Perencanaan Lanskap Areal Wisata Alam Gunung Tujuh, Taman Nasional Kerinci Seblat, Propinsi Jambi

PRITA PAMEKAR. Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Alam Gunung Tujuh,
Taman Nasional Kerinci Seblat, Propinsi Jambi (di bawah bimbiigan SITI NUR1SJAI.I).
Indonesia terkenal dengan kekayaan sumberdaya alamnya. Salah satu sumberdaya alam Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan, adalah
Taman Nasional. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) adalah salah satu dari
34 Taman Nasional yang ada di Indonesia, dan merupakan Taman Nasional yang

terluas dan terpenting di Asia (MacKinnon dan MacKinnon, 1986). Salah satu pemanfaatan yang ekonomis dari suatu taman nasional adalah sebagai kawasan wisata, sehingga diperlukan suatu perencanaan yang baik untuk mengoptimalkan
bahkan memaksimalkan pemanfaatannya.
Kegiatan magang ini dilaksanakan di Kerinci Seblat- Integrated Conserva-

tion Development Project, Park Management Component, Kecamatan Sungai
Penuh, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi; dengan tapak utama di kawasan
Gunung Tujuh, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 16 minggu, sejak tanggal 22 Februari 2000
sampai 9 Juni 2000.
Tujuan dari kegiatan magang ini adalah berlatih bekerja secara profesional
di bidang Arsitektur Lanskap dalam kegiatan dan sistem kerja yang umum
.
.

sifatnya, yang merupakan kegiatan yang mengikuti semua kegiatan dan prosesnya

~

.-

.- .-

~.

pada lembaga ini, yaitu Komponen A (Park Management Component) dan Balai
Taman Nasional Kerinci Seblat (B-TNKS). Kegiatan umum ini dilaksanakan
bersama-sama dalam satu tirn, baik dengan tim dari Balai TNKS, maupun dengan
tim dari komponen A, dengan rekan dari profesi yang sama maupun dari profesi
lain. Untuk menunjang segala kegiatan yang akan dilaksanakan, koordinasi secara
horizontal juga dilakukan dengan berbagai instansi yang berbentuk LSM.
Selain itu, magang ini juga melatih bekerja dalam kegiatan teknis khusus
yaitu kegiatan yang mengejakan projek khusus dengan mengikuti proses perenCanaan dan perancangan lanskap. Metode umum pada kedua kegiatan tersebut

-

-.


adalah survei dan wawancara, dan dalam perencanaan untuk areal wisata alam digunakan metode Gold (1980).
Data yang dikumpulkan dalam seluruh kegiatan magang ini adalah data
geografis, topografi, tanah, hidrologis, iklim, vegetasi, satwa, potensi visual dan
akustlk, pengunjung dan aktivitas, sejarah kawasan, sistem pengelolaan, dan kelembagaan. Data ini selanjutnya dikelompokkan dan dianalisis secara deskriptif
untuk selanjutnya dibuat perencanaan dan perancangannya baik secara tertulis dan
juga grafis.
Hasil analisis data menunjukkan sebagian besar tapak terletak pada daerah
yang kemiringannya cukup tejal, yaitu lebih dari 25 %. Jenis tanah pada kawasan
ini pada umumnya adalah tanah andosol (74,l %), sehingga tanah sangat gembur
dan mudah longsor, dan menyebabkan masyarakat sekitar terus berusaha untuk
membuka lahan, sehingga dapat mengancam kelestarian kawasan. Kualitas air sungai yang baik, dapat menunjang areal perkemahan. Selain sungai, pada tapak ini
juga terdapat Danau Gunung Tujuh yang merupakan salah satu objek wisata yang
populer, karena panorama alamnya yang indah. Secara garis besar, tapak memenuhi kriteria kenyamanan manusia, dengan suhu udara maksimum rata-rata adalah 27,S°C, suhu udara minimun rata-rata a-dalah 17,3OC, kelembaban udara
87,4 %, dan curah hujan rata-rata kawasan ini adalah 137 mmltahun dengan ratarata 15,3 hari hujan. Vegetasi yang terdapat pada tapak yaitu tanaman pertanian,
tanaman
dan __
tanaman
alami. Jenis
_ perkebunan,

- -_
_ hutan
_ satwa yang terdapat di kawasan Gunung Tujuh sangat beragam. Beberapa satwa yang ada merupakan jenis
mamalia kunci (key qesies), seperti harimau sumatera, gajah Sumatera, macan
dahan, kambing hutan, tapir, siamang, simpai, dan beruk. Beberapa point of
interest yang dapat dinikmati yaitu

good view ke arah Gunung Kerinci, danau

Gunung Tujuh, dan hutan alami yang terlihat dari daerah bertebing. Selain itu,
terdapat anak sungai yang berasal dari danau Gunung Tujuh, serta air tejun yang
merupakan muara dari danau Gunung Tujuh. Bunyi yang terdengar dalam tapak
merupakan potensi yang dapat diembangkan, diantaranya adalah bunyi satwa,

-

,.

-