Perkembangan Tari Deskriptif Teori

2. Perkembangan Tari

Pada hakikatnya perkembangan seni dan budaya akan mengalami perubahan mengikuti pola waktu kehidupan manusia. Menurut Selo Soemardjan melalui Soekanto, 2007: 263 perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan mempengaruhi sistem sosialnya yaitu nilai-nilai, sikap, pola prilaku kelompok, dan struktur dalam masyarakat. Menurut Sedyawati, 1981: 50 perkembangan mempunyai arti pembesaran volume pengkajian kemungkinan-kemungkinan untuk mengolah dan mempengaruhi kebudayaan. Perkembangan terjadi karena adanya perubahan waktu, pola pikir masyarakat dan kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Setara dengan pendapat tersebut, menurut Soedarsono, 1989: 89 perkembangan adalah suatu penciptaan, pembaharuan dengan kreativitas menambah atau memperkaya tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar tradisi yang sudah ada Perkembangan seni di Indonesia, dimulai sejak bangsa Indonesia belum mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu yang datang dari India sampai dengan masa kemerdekaan Soedarsono, 1978: 4. Pengaruh itu kemudian ditanggapi secara positif dan kreatif oleh masyarakat, dengan demikian menambah warna kesenian di Indonesia. Menurut Soedarsono melalui Supardjan dan Supartha, 1982: 154 sejarah perkembangan seni tari di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga jaman yaitu jaman masyarakat primitif, jaman masyarakat foendal, dan jaman masyarakat modern. Pertama pada jaman primitif ± 400 sebelum masehi, bentuk dan keadaan tari di seluruh Indonesia sama yaitu sangat sederhana, sakral dan demokratis. Kedua pada jaman 400 sebelum masehi sampai dengan tahun 1945 mengalami perubahan yang fundamental, nampak adanya perbedaan perkembangan tari di lingkungan istana yang lebih baik dari pada di kalangan rakyat jelata. Ketiga pada jaman masyarakat modern, perkembangan tari lebih maju bersamaan dengan perkembangan masyarakat di lingkungannya. Perkembangan tari di Indonesia bersifat akumulatif, artinya perkembangan tari-tarian pada suatu jaman tidak menghapus tari-tarian yang telah ada. Seperti sekarang ini, sudah banyak tari tradisional yang berkembang menjadi tari kreasi baru. Tari tradisional seperti tarian upacara, tari kerakyatan dan istana yang cukup representatif, masih dilestarikan dan dijaga keagungannya sebagai ciri khas wilayah adatnya. Sedangkan tari yang berasal dari masa lampau masih tetap memegang peranan yang penting dalam periode sekarang. Walaupun tari mengalami perkembangan namun akan tetap berpijak pada tarian asalnya. Abdurachman dan Rusliana, 1979: 7. Di daerah Melayu, berkembang tari-tarian daerah yang diwarnai oleh kesenian dan kebudayaan daerah. Salah satu ciri khas tari Melayu terletak pada busana penari yang memiliki identitas Melayu. Menurut Soedarsono, 1999: 401- 402 Tari Melayu lebih berkembang di daerah-daerah bekas kerajaan Melayu, seperti Melayu Riau, Melayu Deli, walau demikian terjadi pula perkembangan tari-tarian di daerah Sumatera lainnya, seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Brunei dan juga barang tentu Malaysia. Perkembangan tari dapat dilihat sebagai sarana pembentuk dan peneguh status sosial tertentu pada bidang-bidang ilmu sosial seperti ilmu komunikasi, ilmu pendidikan dan psikologi yang dijadikan tolak ukur kedisiplinan untuk melakukan kajian tari. Setiap komponen dalam tari mempunyai riwayat perjalanan perubahan gaya. Pada dasarnya gaya terjadi sebagai suatu percampuran dari berbagai gaya dan tidak pernah hanya terdapat pada satu contoh saja Sedyawati, 2012: 37. Perkembangan dalam penelitian ini, dimaknai sebagai pengembangan secara kualitas dan kuantitas. Kuantitas yaitu penyebarluasan wilayah jangkauan kesenian ke wilayah yang lebih luas, sedangkan makna kualitas yaitu pengertian mutu penyajian dari kesenian tersebut Sedyawati, 1981: 30. Perkembangan bisa dikatakan dapat menambah ragam kebudayaan suatu daerah. Dukungan dari masyarakat dalam pelestarian ataupun pengembangan suatu kesenian khususnya tari sangat perlu adanya. Karena masyarakat sebagai pelaksana tari adalah pelaku utama dalam pelestarian dan perkembangan suatu hasil karya seni khususnya tari.

3. Fungsi Tari