Pulu terdiri dari mata air panas, tanah panas dan batuan ubahan.
Temperatur maksimum mata air panas mencapai 94
o
C, yaitu di Mata Air Panas Mapane, pH netral dan debit
0,9 literdet. Selain mata air panas hal yang
menarik lagi adalah manifestasi panas bumi tanah panas serta batuan
ubahan. Temperatur tanah panas mencapai 100,6
o
C dan tersusun oleh batuan ubahan dengan komposisi
mineral sekunder lempung argillic.
3.2. Karakteristik Air Panas Hasil plotting pada diagram segi tiga
Cl - SO
4
-HCO
3
, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B
yang memperlihatkan bahwa mata air panas daerah prospek Bora-Pulu
didominasi oleh
tipe air
panas bikarbonat, beberapa mata air panas
yang berlokasi di Bora mempunyai tipe klorida mature water dengan tingkat
kesetimbangan partially equilibrium yang diasumsikan dihasilkan dari
suatu sistem reservoir panas bumi.
Untuk hasil plotting pada diagram Cl- Li-B
semua air
panas memiliki
konsentrasi boron yang relatif tinggi yang umumnya berasosiasi dengan
sistem panas bumi non vulkanik Gambar 4.
Isotop deuterium dan Oksigen-18 memperlihatkan
adanya proses
interaksi antara fluida dari panas bumi dari reservoir dengan batuan sekeliling
serta pencampuran
dengan air
meteorik, hal ini diperlihatkan dengan adanya shifting Oksigen-18 terhadap
garis air meteorik Gambar 5.
3.3. Sebaran Merkuri Tanah Pola penyebaran Merkuri Hg dalam
tanah di daerah Bora terkonsentrasi di sekitar manifestasi panas bumi tanah
panas, sedangkan di daerah Pulu konsentrasi Hg menyebar memanjang
mengikuti pula struktur Palu-Koro. Hal ini memperkuat keberadaan struktur
Palu-Koro yang mengontrol sistem panas bumi di daerah ini Gambar 6.
3.4. Pendugaan Temperatur Bawah Permukaan
Perkiraan temperatur
bawah permukaan
menggunakan geotermometer
SiO
2
conductive- cooling rata-rata berkisar antara 94 –
161 °C, sedangkan menggunakan geotermometer
NaK Giggenbach
rata-rata berkisar antara 113 - 239 °C yang menunjukkan temperatur tinggi.
Mempertimbangkan karakteristik
kimia dari air panas seperti pH normal, suhu permukaan yang tinggi
serta kenampakan fisik manifestasi, maka penggunaan geotermometer
NaK Giggenbach lebih representatif untuk pendugaan temperatur bawah
permukaan yaitu sebesar 220 °C.
4. Geofisika 4.1. Gaya berat
Anomali Bouguer struktur seperti depresi berarah utara-selatan. Pola
kelurusan-kelurusan kontur anomali Bouguer sisa sangat sesuai dengan
pola sebaran sesar geologi.
Pada sisi barat lineasi gaya berat hampir utara-selatan selaras dengan
keberadaan Sesar Palu-Koro sisi timur berarah hampir utara-selatan yang
memotong mata air panas Mantikole. Pada sisi timur kelurusan gaya berat
hampir utara selatan bersesuaian Sesar Palu-Koro sisi barat yang juga
berarah sama.
Pola kelurusan anomali Bouguer juga memperlihatkan bahwa lebar zone
depresi makin menyempit dari utara ke arah selatan Gambar 7.
4.2. Geolistrik Peta
tahanan jenis
semu memperlihatkan AB2=1000 m di
daerah Bora menunjukkan bahwa nilai tahanan
jenis semu
rendah terkonsentrasi di sekitar manifestasi
tanah panas dan di sekitar mata air panas Bora.
Sedangkan penyebaran nilai tahanan jenis
rendah dengan
bentangan AB2=1000 m di daerah Pulu tersebar
di sebelah tenggara daerah prospek dengan
luas yang
lebih kecil
dibandngkan dengan luas tahanan jenis rendah di Bora Gambar 8.
Keberadaan nilai tahanan jenis rendah ini dapat disebabkan oleh ubahan
hidrotermal atau akibat adanya lapisan batuan sedimen di kedalaman.
4.3. Magnetotellurik Metode
magnetotellurik hanya
dilakukan di daerah prospek panas bumi Bora saja, mengingat manifestasi
di daerah
Bora lebih
menarik dibandingkan dengan Daerah Pulu.
Pada kedalaman 750 meter hingga 2000 meter, di sekitar mata air panas
Bora dan mata air panas Lompio terlihat adanya sebaran tahanan jenis
sedang 20 – 100 Ohm-m. Tahanan jenis
sedang ini
diperkirakan berasosiasi dengan batuan yang
berfungsi sebagai reservoir panas bumi.
Pada kedalaman 1500 meter, tahanan jenis
sedang ini
cenderung membentuk
suatu tutupan
yang dibatasi oleh sebaran tahanan jenis
tinggi di sebelah timur dan tenggara serta dibatasi oleh sebaran tahanan
jenis rendah
di sebelah
barat, baratlaut, dan utara. Tutupan tersebut
menggambarkan luas dan dimensi dari reservoir panas bumi di daerah Bora.
Dari hasil pemodelan tahanan jenis 2D data MT, sebaran tahanan jenis
rendah yang diinterpretasikan sebagai respon dari batuan ubahan batuan
penudung tersebar di sekitar mata air panas Bora dan mata air panas
Lompio, melebar ke arah barat dan baratlaut. Tahanan jenis rendah ini
tersebar dari mulai permukaan tanah hingga kedalaman sekitar 600 meter
dengan ketebalan antara 500 meter hingga 600 meter. Reservoir panas
bumi di daerah ini diperkirakan berada di bawah batuan penudung yang
ditandai dengan sebaran tahanan jenis sedang – yang tersebar di sekitar
mata air panas Bora dan melebar ke arah baratdaya, barat dan baratlaut.
Puncak dari reservoir ini berada di sekitar mata air panas Bora dengan
kedalaman sekitar 600 meter di bawah permukaan tanah. Puncak reservoir ini
cenderung semakin mendalam ke
arah utara dan baratlaut Gambar 9 dan 10.
5. Pemboran Landaian Suhu Terdapat dua sumur landaian suhu di