Pengaruh Aktiva Tetap Dan Marjin Laba Terhadap Pengembalian Investasi Pada PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2003-2010
THE INFLUENCE OF FIXED ASSETS AND PROFIT MARGIN to RETURN ON INVESTMENT (ROI) AT PT. KALBE FARMA, Ltd
PERIODE 2003-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Jenjang S1
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh Yuni Hariyani
21205020
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
iv
ABSTRAK
Yuni Hariyani, “PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARGIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. KALBE FARMA Tbk”
Dibawah bimbingan Trustorini Handayani, SE., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktiva tetap pada PT. Kalbe Farma Tbk, untuk mengetahui margin laba pada PT. Kalbe Farma Tbk, untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi pada PT. Kalbe Farma Tbk dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh aktiva tetap dan margin laba terhadap tingkat pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada PT. Kalbe Farma Tbk.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang di gunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk. terdiri dari data tahun 2003 sampai 2010. Metode analisis dilakukan dengan uji statistik, yaitu analisis regresi linear berganda, korelasi pearson dan koefisien determinasi dengan ban
tuan program SPSS 18. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan uji F untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Sedangakan margin laba tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Aktiva tetap memberikan pengaruh sebesar 77,1% sedangkan margin laba hanya memberikan pengaruh sebesar 47,6% terhadap tingkat pengembalian investasi.Adapun secara simultan, aktiva tetap dan margin laba berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi dengan besar pengaruh 799,9%.
(3)
v ABSTRACT
Yuni Hariyani, THE INFLUENCE OF FIXED ASSETS AND PROFIT MARGIN TO INVESTMENT RETURN AT PT. KALBE FARMA TBK.
Under guidance of Trustorini Handayani, SE., M. Si
This study aims to determine the fixed assets, to know the profit margin, to know the rate of investment return and intends to investigate the influence of fixed assets and profit margin of the rate of investment return on partially and simultaneously at PT. Kalbe Farma, Tbk.
The methodology is descriptive and verification method, whereas the data used in this study is secondary data that is financial statements of PT. Kalbe Farma Tbk. consists from 2003 to 2010. Method of analysis was done by statistical tests, namely multiple linear regression analysis, Pearson correlation and determination coefficient using the SPSS 18 program. This hypothesis is using the T test as partially test and the F test as simultaneously test with 5% of significant level of 5%.
The results showed that partially the fixed assets have a significant effect on the rate of investment return, whereas profit margins did not significantly influence to the rate of investment return. Fixed assets give the effect of 77.1% and profit margins just only give effect 47.6% of investment return. Simultaneously, fixed assets and profit margins influence significantly to rate of investment return with a big influence until 79.99%.
(4)
vi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Aktiva Tetap dan Marjin Laba Terhadap Pengembalian Investasi pada PT.Kalbe Farma, Tbk” dapat disusun. Tak lupa pula shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjunan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, dengan rasa syukur ingin mengucapkan Terimakasih kepada ibu Trustorini, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing, atas ilmu, saran serta bimbingannya selama penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir yang telah memberikan ilmu dan nasihatnya.
Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini, penulis telah mendapatkan berbagai dukungan, doa, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Umi Narimawati., Dra., SE., M.Si. selaku Penguji sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Penguji, Dosen Wali sekaligus Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(5)
vii
6. Suami Tercinta Mohamad Fery Mustofa .ST atas semangat, dukungan dan kasih sayangnya.
7. Anakku tercinta Ashif Barkhoya Mahmud, terimakasih karena telah rela ditinggal setiap hari demi penyusunan skripsi ini.
8. Kakak-kakakku tercinta, terimakasih atas sumbangan dukungan serta
do’anya dari jauh.
9. Teman-teman kelas Mn-1 2005 dan 2007, yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan penyusunan skripsi ini penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat diperoleh, baik untuk penulis sendiri khususnya dan untuk para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa apa yang dikemukakan dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangannya, dan penulis mengharapkan masukan dari para pembaca sekalian berupa kritik dan saran yang membangun, sehingga membantu penulis untuk lebih menyempurnakan penyusunan skripsi ini dimasa yang akan datang.
(6)
viii
Bandung, Juli 2011 Penulis
(7)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Indonesia sebagai negara yang berkembang, sedang berusaha mensejajarkan diri dengan negara maju lainnya, baik dalam bidang teknologi, industri maupun bidang lain. Setiap perusahaan cenderung ingin tumbuh menjadi lebih besar. Salah satunya ukuran pertumbuhan perusahaan adalah dalam peningkatan penjualan.Oleh karena itu biasanya perusahaan menggunakan beberapa kebijakan untuk mencapai tujuannya. Tujuan utama perusahaan secara umum adalah meningkatkan penjualan.
Untuk menghadapi semua hal diatas setiap perusahaan dituntut untuk inovativ maupun melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan khusunya dalam bidang perekonomian. Perusahaan harus jalan, tumbuh dan berkembang dan dibangun oleh manajemen secara sistematis dengan berorientasi kepada pertumbuhan melalui pemanfaatan seluruh potensi seluruh sumber perusahaan.Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut diperlukan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien secara produktif terhadap semua kegiatan yang ada didalam perusahaan serta ditunjang suatu tindakan pengendalian untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang bersifat negatif yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan perusahaan. Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kegiatan perusahaan seperti keputusan dalam investasi
(8)
dan pendanaan. Bentuk investasi meliputi investasi persediaan, saham, aktiva tetap dan lain sebagainya. Investasi dalam aktiva tetap merupakan investasi yang banyak dilakukan oleh perusahaan. Begitupun sama pentingnya laba menjadi bagian terpenting dari beberapa tujuan yang ditetapkan perusahaan. Agar tujuan tersebut tepat sasaran, perusahaan harus mengukur perkembangan perusahaan yang tercermin melalui laporan keuangannya, salah satu analisis adalah marjin laba yang digunakan untuk mengukur komposisi laba dari setiap penjualan yang dilakukan.
Pertumbuhan aktiva dapat dilihat pada laporan neraca perusahaan, sedangkan laporan perolehan laba dapat dilihat pada laporan laba rugi perusahaan, dengan begitu maka tingkat pengembalian investasinya pun dapat dilihat dari neraca. Dengan adanya laba usaha, maka suatu perusahaan akan dapat mengukur keuntungan yang dicapai yang selalu dikaitkan dengan penjualan. Kekayan perusahaan yang memeiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali.
PT Kalbe Farma, Tbk merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam bidang farmasi dan produk-produk yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam perkembangan usahanya, PT Kalbe Farma, Tbk selalu berusaha meningkatkan perolehan labanya. Peningkatan atas laba yang didapatnya tidaklah selalu stabil.
