Metodologi Bahan Ajar Luas Permukaan Prisma dan Limas Berbasis Pendekatan RME untuk Siswa SMP.

FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016 konsep matematika yang dibangun oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian Ningsih 2013:181 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran realistik 96 siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Hadi 2005, p.52 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran realistik pada materi peluang 87,5 siswa dapat menjawab soal dengan baik dan benar. Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak peran matematika yang dapat kita jumpai, salah satunya dalam bidang geometri seperti bangun ruang prisma dan limas. Tanpa siswa sadari dalam kesehariannya terkadang mereka melihat benda-benda yang berbentuk bangun prisma dan limas. Benda-benda tersebut dapat digunakan sebagai permasalahan realistik untuk membagun pemahaman konsep tentang prisma dan limas pada siswa. Dari uraian sebelumnya, maka tujuan dalam penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar dalam bentuk LKS materi luas permukaan prisma dan limas yang mengacu pada prinsip dan karakteristik RME yang valid dan praktis serta memiliki efek potensial terhadap pemahaman konsep siswa.

II. Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah research and development dengan mengikuti dua tahapan utama yaitu tahap preliminary study dan tahap formative study Zulkardi, 2002, p.20. Pada tahapan formative evaluation ini langkah yang diambil mengikuti langkah-langkah yang dikemukakan oleh Tessmer 1993, p.35 yang meliputi 1 self evaluation, 2 prototyping exp ert review, one-to-one,dan small group, dan 3 field test. Tahap Preliminary Menurut Van den Akker 2013:14 ada beberapa tahap dalam desain penelitian diantaranya yaitu Preliminary. Pada tahap ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan analisis dan kegiatan pendesainan. a. Pada kegiatan analisis dilakukan analisis terhadap siswa, kurikulum, dan buku-buku paket. Selanjutnya menghubungi guru di sekolah dan mewawancarai guru yang bersangkutan serta menyiapkan penjadwalan dan prosedur kerjasama dengan guru kelas yang akan dipakai. b. Pada kegiatan pendesainan peneliti mendesain dan merancang Lembar Kerja Siswa LKS berbasis pendekatan Realistic Mathematics Education RME pada materi luas permukaan prisma dan luas permukaan limas. 3 Tahap Formative Evaluation Menurut Tessmer 1993:16 langkah-langkah pengembangan materi pada tahap Formative Evaluation sebagai berikut: a. Self Evaluation Pada tahap ini peneliti mengecek kesesuaian LKS berbasis pendekatan RME yang telah dibuat. Hasilnya disebut sebagai prototype 1. b. Prototyping Pada tahap Prototyping, ada beberapa tahapan yang dilalui oleh Prototype 1 sehingga menghasikan sebuah produk akhir yang valid, praktis, dan mempunyai efek potensial. Hal ini sesuai yang dikemukakan Nieveen 2007, p.94 bahwa produk yang dikembangkan haruslah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Adapun tahapan tersebut, antara lain: 1 Expert Reviews Prototype I diberikan pada pakar untuk dicermati dan dinilai secara isicontent, konstruk maupun bahasanya secara tepat sesuai dengan prinsip dan karakteristik Realistic Mthematics Education RME, ini dinamakan uji validitas. Komentar dan saran dari pakar dijadikan sebagai acuan dalam merevisi dan mengetahui kualitas bahan ajar LKS yang dikembangkan. 2 One to one Pada tahap ini, penelitian mengujicobakan prototype I kepada salah satu siswa sebaya non subjek penelitian untuk menggunakan dan mengomentari bahan ajar LKS yang dikembangkan. Kritik dan saran dari siswa pada lembar komentar untuk one-to- one dijadikan sebagai acuan dalam merevisi bahan ajar LKS. Hasil revisi pada prototype I yang diperoleh dari tahap expert review dan one-to-one akan menghasilkan prototype II yang valid. 3 Small group Prototype II ini diujicobakan pada small group yang terdiri dari lima orang siswa sebaya non subjek penelitian yang diminta untuk memberi komentar dan saran terhadap LKS. Komentar dan saran dijadikan acuan untuk merevisi bahan ajar LKS. Hasil Revisi prototype II dari tahap small group menghasilkan prototype III yang praktis. 