Analisis Leverage keuangan Dan Tingkat Pengembalian Asset Serta Dampaknya Terhadap Keuntungan Saham Pada PT Kalbe Farma Tbk

(1)

iv supervision by Linna Ismawati SE.,M.Si

Financial Leverage (DER), Return On Assets (ROA) in which an increase in debt ratios in which the greater the debt the greater the risk borne by the company, profit increase show that the better performance of the company and its shareholder will benefit. The purpose of this is determine development of financial Leverage (DER), Return On Assets (ROA), and Stock Return in PT Kalbe Farma Ltd and intends to investigate the effect of financial Leverage (DER), Return On Assets (ROA) whit stock return partially and simultaneous.

The research method used is descriptive research method (qualitative) and verifikatif research method (quantitative) by using a statistical test analysis of the multiple regression analysis, pearson correlation, a test of determination and hypothesis testing using a t to test the partially a which significance level of 5% using SPSS 17 for windows.

The result of the research supports the development of Financial Leverage (DER), Return On Assets (ROA) and Stock Return in PT Kalbe Farma Ltd in 2004-2010 fluctuated. This is due to the high increase in debt resulting in greater burden on the company this way due to the global crisis, rising fuel thus increasing production costs and lower investment in inventories ROA cause too much so this might impact on the distrust of investors to firms. Financial Leverage relations (DER) to Stock Return strong and not unidirectional. while Return On Assets (ROA) to Stock Return strong and not unidirectional. As for the simultaneous, Financial Leverage(DER) and Level Return On Assets (ROA) and Stock Return of unidirectional and strong and influential by 48%.


(2)

v

(Return) Saham ( Studi Kasus Pada PT Kalbe Farma Tbk Tahun 2004-2010 ) dibawah bimbingan Linna Ismawati, SE.,M.Si

Leverage Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dimana adanya peningkatan rasio hutang dimana semakin besar hutang semakin besar resiko yang ditanggung perusahaan, kenaikan laba menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perkembangan Leverage Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA), dan Keuntungan (Return) Saham pada PT Kalbe Farma Tbk dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh Leverage Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dengan Keuntungan (Return) Saham secara parsial dan simultan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif (kualitatif) dan metode penelitian verifikatif (kuantitatif) dengan menggunakan analisis uji statistic yaitu analisis regresi berganda, korelasi pearson, uji determinasi dan pengujian hipotesisnya menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% dengan menggunakan bantuan SPSS 17

for windows.

Hasil penelitian ini menunjukan perkembangan Leverage Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dengan Keuntungan (Return) Saham pada PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2004-2010 mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan karena kenaikan hutang yang tinggi mengakibatkan semakin besar beban pada perusahaan hal ini disebabkan karena adanya krisis global, kenaikan BBM sehingga biaya produksi meningkat dan rendahnya ROA menyebabkan investasi dalam persediaannya terlalu banyak sehingga hal ini berdampak pada ketidakpercayaan para investor terhadap perusahaaan. Hubungan Leverage Keuangan (DER) terhadap keuntungan (Return ) Saham sedang dan tidak searah, sedangkan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Keuntungan (Return) Saham kuat dan tidak searah. Adapun secara simultan, Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dengan Keuntungan (Return) Saham kuat dan searah dan berpengaruh sebesar 48%.

Kata Kunci : Levarge Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA), dan Ketungan (Return) Saham


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Perusahaan bertugas mengelola sumber-sumber ekonomi atau sering disebut faktor-faktor produksi. Melalui pengolahan sumber-sumber ekonomi itulah perusahaan mendapatkan keuntungan.

Saat ini, PT. Kalbe Farma, Tbk diakui sebagai perusahaan farmasi regional terbesar di Asia Tenggara. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, yaitu mendapatkan keuntungan, baik keuntungan jangka panjang maupun keuntungan jangka pendek. Dalam tujuan jangka panjang, perusahaan mengembangkan strategi yang cocok untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sedangkan tujuan jangka pendek, dana perusahaan digunakan untuk melaksanakan proses operasinya untuk mendapatkan laba melalui peningkatan penjualan.

Peningkatan laba oleh perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan untuk memaksimalkan hasil


(4)

(return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat diterima untuk tiap investor (Jogiyanto, 2001:107). Namun banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih saham yang akan diinvestasikan. Tujuan utama dari aktivitas di pasar modal adalah untuk memperoleh keuntungan (return). Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return yang diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan saham, maupun dengan memanfaatkan saran yang diberikan oleh para analis pasar modal seperti broker, dealer, manajer investasi dan lain-lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menggunakan sumber daya untuk menghasilkan barang, seperti sumber daya modal, sumber daya manusia, sumber daya intelektual, sumber daya alam serta teknologi. Pengelolaan sumber daya tersebut harus dilaksanakan secara efisien dan efektif sehingga dapat menghasilkan tingkat laba yang direncanakan oleh perusahaan, dimana investor perlu memiliki tolak ukur agar dapat mengetahui apakah jika ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia akan mendapatkan gain (keuntungan) apabila sahamnya dijual. Hal inilah yang memotivasi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal. Sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha mereka.

Investor dapat menggunakan tingkat imbal hasil tolak ukur untuk melihat ekspektasi hasil suatu saham. Melihat laba dan juga leverage masih menjadi perhatian yang penting bagi investor maka penilitian ini ingin menganalisis kembali temuan penelitian sebelumnya (Jogiyanto, 2001:110) dari sudut


(5)

fundamental perusahaan, yaitu rasio yang terdapat dalam laba (profittabilitas) dan leverage terhadap tingkat timbal hasil (return) saham. Kondisi dalam setiap operasi bisnis dapat berubah dari hari ke hari dan dalam situasi yang dinamis ini, rasio-rasio keuangan akan menginformasikan kepada manajemen masalah paling penting yang segera memerlukan perhatian.

Kinerja perusahaan pada akhir periode dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Proses evaluasi mmemerlukan standar tertentu sebagai dasar perbandingan. Standar internal pada umumnya mengacu pada perbandingan. Standar yang digunakan dapat bersifat internal atau eksternal. Standar internal pada umumnya pada perbandingan kinerja perusahaan saat ini dengan periode sebelumnya. Standar eksternal mengacu pada competitive benchmarking yang merupakan proses perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dimana nilai rasio perusahaan dibandingkan dengan pesaing utama atau kelompok pesaing ( Sundjaja dan Barlian 2002 : 104 ). Pendekatan

competitive bencmarking harus dilakukan secara hati-hati agar hasil evaluasi kinerja perusahaan dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam melihat kemajuan perusahaan secara relative dibanding perusahaan pesaing. Analisis kinerja keuangan perusahaan individual dengan menggunakan pendekatan industri relevan dalam persaingan industri karena kinerja perusahaan tidak hanya dipengaruhi kegiatan internalnya tapi juga dipengaruhi faktor eksternal. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam persaingan industri dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan.