Berikut ini merupakan perkembangan aktiva tetap dan marjin laba yang diperoleh oleh PT Kalbe Farma,Tbk selama 8 periode dari tahun 2003-2010:
(9)
Tabel 1.1
Perkembangan Aktiva Tetap, Marjin Laba dan Pengembalian Investasi Pada PT Kalbe Farma,Tbk 2003-2010
Tahun Aktiva Tetap (Rp)
Marjin Laba (%)
Tingkat Pengembalian Investasi
(%)
2003 453,339,190,642 20.10 10.71
2004 494,503,759,379 22.18 11.73
2005 859,117,129,272 18.06 13.51
2006 1,024,371,537,180 17.64 14.63
2007 1,204,147,773,194 16.12 13.73
2008 1,327,345,591,354 14.51 12.37
2009 1,398,127,877,081 17.23 14.33
2010 1,605,266,031,098 17.51 18.29
Sumber:Neraca dan Laporan keuangan PT.kalbe Farma, Tbk yang telah diolah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat selama tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan pada tingkat pengembalian investasi PT Kalbe Farma,Tbk. Padahal pada periode tahun tersebut aktiva tetap yang dimilki perusahaan meningkat, hal itu dapat menjelaskan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan aktiva yang dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba bersih. Adanya krisis global bisa menjadi salah satu penyebab masalah itu terjadi pada perusahaan, dimana kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba menurun. Hal tersebut diperkuat dengan terjadinya penurunan pada marjin laba selama periode tahun tersebut, yang berarti perolehan laba perusahaan tidak sebanding dengan penjualan yang telah dilakukan perusahaan.
(10)
Pada tahun 2010 margin laba yang diperoleh PT Kalbe Farma,Tbk sebesar 17,51% atau meningkat sebesar 0,28% dari tahun 2009. Sementara tingkat pengembalian investasi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 mencapai 18,2% atau mengalami peningkatan sebesar 3,96% dari tahun 2009. Perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma,Tbk terlihat kontras jika dibandingkan dengan perkembangan margin laba, pada saat marjin laba stabil justru tingkat pengembalian investasi pada perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini tidak sesuai dengan konsep yang mengatakan bahwa besarnya return on investment akan berubah kalau ada perubahan pada profit margin.
Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pengembalian investasi pada tahun 2010 adalah karena keberhasilan perusahaan menekan beban lain-lain, seperti beban bunga dan beban selisih kurs. Pada tahun 2010 PT Kalbe Farma,Tbk diuntungkan oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang stabil dan cenderung menguat sehingga harga impor bahan baku, yang merupakan komponen utama produksi obat berada dalam tingkat yang stabil. Pertumbuhan tingkat pengembalian investasi perusahaan ditunjang pula oleh kondisi perekonomian makro Indonesia yang sangat positif sepanjang tahun 2010.
Pada perusahaan yang sudah mapan seperti PT Kalbe Farma,Tbk, efisiensi merupakan cara yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat pengembalian investasi perusahaan. Dari data diatas maka penulis ingin meneliti seberapa besar aktiva tetap dan penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
(11)
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis didalam melakukan penelitian ini ingin mengambil judul: “Pengaruh Aktiva Tetap dan Marjin
Laba Terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2003-2010”
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang, dapat dilihat pada tabel1.1 bahwa aktiva tetap perusahaan cenderung mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma,Tbk terlihat kontras jika dibandingkan dengan perkembangan margin laba, pada saat margin laba stabil justru tingkat pengembalian investasi pada perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini tidak sesuai dengan konsep yang mengatakan bahwa besarnya return on investment akan berubah kalau ada perubahan pada profit margin.
1.2.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian diatas, maka penulis membatasi masalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan aktiva tetap pada PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
2. Bagaimana perkembangan marjin laba pada PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
(12)
3. Bagaimana perkembangan pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
4. Seberapa besar aktiva tetap dan marjin laba (Profit Margin) terhadap pengembalian investasi berpengaruh secara parsial dan simultan pada PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian
Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran umum dari kegiatan PT Kalbe Farma, Tbk.dalam melaksanakan operasional perusahaannya, terutama yang berkaitan dengan aktiva tetap dan marjin laba terhadap tingkat pengembalian investasi.
1.3.2 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan aktiva tetap pada PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
2. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba pada PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
(13)
4. Untuk mengetahui aktiva tetap dan marjin laba terhadap tingkat pengamblian investasi berpengaruh secara parsial dan simultan PT Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT Kalbe Farma, Tbk, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi :
1.4.1 Kegunaan Praktis
Dengan menyediakan informasi yang bernilai dalam pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada PT. Kalbe Farma, Tbk.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma, Tbk melalui penerapan ilmu dan teori yang penulis peroleh dibangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori penelitian ini sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya
(14)
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan referensi maupun bahan pertimbangan bagi mereka yang menjadikan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai aktiva tetap dan marjin laba serta dapat dijadikan sebagai sumber pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.
3. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu-ilmu manajemen (secara teori) dengan keadaan yang terjadi dilapangan (praktek) sehingga dengan adanya pembanding tersebut akan dapat lebih memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk diterapkan pada dunia usaha secara nyata serta dapat menguntungkan pihak lain
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan pada PT Kalbe Farma, Tbk dengan pengambilan data melalui pojok YPKP, Bursa YPKP, Bandung, melalui Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang berisi data-data yang dibutuhkan oleh penulis. Adapun jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:
(15)
Tabel 1.2
Tabel jadwal penelitian
N
o Keterangan
Bulan
Febuari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan
Judul
2 Pencarian Data 3 Pengolahan
Data
4 Penulisan
(16)
10
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan). Hampir seluruh perusahaan menggunakan harta-harta yang bersifat tahan lama dalam operasinya. Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dan dari segi pembuatannya antara lain jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang rumit.
Definisi aktiva tetap menurut Mulyadi (2001 : 591) mengemukakan bahwa:
“Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali”.
Menurut Haryono Jusuf (2001 : 153) menyatakan bahwa : “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”.
Menurut S. Munawir (2007;17), pengertian aktiva tetap : “Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya nampak (konkrit).”
(17)
Menurut Hennie Van Greuning (2005;170), pengertian aktiva tetap :“Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaaan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode.”
Sedangkan menurut Soemarso S.R (2000 : 20) adalah sebagai berikut :
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mana manfaatnya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan perusahaan serta nilainya lebih besar”.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 16.2) mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut :
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva tetap :
1. Merupakan aktiva milik perusahaan yang berwujud dan mempunyai nilai yang cukup material.
2. Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau melalui pembangunan pembuatan lebih dahulu.
3. Mempunyai masa manfaat bagi perusahaan lebih dari satu tahun. 4. Dibeli atau dibuat tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
(18)
Aktiva tetap memiliki berbagai jenis, bentuk dan umur manfaat. Ada aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas serta ada aktiva tetap yang umurnya terbatas. Aktiva tetap yang umurnya terbatas seperti kendaraan, sedangkan aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas adalah tanah.
Menurut Zaki Baridwan (2002;278) mengemukakan jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari :
1. Tanah 2. Bangunan
3. Mesin dan Alat-alat 4. Alat-alat Kerja
5. Pattern dan Dies/cetakan-cetakan 6. Perabot dan Alat-alat Kantor 7. Kendaraan
8. Tempat barang yang dapat dikembalikan (Returnable Container).
Menurut Wareen, Reeve and Fess yang diterjemahkan oleh Aris Farahmita, Amunugrahani dan Taufik Hendrawan (2005;204) jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari :
1. Peralatan 2. Perabotan 3. Alat-alat 4. Mesin-mesin 5. Bangunan 6. Tanah
(19)
Menurut S. Munawir (2007;17), Jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain sebagainya.
2. Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik. 3. Mesin.
4. Inventaris.
5. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.
Menurut AI. Haryono Jusup (2001;155), Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung perusahaan.
2. Perbaikan Tanah, seperti jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah. 3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan
gedung.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.
2.1.2 Marjin Laba
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan keuntungan atau laba. Laba terbagi menjadi dua yaitu laba bersih dan laba usaha. Laba usaha dapat diketahui dengan cara mengurangi total penjualan dengan biaya-biaya dalam proses produksi dan operasionalnya. Sedangkan laba bersih dapat diketahui
(20)
dengan cara mengurangi laba usaha dengan pajak. Dengan adanya laba usaha maka perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan dengan penjualan atau yang dikenal dengan istilah Profit Margin.
Pengertian Profit Margin menurut Bambang Riyanto (2001:37):
"Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales. "
Pengertian Profit Margin menurut S.Munawir (2007:89): “Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya"
Pengertian marjin laba menurut Husein Umar (2005:216):
"Margin Laba Usaha mencerminkan kemampuan Manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan" Pengertian Profit Margin menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:304): "Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi".
Dalam menghitung profit margin, maka perlu diperhatikan adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba usaha dibagi dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Adapun rumus Profit Margin menurut Husein Umar (2005:216) adalah sebagai berikut:
Profit Margin =
Laba Usaha
X 100% Penjualan Neto
(21)
Berdasarkan beberapa pengertian tentang marjin laba di atas maka dapat disimpulkan bahwa marjin laba ialah rasio yang digunakan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan.
Menurut Bambang Riyanto (2001:39) Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha (operating expense). Dengan jumlah operating expense tertentu, profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan atau memperkecil
operating expanse.
Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya diperusahaan pada periode tertentu. Marjin labayang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Marjin laba yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar marjin laba, yaitu:
Profit Margin =
Net Operating Income
X 100%
(22)
1) Dengan menambah biaya usaha ( operating expenses) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain, tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating expenses. Perubahan besarnya sales dapat dapat disebabkan karena perubahan harga per unit apabila volume sales dalam unit sudah tertentu (tetap), atau disebabkan karena bertambahnya luas penjualan dalam unit kalau tingkat harga penjualan per unit produk sudah tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan :
a. Memperbesar volume sales perunit pada tingkat harga penjualan tertentu atau,
b. Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit tertentu.
2) Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expenses yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang,
tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya operating expenses yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa marjin labanya makin besar.
2.1.3 Pengembalian Investasi
Pengembalian investasi atau Return On Investment merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas yang paling disukai oleh perusahaan. Return On
(23)
Investment ini membandingkan berapa banyak laba yang dihasilkan dari total aktiva yang ada. Untuk lebih jelasnya lagi, dikemukakan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian Return On Investment (ROI). Pengertian Return On Investment (ROI) menurut Munawir, mengatakan bahwa :
“Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan”. (2004;89)
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:74) mengemukakan: “Return On Investment (ROI) adalah rasio yang mengukur seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.”
Pengertian Return On Invesment menurut Agus Sartono (2001:123): "
Return On Investment atau return on assets menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan."
Dalam berinvestasi di suatu perusahaan, para investor biasanya mencari perusahaan yang keadaannya sedang menguntungkan agar menjaga keamanan dana yang diinvestasikan. Untuk melihatnya dapat digunakan alat ukur rasio profitabilitas sehingga informasi yang dibutuhkan akan terlihat.
Rasio Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menggambarkan dan memberikan peramalan berapa besar jumlah keuntungan yang sedang terjadi di suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat Return On Investment (ROI) suatu perusahaan maka semakin baik pula keadaan perusahaan tersebut karena Return
(24)
On Investment (ROI) menggambarkan keefisienan perusahaan mengelola investasi perusahaan sehingga menghasilkan laba yang maksimal.
Analisis Return On Investment (ROI) dalam analisis laporan keuangan merupakan analisis yang menyeluruh (komprehensif) dan lazim digunakan untuk menilai efektivitas keseluruhan investasi perusahaan. Analisis rasio ini menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan usahanya dengan investasi yang ditanamkan dalam total aktiva.
Pengertian Return On Investment (ROI) menurut Lukman Syamsudin mengatakan bahwa :
“Return On Investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan return on assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. (2004;79)
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On Investment (ROI) merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi aktiva perusahaan.
Dalam menghitung tingkat return on investment, maka perlu diperhatikan adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan, baik dengan diinvestasikan di dalam maupun di luar perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena pengukuran ROI adalah mengetahui tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari seluruh modal yang telah diinvestasikan.
(25)
Rumus Return On Investment (ROI) :
Atau :
2.1.4 Hubungan antara Aktiva Tetap, Marjin Laba dan Pengembalian Investasi
2.1.4.1 Hubungan Aktiva Tetap dan Pengembalian Investasi
Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih ekonomis dan efisien bila dibandingkan dengan aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan hasil dan kualitas produksi, juga dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, laba yang diperoleh merupakan pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Manullang (2005;89) sebagai berikut: “Investasi dalam aktiva tetap adalah suatu bentuk penanaman modal dengan harapan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan melalui operasinya”.
Return On Investment =
earning after tax
× 100%
Total Assets
(26)
2.1.4.2 Hubungan Marjin Laba dan Pengembalian Investasi
Berdasarkan teori-teori tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan,
sedangkan operating turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional dalam suatu periode tertentu.
Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating assets turnover menentukan tinggi rendahnya keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu makin tingginya tingkat profit margin
atau operating assets turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Seperti yang dikemukakan S.Munawir (2007:89) bahwa: `Besarnya
Return On Investment akan berubah kalau ada perubahan Profit Margin atau Asset Turn Over, baik masing-masing atau keduanya.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat tentang aktiva tetap, marjin laba dan pengembalian investasi :
(27)
Tabel 2.1
Hasil Peneliti Terdahulu
No Nama Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan
1 Fernando
Junior (2004)
Pengaruh Pengelolaan
Aktiva Tetap
terhadap Return on Investment
pada PT.