4 Field test Pada tahap ini, prototype III diujicobakan pada subjek penelitian. Produk yang diujicobakan haruslah memenuhi kriteria kualitas valid dari segi konten, konstruk, dan 4 FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016 bahasa serta praktis yang berarti mudah digunakan oleh siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah walktrough, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Walktrough dilakukan untuk mendapatkan data dari para expert saat melakukan validasi prototype I. Dokumentasi dilakukan untuk mendokumenkan data yang diperoleh dari tahap expert reviews, one- to-one, small group, dan field test yaitu berupa lembar komentarsaran baik dari validator maupun siswa, lembar jawaban siswa, dan foto. Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data tentang keefektifan LKS dan pemahaman konsep siswa. III.Hasil Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu LKS yang valid dan praktis pada materi luas permukaan prisma dan luas permukaan limas untuk siswa SMP kelas VIII. Pengembangan bahan ajar LKS ini dilaksanakan sesuai dengan proses penelitian pengembangan development research yang terdiri dari dua tahap yaitu tahap preliminary dan tahap formative evaluation. Proses pengembangan pada setiap tahap diuraikan sebagai berikut. Tahap Preliminary Pada tahap ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu analisis dan pendesainan. a. Kegiatan Analisis 1. Analisis Siswa Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 13 Palembang dalam proses pembelajaran matematika siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi yang dipelajari, serta siswa terbiasa menghafal rumus yang terdapat pada buku paket. 2. Analisis Kurikulum Di dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas Nomor 20 tahun 2006 tentang standar isi, tujuan pembelajaran yang diatur dalam standar isi tersebut sudah memperhatikan pengembangan kemampuan berpikir matematis. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis siswa diperlukan bahan ajar dalam hal ini yaitu Lembar Kerja Siswa LKS yang menggunakan pendekatan RME. Standar kompetensi yang digunakan yaitu memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. kompetensi dasar, Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. Indikator pencapaian: a Menemukan rumus luas prisma dan limas b Menghitung luas permukaan prisma dan limas 5 3. Pendesainan Prototyping Pada tahap ini, peneliti merancang LKS dengan menyesuaikan pendekatan RME sebagai basis dari LKS yang dikembangkan. Pendesainan LKS berbasis pendekatan RME disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai. Tahap Formative Evaluation a. Self Evaluation Pada kegiatan ini peneliti melakukan penelaahan terhadap LKS yang telah dibuat apakah prorotype 1 telah sesuai dengan karakteristik dari pendekatan RME. Dari hasil penelaahan peneliti, prototype 1 tersebut telah sesuai dengan karakteristik dan pendekatan RME. b. Prototyping Pada proses prototyping terdapat beberapa tahapan antara lain sebagai berikut: 1 Expert Review Pada tahap ini kevalidan LKS berbasis pendekatan RME prototype 1 dikonsultasikan kepada tiga pakar yaitu Muslimin, S.Pd., M.Pd., sebagai pakar konstruk mengemukakan bahwa secara keseluruhan LKS yang dikembangkan dinilai sudah memenuhi aspek-aspek yang terdapat pada pendekatan RME. Rieno Septra Nery, S.Si., M.Pd., sebagai pakar konten mengemukakan bahwa LKS bebasis pendekatan RME dinilai sudah sesuai dengan konsep materi luas permukaan prisma dan limas, selain itu juga kesesuaian antara isi, kompetensi dasar dan indikator yang digunakan juga sudah selaras. Namun terdapat beberapa saran terkait kegiatan siswa yang perlu diperbaiki, dan Supriantini, M.Pd. sebagai pakar bahasa mengungkapkan bahwa LKS yang dikembangkan dinilai sudah memenuhi kaidah EYD yang baik dan benar walaupun terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan dan ejaan yang perlu direvisi 2 One-to-One Selain dilakukan validasi ke expert, prototype 1 diujicobakan pada satu orang siswa non subjek penelitian. Siswa tersebut diminta untuk mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Prototype I dan juga komentarnya tentang prototype 1. Berdasarkan komentar dan saran dari expert dan one-to-one, setelah diperbaiki prototype I disimpulkan sudah valid. Hasil perbaikan dinamakan prototype II. 3 Small Group Prototype II diujicobakan kepada 5 orang siswa kelas VIII non subjek penelitian. Kelima siswa ini diminta untuk mengikuti pembelajaran pada materi luas permukaan prisma dan luas permukaan limas dengan mengunakan LKS berbasis pendekatan RME 6 FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016 dan juga komentarnya tentang prototype II. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil komentar dari small group LKS materi luas permukaan prisma dan luas permukaan limas berbasis pendekatan RME yang dikembangkan dikategorikan praktis. Hasil akhir prototype III yang merupakan revisi dari prototype II, berisi kegiatan yang telah sesuai dengan tahap pemodelan dalam Pendekatan RME yaitu: a Level situasional Level ini merupakan level paling dasar dari pemodelan dimana pengetahuan dan model masih berkembang dalam konteks situasi masalah yang digunakan. Context situational dalam LKS yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Contexs situational pada materi Luas Permukaan Prisma dan Limas b Level referensial Pada level ini, siswa membuat model untuk menggambarkan situasi konteks sehingga hasil pemodelan pada level ini disebut sebagai model dari model of situasi. Model of pada LKS yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2. Model of pada Materi Luas Permukaan Prisma 7 Gambar 3. Model of pada Materi Luas Permukaan Limas c Level general Pada level general, model yang dikembangkan siswa sudah mengarah pada pencarian solusi secara sistematis, model pada level ini disebut model untuk model for penyelesaian masalah. Model for pada LKS dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Gambar 4. Model for pada Materi Luas Permukaan Prisma Gambar 5. Model for pada Materi Luas Permukaan Limas d Level formal Pada level formal, siswa sudah bekerja dengan menggunakan simbol dan representasi matematis. Tahap formal merupakan tahap perumusan dan penegasan konsep matematika yang dibangun oleh siswa. Tahap ini pada LKS dapat dilihat pada Gambar 6. 8 FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016 Gambar 6. Matematika formal pada Materi Luas Permukaan Prisma 4 Field test Pada langkah field test, prototype III diujicobakan pada subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 13 Palembang yang berjumlah 36 orang siswa. Ujicoba ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa mengikuti pembelajaran menggunakan LKS berbasis RME yang membahas luas permukaan prisma. Tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua siswa menggunakan LKS untuk mempelajari materi luas permukaan limas. Kemudian siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan realistik yang terdapat dalam LKS. Selama proses pembelajaran secara keseluruhan siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi dalam LKS yang telah dibuat. Pada pertemuan ketiga diadakan tes akhir yang berisi soal-soal yang berhubungan dengan materi luas permukaan prisma dan luas permukaan limas sebanyak 5 soal bentuk uraian. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat pemahaman kosep siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan RME. Hasil tes akhir dikelompokkan menjadi 5 kategori. Pengkategorian data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kategori Skor Pemahaman Konsep Siswa Skor Tes Akhir Kategori Pemahaman Konsep Siswa 86-100 Baik Sekali 75-85 Baik 56-74 Cukup 40-55 Kurang 0-39 Sangat Kurang 9 Modifikasi Arikunto, 2012:281 Distribusi frekuensi data hasil tes akhir untuk melihat pemahaman konsep siswa materi luas permukaan prisma dan luas permukaan limas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi frekuensi data h asil tes akhir Skor Tes Akhir Frekuensi Frekuensi Relatif Kategori 86-100 5 13,89 Baik Sekali 75-85 19 52,78 Baik 56-74 10 27,78 Cukup 40-55 2 5,55 Kurang 0-39 - Sangat Kurang Jumlah 36 100 Nilai Rata-Rata 75,30 Baik Sumber: Dokumen Peneliti

IV. Pembahasan