(6)

Pengujian-pengujian lain yang dilakukan pada pasar modal di Indonesia banyak diilhami oleh penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan di negara lain, seperti O’Connor (1973) yang memelopori studi mengenai hubungan antara rasio keuangan berguna bagi investor (pemegang saham biasa) untuk mengambil keputusan. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa analisis kekuatan dari variasi model ratio dengan rate of return menunjukkan adanya keragaman akan manfaat rasio keuangan bagi investor pemegang saham biasa. Ou & Penman (2000) meneliti manfaat laporan keuangan dalam memprediksi return saham. Hasil riset mereka menunjukkan bahwa informasi akuntansi mengandung informasi fundamental yang tidak tercermin dalam harga saham. Gupa dan Heufner (1972) melanjutkan bahwa rasio-rasio keuangan tertentu memiliki manfaat atau arti yang berbeda ketika diasosiasikan dengan karakteristik industri tertentu yang berbeda. Ia mengemukakan bahwa rasio tertentu antara industri yang satu dengan lainnya memiliki perbedaan yang signifikan.

PT. Kalbe Farma, Tbk sebagai perusahaan yang sudah go public ( listing di Bursa Efek Indonesia), dalam operasional berusaha untuk meningkatkan

Return saham untuk kepentingan para pemegang saham. Namun pada

kenyataannya kondisi di lapangan seringkali terjadi penurunan Return saham seperti terlihat pada tabel berikut :


(7)

Tabel 1.1

Nilai Debt To Equity, Return On Asset, Return Saham PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2004-2010 TAHUN Debt To Equity

(%)

Return On Asset (%)

Return Saham (%)

2004 126.09 12.34 (45)

2005 78.07 13.42 80

2006 36.06 14.62 20

2007 41.09 7.97 5.8

2008 44.46 60.71 (68)

2009 43.49 3.47 225

2010 44.49 13.50 43

Sumber : Indonesian Stock Exchange (2004-2010), data diolah

dapat terlihat pada tabel 1.1 pergerakan Return saham PT. Kalbe Farma, Tbk secara garis besar mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2004 sampai 2010. Pada tahun 2004 perusahaan memerlukan sumber modal eksternal melalui pinjaman (kredit), sehingga rasio hutang (DER) megalami peningkatan yang cukup signifikan dan ini berdampak terhadap penurunan tingkat keuntungan (ROA) sehingga mengakibatkan perusahaan tidak mampu memberikan keuntungan (Return) kepada para pemegang saham. Kondisi ini juga terjadi pada periode tahun 2006 sampai 2008 dimana nilai Return saham terus mengalami penurunan. Jika hal ini dibiarkan maka akan mengurangi kepercayaan para investor terhadap PT. Kalbe Farma, Tbk.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Leverage Keuangan Dan Tingkat Pengembalian Asset Serta Dampaknya Terhadap Keuntungan Saham Pada PT. Kalbe Farma, Tbk.


(8)

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Indentifikasi Masalah

Seperti telah dikemukakan diatas, bagi sebuah perusahaan, usaha untuk tetap mempertahankan keberadaan atau eksistensinya, merupakan suatu hal yang utama. Perusahaan harus terus tumbuh dan berkembang untuk mencapai hal tersebut. Untuk dapat tumbuh dan berkembang, perusahaan relatif memerlukan dana dalam jumlah yang besar guna mendanai ekspansi atau penambahan investasinya. Penambahan modal bisa diperoleh dari sumber internal melalui penjualan saham atau sumber dana eksternal melalui pinjaman (kredit) kepada pihak lain.

Dengan adanya tambahan modal maka akan memberikan peluang kepada perusahaan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang lebih besar. Tetapi disisi lain jika perusahaan memiliki hutang yang besar akan mengakibatkan rasio hutang meningkat sehingga mengurangi perolehan keuntungan sehingga dampaknya akan menurunkan Return saham. Oleh karena itu perusahaan harus menjaga keseimbangan antara struktur modal eksternal dan perolehan keuntungan dan Return saham.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan dalam latar belakang untuk memudahkan dalam pembahasan agar tidak terlalu meluas dan dapat tepat sasaran yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan Leverage Keuangan (DER) pada PT. Kalbe


(9)

2. Bagaimana perkembangan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) pada PT. Kalbe Farma, Tbk

3. Bagaimana perkembangan Keuntungan (Return) saham pada PT. Kalbe Farma, Tbk

4. Seberapa besar dampak Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Keuntungan (Return) saham berpengaruh secara parsial dan silmutanpada PT. Kalbe Farma, Tbk

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah guna memperoleh data yang diperlukan dalam penganalisaan, pengevaluasian, dan penjelasan lebih jauh tentang analisis pengaruh Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA)

terhadap Keuntungan (Return) saham berpengaruh secara parsial dan silmutan pada PT Kalbe Farma, Tbk

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan LeverageKeuangan (DER) pada PT. Kalbe Farma, Tbk.

2. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) pada PT. Kalbe Farma, Tbk

3. Untuk mengetahui perkembangan Keuntungan (Return) saham pada PT. Kalbe Farma, Tbk.


(10)

4. Untuk mengetahui dampak Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Keuntungan (Return) saham berpengaruh secara parsial dan silmutanpada PT Kalbe Farma, Tbk.

1.4Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian “Analisis Leverage Keuangan Dan Tigkat Pengembalian Asset Serta Dampaknya Terhadap Keuntungan Saham Pada PT. Kalbe Farma, Tbk”, penelitian ini dapat diharapkan memberikan dua manfaat utama yaitu :

1.4.1 Kegunaan Praktis

Dengan menyediakan informasi yang bernilai dalam dampak Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Keuntungan (Return) saham berpengaruh secara parsial dan silmutan pada PT Kalbe Farma, Tbk.

1.4.2. Kegunaan Akademis

1. Meningkatkan pengetahuan peneliti dalam bidang keuangan khususnya pengaruh LeverageKeuangan (DER) danTingkat Pengembalian Asset (ROA)

terhadap Keuntungan (Return) saham berpengaruh secara parsial dan silmutanpada PT Kalbe Farma, Tbk.

