Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
facility analysis dengan menggunakan satu titik insiden yaitu titik awal yang dihasilkan adalah satu jalur evakuasi yang sesuai dengan parameter yang telah diolah.
Pemetaan jalur evakuasi dengan menggunakan SIG membantu memudahkan untuk membuat peta yang menyajikan infomasi baru berupa jalur evakuasi yang dapat dilalui pada
saat akan terjadi tsunami. Pada penggunaan SIG dalam pemetaan jalur evakuasi dipilih salah satu softwere pemetaan yaitu ArcGis 10.1, pemilihan softwere tersebut dikarenakan softwere
ArcGis 10.1 menyediakan aplikasi Network Analysis yang dapat memudahkan menemukan jalur terdekat. Penggunaan aplikasi ini dilakukan dengan cara memasukan beberapa
parameter yang dibutuhkan untuk menganalisis jalur tersebut. Selain menyediakan network analysis, software tersebut merupakan salah satu softwere yang telah dikenal oleh peneliti
pada beberapa mata kuliah geografi, oleh sebab itu peneliti lebih mudah dalam mengoperasikan softwere tersebut.
3.2.2. Pemilihan Shelter untuk Bencana Tsunami Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala
Memilih shelter yang akan dituju oleh penduduk Desa Tonggolobibi perlu adanya identifikasi shelter. Identifikasi shelter merupakan langkah awal sebelum menetapkan lokasi
tersebut sebagai shelter dengan kriteria kelayakan kapasitas dan kualitas shelter. Identifikasi shelter tercantum pada Tabel 3.3
Tabel 3.3. Identifikasi shelter Lokasi
titik koordinat
Keterangan Catatan
00 27’58” dan
119 58’94”
1. Lapangan Lokasi shelter tanpa
tutupan lahan 2. Ketinggian tempat
mencapai 15 – 30 meter
diatas permukaan laut
3. Jarak capaian dari pemukiman
Akses mudah
dijangkauan dengan
kebutuhan air
dan listrik
4. Jaringan jalan Akses jalan berada
dijalan provinsi 5. Sarana komunikasi
Akses jaringan telepon 00
27’18” dan 119
57’49” 1. Lapangan
Lokasi tersebut tanpa tutupan lahan
2. Ketinggian tempat mencapai
15-30 meter
di atas
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
permukaan laut 3. Jarak capaian dari
pemukiman Akses
mudah dijangkau
dengan kebutuhan
air dan
listrik yang memadai 4. Jaringan jalan
Akses jalan mudah dengan lebar jalan 2,90
meter
5. Sarana komunikasi Akses jaringan telepon
Sumber : Hasil analisis data lapangan dan data sekunder
Shelter 1 berada pada wilayah yang memiliki luas 118mx78,25m. Berdasarkan luas shelter tersebut dapat dibagun tenda untuk para korban bencana tsunami yaitu tenda pleton
yang memiliki ukuran 6mx14m dengan kapasitas 40orang-60orang dan tenda yang dapat dibangun dengan luas lokasi tersebut yaitu sebanyak 40 tenda, 4 tenda sebagai dapur, 4 tenda
kesehatan dan 32 tenda pengungsian. Dengan luas sirkulasi pejalan kaki dan barang antar tenda yaitu 3 meter asumsi tersebut didasarkan lebar tubuh seseorang yaitu 60 cm dan jika
membawa barang dapat mencapai 1,1 meter sehingga jika seseorang berjalan berlawanan arah dapat menggunakan lebar jalan hingga 2,2 meter Ernst Neufert 1992 : 33, sehingga
asumsi sirkulasi pejalan kaki yaitu minimal 3 meter. shelter 1 ini dapat menampung seluruh penduduk yang teridentifikasi akan menuju shelter 1 dengan demikian dapat dibuat rencana
denah penempatan tenda agar memudahkan pembuatan tendah pada saat dilakukan evakuasi di shelter 1. Denah rencana shelter 1 ditampilkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. denah rencana shelter 1
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
