan semangat dan doanya. Terima kasih banyak
kepada Mas Aul, selaku supervisor penulis pada saat magang di WWF-Indonesia
yang mau direpoti penulis banyak hal, Mba Dewi, Sheyka dan seluruh keluarga
konservasi kelautan WWF-Indonesia. Tidak lupa kepada Iqbaludin Akbar yang
selalu mendampingi penulis dalam suka dan duka juga kritikan dan saran yang
membangun penulis, teman sebimbingan Nindy dan Annisa, teman-teman tercinta
Ayu J, Asti, Anggi I, Zela, Ayu A serta roommate yang selalu memberikan
semangat kepada penulis Femy AAP, Ella, Nina, Fia, Libby, Siska juga keluarga
public relations HIMASIERA 2011- 2012 terutama kaka Onyen, Oji, Navichi,
serta seluruh teman-teman KPM 46.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Fajrina Nissa Utami

DAFTAR ISI
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi
Pubilc Relations
Peran Public Relations

Fungsi Public Relations
Faktor Pengaruh Peran Public Relations
Organisasi Non Profit
Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional
METODE
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
PROFIL WORLD WILDLIFE FUND FOR NATURE (WWF-Indonesia)
Sejarah World Wildlife Fund for Nature (WWF-Indonesia)
Visi dan Misi WWF-Indonesia
Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia
Struktur Organisasi Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia
Jobdesk dan peran public relations program konservasi kelautan WWFIndonesia
Capaian Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia
BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI PROGRAM

KONSERVASI KELAUTAN WWF-INDONESIA
Budaya Organisasi
Nilai Organisasi

i
v
ix
x
x
1
1
2
3
3
5
5
5
5
7
7

8
8
9
10
11
15
15
15
15
16
19
19
19
20
21
22
23
25
25
26


Iklim Organisasi
Komitmen Kerja
Lingkungan Organisasi
Ancaman Organisasi
Perubahan Organisasi
PERAN PUBLIC RELATIONS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN
Peran Public Relations
Penasehat Ahli
Fasilitator Pemecahan Masalah
Fasilitator Komunikasi
Teknisi Komunikasi
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Peran Public Relations
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

27
28
29
30
31
33
33
34
35
36
38
38
41
41
41
43
45

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Lingkungan Organisasi dan Peran Public Relations
Perbedaan Peran Public Relations Organisasi Profit dan Non Profit
Mapping Jobdesk Comms Marine
Distribusi staf berdasarkan tingkat budaya organisasi WWF-Indonesia
Distribusi Staf berdasarkan Tingkatan Budaya Organisasi Sesuai
Unsurnya
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Nilai Organisasi
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Iklim Organisasi
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Komitmen Kerja
Distribusi Staf berdasarkan Tingkatan Lingkungan Organisasi WWFIndonesia
Distribusi Staf berdasarkan Tingkatan Lingkungan Organisasi Sesuai
Unsurnya
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Ancaman Organisasi
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Perubahan Organisasi
Penilaian Tingkat Peran comms marine oleh Staf
Distribusi Staf berdasarkan Tingkat Peran Public Relations Sesuai
Unsurnya
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Penasehat Ahli
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Fasilitator Pemecahan Masalah
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Fasilitator Komunikasi
Distribusi Staf berdasarkan Indikator Teknisi Komunikasi
Koefisien Korelasi Budaya dan Lingkungan Organisasi terhada Peran
Public Relations Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

8
9
22
25
26
26
27
29
30
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.

Model Komunikasi dalam Public Relations
Kerangka Pemikiran
Struktur Organisasi Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

7
8
21

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.