2. Menjadi referensi untuk penelitian sejenis bagi peneliti yang ingin meneliti 1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi dan jadwal penelitian yang dipilih guna memperoleh data adalah pada PT. Kalbe Farma, Tbk, yang terletak JL. Soekarno-Hatta No. 334 Bandung.


(11)

Karena penelitian ini hanya menggunakan data sekunder maka pencarian data seperti laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan media internet.

Waktu yang ditempuh Peneliti dalam perencanaan penelitian ini selama tujuh bulan terhitung mulai dari bulan febuari sampai dengan bulan juli. Adapun jadwal kegiatan selama Peneliti perencanaan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Perencanaan Penelitian

KETERANGAN Febuari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul

x x x Pencarian

Data

x x x x x x Pengolahan

Data

x x x Penulisan

Laporan


(12)

10 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Sebelum membahas secara mendalam tentang struktur keuangan, akan diuraikan dahulu mengenai pengertian laporan keuangan. Ada beberapa pengertian yang dijadikan acuan, tetapi dalam hal ini penulis hanya mengambil beberapa pengertian yang cukup mewakili unsur-unsur yang terkandung dalam laporan keuangan.

Menurut Munawir (2001:5) laporan keuangan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan. Dua daftar dapat disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba.

Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan Modal, dimana neraca menunjukan/menggambarkan jumlah aktifa, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu.


(13)

2.1.1.2 Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Munawir (2001:2), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :

a. Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.


(14)

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.1.1.3Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat


(15)

diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya.

2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio Aktivitas ini mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang, dan perputaran aktiva tetap, juga biaya perputaran total aktiva.

4. Rasio Profitabilitas (Profittability Ratio)

. suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

2.1.1.4 Leverage

Leverage keuangan mengacu pada jumlah pendanaan utang (yang memberikan pengembalian tetap) dalam struktur modal perusahaan. Menurut


(16)

Syamsudin (2004:108) menyatakan leverage digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.

Penggunaan aktiva dengan beban tetap merupakan leverage operasi, dan penggunaan dana dengan beban tetap merupakan leverage keuangan.

2.1.1.5Jenis-Jenis Leverage 1. Leverage Operasi

Leverage operasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar biaya tetap digunakan dalam operasi suatu perusahaan. Atmaja (2002:233) menjelasakan operating leverage adalah kepekaan EBIT (earning before interest and tax) terhadap perubahan penjualan perusahaan. Operating leverage timbul karena perusahaan menggunakan biaya operasi tetap. Dengan adanya biaya operasi tetap, perubahan pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EBIT perusahaan.

Ketidakpastian pada perkiraan pendapatan operasi perusahaan di masa mendatang merupakan risiko yang dihadapi karena penggunaan leverage operasi, risiko ini disebut risiko bisnis. Dapat dikatakan risiko bisnis adalah tingkat risiko dari operasi-operasi perusahaan jika tidak menggunakan hutang.

2. Leverage Keuangan

Leverage keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Leverage keuangan muncul karena penggunaan


(17)

sebagian sumber pembiayaan yang membutuhkan pembayaran tetap dan terbatas, misalnya melalui hutang yang mengakibatkan pembayaran bunga hutang atau karena penjualan saham preferen yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban jumlah dividen saham preferen yang tetap.

Syamsudin (2004:112) menggambarkan bagian dari laporan laba rugi yang berhubungan dengan leverage keuangan, sebagai berikut :

Tabel 2. 1

Bagian Financial Leverage dalam Laporan Laba Rugi

Sumber : Syamsudin (2004:112)

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya kewajiban finansial yang sifatnya tetap yaitu: 1) bunga atas uang, dan 2) dividen untuk saham preferen. Leverage

keuangan bekenaan dengan perubahan tingkat EBIT dalam hubungannya dengan pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning available for common stock).

Leverage keuangan merupakan leverage yang dimaksud pada penelitian ini, dan kenyataan pada laporan keuangan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia leverage diukur dari penggunaan hutang, yaitu rasio hutang terhadap aset perusahaan.

Laba sebelum bunga dan pajak Dikurangi: Beban Bunga

Laba sebelum pajak Laba setelah pajak

Dikurangi: Dividen Saham Preffered Tersedia untuk Saham


(18)

2.1.1.6 Debt to Equity (DER).

Menurut Syamsudin (2004:115) Debt to Equity Ratio (DER) adalah mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya. Secara matematis Debt to Equity Ratio (DER) dapat diformulasikan sebagai berikut :

Sumber: Syamsudin (2004:115)

Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang), sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Menurut Munawir (2001:120) semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek maupun jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga


(19)

meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya Biaya hutang lebih besar daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, justru akan menurunkan profitabilitas perusahaan.

Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya menunjukkan “solvabilitas” suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang “solvable” berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya (Bambang Riyanto, 1996:18). Sejalan dengan uraian diatas, Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan struktur pemodalan suatu perusahaan yang merupakan perbandingan antara total hutang dengan ekuitas yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Debt to Equity Ratio

(DER) adalah rasio pengukur leverage perusahaan, menurut Gitman dan Joehnk (1996) rasio leverage adalah: “rasio keuangan yang mengukur jumlah utang yang digunakan untuk mendukung operasi dan kemampuan perusahaan untuk layanan utang”.

Balancing Theory menyatakan bahwa keputusan untuk menambah hutang tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga dapat berdampak positif karena perusahaan harus berupaya menyeimbangkan manfaat dengan biaya yang ditimbulkan akibat hutang. Mondigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya Debt to Equity Ratio

(DER) karena adanya efek dari perusahaan pajak. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar sempurna dan ada pajak, umumnya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan hutang dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan


(20)

yang dikenakan pajak. Dengan demikian apabila terdapat dua perusahaan dengan laba operasi yang sama, tetapi perusahaan yang satu menggunakan hutang dan membayar bunga sedangkan perusahaan yang lain tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil, sehingga menghemat pendapatan.

2.1.2 Profittabilitas

Pengukuran kinerja suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting, terutama sekali untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan, biasanya menggunakan ukuran profitabilitas. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan memperlihatkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukan.

Cara untuk menilai tingkat profitabilitas suatu perusahaan beraneka ragam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Ada beberapa penulis yang menggunakan rentabilitas untuk mengukur profitabilitas perusahaan seperti yang terlihat pada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai profitabilitas seperti yang dikemukakan berikut ini:

Menurut Munawir (2001: 115) menyatakan bahwa “Rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.

