Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
5 Sepeda Motor
16 14 baik, 2 kurang baik
6 White Board
5 baik
7 lemari kayu
14 baik
8 Rak Kayu
1 baik
9 meja rapat
2 baik
10 meja telpon 1
baik 11 kursi rapat
47 baik
12 kursi putar 1
baik 13 meja computer
3 baik
14 kursi plastic 60
baik 15 meja 12 biro
44 baik
16 mesin potong rumput 2
Baik, Kurang Baik 17 AC Unit
2 baik
18 kipas angin 2
baik, rusak 19 Televise
4 baik
20 sound system 1
kurang baik 21 handy cam
2 baik
22 PC unitcomputer 11
8 baik, 3 rusak 23 note book
9 baik
24 Cpu 2
baik 25 printer
10 6 baik, 4 rusak
26 UPS 3
baik 27 Hub
1 baik
28 Modem 1
baik 29 peralatan jaringan lainlain
1 baik
30 meja kerja pejabat eselon II 1
baik 31 meja kerja pejabat eselon III
5 4 baik, 1 kurang baik
32 meja rapat pejabat eselon II 1
kurang baik 33 kursi kerja pejabat eselon II
1 baik
34 Kursi kerja pejabat eselon III 6
baik 35 kursi kerja pegawai
25 baik
36 kursi tamu diruangan pejabat Es III
3 baik
37 camera digital+attachment 3
baik 38 proyektor + attachment
3 baik
39 Digital Video Recorder 1
baik 40 CCTVcamera wall box
4 baik
41 pesawat telepon 1
baik 42 facsimile
1 baik
43 wearlesssound system 1
baik
Sumber Data: Laporan Barang dan Aset BPMD 2016
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD TABEL 2.1
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPD PADA BPMD KAB. LOMBOK TENGAH
N O.
Indikator Kinerja
T a
Ta rg
Tar get
Target RPJMD SKPD Tahun ke-
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
9
Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD r
g
e t
S P
M et
IK
K Indi
kat or
Lai nny
a 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 1
2 13
14 15
16 17
18 19
2
1 Jumlah desa
mandiri energy
1 1
1 100
1 00
2 Jumlah
posyandu aktif 8
8 8
8 8
92 4
28. 80
100 33.5
115 500
360 125
41 9
3 Jumlah
lembaga adat 17
17 17
17 17
1 8
8 80
43 6
47 47
471 25
3 4
Jumlah teknologi
tepat guna yang
diterapkan masyarakat
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
100 100
100 100
10
5 Jumlah
lembaga ekonomi
pedesaan aktif 1. Bumdes
5 5
5 5
35 70
2. LKM 3
3 3
3 20
66 7
6 Jumlah pasar
desa 1
2 2
2 2
1 4
1 3
50 200
25 15
7 Jumlah desa
tertinggal 55
54 50
49 45
55 2
7 27
27 27
100 50
54 55
60 8
Persentase keikutsertaan
kehadiran unsur
masyarakat dalam
perencanaan pembangunan
75 80
85 90
95 85
8 5
90 100
100 113
106 106
111 10
5
9 Prosentase
swadaya masyarakat
dalam membangun
infrastruktur pedesaan
3 3
3 3
3 3
3 10
3 25
100 100
333 100
83 3
10 Persentase
aparatur desa yang sudah
dilatih - Perangkat
desa 8.6
8.6 8.6
8.6 8.6
28. 93
4 5
24 8.6
60 336
523 279
100 69
8 - Kadus
17. 75
17. 75
17. 75
17. 75
17. 88
80.6 8
101 45
5 11
Jumlah desa yang memiliki
dan mengisi buku
administrasi keuangan
12 23
23 23
23 12
1 3
13 127
127 100
57 57
552 55
2
ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPD
1. Indikator nomor 1, yaitu : “jumlah desa mandiri energi sudah tercapai”. Pada tahun 2011 sudah ditetapkan Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya sebagai Desa Mandiri Energi Oleh Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia di bidang bahan bakar minyak yaitu minyak jarak sebagai pengganti minyak tanah minyak fosil. Untuk Tahun 2011,
mendapat Bantuan Dana sebesar Rp. 110.000.000,00 yang diperuntukkan pada lahan pengembangan yaitu untuk pembelian pupuk dasar, pembuatan lubang dan upah tenaga kerja. Untuk tahun 2012
mendapat bantuan kembali yang diperuntukkan pada lahan pengembangan yaitu untuk pembelian pupuk dasar, pembuatan lubang dan upah tenaga kerja dan kegiatan pemeliharaan lainnya. Pada tahun
2015 Dusun Bunmudrak Desa Sukarara ditetapkan sebagai lokasi DME dalam bentuk pemanfaatan
10
Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
energi terbarukan biogas dari kotoran ternak. Pada kegiatan desa mandiri energi disediakan anggaran
sebesar 120.997.000,00 untuk pembangunan diegester guna pemanfaatan energi terbarukan biogas di Desa Sepakek.