Shelter 2 berada pada wilayah tanpa tutupan lahan yang luas wilayahnya adalah 1000meterx68,45 meter. Berdasarkan luas shelter 2 maka dapat dibangun tenda pengungsian
yaitu sebanyak tenda 30 tenda dengan 3 tenda sebagai tenda dapur, 2 tenda kesahatan dan 25 tenda sebagai tempat pengungsian luas sirkulasi pejalan kaki dengan membawa barang antar
tenda yaitu 3 meter. Jumlah tenda yang dapat dibangun tersebut dapat menampung seluruh penduduk yang akan mengungsi yaitu sebanyak 1.015 Jiwa penduduk. Berdasarkan luas
shelter dan jumlah tenda yang dapat dibangun dilokasi tersebut maka dapat dibuat rencana pembuatan tenda yang sesuai dengan luas dan besaran dari tenda yang akan dibangun. Denah
rencana shelter 2 itampilakn pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Denah rencana shelter 2
3.2.3. Pemilihan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala
Berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan yaitu peta ketinggian tempat, peta jaringan jalan dan data monografi, kemudian dimasukan pada atribut yang digunakan
pada aplikasi Network Analysis dihasilkan 2 jalur evakuasi yang masing-masing menuju ke shelter yang berbeda.
Tabel 3.4. Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Desa Tonggolobibi No
Jalur Evkuasi Lebar Jalur
Panjang Jalur Waktu Tempuh
1 Jalur 1
4,56 meter 2225,5
± 14 menit 2
Jalur 2 2,90 meter
2643,9 ± 18 menit
Sumber. Data yang telah diolah
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
Menurut Edward 1992 dalam Nia Rahmadhani 2014 bahwa beberapa orang berlari bergerombolan dalam 20 menit dapat menempuh jarak sejauh 3225,81 meter dan
memepertimbangkan perbedaan kekautan manusia usia dan jenis kelamin maka panjang jalur evakuasi harus kurang dari 3225,81 meter. Panjang Jalur 1 dan Jalur 2 yang dijadikan
sebagai jalur evakuasi di Desa Tonggolobibi telah memenuhi kreteria panjang jalur evakuasi tsunami karena panjang Jalur 1 dan Jalur 2 yaitu kurang dari jarak maksimum segerombolan
orang berlari yaitu jarak maksimumnya adalah 3225,81 meter.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Pemetaan jalur evakuasi di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala
dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi SIG. Pada penggunaan SIG software yang dipilih untuk membuat peta jalur evakuasi bencana tsunami adalah ArcGis 10.1.
Pada ArcGis telah tersedia aplikasi yang dapat memudahkan untuk membuat sebuah jalur sesuai dengan parameter yang akan digunakan.
2. Shelter yang telah dipilih yang akan menjadi tujuan penduduk yaitu 2 shelter yang
masing-masing berada pada titik koordinat yang berbeda. Titik A berada pad titik koordinat 00
27’58” dan 119 58’94” dan Titik B berada pada titik koordinat 00
27’18” dan 119
57’49”. 3.
Jalur evakuasi bencana tusnami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala menghasilkan 2 jalur yang akan ditempuh menuju titik evakuasi atau shelter.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan sosialisai yang intensif di Desa Tonggolobibi mengingat karena pada
sejarah desa ini pernah terjadi bencana tsunami. Sosialisa tersebut berupa pengenalan peta jalur evakuasi agar pada saat sebelum terjadi bencana tsunami penduduk lebih
terarah dalam tindakan menyelamatkan diri. 2.
Pada jalur evakuasi perlu adanya penanda atau rambu-rambu untuk menunjukan arah evakuasi agar memudahkan penduduk mengenali jalur evakuasi.
3. Pada jalur evakuasi bencana tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten
Donggala perlu adanya pemeliharaan fasilitas jalan.