Menurut Bambang Riyanto (1996:29) menyatakan bahwa:

Cara penilaian rentabilitas suatu perusahaan ada dua yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomi adalah kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja


(21)

didalamnya untuk menghasilkan laba, sedangkan rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba.

Untuk mengukur nilai profitabilitas dapat menggunakan rasio-rasio seperti

Retun On Asset (ROA), Retun On Equity (ROE), Gross Profit Margin dan Net Profit Margin. Namun rasio yang sering dibicarakan, yaitu Return On Equity

(ROE), Return On Total Asset (ROA) dan Return On Investment (ROI).

Dari berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas atau rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan selama periode tertentu dibandingkan dengan modal dan aktiva, yang merupakan hasil bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan yang diterapkan oleh manajemen perusahaan. Dengan demikian tidak suatu keharusan bahwa perusahaan yang mempunyai kemampuan keuntungan yang lebih tinggi secara otomatis dapat menyebabkan profitabilitas juga lebih tinggi.

2.1.2.1Return on Asset (ROA)

Dalam mengukur profitabilitas maka suatu perusahaan dapat menggunakan rasio yaitu profitabilitas yang berhubungan dengan penjualan dan profitabilitas yang berhubungan dengan investasi. Kedua rasio tersebut mengidentifikasikan efisiensi operasi perusahaan.

Hasil pengembalian suatu aktiva mencoba mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfatkan seluruh sumber dananya, yang kadang – kadang disebut dengan hasil pengembalian atas investasi. Investasi merupakan konversi nilai uang saat ini untuk memperoleh arus kas dimasa mendatang yang lebih besar guna meningkatkan konsumsi atau kemakmuran pemilik. Menurut Eduardus Tandelilin


(22)

(2010: 372) menyatakan bahwa: “Return On Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba”. Sedangkan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) menurut Henry Simamora (2000: 529), yaitu: “Return On Asset merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan”. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas / profitabilitas yang lainnya. Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) lebih luas daripada return on common stockholder’s equity karena rasio ini membandingkan imbalan untuk para pemegang saham dan kreditor dengan jumlah aset (jumlah sumber daya yang dipasok oleh para pemegang saham dan kreditor).

Menurut Abdul Halim (2003:83) Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan

Sumber : Abdul Halim (2003:83)

Net Profit After Tax merupakan pendapatan bersih sesudah pajak. Average Total asset merupakan rata – rata total assets awal tahun dan akhir tahun. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar (Robert Ang, 1997: 33). Return On Asset


(23)

dipakai untuk mengevalulasi apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari aset yang dikuasainya. Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya. Oleh karena itu, Return On Asset kerap kali dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit – unit bisnis di dalam suatu perusahaan multinasional. (Henry Simamora, 2000:530)

2.1.3 Return Saham

Surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek merupakan secarik kertas sebagai bukti hak bagi investor terhadap prospek property dari perusahaan dan kondisi yang memungkinkan pemegang sekuritas untuk menjalankan haknya. Surat berharga atau sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal secara teori dapat digolongkan kepada dua golongan yaitu surat berharga penyertaan/equity

dan surat berharga bersifat hutang. Untuk surat berharga yang sifatnya penyertaan/equity lebih dikenal dengan saham dan untuk surat berharga yang bersifat hutang yang lebih dikenal dengan fixed income diwujudkan melalui obligasi yang merupakan surat berharga berpendapatan tetap, sedangkan surat berharga lainnya seperti saham preferen, obligasi konversi, waran wright dan sekuritas turunan (derivatif) seperti opsi (call atau put) merupakan turunan dari kedua bentuk surat berharga di atas.

Saham sebagai surat berharga yang banyak diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dapat didefinisikan sebagai tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas oleh seseorang atau badan yang diwujudkan pada selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik perusahaan yang


(24)

menerbitkan surat berharga tersebut besar kepemilikannya sebesar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan.

Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. (Ang, 1997) Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return)

dan return ekspektasi (expected return). (Pancawati Hardiningsih, 2002: 84). Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Menurut Robert Ang (1997), setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek memiliki tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return baik langsung maupun tidak langsung. Return dari suatu investasi tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya. Misalnya ivestasi dalam saham, saham tidak menjanjikan suatu return

yang pasti bagi para pemodal, namun beberapa komponen return pada saham yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah dividen, saham bonus, dan capital gain. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur hutang, tingkat laba yang dicapai, dan lain-lain. Sedangkan, faktor eksternal meliputi pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industri, faktor ekonomi, dan sebagainya.

Menurut Abdul Halim (2003:2), Return dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Return yang telah terjadi (actual return) dihitung berdasarkan data


(25)

2. Return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (expected return).

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return.

Menurut Jogiyanto (2001:115) return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss. Sehingga return saham dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:115):

Sumber: Jogiyanto(2001:115)

Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya

Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik


(26)

perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Beza, 1998). Husnan (1996:119) membedakan pendapatan saham menjadi dua yaitu pendapatan dalam bentuk saham dan capital gain yang merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli. Dalam teori portofolio mensyaratkan bahwa apabila risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham meningkat maka saham tersebut akan memperoleh return saham yang besar. Jadi terdapat hubungan yang positif antara risiko dan return saham. Return terdiri dari

capital gain (loss) dan yield Jogiyanto (2001:115).

2.1.3.1 Komponen Return Saham

Menurut Robert Ang (1997:20), komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Current Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat pembayaran yang bersifat periodik


(27)

2. seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya.

3. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain

dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.

2.1.3.2 Jenis-jenis Return Saham

Menurut Jogiyanto (2001:117) return saham dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return

realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.


(28)

2.1.4. Keterkaitan Antar Variabel

2.1.4.1.Hubungan Debt to Equity (DER) Dengan Return Saham

Umar (2005:244) rasio ini menggambarkan bagaimana perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditujukan oleh sebagian dari modal sendiri yang digunakan untuk melunasi hutang, semakin tinggi kewajiban perusahaan akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen bagi pemegang sahamnya. Jadi kewajiban perusahaan yang tinggi harus bisa diimbangi dengan pertumbuhan perusahaan yang pesat pula dan juga bisa menaikkan EBIT sehingga bisa menaikkan laba perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi akan menaikkan harga saham sehingga akan mempengaruhi return saham.

