TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Remunerasi Pada Instalasi Sistem Informasi Manajemen (SIM-RS) RSU Haji Surabaya.

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REMUNERASI PADA INSTALASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

(SIM-RS) RSU HAJI SURABAYA

Nama : Putri Asmara Cendrawasih Ciptaning Iriantika NIM : 08.41010.0370

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

Suatu kehidupan yang penuh KESALAHAN tak hanya LEBIH BERHARGA

Namun juga LEBIH BERGUNA

DIBANDINGKAN hidup TANPA MELAKUKAN APAPUN

STIKOM


(3)

Kupersembahkan kepada Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Semua Orang yang Mengenal dan Menyayangiku

STIKOM


(4)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REMUNERASI PADA INSTALASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

(SIM-RS) RSU HAJI SURABAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh:

Nama : Putri Asmara Cendrawasih Ciptaning Iriantika NIM : 08.41010.0370

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(5)

PADA INSTALASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM-RS) RSU HAJI SURABAYA

Disusun Oleh:

Nama : Putri Asmara Cendrawasih Ciptaning Iriantika NIM : 08.41010.0370

Surabaya, Maret 2013

Telah diperiksa, diuji, dan disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Anjik Sukmaaji, S.Kom., M.Eng NIDN 0731057301

Teguh Sutanto, M.Kom., MCP NIDN 071302780

Mengetahui:

Kaprodi S1 Sistem Informasi

Erwin Sutomo, S.Kom. NIDN. 0722057501

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

STIKOM


(6)

vii

Halaman

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Remunerasi ... 6

2.2 Sistem Remunerasi ... 8

2.3 Insentif ... 9

2.3.1 Proporsi ... 11

2.3.2 Distribusi ... 11

2.3.3 Insentif Langsung ... 12

2.3.4 Insentif Tak Langsung ... 12

2.3.5 Indeks ... 13

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 15

STIKOM


(7)

viii

2.4.1 Sistem ... 15

2.4.2 Karakteristik Sistem ... 16

2.4.3 Informasi ... 17

2.4.4 Kualitas Informasi ... 18

2.4.5 Siklus Informasi ... 18

2.4.6 Karakteristik Informasi ... 18

2.4.7 Nilai Informasi ... 19

2.4.8 Sistem Informasi ... 20

2.5 Analisis dan Perancangan Sistem ... 20

2.6 Rumah Sakit ... 23

2.6.1 Tugas Rumah Sakit ... 23

2.6.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ... 24

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 26

3.1 Analisi Sistem ... 26

3.1.1 Ruang Lingkup Permasalahan ... 26

3.1.2 Analisis Permasalahan ... 27

3.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem ... 29

3.2 Perancangan Sistem ... 29

3.2.1 System Flow ... 30

3.2.2 Data Flow Diagaram (DFD) ... 31

3.2.3 Entity Relational Diagram (ERD) ... 36

3.2.4 Struktur Tabel ... 38

3.2.5 Desain Interface ... 39

STIKOM


(8)

ix

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 51

4.1 Implementasi Sistem ... 51

4.4.1 Kebutuhan Sistem ... 52

4.4.2 Pengujian Interface... 67

4.2 Evaluasi Sistem ... 75

4.2.1 Evaluasi Hasil ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN ... 98

STIKOM


(9)

iv ABSTRAK

Proses perhitungan remunerasi pada RSU Haji Surabaya khususnya insentif karyawan yang dilaksanakan oleh tim remunerasi masih merekap ulang data pendukung yang dibutuhkan. Sehingga pembuatan laporan untuk pihak manager rumah sakit membutuhkan waktu lama dan sering terjadi kesalahan dalam peritungan insentif karyawan.