Kuesioner Penelitian
Pertanyaan Penelitian
Daftar Responden
Hasil Chi Square

45
50
51
53

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Organisasi terbagi menjadi dua golongan, profit dan non profit. Organisasi
profit atau sering disebut dengan perusahaan cenderung memiliki orientasi untuk
mendapatkan keuntungan bagi organisasi melalui penjualan produk atau jasa.
Sementara non profit memiliki orientasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan
atau issue yang sedang marak terjadi dan tidak mencari keuntungan. Lingkungan,
kesehatan, moral, pendidikan, seni, sosial serta agama merupakan issue yang
sering dijadikan fondasi organisasi non profit. Menurut Morissan (2008)
organisasi non profit terbagi lagi menjadi dua, yaitu organisasi non profit
pemerintah seperti lembaga atau badan pemerintahan, departemen kementerian,
lembaga negara yang biaya operasionalnya ditanggung oleh pemerintah.
Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak
tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
organisasi kemasyarakatan (Ormas), organisasi lingkungan, dan agama.
WWF-Indonesia atau World Wildlife Fund for Nature, merupakan salah
satu organisasi non profit yang bergerak berdasarkan issue lingkungan. WWFIndonesia memiliki tujuan untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan
lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan manusia hidup selaras
dengan alam. Berdasarkan tujuan tersebut, WWF-Indonesia melakukan berbagai
kegiatan konservasi lingkungan seperti, konservasi kehutanan, konservasi
kelautan dan konservasi iklim-energi. Setiap program konservasi yang
dilaksanakan dibuat sedemikian rupa agar mendapat perhatian dari publik
sehingga publik ikut mendukung setiap kegiatan yang dibuat oleh masing-masing
program konservasi.
Program konservasi kelautan merupakan salah satu upaya WWF untuk
mencapai tujuannya. Ekosistem laut dan pesisir dan sumberdaya perikanannya di
seluruh dunia berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Eksploitasi ikan yang
berlebihan dan kemunduran kualitas habitat laut dan pesisir, yang kerap
diakibatkan oleh kegiatan manusia, mengancam keanekaragaman hayati dan
penghidupan masyarakat yang tergantung pada sumberdaya laut. WWF menyusun
strategi untuk memecahkan masalah tersebut dengan membangun tiga area baru
konservasi laut Indonesia, minimal satu di setiap ekoregion ada penambahan luas
sekurangnya 750.000 ha untuk kawasan perlindungan laut. Selain itu, ditetapkan
suatu kontribusi dari program kelautan WWF-Indonesia untuk target global dalam
mengurangi pengaruh industri ekstraktif yang berada di dekat kawasan
perlindungan laut.
Kegiatan program konservasi kelautan membutuhkan peran dari public
relations untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dukungan yang kuat baik dari pihak
luar organisasi dan dalam organisasi menjadi faktor utama keberhasilan program
konservasi kelautan. Program konservasi kelautan bergerak banyak bersama
dengan masyarakat, hubungan yang baik harus mampu tercipta antara keduanya.
Public relations merupakan alat bagi organisasi non profit untuk menciptakan
hubungan tersebut dan membangun dukungan kuat dari dalam dan luar organisasi
sehingga tercapai tujuan dari program konservasi kelautan, kehadiran public

2

relations dalam suatu organisasi merupakan suatu hal yang mutlak, seperti yang
diungkapkan oleh Jefkins (2004) bahwa kita tidak bisa memutuskan untuk secara
sengaja menghadirkan atau mengusir keberadaan public relations. Public
relations senantiasa muncul untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya, tidak harus bernama public relations tetapi selama suatu divisi atau
bagian dari organisasi mengimplementasikan peran dari public relations, maka
dapat dikatakan organisasi tersebut memiliki public relations dalam
merealisasikan tujuan organisasi.
Public relations memiliki peran sebagai penasehat ahli, fasilitator
komunikasi, fasilitator pemecahan masalah dan teknisi komunikasi. Melalui peran
tersebut public relations bekerja pada organisasi non profit, berusaha untuk
mengkomunikasikan kepada publik mengenai tujuan organisasi non profit
sehingga tercipta kepercayaan yang absolut di mata publik. Public relations
berupaya memecahkan masalah tentang issue yang diangkat oleh organisasi
nonprofit melalui program yang dibuat. Lalu, menarik publik untuk turut
berpartisipasi menjadi sukarelawan program tersebut.
Peran public relations dipengaruhi oleh kondisi dari budaya dan
lingkungan organisasi (Cutlip 2000). Budaya dan lingkungan organisasi adalah
faktor pengaruh yang berasal dari organisasi secara keseluruhan. Budaya dan
lingkungan yang tercipta pada organisasi non profit akan memberikan pengaruh
terhadap public relations dalam melakukan keempat perannya yaitu sebagai
penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator pemecahan masalah dan teknisi
komunikasi, serta dapat terlihat peran mana yang dominan dilakukan oleh public
relations di program konservasi kelautan WWF-Indonesia.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui
bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi peran apa yang dominan pada
organisasi non profit WWF-Indonesia yaitu, faktor pribadi berupa pendidikan,
pengalaman profesional dan kepribadian. Faktor kedua berupa supervisi, budaya
dan lingkungan organisasi yang bersumber dari organisasi tersebut. Pada
penelitian ini akan mengkaji faktor budaya dan lingkungan organisasi apa saja
yang mampu mempengaruhi peran public relations WWF-Indonesia pada
Program Konservasi Kelautan. Kemudian secara spesifik penelitian ini akan
memusatkan perhatian pada permasalahan yang disebutkan di bawah ini:
1) Sejauhmana peran public relations sebagai penasehat ahli, fasilitator
pemecahan masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi di program
konservasi kelautan dan peran apa yang dominan?
2) Sejauhmana budaya dan lingkungan organisasi mempengaruhi dominasi peran
public relations?

