d 900 meter Gambar 10. DISKUSI

131 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 vulkaniklastik. Nilai tahanan jenis 100 ohm-m berada di luar depresi Cubadak membentuk pola memanjang seperti aliran lava. Kemungkinan nilai ini tersusun oleh batuan keras lava dengan tahanan jenis tinggi. umur yang relatif sudah tua seperti batuan beku atau vulkanik lava. Terjadi perubahan yang mencolok dimana pada potongan horizontal antara AB2 = 500 dan 800 meter Gambar 8 dan 9, nilai tahanan jenis rendah menghilang di bawah mata air panas Cubadak dan muncul di mata air panas Sawahmudik. Sounding Hasil pendugaan tahanan jenis di daerah Cubadak ini berupa dua buah penampang tegak tahanan jenis sebenarnya, yang melintasi lintasan D dengan arah hampir utara selatan dan yang memotong lintasan C, D dan E dengan arah barat laut tenggara. Secara umum dikelompokkan menjadi tiga kelompok lapisa tahanan jenis sebenarnya, yaitu lapisan permukaan yang tersusun oleh kelompok tahanan jenis bervariasi 9 ohm-m, 10 – 20 ohm-m, 25 – 90 ohm-m dan 120 ohm-m. Lapisan ini mencapai ketebalan 100 meter. Lapisan kedua terisi oleh tahanan jenis 10 – 20 ohm-m dan di bawahnya terdapat selingan lapisan bertahanan jenis 9 ohm-m. Lapisan ketiga merupakan lapisan berulang dengan nilai tahanan jenis sedang sampai tinggi yaitu 25 – 90 ohm-m dan 120 ohm- m. Kedalaman berawal dari sekitar 500 m