Dwipapuri Asri
Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh pengelolaan aktiva tetap terhadap return on investment. Pengelolaan . Aktiva tetap,Return on Investment
2 Handayani
(2007)
Analisis Perputaran Investasi dan
Marjin Laba
serta
Pengaruhnya terhadap Return on Investment
(ROI) pada
PT.KBPS
Hasil penelitian ini
menjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perputaran investasi
dan marjin laba
terhadap return on investment (ROI) Perputaran investasi Marjin laba,Return on Investment
3 Widowati
(2004)
Pengaruh perputaran aktiva terhadap
return on
investment pada KUD Eka Arsa"
di Pagutan
Ampenan Kodya Mataram"
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran aktiva mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap return on investment. Sementara dari nilai koefisien korelasi
diketahui bahwa
terdapat hubungan
yang searah dan
sangat kuat antara perputaran aktiva
dengan return on
investment.,
Return on
investment (ROI)
1. Penelitian Fernando Junior (2004)
Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui tingkat pengelolaan aktiva tetap pada PT.Dwipapuri Asri. Masalah yang diteliti adalah seberapa besar
(28)
pengaruh pengelolaan aktiva tetap ditinjau dari segi perputaran aktiva tetap terhadap ROI selama periode 2001 sampai dengan 2002, maka dilakukan analisis dengan menggunakan rasio perputaran aktiva tetap. Sedangkan untuk mengukur seberapa besar pengaruh pengelolaan aktiva tetap terhadap tingkat rentabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara rasio perputaran aktiva tetap terhadap return on investment (ROI).
2. Penelitian Handayani (2007)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis perputaran investasi dan marjin laba dan pengaruhnya terhadap return on investment (ROI). Diawali dengan adanya fenomena kinerja keuangan KPBS Pangalengan yang meliputi rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas selama lima periode perkembangannya fluktuatif, bahkan rata-rata pertumbuhan kinerja keuangannya menurun dan lebih spesifik lagi dalam rasio rentabilitas, Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perputaran investasi terhadap ROI, secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara marjin laba terhadap ROI, dan secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perputaran investasi dan marjin laba terhadap ROI.
3. Penelitian Widowati (2004)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva terhadap return on investment. Tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva di dalam koperasi untuk menghasilkan volume penjualan tertentu akan terlihat dari perputaran aktiva koperasi tersebut. Semakin efisien penggunaan keseluruhan
(29)
aktiva maka semakin meningkat perolehan laba yang selanjutnya akan mempengaruhi return on investment-nya. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa penurunan perputaran aktiva menyebabkan penurunan return on investment. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan alat statistik uji-t diketahui bahwa perputaran aktiva mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return on investment. Sementara dari nilai koefisien korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan yang searah dan sangat kuat antara perputaran aktiva dengan return on investment.
2.2 Kerangka Pemikiran
Untuk meningkatkan prestasi ekonomi, perusahaan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal misalnya kondisi sosial ekonomi negara, peraturan pemerintah, tingkat permintaan barang, adanya produk pesaing, dan lain-lain. Faktor-faktor internal berpusat pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, misalnya investasi pada aktiva tetap.
Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih ekonomis dan efisien bila dibandingkan dengan aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan hasil dan kualitas produksi, juga dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, laba yang diperoleh merupakan pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Manullang (2005;89) sebagai berikut: “Investasi dalam aktiva tetap adalah suatu bentuk penanaman
(30)
modal dengan harapan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan melalui operasinya”.
Seperti yang diungkapkan oleh R. Agus Sartono (2001 : 123) bahwa :“ROI menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan”.
Perhitungan Return On Investement (ROI) dapat dilakukan berdasarkan laba rugi bersih ataupun laba rugi operasi bersih dibandingkan dengan total aktiva yang dipakai dalam kegiatan operasi perusahaan.
Aktivitas penjualan, perusahaan tidak dapat terlepas dari penggunaan biaya-biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan umum). Tinggi rendahnya penggunaan biaya operasional ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat keuntungan atau laba yang akan diperoleh sebuah perusahaan. Selisih antara jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari penjualan dengan biaya-biaya operasional akan menimbulkan laba atau rugi. Jika terjadi selisih lebih maka akan menghasilkan laba sebaliknya jika terjadi selisih kurang maka akan menghasilkan kerugian.
Kegiatan usaha, perusahaan dapat memperoleh laba sesuai dengan tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh laba. Dengan laba usaha tersebut maka perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan dengan penjualannya, dan hal ini disebut profit margin (Marjin Laba).
Menurut S. Munawir (2007:89) mengemukakan profit margin adalah sebagai berikut: “Profit Margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini
(31)
mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya”.
Marjin laba dipakai untuk menilai kemampuan manajemen perusahaan untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung digunakan dalam menghasilkan penjualan yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan baku, tenaga kerja langsung, dan lain-lain. Dari penjualan tersebut suatu perusahaan akan memperoleh dan memiliki laba, baik laba usaha maupun laba bersih. Laba bersih yang diukur dengan tingkat kekayaan perusahaan atau biasa disebut dengan
Return On Investment.
Untuk menigkatkan Return On Investment sebuah perusahaan, maka perusahaan harus mampu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Perusahaan harus meningkatkan Profit Margin dan mempertahankan perputaran aktiva.
2. Perusahaan harus meningkatkan perputaran aktiva dan mempertahankan
Profit Margin.
3. Perusahaan harus meningkatkan Profit Margin dan perputaran aktiva secara bersamaan.
Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
(32)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Aktiva Lancar Penjualan
kas Biaya pokok sebelum
pajak
Beban administras Beban Penjualan
Piutang dagang Persediaan
Beban Operasi
Aset lainnya
Pabrik
Laba operasi bersih
Aktiva tetap
Penjualan
Penjualan
Rata-rata aktiva
Net profit margin
Assets turn over
(33)
M.Manullang (2005:89)
S.Munawir(2007:89)
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Variabel X1
Aktiva Tetap Aktiva Tetap
M.Manullang(2005:89)
Variabel Y
Pengembalian Investasi (ROI)
Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)
Laba Bersih
Total Aktiva
Lukman syamsudin(2007:63) Variabel X2
Marjin Laba (Profit Margin)
Laba Usaha
Penjualan Rumus:
Marjin laba: Laba Usaha x 100% Penjualan Neto
(34)
2.3 Hipotesis
Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
“Aktiva tetap dan Marjin laba (Profit Margin) berpengaruh secara parsial dan silmutan terhadap pengembalian investasi (ROI)pada PT Kalbe Farma Tbk.”
(35)
29
3.1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah aktiva tetap dan marjin laba pada pengambalian investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk tahun 2003-2009
Dari judul di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Aktiva tetap sebagai variabel bebas (independent variable) 2. Marjin Laba sebagai variabel bebas (independent variable)
3. Tingkat pengembalian Investasi sebagai variabel terikat (dependent variable)
3.2. Metode Penelitian
Umi Narimawati (2008:127), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verivikatif dengan pendekatan kuantitatif. Yaitu metode yang bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari penyelesaian suatu masalah.
(36)
Pengertian Deksriptif menurut Umi Narimawati (2008:21) adalah:”Metode yang menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar”
Pengertian kuantitatif menurut Sugiyono (2008:23):”Kauntitatif adalah data yang berbentuk angka”
3.2.1. Desain Penelitian
Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar (2000:54-55) adalah “Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.”
Menurut Sugiyono (2008:13) penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut :
“Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
(37)
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu mengenai penurunan tingkat pengembalian investasi sehingga diperoleh judul penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi.
2. Menetapkan Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana kondisi aktiva tetap pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
2. Bagaimana kondisi Marjin laba pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
3. Bagaimana Kondisi pengembalian investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
4. Seberapa besar pengaruh aktiva tetap dan marjin laba (Profit Margin) secara parsial dan simultan terhadap pengembalian investasi (ROI) pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Peneliti dapat membaca referensi teoritis dan penemuan penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis).
4. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah aktiva tetap dan marjin laba berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap pengembalian investasi.
(38)
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif dengan pendekatan kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia melalui
websitewww.idx.co.id dan PT .Kalbe Farma, Tbk melalui websitewww.kalbe.co.id.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Langkah terakhir dari suatu periode penelitian adalah penarikan kesimpulan, yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
8. Menyusun Laporan hasil penelitian.
(39)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
X1 = Aktiva tetap
X2 = Margin Laba (Profit Margin)
Y = Pegembalian Investasi (ROI)
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2008: 38) adalah “sesuatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nazir (2003: 126) sebagai berikut “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.”
(X1) Aktiva Tetap
(X2) Margin Laba
(Y) ROI
(40)
Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)
Sugiyono (2008:39) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1) adalah aktiva tetap dan kedua (X2) adalah marjin laba.
2. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y)
Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2008:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini (Y) adalah tingkat pengembalian investasi.
Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
(41)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Aktiva Tetap
(X1)
“Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat
ekonomi lebih dari
satu tahun, dan
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perushaan bukan untuk dijual kembali.”
Mulyadi (2001:591)
Aktiva Tetap Tahun 2003 - 2010
Rp. Rasio
Marjin Laba
(X2)
“Profit Margin ini
mengukur tingkat
keuntungan yang
dapat dicapai
perusahaan
dihubungkan dengan penjualan.”
(S.Munwair 2007:89)
Laba usaha Penjualan
Laba Usaha x 100% Penjualan Neto
% Rasio
Tingkat Pengembalian
Investasi
(Y)
“Return on Investment
uhan disalam
me(ROI)merupakan pengkuuran
kemampuan secara
keseluruhan ddalam meghasilkan
keuntungan dengan
jumlah keseuluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan.”(Lukman Syamsudin 2007:6)
Laba Bersih Total aktiva
Laba Bersih sesudah Pajak Total Aktiva
(42)
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini semuanya bersumber dari data sekunder. Data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:21) ialah, “ Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak perusahaan, yang biasanya sudah tersedia dalam bentuk laporan perusahaan”.
Dalam penelitian ini data sekunder berupa laporan keuangan yaitu Neraca dan laporan rugi laba PT, Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data 1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2009:61) adalah sebagai berikut, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ”.
Berdasarkan pengertian populasi diatas dan judul yang diambil, maka dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah keseluruhan data laporan keuangan tahunan (annual report) PT.Kalbe Farma,Tbk khususnya yang menyangkut dengan data yang berhubungan dengan aktiva tetap dan Profit Margin (Marjin Laba).
2. Sampel
(43)
“Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah penelitian”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling design yaitu dengan menggunakan purposive sampling dimana tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sample penelitian. Purposive sampling menggunakan keputusan ahli dalam memilih kasus-kasus atau memilih kasus-kasus dengan tujuan khusus dalam pikiran.
Menurut Umi Narimawati (2008:75):
“Nonprobability sampling design adalah penarikan sampel yang tidak dilakukan dengan menggunakan hukum probabilitas. Artinya tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian”
Berdasarkan pengertian sampel diatas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT. Kalbe Farma, Tbk tahun 2003-2010.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu.
(44)
1. Penelitian secara langsung(Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi.
Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait, umumnya tentang laporan keuangan PT, Kalbe Farma, Tbk. Pada tahun 2003-2010.
2. Studi pustaka(Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.
3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1. Rancangan Analisis
Menganalisis data adalah upaya untuk menerangkan tentang pengolahan data secara bertahap, diharapkan memperoleh hasil yang diharapkan dari tujuan penelitian
(45)
tersebut. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Pengertian analisis kualititatif menurut Menurut Sugiyono (2008:14),
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka
(numeric) dan kesimpulan dibuat berdasarkan pengujian hipotesis. Dalam hal ini penulis melakukan analisis pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma Tbk.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktiva tetap, Marjin Laba
(Profit Margin) dan Pengembalian investasi (Return On Investment).
Rumus Profit Margin:
Profit Margin = x 100%
Sumber:S. Munawir (2007:89)
Sedangkan rumus Return On Investment adalah sebagai berikut:
Sumber:Lukman Syamsudin (2004:79)
Return On Investment =
earning after tax
× 100%
(46)
1. Analaisis Regresi Berganda
Analisis rergresi linier berganda adalah merupakan model hubungan antara variabel terikat (Y) dan bariabel bebas (X1) dan (X2). analisis regresi berganda ini Menurut Sugiyono (2005: 210), adalah :
”analisis regresi linier digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.”
Sumber: Sugiyono (2002:250) Keterangan:
Y = variabel tak bebas (Pengembalian Investasi)
a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0)
X1 = variabel bebas X1 (Aktiva tetap)
X2 =variabel bebas X2 (Marjin Laba)
b1 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat
Y, apabila variabel bebas X2 diangap konstan.
(47)
b2 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terhadap variabel terikat
Y, apabila variabel bebas X1 diangap konstan.
Koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dalam regresi linier berganda dengan dua
variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2009:279)
Jika b1dan b2positif, maka hal ini menunjukkan hubungan yang searah antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai b1dan b2negatif berarti menunjukkan hubungan
yang berlawanan antara variabel bebas dengan variable terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat, dan sebaliknya.
a. Analisis Korelasi (Pearson)
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
∑y = na + b1∑X1 + b2∑X2
∑X1y = a∑X1 + b1∑X1 2
+b2∑X1 X2 2
∑X1X2 = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X2 2
(48)
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, variabel
X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:
(Sumber Sugiyono 2005:268)
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: r x1 y – x2 y . r x1 x2
r x1 y =
–
n(∑X1Y) –(∑X1∑Y)
rx1y =
n(∑X2Y) –(∑X2∑Y)
rx1y =
n(∑X1X2) –(∑X1∑X2)
(49)
b. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap
konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
c. Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1dan X2 terhadap Y dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya koefisien korelasi adalah
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua
Variable kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).
r
12y =
r x2 y – x1 y . r x1 x2
(50)
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2009:250)
d. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
. 1 2
1 1 2 2
2
2
Y X X
b X Y b X Y
R
Y Sumber: Sugiyono (2009;286)
(51)
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
b1&b2 = Koefisien regresi
Melalui koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi, tapi bukan taraf hubungan seperti pada koefisien berganda (lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi).
3.2.5.2 Uji Hipotesis
Umi Narimawati (2010:7) mengemukakan Hipotesis yaitu ”Asumsi atau dugaan sementara yang harus di uji kebenarannya dalam suatu analisis statistik.”
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (X) yaitu aktiva tetap (X1) dan marjin laba (X2)
(52)
terhadap pengembalian investasi variabel dependen (Y), hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara simultan terhadap pengembalian investasi maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a) Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel aktiva tetap dan marjin laba terhadap variabel terikat pengembalian investasi.