3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut :
1) Menganalisis peran public relations sebagai penasehat ahli, fasilitator
pemecahan masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi di
program konservasi kelautan dan peran apa yang dominan
2) Menganalisis budaya dan lingkungan organisasi mempengaruhi dominasi
peran public relations

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak
yang berminat terkait faktor lingkungan organisasi yang mempengaruhi peran
public relations yang dominan.
1. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya yang sejenis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat
memperbaiki kelemahan-kelemahan dari penelitan ini.
2. WWF-Indonesia
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk comms marine dalam
meningkatkan peran public relations bagian konservasi kelautan untuk
bergerak mencapai tujuan organisasi

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua atau lebih pihak
untuk saling bertukar informasi, diharapkan terjadi kesepahaman diantara pihak
yang terlibat. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan suatu hal
yang terpenting dalam kehidupan manusia. Maka, dalam menjalankan kegiatan
public relations, kecakapan komunikasi menjadi penting untuk mencapai
efektivitas dari public relations. Tubbs dan Moss (1973) dalam Agung et al
(2009) menungkapkan lima tujuan berkomunikasi. Pertama, agar komunikan
memperoleh pemahaman yang tepat terhadap pesan yang disampaikan
komunikator. Kedua, menyenangkan pelaku-pelaku komunikasi. Ketiga,
Mempengaruhi sikap komunikasn. Keempat, memperbaiki hubungan antarmanusia. Kelima, mempengaruhi tindakan komunikan ke arah yang diharapkan
oleh komunikator.

Public Relations
Public relations adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk
semua jenis organisasi, baik itu yang bersifat komersial maupun non-komersial, di
sektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta). Namun pada intinya,
public relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman
melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan
muncul perubahan yang berdampak positif.
Definisi public relations sesuai dengan International Public Relations
Association (IPRA) merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang
direncanakan dan dijalanakan secara berkesinambungan oleh organisasiorganisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh
dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada
hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik
mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan
ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk
memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan
yang berencana dan tersebar luas. Menurut definisi secara umum, maka public
relations memiliki peranan yang penting pada setiap organisasi terutama
organisasi non profit.

Peran Public Relations
Public relations, memiliki peranan yang penting dalam organisasi.
Menurut Dozier&Boom yang dikutip Ruslan (2003) mengungkapkan peran
public relations yaitu, pertama sebagai penasehat ahli bagi manajemen yang
bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan dari
pakar public relations untuk memecahkan masalah. Kedua, fasilitator komunikasi
yang bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu manajemen
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Ketiga, fasilitator
pemecah masalah membantu manajemen melakukan tindakan eksekusi dalam

