xcvii
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ketentuan Hukum terhadap Tindak Pidana Illegal fishing Menurut UU 31
Tahun 2004 tentang Perikanan Secara umum berdasarkan Pasal 103 UU No. 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan,tindak pidana perikanan di bagi atas 2 jenis tindak pidana, yaitu tindak pidana kejahatan di bidang perikanan dan tindak pidana pelanggaran di
bidang perikanan. a.
Tindak Pidana Kejahatan di bidang perikanan di atur dalam Pasal 84, 85, 86, 89, 91, 92, 93 dan Pasal 94 UU Perikanan.
b. Tindak Pidana Pelanggaran di bidang perikanan di atur dalam Pasal 87,
89, 90, 95, 96, 97, 98,99 dan Pasal 100 UU Perikanan. 2.
Peranan Pengadilan Perikanan dalam menyelesaikan tindak pidana illegal fishing.
Setelah lebih dari empat tahun Pengadilan Perikanan beroperasi, penyelesaian kasus-kasus perikanan ternyata kurang memadai. Lebih dari 800 kasus
perikanan selama empat tahun terakhir, kebanyakan kasus penangkapan kapal nelayan asing walaupun ada juga kasus penangkapan kapal nelayan Indonesia.
Namun, dari 800 kasus tersebut, belum ada tindak lanjut yang efektif. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja atau peran pengadilan perikanan
Medan khususnya dalam menangani kasus-kasus tindak pidana illegal fishing
Universitas Sumatera Utara
xcviii perlu adannya transparansi dalam menindaklanjuti setiap kasus yang masuk
kepengadilan perikanan. Bukan hanya itu, di lapangan para instansi yang bertugas untuk mengawasi perairan Indonesia khususnya perairan Sumatera
Utara perlu meningkatkan kinerjanya dengan melakukan operasi penyisiran wilayah rutin agar dapat mempersempit bahkan menutup ruang gerak dari para
pelaku tindak pidana illegal fishing itu sendiri. Dengan meningkatnya kinerja dari para instansi pengawas dilapangan,
nantinya akan dapat meningkatkan pula peranan pengadilan perikanan. Ini di karenakan semakin rajin para instansi pengawas di lapangan melakukan
penyisiran, semakin banyak pula para pelaku tindak pidana illegal fishing tertangkap. Dengan demikian kasus-kasus yang masuk ke Pengadilan
perikanan akan meningkat sehingga kinerja dari pengadilan perikanan itu sendiri dalam menyelesaikan tindak pidana illegal fishing dapat berjalan
efektif.
B. Saran