Kab. Bogor Kab. Indramayu

3 - 21 yang ditetapkan sebesar 230 µgNm 3 , sedangkan untuk lokasi lainnya masih berada di bawah baku mutu. Adapun efek yang ditimbulkan oleh tingginya kadar debu di lokasi ini bagi kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan Penyakit ISPA, batuk, dan Radang tenggorokan dll. Hasil analisa terhadap tingginya parameter Debu TSP di Kota Bekasi kemungkinan karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup padat.

6. Kab. Bogor

3 - 22 Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2 2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Bogor, Terlihat sebagian besar parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 Partikel 10 µm, PM2,5 Partikel 2,5 µm, yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu TSP yang terukur pada lokasi titik sampling Periode I 2013 dan Periode II 2013, untuk periode I 2013 Kadar debu yang terukur pada lokasi U2. Pasar Cileungsi kadar debu yang terukur sebesar 342 µgNm³, sedangkan untuk periode II 2013, Kadar debu yang terukur pada lokasi U2. Pasar Cileungsi sebesar 370 µgNm³, U3. Pertigaan Jl. Mercedes kadar debu yang terukur sebesar 393 µgNm³ dan U4. Terminal Lalodon sebesar 233 µgNm³ kadar debu yang terukur di lokasi 2 dua periode ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sedangkan pada Periode Bulan Juli 2014, Hasil pengukuran parameter Debu TSP di lokasi U3. Jl. MercedesCicadas kadar debu yang terukur sebesar 259 µgNm³ dan U4. Terminal Laladon kadar debu yang terukur sebesar 266 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi Nilai Ambang Batas NAB yang ditetapkan. Keberadaan konsentrasi debu yang terukur di lokasi ini lebih disebabkan oleh aktifitas jalan raya, kadar debu tersebut merupakan disversi debu dari lalu lintas jalan raya yang cukup padat dan aktifitas 3 - 23 terminal laladon yang cukup padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang cukup luas.

7. Kab. Indramayu

3 - 24 Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2 2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Indramayu, Terlihat sebagian besar parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 Partikel 10 µm, PM2,5 Partikel 2,5 µm, yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu TSP yang terukur pada lokasi titik sampling Periode II 2013, Kadar debu yang terukur pada lokasi U4. Pertigaan Jati Barang sebesar 295 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sedangkan pada Periode Bulan Juli 2014, Terlihat sebagian besar parameter yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan. Namun untuk parameter debu yang berlokasi di U4. Pertigaan Jati Barang kadar debu yang terukur sebesar 279 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi Nilai Ambang Batas NAB yang ditetapkan yaitu sebesar 230 µgNm³. Keberadaan konsentrasi debu yang terukur di lokasi ini lebih disebabkan oleh aktifitas jalan raya, dan 3 - 25 aktifitas mobilisasi kendaraan angkut di industri, kadar debu tersebut merupakan disversi debu dari lalu lintas jalan raya yang cukup padat, dan mobilisasi kendaraan yang cukup padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang cukup luas.

8. Kota Cirebon