s.d 900 meter Gambar 10. DISKUSI

Pembentukan sistem panas bumi Cubadak telah berlangsung cukup lama, hal tersebut dapat diketahui dengan ditemukannya fosil sinter silika di sekitar air panas dengan ketebalan lebih dari 10 cm dan munculnya silisifikasi yang tidak jauh dari lokasi air panas Cubadak. Dengan membandingkan temperatur reservoir saat ini dengan pembentukan alterasi pada zona propilitik maka daerah Cubadak telah mengalami proses pendinginan yang diakibatkan menurunnya aktifitas magmatik serta dominannya proses pencampuran dan pencucian oleh air permukaan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis gas dimana tingginya konsentrasi unsur CO 2 kemungkinan oleh pengaruh air meteorik dangkal air permukaan. Data geologi, geokimia dan geofisik digabungkan dalam peta kompilasi dan model panas bumi Gambar 11 dan 12. Hasil distribusi nilai densitas batuan dalam bentuk 2D menunjukkan terdapatnya nilai densitas sekitar 3 grcm 3 di bawah mata air panas Cubadak yang diperkirakan sebagai batuan plutonik yang masih menyimpan panas. Data nilai tahanan jenis menunjukkan batuan yang diduga sebagai lapisan penudung di daerah penyelidikan terdapat di kedalaman sekitar 450 m sampai 900 m, dengan ketebalan bervariasi antara 400 sampai 500 m, relatif menebal ke arah selatan dan tenggara dengan nilai tahanan jenis 30 ohm-meter. Lapisan batuan ini diduga telah mengalami ubahan dan 132 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 terdapat pengkayaan kandungan mineral seperti lempung clay sehingga bersifat konduktif dengan luas sekitar 7,5 km 2 . Untuk batuan reservoir di daerah air panas Cubadak diperkirakan mulai terbentuk pada nilai tahanan jenis 90 ohm-m yang mulai tampak dengan kedalaman puncaknya antara 1100 – 1300 meter. Fluida panas bumi di daerah Cubadak termasuk ke dalam tipe air panas klorida – bikarbonat yang didominasi air klorida, air panas ini semakin ke arah selatan Sawah Mudik semakin bersifat bikarbonat. Keberadaan mata air panas Cubadak Cubadak-1, Cubadak-2 dan Cubadak-3 pada zona garis perbatasan “partial equilibrium” dan “immature water”, memberikan gambaran bahwa kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi mata air panas Cubadak ini sedikit sekali mendapat pengaruh dari air permukaan atau pengenceran air meteorik Potensi Energi Daerah panas bumi Cubadak ini mempunyai luas wilayah prospek sekitar 7,5 km 2 . Temperatur reservoir berdasarkan geotermometri diduga sebesar 235°C, sehingga temperatur cut-off sebesar 180°C, dengan menggunakan metode penghitungan volumetrik, melalui beberapa asumsi yaitu tebal reservoir = 2 km, recovery factor = 50, faktor konversi = 10, dan lifetime = 30 tahun, maka potensi energi terduga panas bumi dapat dihitung sebagai berikut: Q = 0.2317 x 8 x 235 – 180 = 101.9 Mwe Potensi energi pada tahap terduga dari reservoir panas bumi daerah Cubadak adalah sebesar 101.9 MWe atau bisa dibulatkan menjadi 100 MWe. KESIMPULAN Pembentukan sistem panas bumi Cubadak berlangsung sejak terbentuknya depresi Cubadak dibawah pengaruh Sesar Mendatar Cubadak dan Sesar Normal Pinago - Sesar Normal Godang yang terisi oleh material vulkaniklastik. Proses alterasi yang terakhir adalah kondisi saat ini dengan pembentukan alterasi argilik lempung + silisifikasi T 200 °C. Fluida panas bumi bertipe klorida-bikarbonat dengan temperatur bawah permukaan 235°C termasuk entalpi tinggi. Sumber panas diperkirakan berada di bawah permukaan 1 km dengan nilai densitas 3 grcm 3 . Batuan penudung di daerah Cubadak memiliki ketebalan 400 m dengan luas ± 7,5 km 2 . Batuan reservoir dengan nilai tahanan jenis 90 ohm-m berada pada kedalaman 1100 m pada batuan vulkaniklastik dan metamorf. Penentuan nilai potensi panas bumi adalah 100 MW. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh staf beserta pejabat Pusat Sumber Daya Geologi khususnya pada Kelompok Program Penelitian Panas Bumi atas saran dan kerjasamanya, serta tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada 133 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 pihak-pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan penyelidikan terpadu di daerah Cubadak ini, terutama Pemerintah Daerah setempat dan Dinas Kabupaten Pasaman. Semoga Panas bumi di Indonesia semakin maju dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA Akbar N., 1972. Inventarisasi dan Penyelidikan Pendahuluan Gejala Panasbumi di Daerah Sumatera Barat, Survey Energi Geothermal, Dinas Vulkanologi, Direktorat Geologi, Bandung. Asikin S., 2008. Diktat Geologi Struktur Indonesia, Kelompok Bidang Keahlian Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung. Barber, A.J., Crow, M.J., dan Milsom, J.S., 2005. Sumatra : Geology, Resources and Tectonic Evolution, Geological Society Memoir no.31, London. Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia Vol. I A, The Hague. Netherlands. Browne, P. R. L., 1978. Hydrothermal Alteration in Active Geothermal Fields. Ann. Rev. Earth Planet. Science. 6. Cameron, N.R, dan Pulunggono, A., 1984. Sumatran Microplates Their Characteristics and Their Role In the Evolution of the Central and South Sumatra Basins, proceeding 13 th Ann. Conv. Indonesia Petroleum Association, Jakarta. Corbett, G.J. dan Leach, T.M., 1998. South West Pacific Rim Au Cu Systems: Structure, Alteration and Mineralization. Special Pub. 6 Society of Economic Geologist. Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo- Indicators. Geochemica Acta 52. Hedenquist, J.W. dan Henley R.W, 1985. The Importance of CO 2 on Freezing Point Measurements of Fluid Inclusions: Evidence from Active Geothermal Systems and Implications for Epithermal Ore Deposition. Economic Geology, 80. Hochstein, M.P., dan Browne, P.R.L., 2000. Surface manifestations of Geothermal System with Vulcanic Heat Source, dalam Encyclopedia of Volcanoes, Geothermal Institite, Auckland. Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry and Exploration Technique Springer Verlag, Inc. Berlin. Bakosurtanal, 1991. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Peta Lubuksikaping ed.1. Rock, N.M.S., Aldiss, D.T., Aspden, J.A., Clarke, M.C.G., Djunuddin, A., 1983. Peta Geologi Lembar Lubuksikaping, Sumatera, skala 1:250.000. Puslitbang Geologi, Indonesia. 134 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 Sheriff, R.E., 2002. Exploration Geophysics : Gravity Notes, Encyclopedic Dictionary of Exploration Geophysics, Society of Exploration Geophysics. Standar Nasional SNI 13-6171-1999 Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi, Badan Standarisasi Nasional. Sumintadireja P., Shen Qady, and Ushijima K, 1999, Integrated Geophysical Investigation in The Geothermal Exploration, Proceeding International Symposium on Geophysics, Tanta, Telford, W.M., 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge. 135 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 Gambar 1. Peta lokasi survey terpadu geologi, geokimia dan geofisika daerah panas bumi Cubadak, Pasaman, Sumatera Barat. Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Cubadak, Pasaman, Sumatera Barat. 136 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 Gambar 3. Diagram segitiga Cl-SO 4 -HCO 3 dan Na-K-Mg Gambar 4. Peta kontur sebaran Hg tanah daerah Cubadak Pr rosiding Hasil K Kegiatan Lapang Gambar 5 Gambar 6 Kotatu gan Pusat Sumb 5. Grafik isot 6. Peta anom a ber Daya Geolo top δ 18 O terh mali Bouguer gi Tahun 2009 hadap δ 2 H D sisa, daerah Buku Deuterium h Cubadak u 1 : Bidang E 137 138 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 MAP Cubadak A B

3.00 grcm3 2.60 grcm3