Perbanyakan Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Scultes f.) Backer ex Heyne) dengan Menggunakan Tunas buku Secara In Vintro

MISBAH RUHIYAT. Perbanyakan bambu betung

(Dendrocalamus asper

(scultes f. ) backer ex heyne) dengan menggunakan mata tunas buku secara in
vitro. Di bawah birnbingan Dr. Ir. Livy Winata, sebagai ketua,

Dr. Ir. Fred

Rumawas dan Dr. Ir. Said Harran sebagai anggota.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan metode perbanyakan yang efisien
dan efektif dalam kultnr in vitro bambu betung dengan mernakai eksplan mata
tunas buku.

Penelitian dilakukan di Lab. ~ u l t u'r~aringanJurusan Budidaya

Pertanian, IPB. Penelitian diiulai dari bulan Januari 1996 sampai bulan September
1997.
Penelitian terdiri dari lima tahap percobaan yaitu : I). Seleksi dan sterilisasi
eksplan. Seleksi eksplan terdiii dari : (a). Seleksi cabang, cabang diambil dari
bagian pangkal, tengah dan ujung buluh. @I).Seleksi fase pertumbuhan mata tunas,

mata tunas dikelompokkan menjadi mata tunas muda, mata tunas matang dan mata
tunas pasca matang. (c). Seleksi ukuran eksplan, yaitu diameter 2-5 mm, 5-8 mn
dan lebih dari 8 mm. (d). Seleksi letak mata tunas pada buku cabang, mata tunas
diambil dari bagian pangka tengah dan ujung cabang.
dilakukan dengan menggunakan delapan metade.

(ti).

Sterilisasi eksplan

Clorox 30% 5 menit;

Clorox 10% LO menit; Aquadest steril3 kali. (b). Dithane 0.2 gr11; Clorox 20% 5
menit; Clorox 10% 10 menit; Aquadest steril3 kali. (c).. Alkohol70% quick dip,
HgC12 1000 ppm 5 menit; Clorox 30% 5 menit; Clorox 10% 10 menit; Aquadest
steril3 kali. (d). Alkohol95% quick dip; Clorox 20% 5 menit; Clorox 10% 10
menit; Streptomycin 500 ppm 30 menit; Aquadest steril3 kali. (e). Alkohol95%

quick dip; Clorox 20% 5 menit; Clorox 10% 10 menit; Streptomycin 250 ppm 30
menit; Aquadest steril 3 kali.


(0. Alkohol 70% quick dip; Clorox

20% 5 menit;

Clorox 10% 10 menit; HgCh 500 ppm 10 menit; Streptomycin 500 ppm 30 menit;
Aquadest steril 3 kali. (g). Clorox 20% 5 menit; Clorox 10% 10 menit; ~

g

500 ppm 10 menit; Streptomycin 500 ppm 30 menit; Aquadest steril. 3 kali. (h).
Clorox 10% 10 menit; HgCh

500 ppm 10 menit; Streptomycin 500 ppm 20

menit; Aquadest steril 3 kali.

2). Induksi pertumbuhan tunas, terdiii dari (a).

Percobaan pengaruh BAP dan media dasar. Konsentrasi BAP yang diuji : 2, 4, 6

dan 8 m d l pada dua media dasar : MS dan WPM. (b). Percobaan pengaruh
penambalm kinetin. Kinetin : 0, 0.5, 1 dan 1.5 mgll ditarnbahkan pada media
dasar MS+6 mgA BAP. (c). Percobaan pengaruh jenis dan konsentrasi gula. Gda
sukrosa dan fiuktosa dengan konsentrasi 20 dan 30 gfl. Pada percobaan tahap
induksi tunas ini eksplan yang dipakai adalah eksplan mata tunas matang dari
lapang yang telah disterilisasi dengan ukuran 2 cm diameter 2-5 mm. 3).
Pemanjangan tunas, terdiri dari (a). Percobaan pengaruh IBA dan p e n m a n
konsentrasi sitokinin. Konsentrasi IBA terdiii dari : 0, 0.2, 0.4 d m 0.6 mgll dan
dua konsentrasi sitokinin : 6 mg/l BAP+l mgll kinetin; 3 mg/l BAP+O.5 mgll
kinetin. (b). Percobaan pengaruh IBA dan jenis media.

Konsentrasi IBA terdiri

dari : 0.2, 0.4 dan 0.6 mg/l dan tiga jenis media yaitu : MS padat, MS cair dan 112
MS cair, (c). Percobaan pengaruh IBA dan L-glutamin. Konsentrasi IBA terdiii
dari : 0.2, 0.4 dan 0.6 mgll dan L-glutamin : 0 dan 100 mgll. 4). MultipWlasi
tunas dalarn subkultur.

