BAB  I PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sejarah lahirnya Palang Merah berawal dengan pecahnya pereang dunia antara pasukan Prancis dengan Italia melawan Austria pada tahun 1859 di Seferino Italia Utara
maka   tercetuslah   gagasan   Henry   Dunant   untuk   memberikan   pertolongan   bagi   korban perang.   Pengalaman   selama   beberapa   hari   ketika   menolong   korban   perang   dituangkan
kedalam   sebuah   buku   yang   berjudul   “KENENGAN   SOLFERINO”   pada   tahun   1962   yang berkisah   tentang   kondisi   yang   ditimbulkan   akibat   perang   dan   mengusulkan   agar   segera
dibentuk tenaga sukarelawan di bawah naungan suatu lembaga.
A. Komite Palang Merah Internasional
Pada tahun 1863 Henry Dunant berlima membentuk suatu komite bersama 4 orang   Jenewa   diantaranya:   Dr.  Appia,   Dr.   Maunoir,   GL  Dugour   dan   G.   Moynier   mereka
merintis   terbentuknya   Komite   Internasional   Palang   Merah   di   kenal   dengan   nama International Committee Of The Cross ICRC pada tahun itu juga. Pada tanggal 22 agustus
1864 dilaksanakan konperensi Jenewa I yang diikuti oleh 12 kepala Negara yang membahas tentang perbaikan nasib tentara yang terluka di medan perang dan menetapkan lambing
Palang   Merah   diatas   dasar   putih   sebagai   lambing   perlindungan   para   petugas   penolong dimedan   perang.   Pada   tahun   1899   terjadi   peperangan   dilaut,   ICRC   talah   memberikan
bantuan tidak hanya pada korban yang luka dan sakit tetapi juga pada tawanan perang yang berhasil dikembalikan ke tanah air masing-masing pada Perang Dunia I. ICRC mengunjungi
para tawanan perang untuk berdialog dan membantu untuk menyampaikan berita kepada keluarga baik para tawanan maupun yang hilang.
Kegiatan ICRC bila perang telah berakhir selain mengunjungi tawanan perang mempersatukan keluarga yang terpisah perang, juga memberikan pertolongan kepada orang
cacat perang dan menyalurkan bantuan untuk para korban perang. Peranan ICRC sebagai badan yang netral dalam masa perang, perang sipil atau
kerusuhan,   berusaha   menjamin   para   korban   baik   sipil   maupun   militer   mendapat perlindungan   maupun   pertolongan,   sebagai   perlindungan   asa-asas   Palang   Merah   sebagi
pelaksana Konvensi Jenewa.
3
B. Prinsif-prisif Dasar Palang Merah International dan Bulan Sabit Merah
Pada   konperensi   Palang   Merah   ke   XX   di   Wina   tahun   1965   telah   melahirkan   7   prinsif Gerakan   Palang   Merah   dan   Bulan   Sabit   Merah.   Teks   tersebut   telah   diperbaharui   pada
konperensi XXV di Jenewa pada tahun1986.
7.   Prinsif dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu:
1. Kemanusiaan
: Kegiatan ini memberikan pertolongan tanpa membedakan korban yang   teluka   dalam   peperangan,   Palang   Merah   menumbuhkan
saling pengertian, kerjasama persahabatan dan perdamaian abadi sesama manusia.
2. Kesamaan
: Kegiatan ini tidak membedakan atas dasar kebangsaan, kesukuan
agama tingkat atau pandangan politik. 3.
Kenetralan : Gerakan   ini   tidak   boleh   memihak   atau   melibatkan   diri   dalam
pertentangan politik, kesukuan agama atau idiologi. 4.
Kemandirian : Gerakan   ini   bersifat   mandiri,   perhimpunan   nasional   yang
membantu pemerintahan dalam bidang kemanusiaan. 5.
Kesukarelaan : Gerakan pemberiannya secara sukarela yang tidak didasari oleh
kinginan untuk mencari keuntungan apapun. 6.
Kesatuan : Dalam   satu   Negara   ada   satu   perhimpunan   Palang   Merah   atau
Bulan   Sabit   Merah   yang   terbuka   untuk   semua   orang   dalam melaksanakan kemanusiaan.
7. Kesemestaan
: Gerakan   ini   bersifat   semesta   yaitu   setiap   perhimpunan
mempunyai   hak   dan   kewajiban   serta   tanggung   jawab   yang   sama dalam menolong sesama manusia.
Palang Merah Internasional terdiri dari 3 komponen yaitu:
1. Komite Internasional Palang Merah
2. Liga perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
3. Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Bulan Sabit Merah sebutan lain
untuk Palang Merah di Negara Islam
4
BAB II PALANG MERAH INDONESIA PMI