6

mengatasi persoalan dan krisis yang tengah dihadapi secara rasional. Keempat,
teknik komunikasi dimana public relations sebagai journalist in resident yang
hanya menyediakan layanan teknis komunikasi seperti memproduksi tulisan
(press release, news letter, artikel terkait perusahaan), mengelola website dan
pada masa kini berkembang media social (twitter, facebook, instagram dan
lainnya), merupakan penghubung tercepat antara publik dengan perusahaan dan
memiliki respons cepat diantara keduanta. Ruslan (2003) menganggap bahwa tiga
peranan tersebut ( penasehat ahli, fasilitator pemecahan masalah, fasilitator
komunikasi) termasuk ke dalam peran messo atau manajerial, ada pula peran
public relations lain yaitu peranan teknis (teknisi komunikasi).
Cutlip (2000) menjabarkan peran public relations menjadi empat yaitu,
1. Communication tehnician (teknisi komunikasi)
Beberapa praktisi dunia public relations berpendapat bahwa peranan ini
termasuk ke dalam peran teknis. Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan
komunikasi sangat diperlukan. Public relations diarahkan untuk ahli
berperan menulis, menulis news letter, in house journal, news release dan
feature. Biasanya public relations dalam peran ini tidak hadir pada saat
manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen
sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah penulisan tools
dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai "the last to know"
2. Expert prescriber (penasehat ahli)
Praktisi public relations sebagai pendefinisi problem, pengembang
program
dan
memegang
tanggung
jawab
penuh
dalam
mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer
yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si
"komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka
yang lainnya. Peran public relations ini diberikan kepercayaan tinggi oleh
atasan, tetapi karena tidak adanya keterlibatan top manajemen dalam peran
public relations maka public relations seolah jauh dari perusahaan. Di
pihak manajemen mereka juga menjadi sangat tergantung kepada public
relationsnya. Mereka menjadi minim komitmen kepada tugas–tugas teknis
public relations, padahal seperti diketahui seharusnya tugas public
relations harusnya dilakukan oleh semua orang yang ada dalam sebuah
perusahaan.
3. Communication facilitator (fasilitator komunikasi)
Public relations sebagai pendengar setia dan broker informasi.
Mereka sebagai penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi
dan publiknya. Mereka mengelola komunikasi dua arah dengan cara
membuka rintangan komunikasi yang ada. Tujuannya dalam hal ini adalah
untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat
kesepakatan yang melibatkan dua pihak.
4. Problem solving facilitator (fasilitator pemecah masalah)
Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan
memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen strategi
perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan

7

program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan public
relations sebagai tahapan fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan
manajemen yang lain. Public relations berfungsi sebagai bagian penting
penganalisis situasi, memiliki peran yang intens dalam pengembangan
prosedur, kebijakan, produk dan aksi perusahaan. Mereka juga memiliki
kekuatan untuk mengubah sesuatu yang seharusnya diubah. Mereka harus
terlibat dalam segala bentuk perubahan organisasi

Fungsi Public Relations
Selain peran, public relations juga memiliki fungsi-fungsi tertentu. Ketika
seorang public relations mengetahui perannya dalam organisasi, lalu
menjalankannya maka fungsi sebagai public relations akan berjalan pula. Banyak
ahli berpendapat tentang fungui public relations, diantaranya adalah:
1. Menciptakan hubungan baik dan harmonis terhadap publik organisasi
melalui kegiatan-kegiatan yang telah dirancang. Efek dari kegiatan
tersebut sangat berguna bagi organisasi yang bersangkutan
2. Menciptakan kegiatan secara menyeluruh dan berkesinambungan agar
hubungan dengan publik dapat terus terjaga.
3. Menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dengan benar
dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan (komunikasi dua
arah)
4. Membangun citra positif dari publik sehingga organisasi dapat
mempertahankan eksistensinya.