2.1.4.2. Hubungan Return on Asset (ROA) Dengan Return Saham

Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset

dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan


(29)

2.1.4.3. Hubungan Debt to Equity (DER) dan Return on Asset (ROA) Terhadap Return Saham

Munawir (2001: 120) kenaikan debt dapat membawa isyarat positif karena keberanian manajer atau emiten meningkatkan leverage, mengekspresikan keyakinan manajemen tentang prospek perusahaan dan ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima semakin meningkat. Perusahaan memerlukan sumber modal eksternal melalui pinjaman (kredit), sehingga rasio hutang (DER) megalami peningkatan yang cukup signifikan dan ini berdampak terhadap penurunan tingkat keuntungan (ROA) sehingga mengakibatkan perusahaan tidak mampu memberikan keuntungan (Return) kepada para pemegang saham.

2.1.5. Jurnal Dan Penelitian Terdahulu 1. Michell Suhardi (2005)

rasio hutang (debt to equity ratio) dan tingkat risiko yang diukur dengan beta saham berdasarkan teori capital assest pricing model (CAPM). Menunjukan bahwa rasio hutang dan tingkat risiko tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena penelitian ini berfokus pada satu industri tertentu saja, yaitu food and beverages, sedangkan penelitian sebelumnya bersifat lebih umum.

2. Taufik (2007)

EVA, ROE dan ROA mempengaruhi stock return sektor perbankan di PT Bursa Efek Jakarta tahun 2002 – 2005, namun dominasinya tidak terlalu besar.


(30)

EVA ternyata lebih superior mempengaruhi stock return sektor perbankan dibandingkan dengan ROE dan ROA. Perusahaan di sektor perbankan sebaiknya melakukan efisiensi di biaya modal atau memilih struktur modal yang optimal dan menoptimalkan pengunaaan asset yang dimiliki, dengan demikian biaya modal bisa ditekan seminimal mungkin yang akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap nilai EVA, ROE dan ROA perusahaan. 3. Ratna Prihantini (2009)

Hasil penelitian bahwa dari kelima variable yaitu variabel inflasi, nilai tukar dan Debt toEquity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Return Saham. Sedangkan Return On Asset (ROA) dan Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham pada industri real estate and property.

4. Santoso (1998)

PER dan DER tidak Signifikan mempengaruhi return saham, sedangkan dividen signifikan.

5. I G. K. A. Ulupui (2007)

Hubungan antara rasio keuangan pada tingkat individual terhadap return

saham. Apabila hubungan antara rasio keuangan dengan return saham satu tahun ke depan signifikan, dapat dikatakan bahwa rasio keuangan tersebut bermanfaat dalam memprediksi return saham satu tahun ke depan. Sebaliknya, jika hubungan tersebut tidak signifikan, maka berarti rasio keuangan tidak bermanfaat dalam memprediksi return saham satu tahun ke depan.


(31)

(32)

(33)

(34)

2.2. Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dapat diperoleh melalui pemilik perusahaan, pemegang saham, maupun dari dana pinjaman atau hutang. Keputusan dalam hal pendanaan perlu untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan agar penggunaan dana tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Menurut Martono dan Agus Harjito (2008:17), berdasarkan sumbernya, dana berasal dari sumber internal (internal financing) dan sumber eksternal (external financing). Sumber dana eksternal (external financing resource) merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Artinya, dana-dana tersebut tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain di luar perusahaan. Sumber eksternal tersebut terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. Dana dari hutang berarti perusahaan meminjam uang atau dana dari pihak lain seperti hutang kepada supplier, hutang kepada pegawai, hutang kepada perusahaan lain, hutang kepada perusahaan lain, hutang kepada bank dan hutang kepada investor dalam bentuk obligasi. Dana yang berasal dari modal sendiri terdiri atas modal yang berasal dari pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun saham preferen. Sumber dana internal (internal financing resource) merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dana internal tersebut terdiri atas laba yang tidak dibagi (laba ditahan) dan depresiasi.

Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian (return) tinggi. Ditinjau dari kompensasi, Tingkat Pengembalian (Return) Saham merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk


(35)

menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Harapan untuk memperoleh Tingkat Pengembalian (Return) Saham maksimal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya – upaya yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya.

Menurut Jogiyanto (2001:115) Return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.

Adapun rumus dari Return Saham adalah sebagai berikut :

Sumber: Jogiyanto (2001:115)

Menurut Michell Suharli (2005) Keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan

capital gain/loss. Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan.

Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. proporsi besarnya sumber pendanaan jangka pendek atau panjang terhadap pemakaian aset perusahaan. Untuk menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada keuntungan (return) saham. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio leverage (DER). Untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut dapat diukur


(36)

dengan menggunakan rasio profitabilitas (ROA). Jika perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal kemungkinan besar akan meningkatkan Keuntungan

(return) saham.

Berdasarkan penjelasan diatas hal pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan (return) saham adalah dengan cara menunjukan komposisi total hutang. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran dividen dapat menggunakan Debt to Equity

Menurut Syamsudin (2004:115) Debt to Equity adalah mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.

Adapun rumus dari Debt to equity adalah sebagai berikut :

Sumber: Syamsudi (2004:115)

Menurut Munawir (2001:117) semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek maupun jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat dilihat dari tingkat pengembalian atas asset (Return On Asset). Menurut Abdul Halim (1995:83) Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa


(37)

efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan.

Rumus untuk Return On Asset (ROA) dibawah ini.

Sumber: Abdul Halim(2003:83)

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan.

Teori di atas didukung oleh hasil penelitian Taufik (2007), dimana hasil penelitiannya menyebutkan bahwa Jika nilai ROA tinggi maka kemampuan manajemen perusahaan mengoptimalkan asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Aktiva Total

Pajak Sesudah Bersih

Laba


(38)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber Modal Perusahaan

Sumber Eksternal -Modal Asing

(Pinjaman)

Sumber Internall -Modal Sendiri

(Saham)

Struktur Modal (Leverage Perusahaan)

Debt to Equity

Operasional Perusahaan

Profittabilitas/ Keuntungan

Return on Asset


(39)

Umar (2005:244)

Munawir (2001:120)

Lestari dan Sugiharto (2007: 196)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Debt to Equity

Total Hutang Modal Sendiri

Syamsudin (2004:115)

Return Saham Harga Saham Tahun Sekarang Harga Saham Tahun

Sebelumnya

Jogiyanto(2001:115) Return On Asset

Laba Sesudah Pajak Total Aktifa


(40)

2.3. Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

“Leverage keuangan (DER) dan tingkat pengembalian asset (ROA) berpengaruh secara parsial dan silmutan terhadap keuntungan (Return) saham pada PT Kalbe Farma Tbk.”