2. Indikator nomor 2, yaitu : “jumlah posyandu aktif sudah tercapai”. Pada tahun 2012 diadakan pelatihan Kader Posyandu Tentang Bahaya Merokok yang dianggarkan melalui Dana Bagi Hasil Cukai
Tembakau DBHCHT sebesar Rp. 450.000.000, setelah perubahan menjadi Rp. 479.800.000,. Realisasi anggaran sebesar Rp. 476.780.500, 99,37. Kegiatan Pelatihan Kader dilaksanakan dengan sasaran 376
kader Posyandu di Kecamatan Praya Timur, Janapria dan Kopang yang terbagi dalam 4 angkatan. Dan setelah DPAP dilaksanakan pelatihan bagi Kader Posyandu Kecamatan Pujut sejumlah 212 Kader
Posyandu. Sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 442 kader dan tahun 2014 sebanyak 496 kader yang dilatih. Tahun 2015 pada kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan
masyarakat diadakan pelatihan kader posyandu sebanyak 526 orang.
3. Indikator nomor 3, yaitu : “jumlah lembaga adat sudah tercapai”. Pada tahun 2012 dialokasikan dana dari APBD sebesar Rp. 29.150.000, untuk pembentukan 8 lembaga adat di 8 desa di Kecamatan Pujut
antara lain Desa Sengkol, Kawo, Sukadana, Segala Anyar, Ketare, Tanak Awu, dan Rembitan sebagai Pilot Project. Sedangkan tahun 2013 terbentuk 17 lembaga adat di Kecamatan Pujut yang dijadikan
sebagai pilot project. Untuk tahun 2014 sebanyak 72 lembaga adat terbentuk dan tahun 2015 terfasilitasi pembentukan Perdes tentang lembaga adat di 43 desa.
4. Indikator nomor 4, yaitu : “Jumlah teknologi tepat guna yang diterapkan masyarakat sudah tercapai”. Dari tahun 20112015 jumlah temuan TTG setiap tahun berjumlah 3 temuan. Pada tahun 2012 Lombok
Tengah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Gelar TTG Tingkat Provinsi NTB. Jenis temuannya antara lain : teknologi system pengairan tetap steady flow system, teknologi alat ane, teknologi tiruan penjaga
rumah. Pada tahun 2015 kegiatan pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dilaksanakan sosialisasi hasil temuan teknologi tepat guna sebanyak 60 orang dengan anggaran sebesar Rp.
153.008.000,00.
5. Indikator nomor 5, yaitu : “Jumlah lembaga ekonomi pedesaan aktif bumdes dan LKM sudah tercapai”. Tahun 2015 pada kegiatan pelatihan ketrampilan manajemen badan usaha milik desa diadakan
pelatihan keuangan bagi pengurus Bumdes di 35 desa. Pada kegiatan fasilitasi kemitraan swasta dan usaha mikro kecil dan menengah di perdesaan diadakan pelatihan peningkatan kapasitas pengelola LKM
serta fasilitasi penyusunan ADART LKM.
6. Indikator nomor 6, yaitu : “Jumlah pasar desa sudah tercapai”. Jumlah pasar desa yang terbangun sampai tahun 2015 ini adalah 10 unit pasar desa dengan lokasi antara lain : Pasar Desa Seteling pada
tahun 2010 dibangun dengan menggunakan dana APBN, Pasar Desa Semoyang Kecamatan Praya Timur dibangun tahun 2012, Pasar Desa Lantan, Pasar Desa Aik Berik pada tahun 2013 dibangun dengan
menggunakan dana dari Bantuan Korea, Pasar Desa Selebung Rembige dan Pasar Desa Mertak pada tahun 2013 dibangun dengan menggunakan dana PNPM, Pasar Desa Pelambik pada tahun 2014
dibangun menggunakan dana PNPM. Sedangkan untuk tahun 2015 dibangun 3 unit pasar desa dengan lokasi di Desa Jurang Jaler, Ranggagata, dan Desa Monggas.
11
Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
7. Indikator nomor 7, yaitu : “Jumlah desa tertinggal sudah tercapai” berdasarkan data dari BPS berjumlah 27 desa.
8. Indikator nomor 8, yaitu : “Persentase keikutsertaan kehadiran unsur masyarakat dalam perencanaan pembangunan sudah tercapai”. Pada tahun 2012 dialokasikan dana sebesar Rp. 44.500.000 untuk
kegiatan Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa. Tujuan kegiatan yaitu untuk meningkatkan keterpaduan program dan kegiatan masuk desa dan peningkatan sistem perencanaan partisipatif dengan
persentase kehadiran unsur masyarakat mencapai 85. Tahun 2015 pada kegiatan pelaksanaan musyawarah pembangunan desa dilaksanakan kegiatan musrenbang tingkat desa di 139
desakelurahan. dengan anggaran sebesar Rp. 147.347.500,00.
9. Indikator nomor 9, yaitu : “Prosentase swadaya masyarakat dalam membangun infrastruktur pedesaan sudah tercapai”. Pada tahun 2011 dialokasikan anggaran sebesar Rp. 1.962.005.600 yang terdiri dari Rp.