Faktor Pengaruh Peran Public Relations
Terdapat faktor yang mempengaruhi peran yang dijalankan secara
dominan oleh public relations dalam organisasi. Faktor tersebut diantaranya
adalah pendidikan, pengalaman professional dan kepribadian dari individu public
relations. Serta, supervisi, budaya dan lingkungan organisasi merupakan faktor
yang berasal dari internal organisasi. Adanya pengaruh kuat dari lingkungan
organisasi akan menentukan peran apa yang dominan untuk dijalankan oleh suatu
organisasi tersebut termasuk WWF Indonesia. Peran public relations sebagai
teknisi komunikasi cenderung bekerja pada organisasi dengan lingkungan yang
relatif stabil dan rendah ancaman. Peran sebagai fasilitator komunikasi menonjol
pada organisasi dengan keadaan relative bergolak dan dengan sedikit ancaman.
Peran sebagai fasilitator proses pemecahan masalah dan penentu atau penasehat
ahli bekerja pada organisasi dengan lingkungan yang mengandung ancaman
(Tabel 1).
Organisasi dengan lingkungan yang relatif stabil, fasilitator proses
pemecahan masalah akan berperan dominan. Penentu ahli mendominasi
lingkungan yang berubah cepat, berperan ketika perlu ada tindakan segera,
sementara peran dominan fasilitator proses pemecahan masalah lebih disukai jika
ada waktu untuk menjalani proses kolaborasi dan pemecahan masalah bersama.
Jadi, untuk melihat peran apa yang mendominasi dalam organisasi non profit
seperti WWF Indonesia, perlu dilakukan analisis lingkungan publik internal dari
WWF Indonesia.

8

Tabel 1. Lingkungan organisasi dan peran public relations (Cutlip 2005)
Ancaman Organisasi
Ancaman Tinggi
Teknisi Komunikasi
Fasilitator Pemecahan
Perubahan Sedikit
Masalah
Fasilitator Komunikasi
Penentu Ahli
Perubahan Banyak

Organisasi Non Profit
Organisasi terbagi menjadi dua, organisasi profit dan organisasi non profit.
Organisasi non profit bergantung kepada fund raising yang kerap diadakan untuk
menunjang operasionalnya, donatur dapat berasal dari perorangan, organisasi,
perusahaan atau bisa juga lembaga pemerintah yang bersimpati dengan gerakan
atau tujuan organisasi yang bersangkutan Morissan (2008). Tujuan organisasi non
profit tidak untuk mendapatkan keuntungan, tetapi mencari upaya yang dapat
mengatasi, mengurangi hingga menyelesaikan suatu issue yang sedang marak
terjadi. Organisasi non profit melakukan upaya yang lebih untuk mendapat
kepercayaan di mata publik, serta posisi yang baik untuk menjamin
keberlangsungan organisasi non profit. Sementara organisasi profit memiliki
tujuan untuk memperoleh keuntungan pada setiap interaksi yang dihasilkan.
Organisasi profit juga memiliki barang dan jasa sebagai suatu produk yang
ditawarkan kepada public
Cutlip (2006) menerangkaan lima kriteria organisasi non profit :
1. Organized, adanya kesatuan institusional, yang berarti bahwa
organisasi memiliki kesepakatan, pertemuan berkala, petugas-petugas,
peraturan, atau indicator-indikator lain yang relative permanen.
2. Private, organisasi non profit secara institusional terpisah dari
pemerintah, ini berarti organisasi non profit bukanlah agensi miliki
pemerintah atau agensi yang dikontrol oleh pemerintah walaupun
mereka mungkin saja menerima pendanaan dari pemerintah.
3. Non profit distributing, organisasi non profit hadir tidak untuk
menghasilkan profit kepada pemilik atau direkturnya. Hal ini bukan
berarti organisasi non profit tidak menghasilkan profit. Namun jika
mendistribusikan profit kepada yang mengatur atau mengembangkan
bisnis merupakan tindakan yang dilarang, karenanya harus memenuhi
syarat tidak mencari keuntungan.
4. Self governing, organisasi non profit memerintah dirinya sendiri dan
mengontrol aktivitasnya sendiri, artinya mereka membuat prosedur
sendiri dan tidak tergantung dari pihak luar. Mereka memilih jajaran
direksi sendiri dan menyediakan lowongan bagi masyarakat untuk
terlibat tanpa arahan dan control dari pemerintah.
5. Voluntary, seminim-minimnya pasti ada partisipasi sukarelawan baik
dalam manajemen organisasi atau pelaksanaan programnya, artinya
ada beberapa aspek kontribusi amal yang terlibat.
Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit
Organisasi non profit memerlukan peran dari seorang public relations
untuk menarik publik berpartisipasi dalam setiap program yang dibuat,