(41)

39 3.1Objek Penelitian

Sebelum penulis melakukan penelitian, maka harus ditentukan terlebih dahulu objek penelitiannya. Dengan demikian maka pembahasannya nanti dapat difokuskan pada apa yang menjadi objek penelitiannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:41) menyatakan bahwa:

“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu

melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang

ada di objek penelitian.”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah hal atau perkara yang menjadi pokok sasaran atau tujuan, yang akan diteliti oleh peneliti. Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah Leverage Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA), dan Keuntungan (Return) saham pada PT Kalbe Farma Tbk. yang terdaftar di BEI yang berlokasi di Jl.Soekarno Hatta No 344 Bandung.

3.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan metode verifikatif (kuantitatif) dengan


(42)

pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan metode penelitian bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, data yang diperoleh adalah data empiris, tujuannya untuk membuktikan data yang diperoleh terhadap informasi tertentu, dan kegunaannya untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29) bahwa metode deskriptif adalah “metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”

Sedangkan pendekatan Kualitatif menurut Sugiyono (2008:14) adalah sebagai berikut:

Merupakan metode análisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian (1) mengenai Leverage Keuangan (DER), (2)


(43)

mengetahui Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dan (3) mengetahui Keuntungan

(Return) Saham.

Sedangkan menurut Nazir (2003:45) adalah:

Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Sedangkan pendekatan kuantitatif menurut Nazir (2003:34) adalah:

Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka (Quantitative), dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan atau permodelan sistematis.

Metode penelitian verifikatif dengan pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian (4) seberapa besar dampak leverage keuangan

(DER) dan tingkat pengembalian asset (ROA) terhadap keuntungan (Return)

saham berpengaruh secara parsial dan silmutan.

Penelitian yang baik harus memenuhi syarat-syarat penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan penelitian terhadap metode ilmiah atau

scientific method yang memiliki pengertian yaitu penggunaan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya didalam membentuk dan menghubungkan pertanyaan teoritis tentang kejadian tertentu dan memprediksikan kejadian yang belum diketahui.


(44)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) bahwa Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan analisisnya.

Lebih jelasnya lagi Jonathan Sarwono (2006:79) mengibaratkan desain penelitian Bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Nazir (2005:84) desain penelitian adalah Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desaian penelitian hanya mengenai penggumpulan dan analisis data saja.

Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini peneliti membuat suatu desain penelitian. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada PT Kalbe Farma Tbk khususnya mengenai Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA)


(45)

2. Mengumpulkan data-data Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Keuntungan (Return) saham pada PT Kalbe Farma Tbk.

3. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori-teori data-data Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Keuntungan (Return) saham pada PT Kalbe Farma Tbk.

4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.

5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel dan membuat definisi operasional dari masing-masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan komputer.

7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis. 8. Menyusun laporan hasil penelitian.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian (X1)

Variabel Independen

(X2)

Variabel Independen

(Y) Variabel Dependen


(46)

Keterangan:

X1 = Debt to Equity X2 = Return on Asset Y = Return Saham 3.2.2 Operasional Variabel

Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:38) yaitu Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Variabel dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Menurut Husein Umar (2005:30) menyatakan bahwa:

Variabel independent (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependent

(tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen.

Sesuai dengan judul usulan penelitian yang peneliti buat Analisis Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) sertan dampaknya terhadap Keuntungan (Return) Saham, maka penulis menggunakan tiga variabel penelitian yaitu:

1. Variable Independent (X1)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap variabel lain dalam kaitannya dengan masalah yang


(47)

diteliti , maka yang menjadi variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah Leverage Keuangan (DER)”.

2. Variabel Independent (X2)

Yaitu variabel yang ikut mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap variabel lain dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti , maka yang menjadi variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengembalian Asset (ROA)”.

3. Variable Dependent (Y)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel lain, dalam kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keuntungan (Return)

saham.

Adapun tabel operasionalisasi sesuai dengan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :


(48)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Debt to Equitty

(X1)

Debt to Equity adalah mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang Syamsudin (2004:115) Rasio Return on Asset (X2)

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan

Abdul Halim (2003:83)

% 100 Aktiva Total Pajak Sesudah Laba x ROA Rasio Return Saham (Y)

return saham adalah keuntungan yang

diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang

dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss

Jogiyanto(2001:115)

100%


(49)

3.2.3 Metode Penarikan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang akan diteliti. Apakah populasi tersebut memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan sampel tersebut.

3.2.3.1Populasi

Populasi pada umumnya sering diartikan sekumpulan data/objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu, biasanya mengidentifikasikan suatu fenomena.

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010:80) yaitu:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan PT Kalbe Farma Tbk.

3.2.3.2Sampel

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat.

Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono (2010:81) yaitu Teknik


(50)

Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik

sampling yang dapat digunakan. Teknik yang akan digunakan oleh penulis sesuai dengan judul adalah sampling purposive.

Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2010:85) yaitu

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.”

Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan :

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan PT Kalbe Farma Tbk yang terbaru (audit).

2. Data yang diambil adalah 7 tahun dari tahun 2004-2010 dikarenakan terjadinya suatu fenomena pada enam tahun terakhir, yaitu dari tahun 2004-2007.

3. Sampel yang diambil sebanyak tujuh periode karena sudah dianggap

representatif (mewakili) untuk dilakukan penelitian.

Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari tahun 2004-2010 atau selama 7 tahun di PT Kalbe Farma Tbk.


(51)

3.2.4 Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.4.1Jenis Data

1. Data primer

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari perusahaan.

Data primer dalam penelitian adalah laporan keuangan yang diperoleh langsung dari perusahaan tersebut.

2. Data sekunder

Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data yang terkait dengan saham. 3.4.2.2Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen mengenai sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan sebagainya yang


(52)

menunjang penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Peneliti menganalisa data dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29) sebagai

berikut “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas”.

Menurut Sugiyono (2010:14) pengertian analisis kualitatif adalah :

Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan dan membuat laporan penelitian secara mendetail.


(53)

.