1.560.300.000 dana APBN, Rp. 202.030.000 dana cosharing dan APBD serta dana PAP dana operasional kegiatan sebesar Rp. 199.675.600 setelah perubahan menjadi Rp. 1.995.450.600 pada kegiatan
Pembangunan Jalan Desa. Realisasi fisik kegiatan 100 dengan lokasi kegiatan sebagai berikut :
- Kecamatan Praya Timur : 2 ruas
- Kecamatan Batukliang : 2 ruas
- Kecamatan Batukliang Utara : 1 ruas
- Kecamatan Praya Barat : 2 ruas
- Kecamatan Janapria : 1 ruas
- Kecamatan Kopang : 3 ruas
- Kecamatan Jonggat : 1 ruas
- Kecamatan Praya : 1 ruas
- Kecamatan Pringgarata : 1 ruas
- Kecamatan Pujut : 1 ruas
- Kecamatan Praya Tengah : 1 ruas
Untuk tahun 2012 jumlah paket jalan desa yang terbangun sebanyak 39 ruas dengan lokasi kegiatan sebagai berikut :
- Kecamatan Praya Timur : 4 ruas
- Kecamatan Batukliang : 1 ruas
- Kecamatan Praya Barat Daya : 3 ruas
- Kecamatan Kopang : 8 ruas
- Kecamatan Jonggat : 4 ruas
- Kecamatan Praya : 6 ruas
- Kecamatan Pringgarata : 1 ruas
- Kecamatan Pujut : 3 ruas
- Kecamatan Praya Tengah : 3 ruas
- Kecamatan Praya Barat : 6 ruas
Tahun 2013 jumlah paket yang terbangun dari Kegiatan Pembangunan Jalan Desa yaitu 141 ruas, sedangkan pada kegiatan Pemberian Stimulan Pembangunan Desa sebanyak 100 paket. Untuk tahun
2014 jumlah ruas jalan desa yang terbangun sebanyak 364 ruas. Di Kabupaten Lombok Tengah kegiatan Latsitarda dipusatkan di 3 tiga desa yaitu di Desa Mekar Damai Kecamatan Praya, Desa Mekar Bersatu
Kecamatan Batukliang, dan Desa Tanak Rarang Kecamatan Praya Barat. Kegiatan ini meliputi kegiatan bakti sosial, pelatihan Teknologi Tepat Guna, dan kegiatan pembangunan sarana prasarana berupa
perkerasan sirtu jalan. Tahun 2015 pada kegiatan pemberian stimulan pembangunan desa dilaksanakan kegiatan stimulan untuk TTMD dan pembangunan jalan desa sebanyak 37 paket dengan anggaran
sebesar Rp. 3.337.618.500,00.
12
Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
10. Indikator nomor 10, yaitu : “Persentase aparatur desa yang sudah dilatih Perangkat desa dan kadus sudah tercapai”. Pada tahun 2011 diadakan pelatihan sekretaris desakelurahan dengan materi
administrasi umum, pengelolaan keuangan desa dan lainlainnya yang diselenggarakan melalui kerjasama dengan SCBD, dimana target yang ingin dicapai dalam renstra SKPD adalah terlatihnya 40
orang Sekdes dan Seklur per tahun. Namun dengan adanya kerjasama ini telah dapat melampui target tersebut. Karena telah berhasil melatih 139 sekdes dan seklur sekabupaten Lombok Tengah dalam 4
angkatan pelatihan. Untuk tahun 2012 Lombok Tengah mendapat kesempatan mengirimkan satu angkatan yaitu sejumlah 28 orang Sekdes diutamakan yang baru diangkat menjadi PNS mengikuti
pelatihan tentang manajemen pemerintahan desa yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Malang. Pada kegiatan pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang
pengelolaan keuangan desa tahun 2015 diadakan pelatihan pengelolaan keuangan desa untuk sekdes sebanyak 127 orang dan pelatihan pengelolaan keuangan desa untuk kaur sebanyak 127 orang. Pada
kegiatan pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang manajemen pemerintahan desa tahun 2015 diadakan pelatihan kadus dalam bidang administrasi kependudukan sebanyak 1.378 kadus. Untuk
pelatihan manajemen keuangan desa dikirim 28 orang bendahara desa ke Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Malang dalam rangka mengikuti pelatihan tersebut. Pada bulan Oktober sampai
dengan Desember 2015 diadakan pelatihan pengembangan kapasitas aparatur pemerintah desa bagi unsure kepala desa, sekretaris desa dan bendahara desa. Peserta pelatihan untuk kepala desa dan
bendahara desa berjumlah 256 orang yang dilaksanakan 2 angkatan. Sedangkan untuk sekretaris desa dilaksanakan 1 angkatan di mataram dengan jumlah peserta 127 orang.
11. Indikator nomor 11, yaitu : “Jumlah desa yang memiliki dan mengisi buku administrasi keuangan sudah tercapai” karena ratarata setiap desa pasti memiliki atau mengisi buku administrasi keuangan.
13
Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
TABEL 2.2 ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN SKPD
PADA BPMD KAB. LOMBOK TENGAH
14
Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
15
Bab II
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 1. Analisis Renstra KL dan SKPD Provinsi NTB