9

menciptakan cara kreatif agar publik mau memberikan bantuan berupa dana untuk
keberlangsungan program dan operasional organisasi non profit, penyebaran
informasi yang dikemas dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan issue yang
diangkat oleh suatu organisasi non profit menawarkan tindakan yang tepat dan
sederhana untuk diterapkan oleh publik, serta memberikan kesempatan publik
untuk menjadi volunteer atau sukarelawan pada setiap event yang dibuat oleh
organisasi non profit. Dari penjabaran diatas, organisasi non profit akan mendapat
kepercayaan dari publiknya dan public relations menjaga relationship yang sudah
terbina dengan terus melakukan interaksi dengan publik, agar selanjutnya
organisasi non profit akan terus memperbaharui setiap program sesuai dengan
kebutuhan, keinginan dan masukan dari publik.
Gambar 1 Model Komunikasi dalam public relations. (Soemirat 2004)
Sumber

Perusahaan
Organisasi

Komunikator
Public
Relations
(PR)

Pesan

Komunikan

Kegiatankegiatan

Publikpublik PR

Efek

Citra publik
terhadap
Perusahaan

Adapun perbedaan peran public relations antara organisasi non profit dan
profit dijabarkan melalui
Tabel 2. Perbedaan peran public relations organisasi profit dan non profit
Organisasi Profit
1. Menciptakan “branding” organisasi dalam
bentuk promosi untuk menarik publik.
2. Mengembangkan saluran komunikasi
kepada publik eksternal untuk membeli
produk
3. Menciptakan strategi marketing yang baik
agar tercapai target organisasi.
4. Mendukung pengembangan kebijakan
organisasi untuk memperoleh keuntungan.
5. Menciptakan hubungan yang baik dan
harmonis pada publik eksternal dengan
kegiatan yang dilakukan bersama-sama.

Organisasi non profit
1. Mendefinisikan “brand” organisasi
dengan baik sehingga menerima reputasi
baik
2. Mengembangkan saluran komunikasi
terhadap pihak yang dilayani.
3. Menciptakan dan memelihara iklim yang
baik untuk mengumpulkan dana.
4. Mendukung pengembangan dan
pemeliharaan kebijakan publik yang
cocok untuk misi organisasi.
5. Memberi informasi dan motivasi kepada
publik internal agar secara bersama
mengabdikan diri untuk misi, tujuan dan
sasaran organisasi.

Kerangka Pemikiran
World Wildlife Fund (WWF) merupakan salah satu organisasi non profit
yang bergerak berdasar issue lingkungan. WWF Indonesia berkomitmen untuk
menjaga kelestarian lingkungan dengan beragam cara, salah satunya adalah
konservasi pada kelautan. Pada program konservasi kelautan, WWF memiliki
berbagai kategori wilayah cakupan konservasi yang tersebar di wilayah Indonesia.

10

Hal tersebut membuat seluruh staf WWF Indonesia bekerja dengan semaksimal
mungkin untuk menjalankan program konservasi di wilayah terpisah dengan
frekuensi tatap muka yang rendah. Lingkungan komunikasi dalam publik interal
tersebut akan memberikan pengaruh terhadap peran public relations WWF
Indonesia dan melihat peran mana yang cenderung dilakukan public relations.
Faktor yang berasal dari budaya organisasi WWF ditunjukkan melalui
nilai organisasi, iklim organisasi dan komitmen terhadap tugas akan memiliki
pengaruh bagaimana public relations harus memainkan perannya. Kedua adalah
faktor berasal dari lingkungan organisasi yang berupa perubahan dan ancaman
yang berasal dari eksternal maupun internal. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan yang tidak diduga oleh WWF seperti bencana alam yang
mempengaruhi kegiatan konservasi lingkungan, atau perubahan yang dapat
diduga seperti regenerasi staf atau banyaknya mahasiswa yang melakukan magang
sehingga situasi komunikasi organisasi mengalami perubahan yang tinggi atau
perubahan budaya organisasi yang ditunjukkan terjadinya perubahan nilai serta
iklim organisasi. Ancaman berupa persaingan dengan organisasi serupa dengan
WWF yang dapat mengganggu stabilitas posisi WWF di mata publiknya. Kedua
faktor tersebut akan mempengaruhi peran dari public relations dan akan ada satu
peran yang dimainkan oleh public relations WWF Indonesia. Penelitian ini
memusatkan pengaruh yang berasal dari organisasi terhadap peran public
relations.