Untuk menghitung nilai Leverage Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dan Keuntungan (Return) saham mengunakan rumus sebagai berikut:

1. Debt To Equity

Sumber: Syamsudin (2004:115)

2. Return on Asset

Sumber: Abdul Halim(84:1995)

3. Return Saham

Sumber: Jogiyanto(120:1998)

Sehubungan untuk mengetahui perkembangan Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) digunakan rumus sebagai berikut:

% 100 Aktiva

Total

Pajak Sesudah Bersih

Laba

x ROA

100%


(54)

Dan untuk menghitung perkembangan Return Saham menggunakan rumus sebagai berikut :

2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka (numeric). Dalam hal ini peneliti melakukan analisis pada laporan keuangan neraca, laporan keuangan laba rugi, laporan keuangan arus kas dan laporan perubahan harga saham pada PT. Kalbe Farma Tbk. Peneliti dalam melakukan penelitiannya menggunakan metode analisis statistik.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) pengertian regresi linear berganda adalah :

Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari penggunaan analisis regresi adalah untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel independen (Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat


(55)

Y = a + b1X1 + b2X2

Pengembalian Asset (ROA)) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel dependen (Keuntungan (Return) Saham).

Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan tujuan agar mengetahui besarnya pengaruh Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Harga Saham pada PT. Kalbe Farma Tbk pada periode waktu 2004 sampai 2010.

Adapun rumus yang digunakan adalah :

Untuk mencari nilai “a“ dan “b“ maka digunakan rumus persamaan sebagai berikut :

b2 = ( ΣX2² ) ( ΣX2Y ) - ( ΣX1X2 ) ( ΣX2Y )

( ΣX1² ) ( ΣX2² ) - (ΣX1X2) ² b1 = ( ΣX1² ) ( ΣX1Y ) - ( ΣX1X2 ) ( ΣX1Y )


(56)

Sebelum rumus-rumus diatas digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan- perhitungan sebagai berikut :

1.

2.

3.

4.

5. Keterangan:

Y = Keunrungan (Return) Saham

X1 = Leverage Keuangan (DER)

X2 = Tingkat Pengembalian Asset (ROA)

a = Konstanta (nilai Y pada saat nol) b = Koefisien regresi

2. Analisis Korelasi Pearson

Kuat lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini, dibuktikan dengan menggunakan analisis Korelasi (Pearson), karena dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian skala pengukuran rasio. Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam


(57)

positif atau negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

Koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≥ 1 apabila : R=1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan positif

(mendekati 1 pengaruh sangat kuat dan positif) R=-1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1 pengaruh sangat kuat dan negatif)

R=0 Maka pengaruh X dan Y lemah sekali atau bahkan tidak ada pengaruh sama sekali

Tabel 3.2

Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Korelasi Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi 0,00 – 0,19

0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara X1 dan Y, X2 dan Y serta X1 dan X2 adalah sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien korelasi antara Leverage Keuangan (DER) (X1) terhadap Keuntungan (Return) Saham (Y)


(58)

b. Menghitung koefisien korelasi antara Tingkat Pengembalian Modal

(ROA) (X2) terhadap Keuntungan (Return) Saham (Y)

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Tahun Yang di Hitung

X1 = Leverage Keuangan (DER) X2 = Tingkat Pengembalian Asset (ROA) Y = Keunrungan (Return) Saham

Rumus di atas digunakan untuk mencari koefisien, dimana koefisien korelasi ini digunakan untuk mencari korelasi secara parsial dan simultan adalah sebagai berikut :

a. Korelasi secara parsial antara X1 Leverage Keuangan (DER) dan Y Keuntungan (Return) Saham, apabila X2 Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dianggap konstan dengan perhitungan sebagai berikut :


(59)

b. Koefisien korelasi secara parsial antara X2 Tingkat Pengembalian Asset (ROA) dan Y Keuntungan (Return) Saham, apabila X1 Leverage Keuangan (DER) dianggap konstan dengan perhitungan sebagai berikut :

c. Korelasi secara simultan antara X1 Leverage Keuangan (DER) dan X2 Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Y Keuntungan (Return) Saham dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Koefisien Determinasi

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut koefisien penentu, karena besarnya dari


(60)

koefisien korelasi (r2) sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh Leverage Keuangan (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset

(ROA) terhadap Keuntungan (Return) Saham.

Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

r² = Nilai koefisien korelasi dikuadratkan 100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase

3.2.5.2 PengujianHipotesis

Rancangan pengujian hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah mengenai ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti, dimana nol (H0) merupakan hipotesis tenatnag adanya pengaruh, yang pada umumnya dirumuskan untuk ditolak sedangkan hipotesis tandingan (H1) merupakan hipotesis penelitian.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh Leverage Keuangna (DER) dan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) Terhadap Keuntungan


(61)

(Return) Saham. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut:

a. Uji F

Uji F ini digunakan secara simultan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai r2 telah diketahui selanjutnya akan diuji apakah nilai koefisien determinasi mempunyai pengaruh yang signifikan atau tudak. Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut :

H0 : Leverage Keuangan dan Tingkat Pengembalian Asset

(ROA) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Keuntungan (Return) Saham.

H1 : Leverage Keuangan dan Tingkat Pengembalian Asset

(ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

Keuntungan (Return) Saham.

Nilai F hitung dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Dimana :

= b1Ʃ X1Y + b2Ʃ X2Y = -


(62)

Nilai F dihitung dibandingkan dengan nilai F tabel berdasarkan tingkat

signifikasi (α) = 5% dan derajat kebebasan pembilang = k dan derajat penyebut =

n – k- 1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut : Apabila Fhitung positif (+), maka :

Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak Fhitung < Fttabel maka H0 diterima Apabila Fhitung negatif (-), maka :

Fhitung > Ftabel maka H0 diterima Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak b. Uji t

Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah :

1. Pengaruh Leverage Keuangan (DER) terhadap Keuntungan (Return)

Saham

H0 : Leverage Keuangan (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keuntungan (Return) Saham.

H1 : Leverage Keuangan (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap Keuntungan (Return) Saham.


(63)

2. Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset (ROA) terhadap Keuntungan

(Return) Saham

H0 : Tingkat Pengembalian Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Keuntungan (Return) Saham.

H1 : Tingkat Pengembalian Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Keuntungan (Return) Saham.