Subkultur diiakukan pada pada dua jenis media. Media


pertama adalah MS+3 mgll BAP+ 0.5 4 1 kinetin+0.2 mgll IBA, setelah dua

~

h

minggu dalam media pertama dilakukan subkultur pada media kedua MS+ 0.1 mgtl
Thidiazuron + 0.2 mgfl IBA. Pada saat dipindah dari media pertama ke media
kedua dilakukm pemangkasan pucuk (topping). 5). Induksi pertumbuhan aka.
Perlakuan terdiri dari : IBA 2 mgll; IBA 2 mgll+ IAA 1.75 mgfl dan IBA 2 mg/l+
1.75 mgA 1.4.4 + 10 mg/l Coumarin.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa eksplan yang tepat adalah berasal
dari cabang bagian tengah buluh muda umur 5-6 bulan. Mata tunas yang telah
matang lebii mudah terinduksi d i b d i g mata tunas yang masih muda atau yang
telah memanjang. Mata tunas buku yang telah matang dengan ukuran diameter
buku 2-5 mm m e n g h a s i i respon induksi tunas lebii baik dibanding ukuran
diameter 5-10 rnm dan > 10 mm Posisi mata tunas buku dibagian tengah cabang
lebii mudah terinduksi dibandiig dibagian pangkal dan ujung cabang.
Metode sterilisasi eksplan yang efektif yaitu metode H, eksplan diiendam
clorox 10% 10 menit, kemudian dipindah ke larutan HgCh 500 ppm 10 menit,

terahir direndam streptomycin 500 ppm selama 20 menit.
Dari percobaan induksi pertumbuhan tunas, diperoleh hasil bahwa
p e n a m b h BAP 6 mg/l pada media dasar MS memberi pengaruh yang lebih baik
dibanding perlakuan lainnya, keberbasiian tunas yang tumbuh mencapai 68%.
Optirnalisasi metode induksi dengan penambahan 1 mg/l kiietin pada percobaan
berikutnya, meningkatkan persentase pertumbuhan tunas dari 68% menjadi 83%.
Sedangkan penggantian gula sukrosa dengan gula M t o s a , tidak menunjukkan

, peningkatan induksi tunas.

Pertumbuhan dalam media induksi ini dipertahankan

selama 3 minggu. Setelah umur 3 minggu pertumbuhan tunas terhenti dan muncul

gejala kernatian ujung tunas bila tidak dipindahkan ke media pemanjangan tunas.

Tunas yang telah tumbuh dengan panjang 5 mm kemudian dipindah ke media
pemanjangan tunas.
Dalam media pemanjangan tunas dengan penurunan konsentrasi sitokinin
menjadi 3 mg/l BAP


+ 0.5

mg/l kinetin serta penambahan IBA 0.2 mgll dapat

menhgkatkan panjang tunas dengan baii. Komposisi zpt tersebut bekeja lebii
baik pada media MS cair dibandiig MS padat dan 112MS cair. Penambahan 100
mg/l L-glutamin merangsang pertumbuhan dam lebii baii diband'mg tanpa Lglutamin. Tunas dan daun tumbuh lebih hijau.
Untuk memperbanyak jumlah tunas, propagul dipindah pada media
multipiikasi dengan komposisi MS cair + 0.1 mgll T h i d i i o n + 0.2 mgll IBA.
Setelah 2 rninggu dilakukan subkultur kembali pada media MS cair + 3 mgil BAP

+ 0.5 mg/l kinetin + 0.2 mg/l IBA.

Jumlah tunas bertambah dari 12 menjadi 41

dan daun bertambah dari 20 menjadi 70 pada subkdtur ke-4. Untuk merangsang
pertumbuhan cabang lateral dilakukan pemangkasan pucuk (topping). Propagul
hams dipertahankan dalam bentuk kelompok, minimal dengan tiga tunas atau lebih.
Propagul dengan jumlah tunas lebii dari dua diakarkan pada media 112MS

cair + Coumarin 10 mg/l selama 7 hari. Kemudian dipindah pada media 112MS
cair

+2

mg/l IBA

+

1.75 mgll IAA. Hasil percobaan menunjukkan bahwa

perlakuan IBA saja dapat menginduksi perakaran tapi jumlahnya sangat terbatas.
Penambahan 1.4.4 1.75 mgll dan coumarin 10 mgll pada IBA 2 mgA dapat
meningkatkan persentase kultur berakar dari 30% menjadi 50%, jumlah akar
menhgkat dari 1 menjadi 1.49 dan panjang akar dari 0.96 cm menjadi 1.43 c m