Ho :β1,2=0 Tidak terdapat pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara
simultan terhadap variabel terikat pengembalian investasi
Ha :β1,2 ≠0 Terdapat pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara simultan
terhadap variabel terikat pengembalian investasi
Menentukan nilai signifikansi ɑ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k ; n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan
penolakkan.
Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut :
(Sumber: Sugiyono, 2005:267) R2/K
F =
(53)
Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
1. Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5%
2. Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel pada alpha 5%
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).
Selanjutnya untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari aktiva tetap dan margin laba terhadap pengembalian investasi secara parsial, selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas aktiva tetap terhadap variabel terikat pengembalian investasi.Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah : Ho: β1= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan aktiva tetap secara
parsial terhadap pengembalian investasi.
Ha : β1≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan aktiva tetap secara parsial
terhadap pengembalian investasi
b) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas marjin laba terhadap variabel terikat pengembalian investasi. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah : H0 : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan marjin laba secara parsial
terhadap variabel terikat pengembalian investasi.
Ha: β2≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan marjin laba secara parsial
(54)
c) Menentukan tingkat signifikan.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah 5% dan derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah
penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.
d) Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :
dan
Dimana :
rxiy = Korelasi parsial variable Xi dengan Y n = Jumlah sampel
t = thitung
e) Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipótesis setelah dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria :
1. Tolak Ho jika thitung > ttabel atau thitung < negatif ttabel pada alpha 5%
2. Tolak Ho jika negatif ttabel≤ thitung≤ ttabel pada alpha 5%.
(55)
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan maka Ho ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
Jika thitung jatuh di daerah penerimaan maka Ha diterima, artinya koefisian regresi
tidak signifikan.
Tingkat signifikannsi yang digunakan yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak) adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.
(56)
50
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan
Kalbe Farma didirikan pada tanggal 10 September 1966 oleh enam bersaudara. Mulai beroperasi dari sebuah garasi di Jakarta Utara, Kalbe farma yang saat itu dikomandoi oleh DR. Noenjamin Setiawan dan F. Bing Aryanto serta didukung oleh keempat saudara lainnya bertumbuh sehingga pada akhirnya memiliki pabrik di Pulomas, Jakarta Timur pada tahun 1971. Daerah aktivitasnya pun mulai berkembang yang sebelumnya hanya di Jakarta mulai merambah daerah-daerah lain di Indonesia. Secara bertahap, Kalbe membuka cabang-cabang didaerah dan dalam 10 tahun sejak berdiri, Kalbe telah mencakup seluruh Indonesia.
Dari sisi produk, Kalbe juga terus mengembangkan line produknya sehingga menjadi salah satu perusahaan farmasi yang cukup diperhitungkan di Indonesia, baik untuk kategori obat yang diresepkan (Ethical) atau obat yang dijual bebas (OTC/Over The Counter). Ditengah maraknya persaingan dengan perusahaan sejenis lainnya, Kalbe melakukan terobosan dengan mendiferensiasi diri dalam beberapa hal. Untuk produk-produk yang diluncurkan, Kalbe selalu meluncurkan produk-produk yang inovatif dan relative memiliki diferensiasi dibandingkan para kompetitor. Dari sisi pemasaran, pada saaitu Kalbe juga melakukan terobosan dengan mempelopori pola-pola pemasaran yang dilakukan perusahaan multinasional, yang sekrang dikenal dengan medical presentatif.
(57)
Terobosan lain yang memperlihatkan visi kuat Kalbe terhadap kualitas, sekaligus untuk meraih kepercayaan asing, adalah mengembangkan kerjasama strategis dengan beberapa perusahaan multinasional, khusunya dari Jepang.
Periode berikutnya, tahun 1976-1985, adlah era dimana perkembangan fisik masih terus berlangsung dan dilanjutkan dengan diversifikasi usaha. Pada tahun 1977, Kalbe sudah menjadi salah satu kekuatan utama pada kategori obat-obatan ethical dan mampu bersaing engan perusahaan –perusahaan multinasional. Langkah berikutnya adalah memperkuat diri dibidang OTC (Over The Counter). Untuk itu, pada tahun 1977 didirikan PT. Dankos Laboratories, yang lebih memfokuskan diri dibidang OTC. Pada tahun 1985, Kalbe mengakuisisi PT. Bintang Toedjoe yamh juga kuat di OTC serta PT. Hexpharm Jaya yang sebagian besar produknya merupakan pemegang lisensi dari jepang.
Selain diversifikasi dibidangnya, yaitu farmasi, Kalbe juga mulai merambah bidang pengemasan dan makanan kesehatan. Sementara itu sesuai dengan regulasi pemerintah, pada tahun 1981 bisnis distribusi Kalbe dialihkan keoada PT. Enseval. Memasuki periode berikutnya tahun 1986 hingga Indonesia mengalami krisis keuangan pada tahun 1997, Kalbe kembali ke bisnis inti (core business). Meski pada awalnya masih agresif melakukan ekspansi dalam diversifikasi, belakangan kalbe melakkan langkah-langkah konsolidasi dalam rangka kembali ke bisnis inti. Sayangnya, langkah tersebut belum cukup cepat sehingga kalbe juga sempat merasakan imbas krisis keuangan pada tahun 1997.
Manajemen Kalbe memutuskan untuk fokus pada bidang-bidang yang dipercaya menjadi lokomotif pertumbuhan pada era berikutnya, antara lain susu
(58)
dan nutrisi bayi. Konsekuensinya, bisnis-bisnis yang tidak relevan dijual atau dimitrakan edngan pihak asing, misalnya penjualan PT. Bukit manikam Sakti yang bergerak dibidang makanan Arnotts. Bisnis nutrisi makanan kemudian dikonsolidasi kedalam PT. Sanghiang Perkasa. Dipihak lain, Kalbe mulai memasuki bisnis menuman energy pada tahun 1993, dengan produk Extra Joss.
Pada periode ini juga tercatat beberapa keputusan penting para pendiri Kalbe untuk masuk menjadi perusahaan profesional. Tujuannya agar Kalbe tetap berdiri secara kokoh dan profesional. Salah satu caranya adalah dengan menjadi perusahaan public. Langkah tersebut dimulai ketika pada awal tahun 1989 PT. Igar Jaya dan PT. Dankos Labrotaries melakukan penawaran public (IPO/initial public offering). Langkah tersebut kemudian dilanjutkan oleh penawaran publik untuk saham Kalbe sendiri pada tahun 1991 dan Enseval Putera Mega Trading (EPMT) pada tahun 1994.
Puncak dari konsolidasi adalah penggabungan usaha antara kalbe dengan Dankos dan Enseval menjadi satu perusahaan pada tanggal 16 Desember 2005 lalu. Tujuannya adalah menjadikan Kalbe sebagai perusahaan farmasi regional terbesar dikwasan asia tenggara sehingga peluang untuk meningkatkan efisiensi dan efektiftas kedepan menjadi terbuka lebih lebar. Sementara itu Kalbe juga mengambil ancang-ancang untuk bersaing secara global. Selain menjalin kemitraan strategis dengan mitra-mitra internasional, semua kegiatan internasional Kalbe juga dikonsolidasikan kedalam suatu organisasi yaitu Kalbe Group International Division, yang diharapkan menjadi motor untuk memacu pertumbuhan bisnis intrenasional.