RSU Haji Surabaya membutuhkan sistem untuk membantu tim remunerasi dalam menangani permasalahan perhitungan remunerasi. Oleh karena itu dibuatlah sistem informasi remunerasi. Pada perhitungan pertama ini membutuhkan data transaksi tindakan pelayanan, jenis kelas, jenis pelayanan, jenis karyawan, nama komponen, dan prosentase proporsi yang digunakan untuk menghitung proporsi insentif terlebih dahulu. Kemudian untuk perhitungan distribusi dibutuhkan data nama distribusi, jenis insentif, kelompok remunerasi, prosentase distribusi, serta data transaksi tindakan pelayanan yang telah diproporsi sebelumnya. Setelah perhitungan pertama selesai dilakukan perhitungan kedua yaitu perhitungan index karyawan. Pada perhitungan kedua ini membutuhkan data index yang sudah dimiliki oleh setiap karyawan kemudian dihitung dengan menggunakan tabel index yang telah ditentukan maka menghasilkan score index karyawan. Sedangkan untuk perhitungan ketiga yaitu perhitungan insentif tak langsung karyawan membutuhkan score index karyawan, total score index dari seluruh karyawan, dan total pos remunerasi maka menghasilkan insentif tak langsung untuk masing-masing karyawan. Sistem informasi remunerasi pada RSU Haji Surabaya ini menghasilkan laporan insentif karyawan. Laporan-laporan tersebut diantaranya spj insentif langsung yang mencakup spj dokter dan spj unit (spj perawat), spj insentif tak langsung yang mencakup kesra, direksi, dan non direksi, serta spj insentif karyawan yaitu total insentif yang diterima oleh karyawan. Selain itu sistem ini dapat memberikan informasi prosentase untuk insentif langsung dan insentif tak langsung.

Aplikasi sistem informasi remunerasi dapat memudahkan tim remunerasi mengolah data penunjang remunerasi. Kemudian data pendukung dapat diperoleh dengan cara melihat relasi/tabel bentukan yang sudah ada. Serta menghasilkan laporan perolehan insentif karyawan serta laporan prosentase total insentif karyawan untuk pihak manajer.

Kata Kunci :Remunerasi, Sistem Informasi Remunerasi, Insentif

STIKOM


(10)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit didukung oleh kinerja karyawan yang baik dengan meningkatkan pemberian motivasi, salah satu cara untuk meningkatkan motivasi karyawan yaitu dengan melakukan perbaikan sistem remunerasi berbasis kinerja sebagai bentuk penghargaan kepada karyawan.

Salah satu rumah sakit umum di Surabaya yang sudah menerapkan proses remunerasi yaitu RSU Haji Surabaya. Berdasarkan modul sistem remunerasi yang terdapat pada RSU Haji Surabaya, remunerasi merupakan unsur yang penting dalam manajemen kinerja untuk meningkatkan motivasi karyawan yang dapat membantu organisasi mencapai tujuan. Menurut Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011 pasal 4 ayat 1 pengertian sistem remunerasi adalah sistem pengupahan yang meliputi gaji, insentif, honorarium, uang lembur, uang makan, merit atau bonus, tunjangan dan pensiun. RSU Haji Surabaya membentuk tim remunerasi untuk menangani proses remunerasi yang dikhususkan pada proses perhitungan insentif karyawan. Proses tersebut diperlukan agar setiap karyawan mendapatkan hak mereka sesuai dengan tindakan yang dikerjakan.

Proses perhitungan insentif karyawan yang dilaksanakan oleh tim remunerasi saat ini belum terintregrasi dengan proses tindakan karyawan pada bagian unit serta data karyawan pada bagian kepegawaian. Hal tersebut menyebabkan sering terjadi kesalahan perhitungan insentif yang dibagikan pada karyawan serta kesalahan laporan total insentif karyawan yang akan diajukan pada pihak manajer rumah sakit. Seharusnya pihak manajer tidak hanya menerima

STIKOM


(11)

laporan total insentif karyawan saja tetapi juga menerima laporan peningkatan prosentase insentif karyawan per periodenya. Laporan peningkatan tersebut dapat diketahui oleh pihak manajer untuk mengetahui perkembangan kinerja dari karyawan rumah sakit.

Melihat permasalahan yang ada di atas maka tim remunerasi RSU Haji membutuhkan sebuah aplikasi yang terintregrasi yaitu aplikasi Sistem Informasi Remunerasi. Untuk perhitungan remunerasi khususnya insentif karyawan, aplikasi ini memiliki tiga proses perhitungan. Perhitungan pertama adalah perhitungan insentif langsung yang di dalamnya meliputi perhitungan proporsi dan distribusi. Pada perhitungan pertama ini membutuhkan data transaksi tindakan pelayanan, jenis kelas, jenis pelayanan, jenis karyawan, nama komponen, dan prosentase proporsi yang digunakan untuk menghitung proporsi insentif terlebih dahulu. Kemudian untuk perhitungan distribusi dibutuhkan data nama distribusi, jenis insentif, kelompok remunerasi, prosentase distribusi, serta data transaksi tindakan pelayanan yang telah diproporsi sebelumnya. Setelah perhitungan pertama selesai dilakukan perhitungan kedua yaitu perhitungan index karyawan. Pada perhitungan kedua ini membutuhkan data index yang sudah dimiliki oleh setiap karyawan kemudian dihitung dengan menggunakan tabel index yang telah ditentukan maka menghasilkan score index karyawan. Sedangkan untuk perhitungan ketiga yaitu perhitungan total insentif karyawan membutuhkan score index karyawan, total score index dari seluruh karyawan, dan total pos remunerasi maka menghasilkan total insentif untuk masing-masing karyawan.