Nilai t hitung dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :

dan

Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut : Apabila thitung positif (+), maka :

thitung > ttabel maka H0 ditolak thitung < ttabel maka H0 diterima Apabila thitung negatif (-), maka :

thitung > ttabel maka H0 diterima thitung < ttabel maka H0 ditolak


(64)

Berikut ini gambar yang memperlihatan daerah penerimaan dan penolakan H0 :

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0

Gambar 3.2


(65)

63 4.1. Gambaran Umum Peerusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Kalbe Farma didirikan pada tanggal 10 September 1966 oleh enam bersaudara. Mulai beroperasi dari sebuah garasi di Jakarta Utara, Kalbe farma yang saat itu dikomandoi oleh DR. Noenjamin Setiawan dan F. Bing Aryanto serta didukung oleh keempat saudara lainnya bertumbuh sehingga pada akhirnya memiliki pabrik di Pulomas, Jakarta Timur pada tahun 1971. Daerah aktivitasnya pun mulai berkembang yang sebelumnya hanya di Jakarta mulai merambah daerah-daerah lain di Indonesia. Secara bertahap, Kalbe membuka cabang-cabang didaerah dan dalam 10 tahun sejak berdiri, Kalbe telah mencakup seluruh Indonesia.

Dari sisi produk, Kalbe juga terus mengembangkan line produknya sehingga menjadi salah satu perusahaan farmasi yang cukup diperhitungkan di Indonesia, baik untuk kategori obat yang diresepkan (Ethical) atau obat yang dijual bebas (OTC/Over The Counter). Ditengah maraknya persaingan dengan perusahaan sejenis lainnya, Kalbe melakukan terobosan dengan mendiferensiasi diri dalam beberapa hal. Untuk produk-produk yang diluncurkan, Kalbe selalu meluncurkan produk-produk yang inovatif dan relative memiliki diferensiasi dibandingkan para kompetitor. Dari sisi pemasaran, pada saaitu Kalbe juga melakukan terobosan dengan mempelopori pola-pola pemasaran yang dilakukan perusahaan multinasional, yang sekrang dikenal dengan medical presentatif.


(66)

Terobosan lain yang memperlihatkan visi kuat Kalbe terhadap kualitas, sekaligus untuk meraih kepercayaan asing, adalah mengembangkan kerjasama strategis dengan beberapa perusahaan multinasional, khusunya dari Jepang.

Periode berikutnya, tahun 1976-1985, adlah era dimana perkembangan fisik masih terus berlangsung dan dilanjutkan dengan diversifikasi usaha. Pada tahun 1977, Kalbe sudah menjadi salah satu kekuatan utama pada kategori obat-obatan ethical dan mampu bersaing engan perusahaan –perusahaan multinasional. Langkah berikutnya adalah memperkuat diri dibidang OTC (Over The Counter). Untuk itu, pada tahun 1977 didirikan PT. Dankos Laboratories, yang lebih memfokuskan diri dibidang OTC. Pada tahun 1985, Kalbe mengakuisisi PT. Bintang Toedjoe yamh juga kuat di OTC serta PT. Hexpharm Jaya yang sebagian besar produknya merupakan pemegang lisensi dari jepang.

Selain diversifikasi dibidangnya, yaitu farmasi, Kabe juga mulai merambah bidang pengemasan dan makanan kesehatan. Sementara itu sesuai dengan regulasi pemerintah, pada tahun 1981 bisnis distribusi Kalbe dialihkan keoada PT. Enseval. Memasuki periode berikutnya tahun 1986 hingga Indonesia mengalami krisis keuangan pada tahun 1997, Kalbe kembali ke bisnis inti (core business). Meski pada awalnya masih agresif melakukan ekspansi dalam diversifikasi, belakangan kalbe melakkan langkah-langkah konsolidasi dalam rangka kembali ke bisnis inti. Sayangnya, langkah tersebut belum cukup cepat sehingga kalbe juga sempat merasakan imbas krisis keuangan pada tahun 1997.

Manajemen Kalbe memutuskan untuk fokus pada bidang-bidang yang dipercaya menjadi lokomotif pertumbuhan pada era berikutnya, antara lain susu


(1)

ANALISIS LEVERAGE KEUANGAN DAN TINGKAT

PENGEMBALIAN ASSET SERTA DAMPAKNYA TERHADAP

KEUNTUNGAN SAHAM PADA PT KALBE FARMA Tbk

Analysis Of Debt to Equity And Return On Assets And Its Impact On Stock Return

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi

Program Studi Manajemen Jenjang S-1

Disusun Oleh: Nama : Lia Ristianty NIM : 21207101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Brigham dan Houston. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad. 1996. Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN – Yogyakarta.

I G. K. A. Ulupui. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Laverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Universitas Udayana.

Jogiyanto, HM. 2001. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Martono dan Harjito, D Agus, 2004. Manajemen Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta : Ekonisia.

Michell Suhardi 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol 7, No. 2 , Desember 2005, 99-115.

Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Narimawati, Umi. 2008. Teknik – teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Narimawati, Umi., Anggadini, Sri Dewi., & Ismawati, Linna.(2010). Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: GENESIS.


(3)

Ratna Prihantini 2009. Analisia Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006). Semarang : Universitas Diponogoro Semarang.

Riyanto, Bambang. 1996. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Santoso 1998. Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Sektor Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada .

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan., Cetakan ke-8., PT.Grafindo Persada. Jakarta.

Taufik 2007. Pengaruh PndekatanTraditional Accounting Dan Economic Value Added Terhadap Stock Return Perusahaan Sktor Perbankan Di PT Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol 5, No. 10, Desember 2007, 1-14.

Weston. J. Fred, dan Thomas E. Copeland. (1997). Manajenem Keuangan. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.


(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Lia Ristianty Nama Panggilan : Lia

Alamat : Jl. Andir No 113/79 Bandung 40183

E-mail : ia_mutz2000@yahoo.com

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 23 Mei 1989

Agama : Islam

Tinggi / Berat Badan : 165 / 55

Status : Belum Menikah

Telepon : 085722165684

PENDIDIKAN

 TK At-Taqwa 1994-1995

 SD NEGERI KARANG TARUNA II 1995-2001

 SMP ANGKASA 2001-2004

 MAN 1 Bandung 2004-2007


(6)

PENGALAMAN

 Peserta “Table Manner Course” di The Jayakarta

Bandung Suite Hotel & Spa 2007

 Peserta “Motivation Training” di UNIKOM 2008  Kerja Praktek di PT KAI Daop II Bandung 2009  Peserta “Trend Cyberpreneurship” 2011  Peserta “Pelatihan Pajak Terapan (Brevet A&B Terpadu) 2011