(59)
Empat puluh lima tahun sudahKalbe menjalani kehidupannya, kehidupan yang didasari visi luhur untuk mengabdikan ilmu pengetahuan, khusunya dibidang kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat sehingga tercipta kehidupan yang lebih baik. Kalbe semakin siap untuk menghadapi berbagai tantangan yang sydah didepan mata yaitu era pasar bebas.
4.1.1.1. Kegiatan dan Platform Usaha
Bisnis Kalbe kini terbagi dalam tiga bidang besar, yaitu kesehatan konsumer (consumer Health), obat-obatan resep (prescription pharmaceuticals),
serta distribusi dan pengemasan (distribution and packaging).
Consumer Health yang meliputi semua produk OTC, nutrisi dan minuman energy, memiliki kontribusi sekitar 47% dari pendapatan Kalbe. Sementara itu ethical memiliki kontribusi sekitar 23% sedangkan bidang distribusi dan pengemasan 30%.
Posisi Kalbe dipasar juga sangat baik. Untuk produk-produk kesehatan konsumer, Kalbe kini menjadi pemimpin pasar dengan produk-produk unggulan seperti extra Joss, Promag, Fatigon Group, Waisan, Entrostop, Komix, Woods, Neo Entrostop, Kalpanax, X-ion, Mixadin, Mextril, Mixagrif, Neuralgin, Cerebrofit Group, Caxon, Chil Mil, Milna, Prenagen, Diabetadol dan lain-lain.
Untuk bidang resep, selain memiliki obat-obatan yang merupakan aliansi strategis dengan perusahaan multinaisional. Kalbe juga memiliki obat generik bagi masyarakat luas. Sedangkan dibidang distribusi dan pengemasan, Kalbe
(60)
merupakan jaringan distribusi farmasi terbesar di Indonesia, dengan memiliki pusat distribusi.
4.1.1.2. Visi, Misi, Goal, dan Strategis 1. Visi
“Menjadi perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan, baik dipasar Indonesia maupun Global, dengan merk yang kuat, didasarkan oleh manajemen yang unggul serta ilmu dan teknologi yang unggul”
2. Misi
“Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik”
3. Goal
“Siap menghadapi berbagai tantangan era pasar bebas dan menjadi yang terdepan”
4. Strategi
“Selalu berinovasi untuk memenangkan persaingan”
4.1.2. Struktur Organisasi PT Kalbe Farma, Tbk
Dalam melakukan kegiatan usahanya, PT Kalbe Farma memiliki struktur organisasi sehingga alannya roda perusahaan dapat terarah dengan baik. Adapun struktur organisasi PT Kalbe Farma, Tbk adalah sebagai berikut:
(61)
Struktur Organisasi PT Kalbe Farma, Tbk
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Kalbe Farma, Tbk
General Meeting of Stakeholders
Boad of Commisioners
Boad of Direction
Businness Risk commite Nomination Commitee
Remuneration commitee
Corporate Function
Audit Commitee
Corporate R&D
Corporate Legal
Corporate Human Resources
Corporate Management system &businness
development
Corporate asecretary&communication
Corporate Finance&theasure
Corporate Accounting&Tax
Corporate Audit
Corporate information Technology&system
Line of business
Pharmaceutical Consumer
Nutritional
International
Bio-Technology
Eye care
Distribution&logistic
(62)
4.1.3. Dekripsi Tugas
1. Dewan komisaris dan Direksi
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah:
a. Melaksanakan pengawasan atas kebijakan yang ditetapkan oleh direksi dalam mengelola perseroan serta memberikan masukan/ nasehat pada direksi.
b. Mengadakan pertemuan secara berkala una membahas berjalannya operasional perseroan.
c. Mengusulkan dan menunjuk calon anggota Dewan Komisaris dan direksi yang akan diajukan dan disetujui dalam RUPST.
d. Menetapkan jumlah remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, berdasarkan wewenang yang diberikandalam RUPST dan menunjuk anggota komite audit.
2. Komisaris Independen
Pada tanggal 31 Desember 2007, Dewan Komisaris terdiri dari 5 anggota: Presiden Komisaris, 2 komisaris dan 2 Komisaris Independen.
Tugas dan tanggung jawab direksi
Tugas dan tanggung jawab direksi ditetapkan oleh Dewan Komisaris sesuai wewenang yang diberikan oleh pemegang saham dalam RUPST.
(63)
3. Komite Audit
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah:
a. Mendorong terciptanya struktur pengendalian internal yang memadai.
b. Meningkatkan kualitas transparansi dan laporan keuangan.
c. Melakukan kajian atas lingkup dan kesesuaian audit eksternal, kewajaran honorarium audit eksternal serta independensi dan objektivitas auditor eksternal.
d. Membuat surat yang memuat penjabaran tugas dan tanggung jawab Komite audit untuk tahun buku yang bersangkutan sesuai yang dibutkan oleh auditor eksternal.
4. Komite Remunerasi
Susunan kegiatan Komite Remunerasi adalah sebagai berikut:
Ketua : Boenjamin Setiawan
Anggota : Nina Gunawan
Johannes Setijono
Komite ini mebantu Dewan Komisaris dalam menentukan jumlah remunerasi yang diberikan bagi para komisaris dan direktur.
5. Komite Nominasi
Susunan keanggotaan Komite Nominasi adalah sebagai berikut:
(64)
Anggota : Nina Gunawan Johannes Setijono
Komite ini membantu Dewan Komisaris dalam mengembangkan sistem dan kebijakan nominasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi.
6. Komite Risiko Usaha
Susuanan keanggotaan Komite Risiko usaha adalah sebagai berikut:
Ketua : Nina Gunawan
Anggota : Johannes Setijono
Johannes Berchman Apik Ibrahim Vidjongtius
Komite ini mengawasi mekanisme identifikasi, kajian dan penanggulangan risiko yang dihadapi oleh perseroan.
7. Komite GCG
Susunan keanggotaan GCG adalah sebagai berikut: Penasihat : Nina Gunawan
Johannes Setijono
Johannes Berchman Apik Ibrahim Budi Dharma Wreksoatmodjo
Ketua :Justian Sumardi
(65)
Anggota :Irma Euginia
Maria Teresa Fabiola
Johannes Bayu Trisnobuwono Sayuri Tatang
Wastuti Lestari Tambunan
8. Sekretaris Perusahaan
Tugas dan Tanggung jawab Sekretrasi Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Memantau pekembangan dan perubahan regulasi dibidang pasar
modal.
b. Memberi informasi kepada publik terkait kondisi perseroan
c. Memberi masukan kepada Direksi terkait kepatuhan terhadap regulasi dan UU pasar modal.
d. Bertindak sebagai penghubung antara perseroan dengan otoritas pasae modal serta komunitas investor para investor.
e. Menyimpan daftar khusus dan daftar pemegan saham
f. Mengorganisir RUPST dan RUPSLB.