Budaya Organisasi
(X1)

Peran Public relations
(Y)

Nilai Organisasi
Iklim Organisasi
Komitmen Kerja

Y1 Penasehat Ahli
Y2 Fasilitator Pemecah
Masalah
Y3 Fasilitator
Komunikasi
Y4 Teknisi Komunikasi

Lingkungan
Organisasi (X2)
Ancaman
Perubahan

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian
Jenis peran public relations dipengaruhi oleh kondisi budaya dan lingkungan
organisasi, organisasi dengan budaya dan lingkungan yang stabil menyebabkan
peran fasilitator dan teknisi komunikasi menjadi dominan.

11

Definisi Operasional
Budaya Organisasi adalah sistem kepercayaan dan nilai yang berkembang
pada organisasi untuk mengarahkan pola perilaku anggota-anggotanya. Penilaian
budaya organisasi melalui indikator yaitu nilai organisasi, iklim organisasi dan
komitmen terhadap tugas:
1. Nilai organisasi adalah pemahaman anggota atau staf terhadap tanggung
jawab serta visi misi yang dibawa oleh organisasi WWF Indonesia
Program Konservasi Kelautan. Pengukuran dilakukan dari tanggapan
responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor
berikut:
Sangat tidak setuju : skor 1
Tidak setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
2. Iklim organisasi adalah iklim atau suasana yang merefleksikan isi dan
kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan
staff WWF Indonesia Program Konservasi Kelautan terhadap sistem sosial
yang ada. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan
menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor sebagai berikut:
Sangat tidak setuju : skor 1
Tidak setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
3. Komitmen terhadap tugas adalah komitmen yang berdasarkan keinginan
kuat dari staff WWF untuk menjalankan tugas dengan baik agar mencapai
tujuan Program Konservasi Kelautan yang mendukung tujuan utama
WWF Indonesia. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan
menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor sebagai berikut:
Sangat tidak setuju : skor 1
Tidak setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
eksistensi, keberadaan dan lainnya yang menyangkut organisasi baik dari dalam
maupun dari luar. Secara keseluruhan ancaman dan perubahan organisasi adalah
indikator lingkungan organisasi:
1. Ancaman organisasi adalah faktor-faktor di luar lingkungan organisasi
yang merupakan ancaman bagi organisasi sehingga menghambat Program
Konservasi Kelautan berjalan dan berkembang dengan baik. Pengukuran

12

dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal
dengan pemberian skor sebagai berikut:
Sangat tidak setuju
: skor 1
Tidak Setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat Setuju
: skor 4
2. Perubahan organisasi adalah suatu upaya mengambil langkah-langkah baru
yang diharapkan lebih baik dalam rangka mempertahankan keberadaan
organisasi dalam menghadapi tuntutan perubahan jaman. Pengukuran
dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal
dengan pemberian skor sebagai berikut:
Sangat tidak setuju : skor 1
Tidak Setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
Peran public relations adalah keterlibatan public relations dalam sebuah
organisasi yang berkaitan dengan tujuan utama organisasi khususnya pada
Program Konservasi Kelautan. Penasehat Ahli, Fasilitator Pemecah Masalah,
Fasilitator Komunikasi dan Teknisi Komunikasi sebagai indikator sejauh mana
public relations pada Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia melakukan
perannya.
1. Penasehat Ahli adalah peran public relations sebagai pendefinisi problem,
pengembang program dan
memiliki tanggung jawab penuh untuk
mengimplementasikannya. Merupakan orang terpercaya oleh pihak top
management. Variabel ini mengukur sejauh mana public relations
berperan sebagai penasehat ahli dalam Program Konservasi Kelautan
WWF dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat
tidak setuju. Pengukuran didapat dari tanggapan responden terhadap
kinerja public relations, dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini:
Sangat tidak setuju
: skor 1
Tidak setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
2. Fasilitator Pemecah Masalah adalah peran public relations sebagai
pendefinisi dan pemecah masalah, berkolaborasi dengan manajemen lain
merencanakan dan mengevaluasi program. Variabel ini mengukur sejauh
mana public relations berperan sebagai fasilitator pemecah masalah dalam
Program Konservasi Kelautan WWF dengan penilaian sangat setuju,
setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju. Pengukuran didapat dari

