Teknik Debat dan Cara Berdebat yang Baik

Teknik Debat dan Cara Berdebat yang Baik
Posted by Komunikasi Praktis

Debat (debate) adalah salah satu bentuk sekaligus keterampilan komunikasi. Ungkapan populer
terkait kata debat adalah istilah "debat kusir" yang artinya "debat yang tidak disertai alasan yang
masuk akal" (Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI).
Pengucapan debat yang benar adalah débat, seperti pengucapan desa, dewi, atau dewasa.

Arti Debat
Debat berasal dari bahasa Inggris --debate-- yang artinya (1) perdebatan, pembahasan; (2)
diskusi, perbincangan; (3) memperdebatkan (Kamus Bahasa Inggris).
Menurut KBBI, debat (baca: débat) pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal
dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Contoh
debat: debat tentang calon presiden.
Berdebat artinya bertukar pikiran tentang suatu hal dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat. Men·de·bat = membantah pendapat orang lain dng mengajukan
alasan.

9 Prinsip Debat yang Baik
Setidaknya ada 9 prinsip debat yang baik sebagaimana dimuat di laman University of Virginia.
1. Questions or challenges should be professional. Insulting, condescending, or comments

involving personal language or attacks are unacceptable. Pertanyaan atau tantangan
hendaknya dikemukakan secara profesional. Menghina, merendahkan, atau komentar
yang menyerang pribadi tidak bisa diterima.

2. Critical analysis, synthesis, rhetorical skill, and wit are keys to debate success. Analisis
kritis, sintetis, keterampilan retorika (berbicara), dan intelijensia (ability to perceive and
understand) alias "tidak loading" merupakan kunci sukses debat.

3. Focus on the opposing side’s position or argument. Knowing the “other side” is critical
for preparing strategies to refute your opponent’s arguments. Fokus pada posisi pihak
lawan atau argumen. Mengetahui "pihak lain" atau "mengetahui kelemahan dan
kelebihan" pihak lawan merupakan hal penting dalam strategi persiapan untuk
menyangkal argumen lawan.

4. Limit your arguments to three or less. Batasi argumen pada maksimal tiga poin.

5. Use logic to make your arguments. Present these arguments clearly and concisely.
Gunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan argumen.

6. Know the common errors in thinking like logical fallacies and use them effectively in

your refutation. Ketahui kesalahan umum dalam berpokir seperti kesalahan logis dan
gunakan secara efektif dalam menyangkal argumen lawan.

7. Present the content accurately. Only use content that is pertinent to your point of view
and draw on support from authoritative sources. Sajikan konten (substansi) dengan
akurat. Gunakan selalu konton (data/fakta) yang berhubungan dan mendukung pandangan
Anda.

8. Be certain of the validity of all external evidence presented for your arguments. Also,
challenges to the validity of evidence should be made only on substantive grounds.
Pastikan kesahihan semua bukti eksternal yang disajikan dalam argumen.

9. Your rebuttal (or conclusion) in a debate is your final summary position. Use it as an
opportunity to highlight important issues that indicate proof of your points or refute your

opponent’s argument. Kesimpulan dalam debat merupakan posisi kesimpulan final.
Gunakan hal itu sebagai kesempatan untuk menunjukkan pokok-pokok isu terpenting
yang mengindikaikan bukti poin Anda atau menyangkal arumentasi lawan.

Teknik Debat

Prinsip debat di atas juga merupakan teknik debat yang baik. Debat pada dasarnya adalah sebuah
argumen (a debate is, basically, an argument).
Dengan demikian, teknik debat yang baik adalah bagaimana menyampaikan argumen dengan
baik dari sisi substansi dan cara.
Teknik debat dan cara berdebat yang baik lainnya antara lain:
1. Kuasai topik atau masalah.
Baca dan kuasai sebanyak mungkin data, fakta, literatur tentang topik yang diperdebatkan.
2. Percaya diri, tenang, lantang! Jangan terlihat gugup atau grogi.
Jika Anda tampak gugup, maka hal itu akan membuat lawan debat merasa "superior".
3. Kendalikan emosi.
Debat bukan "adu otot leher". Tetap tenang, kalem, dan berpikir jernih, meski dalam keadaan
"terdesak" atau tertekan.