Gambar 6. Rorak di kebun kakao. Sumber : Puslitkoka.
D. Penanaman Penaung
Prinsip yang perlu diperhatikan: 1. Petani dapat menyesuaikan jumlah tanaman penaung sesuai
dengan kebutuhan. 2. Petani dapat memilih jenis tanaman penaung yang memiliki nilai
tambah seperti mampu meningkatkan kesuburan tanah, bernilai ekonomi, sumber bahan pestisida nabati, dan tidak menjadi
kompetitor kakao.
3. Komunitas pohon di areal minimal 12 spesies asli, kanopi pohon minimum dua strata, kepadatan kanopi minimum 40.
a. Sejumlah syarat pohon penaung yang ideal untuk tanaman kakao:
1 Memiliki perakaran yang dalam. 2 Memiliki percabangan yang mudah diatur.
Pedoman Teknis Budidaya Kakao yang Baik Good Agriculture Practices GAP on Cocoa
24
3 Ukuran daun relatif kecil, tidak mudah rontok dan memberikan cahaya yang menyebar diffus.
4 Termasuk leguminosae dan berumur panjang. 5 Menghasilkan banyak bahan organik.
6 Tidak menjadi inang hama dan penyakit kakao.
b. Fungsi dan jenis tanaman penaung sementara
1 Melindungi kakao muda dari penyinaran yang berlebih. 2 Melindungi tanah dari erosi.
3 Meningkatkan kesuburan tanah melalui tambahan bahan organik dari hasil pangkasan dan seresahnya.
4 Menekan pertumbuhan gulma. 5 Jenis tanaman penaung sementara yang banyak dipakai
yaitu Moghania macrophylla dahulu: Flemingia congesta
dan pisang Musa sp. 6 Moghania sesuai untuk tinggi tempat 700 m dpl ke
bawah. 7 Naungan sementara ditanam di dalam barisan tanaman
penaung tetap atau di bagian ”bibir” terasan. 8 Tanaman penaung ditanam minimal satu tahun sebelum
penanaman kakao.
Pedoman Teknis Budidaya Kakao yang Baik Good Agriculture Practices GAP on Cocoa
25
Gambar 7. Kakao muda dengan penaung sementara Moghania macrophylla
dan penaung tetap lamtoro. Sumber : Puslitkoka.
c. Penaung tetap
1 Penaung tetap mutlak diperlukan dalam sistem budidaya tanaman kakao lestari berkelanjutan.
2 Usahatani kakao tanpa penaung tetap cenderung menyebabkan percepatan degradasi lahan dan
mengancam keberlanjutannya. 3 Pohon penaung tetap yang banyak dipakai di Indonesia
yaitu lamtoro Leucaena spp., gamal Gliricidia sepium
, dadap Erythrina sp.,
dan sengon
Paraserianthes falcataria. 4 Lamtoro tidak berbiji klon L 2 diperbanyak dengan
cangkokan atau okulasi, ditanam dengan jarak tanam 3m x 3m pada kakao 3m x 3m atau 4m x 5m pada kakao 4m
x 2,5m.
5 Setelah kakao berproduksi, secara berangsur-angsur populasinya dikurangi menjadi 3m x 6m atau 4m x 5m
Pedoman Teknis Budidaya Kakao yang Baik Good Agriculture Practices GAP on Cocoa
26
pada daerah dengan tipe curah hujan C-D menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, dan 6m x 6m atau 5m
x 8m untuk daerah dengan tipe curah hujan A-B menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson.
Gambar 8. Tanaman kakao dengan penaung tetap lamtoro klon L2.
Sumber : Puslitkoka .
E. Diversifikasi Tanaman