13

tanggapan responden terhadap kinerja public relations, dengan skala
ordinal dengan penilaian berikut ini:
Sangat tidak setuju
: skor 1
Tidak setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
3. Fasilitator Komunikasi adalah peran public relations sebagai sebagai
penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya.
Mereka mengelola komunikasi dua arah dengan cara membuka rintangan
komunikasi yang ada. Variabel ini mengukur sejauh mana public relations
berperan sebagai fasilitator komunikator dalam Program Konservasi
Kelatutan WWF dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju atau
sangat tidak setuju. Pengukuran didapat dari tanggapan responden
terhadap kinerja public relations, dengan skala ordinal dengan penilaian
berikut ini:
Sangat tidak setuju
: skor 1
Tidak setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
4. Teknisi Komunikasi adalah peran public relations yang berperan menulis,
menulis news letter, menulis in house journal, menulis news release,
menulis feature. Variabel ini mengukur sejauh mana public relations
berperan sebagai teknisi komunikasi dalam Program Konservasi Kelatutan
WWF dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju atau sangat tidak
setuju. Pengukuran didapat dari tanggapan responden terhadap kinerja
public relations, dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini:
Sangat tidak setuju
: skor 1
Tidak setuju
: skor 2
Setuju
: skor 3
Sangat setuju
: skor 4
Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga
4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah :

Skoring dikategorikan menjadi tiga, yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi.
Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti,
sehingga menghasilkan rentang skor sebagai berikut.
- Budaya organisasi: Skor maksimum adalah 66 dan skor minimum adalah 51.
Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: ≤56, Sedang: 57-61, Tinggi: ≥62. Rentang
skor tiap indikator, yakni:

14

-

Nilai organisasi: Skor maksimum adalah 20 dan skor minimum adalah 14.
Jadi rentang skornya, yaitu Rendah:

Dokumen yang terkait

Peran Public Relations Dalam Organisasi Perpustakaan dan Manfaatnya Bagi Perpustakaan

23 101 18

Strategi public relations non government organization pasiad dalam membangun citra di Indonesia

1 12 148

FAKTOR SUPRA SISTEM YANG MEMBENTUKPERAN PUBLIC RELATIONS DALAM ORGANISASI FAKTOR SUPRA SISTEM YANGMEMBENTUK PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM ORGANISASI (Studi Kasus mengenai Faktor Supra Sistem yang Membentuk Peran Public Relations di Bagian HubunganMasyaraka

0 5 14

KARAKTERISTIK ISI PRESS RELEASEPADA ORGANISASI PROFIT, NON PROFIT, DAN KARAKTERISTIK ISI PRESS RELEASE PADA ORGANISASI PROFIT, NON PROFIT, DAN PEMERINTAHAN Analisis Isi Perbedaan Press Release Pada Website PT. Indosat, WWF Indonesia, dan Depkominfo.

0 2 18

PENDAHULUAN KARAKTERISTIK ISI PRESS RELEASE PADA ORGANISASI PROFIT, NON PROFIT, DAN PEMERINTAHAN Analisis Isi Perbedaan Press Release Pada Website PT. Indosat, WWF Indonesia, dan Depkominfo.

0 6 68

KESIMPULAN DAN SARAN KARAKTERISTIK ISI PRESS RELEASE PADA ORGANISASI PROFIT, NON PROFIT, DAN PEMERINTAHAN Analisis Isi Perbedaan Press Release Pada Website PT. Indosat, WWF Indonesia, dan Depkominfo.

0 6 23

PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRALEMBAGA PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA LEMBAGA.

0 3 16

Perbedaan burnout pada karyawan di organisasi profit dan organisasi non-profit.

1 5 109

Handout KOM116 NON PROFIT PUBLIC RELATIONS

0 0 24

PENERAPAN KOMUNITAS MEREK ORGANISASI NON PROFIT DARI PERSPEKTIF SOSIAL MARKETING PUBLIC RELATIONS (STUDI KOMUNITAS MEREK “SAHABAT OMBUDSMAN”)

0 0 21