Plasmid-R dan Kaitannya dengan Epidemiologi Penyakit

PLASMID -R DAN KAITANNYA DENGAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

SKRIPSI

Oleh
SRI SULAKSMI DAMA YANTI JUSUF

B 18. 1299

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1 9 8 7

RINGKASAN

SRI SULAKSMI DAMAYANTI JUSUF.

Plasmid-R dan Kaitannya

dengan Epidemiologi Penyakit (di bawah bimbingan SUGYO

HASTOWO dan BIBIANA WIDIYATI LAY) .
Plasmid adalah DNA berserat ganda yang berbentuk
lingkaran dan mempunyai kemampuan untuk bereplikasi sendiri tanpa tergantung dari replikasi kromosom.

Gen yang

dibawa oleh plasmid tidak mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup bakteri, sehingga biasanya bakteri dapat
hidup tanpa plasmid.
Pada bakteri ditemukan berbagai jenis plasmid. Salah satu jenis plasmid yang banyak ditemukan di alam
adalah plasmid-R.

Plasmid ini mengatur resistensi ter-

hadap antibiotik dan terdiri atas dua bagian, yaitu
"resistant transfer factor" dan determinan resistensi.
Penularan resistensi antibiotik oleh plasmid pada umumnya melalui konjugasi.

Akibatnya suatu populasi bakteri

dengan cepat menjadi resisten.


Penularan dapat terjadi

di antara bakteri dari satu species, berbeda species
maupun berbeda genus.
Pada bakteri dari famili Enterobacteriaceae banyak
ditemukan sifat resistensi terhadap antibiotik yang disebabkan oleh plasmid-R.

Bakteri dari famili tersebut

yang resisten sering merupakan penyebab penyakit infeksi
di rumah sakit.

Wabah infeksi oleh bakteri dari famili

Enterobacteriaceae yang resisten pernah dilaporkan
ternyata resistensi ini disebabkan oleh plasmid.

Dalam keadaan tertentu hewan dapat menjadi reservoir
plasmid-R.


Pada hewan timbulnya populasi bakteri resis-

ten sering dikaitkan dengan penggunaan an-tibiotik yang
meluas untuk tujuan terapi, profilaksi dan pemacu pertumbuhan.

Keadaan ini menyebabkan seleksi dari bakteri re-

sisten sehingga terjadi akumulasi bakteri resisten dalam
flora hewan.
Wabah salmonellosis oleh Salmonella resisten yang
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik sebagai pemacu
pertumbuhan pada ternak pernah dilaporkan.

Wabah ini

timbul setelah penderita mengkonsumsi daging sapi yang
berasal dari peternakan yang menggunakan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan.

Penelitian lebih lanjut me-


nunjukkan bahwa resistensi ini disebabkan oleh plasmid
yang mengontrol resistensi antibiotik.
Timbulnya masalah resistensi dapat mempersulit
pengobatan.

Cara yang terbaik untuk mengatasi masalah

ini adalah dengan mengurangi penggunaan antibiotik dengan sembarangan.

Dengan cara ini perkembangan bakteri

yang resisten dapat dikurangi dan efektivitas antibiotik
yang sudah ada tetap dijaga.

PLASMID-R DAN I