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Analisis Perkembangan Aktiva Tetap PT.Kalbe Farma, Tbk
Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang yang digunakan untuk medukung kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan data sekunder yang terkumpul diperoleh gambaran aktiva tetap pada PT.Kalbe Farma, Tbk sebagai berikut.
(1)
80 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengaruh aktiva tetap dan margin laba terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Kalbe Farma Tbk, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
1. Aktiva tetap yang dimiliki PT.Kalbe Farma, Tbk terus mengalami peningkatan semenjak tahun 2003 hingga tahun 2010. Peningkatan aktiva tetap paling besar terjadi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2005 terjadi peningkatan yang signifikan pada pemilikan langsung berupa tanah, bangunan dan prasarana serta mesin dan peralatan. Demikian juga pada tahun 2010 terjadi peningkatan asset dalam pengerjaan berupa bangunan dan prasarana serta mesin dan peralatan. 2. Margin laba PT.Kalbe Farma, Tbk mengalami penurunan semenjak tahun
2005 hingga tahun 2008. Margin laba paling tinggi diperoleh PT.Kalbe Farma, Tbk pada tahun 2004, yaitu mencapai 22,18 persen. Sebaliknya margin laba paling rendah yang diperoleh PT.Kalbe Farma, Tbk terjadi tahun 2008, yaitu hanya mencapai 14,51 persen. Hal ini diebabkan meningkatnya beban pokok penjualan perusahaan sebesar 520 milliar rupiah, demikian juga beban usaha perusahaan mengalami peningkatan sebesar 238 milliar rupiah.
(2)
81
3. Tingkat pengembalian investasi pada PT.Kalbe Farma, Tbk cenderung mengalami peningkatan meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2007 dan tahun 2008. Tingkat pengembalian investasi paling tinggi diperoleh PT.Kalbe Farma, Tbk pada tahun 2010, yaitu mencapai 18,29 persen yang disebabkan menurunya beban lain-lain perusahaan. Disamping itu pada tahun 2010 pengeluaran perusahaan untuk hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 52,4% dibanding tahun 2009.
4. Secara parsial hasil pengujian menunjukkan bahwa aktiva tetap secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Selain berfungsi sebagai peralatan yang menyokong kegiatan operasional perusahaan, aktiva tetap juga berfungsi sebagai investasi perusahaan dalam jangka waktu panjang. Kemudian secara parsial margin laba memberikan pengaruh sebesar 47,6% terhadap tingkat pengembalian investasi. Namun hasil pengujian menunjukkan bahwa margin laba secara parsial tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Pendapatan perusahaan masih ada setelah marjin laba, yaitu bersumber dari pendapatan lain-lain. Jadi meskipun marjin laba mengalami penurunan, namun apabila pendapatan lain-lain perusahaan, berupa penghasilan bunga atau laba atas penjualan investasi mengalami peningkatan, maka Return On Investment tetap akan meningkat.
(3)
82
Secara simultan hasil pengujian menunjukkan bahwa aktiva tetap dan margin laba secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT.Kalbe Farma, Tbk.
5.2 Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:
1. Aktiva tetap berfungsi sebagai investasi perusahaan dalam jangka waktu panjang. Dengan demikian diharapkan perusahaan mengalokasikan kelebihan dananya pada aktiva tetap yang nilai penyusutannya rendah, seperti tanah dan bangunan.
2. Untuk meningkatkan margin laba, perusahaan perlu melakukan efisiensi pada beban penjualan dengan mengurangi biaya iklan. Dengan mengurangi iklan di media elektronik perusahaan bisa menghemat biaya yang selanjutnya bisa dialokasikan untuk biaya pameran. Bagi perusahaan farmasi seperti PT.Kalbe Farma, Tbk melakukan pameran lebih efektif dalam melakukan promosi dibanding iklan di media elektronik, karena melalui pameran perusahaan bisa menjelaskan secara detail tentang produk perusahaan.
3. Sama halnya dengan margin laba, untuk meningkatkan Return On Investment, perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya. Namun disamping efisiensi biaya, perusahaan juga bisa meningkatkan pendapatan lain-lain berupa penghasilan bunga atau laba atas penjualan investasi.
(4)
83
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono R. (2001). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat. BPFE : Yogyakarta..
Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi empat, Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.
Fernando Junior. (2004). Pengaruh Pengelolaan Aktiva Tetap terhadap Return on Investment pada PT. Dwipapuri Asri
Greuning, Hennie Van , (2005), Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis, Jakarta: Salemba Empat. (Penerjemah: Edward Tanujaya)
Handayani. (2007). Analisis Perputaran Investasi dan Marjin Laba serta Pengaruhnya terhadap Return on Investment (ROI) pada PT.KBPS
H. Sutrisno. (2008). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Haryono Jusuf.( 2001). “Dasar-Dasar Akuntansi”. STIE YKPN : Yogyakarta. Husein Umar.( 2005). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Indonesia Stock Exchange. (2011). Laporan Keuangan Tahunan. Melalui <www.idx.co.id> (10 April 2011).
Lukman Syamsudin. (2007). Manajemen keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo.
M. Nazir. (2003). “Metode Penelitian”. Cetakan Keempat. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta
Manullang M. (2005). Pengantar Manajemen Keuangan. Andi Offset : Yogyakarta.
Mhd Ikhlas Effendi, (2005). Pengaruh Besarnya Investasi Aktiva Tetap
Pembangkitan terhadap Return on Iinvestment
http://digilib.fe.unpad.ac.id/digilib/library/informasi/skripsi/372 (Diakses tanggal 4 Mei 2011)
(5)
84
S. Munawir. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 2, Edisi 5. Penerbit : Salemba Empat.
Sofyan Syafri Harahap.( )2002. “Akuntansi Aktiva Tetap”. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2004). “Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan”. UPP AMP YKPN : Yogyakarta.
Umi Narimawati,( 2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung : Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Warrent Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess. (2005). Pengantar Akuntansi. Buku 1, edisi 21. Salemba Empat : Jakarta.
Widowati, (2004). Pengaruh Perputaran Aktiva terhadap Return on Investment pada KUD Eka Arsa, 1(5), 41-50.
Yuli Yuliantie, (2005). Pengaruh Perputaran Aktiva dan Profit Margin terhadap Tingkat Pengembalian Investasi pada PT. PLN (persero) Distribusi Jawa Barat http://digilib.fe.unpad.ac.id/digilib/library/informasi/skripsi/654 (Diakses tanggal 28 April 2011)
(6)
RIWAYAT HIDUP
Nama : Yuni Hariyani
Tempat, tanggal lahir : Purwakarta, 02 Juni 1987
Alamat : Kp.Krajan RT.13 RW 06 Kec.Wanayasa Kab.Purwakarta
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Warga Negara : Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1992-1993 TK Al-Akhyar Wanayasa-Purwakarta 2. Tahun 1993-1999 SDN Wanayasa II Wanayasa-Purwakarta. 3. Tahun 1999-2002 Mts YPMI Wanayasa-Purwakarta.
4. Tahun 2002-2005 MA YPMI Wanayasa-Purwakarta