Dengan adanya Aplikasi Sistem Informasi Remunerasi RSU Haji Surabaya ini dapat membantu tim remunerasi dalam menangani perhitungan

STIKOM


(12)

insentif karyawan dan memberikan informasi laporan insentif langsung, insentif tak langsung, insentif yang diterima karyawan, serta prosentase dari insentif langsung dan insentif tak langsung yang dibutuhkan oleh pihak manager.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang dan membuat sistem informasi remunerasi di RSU Haji Surabaya?

2. Bagaimana mengintegrasikan data-data pendukung remunerasi yang ada pada setiap unit?

3. Bagaimana membuat laporan remunerasi yang diperlukan oleh pihak manajer RSU Haji Surabaya?

1.3 Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan-batasan masalah dalam perangkat lunak ini, yaitu :

1. Sistem informasi remunerasi yang dibahas adalah insentif yang diperoleh karyawan.

2. Insentif berasal dari tarif tindakan jasa pelayanan yang merupakan tindakan karyawan pada setiap unit RSU Haji Surabaya.

3. Absensi karyawan tidak berpengaruh pada remunerasi. 4. Tidak ada perubahan data pada karyawan.

STIKOM


(13)

1.4 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibuatnya perangkat lunak ini adalah:

1. Menghasilkan Sistem Informasi Remunerasi yang dapat memudahkan tim remunerasi mengolah data penunjang remunerasi.

2. Menghasilkan Sistem Informasi Remunerasi yang terintegrasi untuk memperoleh data pendukung dengan cara melihat relasi/tabel bentukan yang sudah ada.

3. Menghasilkan laporan perolehan insentif karyawan serta laporan prosentase total insentif karyawan untuk pihak manajer.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistimatika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini dikemukakan hal–hal yang menjadi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.

BAB II : Landasan Teori

Pada bab ini membahas secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini, meliputi : Remunerasi, Sistem Remunerasi, Insentif, Proporsi, Distribusi, Indeks, Konsep Dasar Sistem Informasi, Analisis dan Perancangan Sistem, dan Rumah Sakit.

BAB III : Analisis dan Perancangan Sistem

STIKOM


(14)

Pada bab ini membahas tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian sistem terdiri dari analisis sistem yaitu ruang lingkup permasalahan, analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, pembuatan System Flow, Data Flow Diagram, Entity Relational Diagram baik conceptual data model maupun physical data model, Struktur Basis Data, dan desain antarmuka.

BAB IV : Implementasi dan Evaluasi

Bab ini membahas tentang proses implementasi sistem dan pengujian dari sistem yang dibuat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari sistem dan saran untuk pengembangan sistem.

STIKOM


(15)

6

LANDASAN TEORI

2.1 Remunerasi

Remunerasi merupakan kata serapan dari kata bahasa Inggris remunerate yang menurut Oxford American Dictionaries berarti pay (someone) for services rendered or work done. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia kata remunerasi diartikan sebagai pemberian hadiah (penghargaan atas jasa dsb); imbalan.

Remunerasi mempunyai pengertian berupa "sesuatu" yang diterima pegawai sebagai imbalan dari kontribusi yang telah diberikannya kepada organisasi tempat bekerja. Remunerasi mempunyai makna lebih luas daripada gaji, karena mencakup semua bentuk imbalan, baik yang berbentuk uang maupun barang, diberikan secara langsung maupun tidak langusng, dan yang bersifat rutin maupun tidak rutin. Imbalan langsung terdiri dari gaji/upah, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi kerja dan kinerja organisasi, intensif sebagai penghargaan prestasi, dan berbagai jenis bantuan yang diberikan secara rutin. Imbalan tidak langsung terdiri dari fasilitas, kesehatan, dana pensiun, gaji selama cuti, santunan musibah, dan sebagainya (Surya, 2004).

Remunerasi pada dasarnya merupakan alat untuk mewujudkan visi dan misi organisasi dengan tujuan untuk menarik pegawai yang cakap dan berpengalaman, mempertahankan pegawai yang berkualitas, memotivasi pegawai untuk bekerja dengan efektif, memotivasi terbentuknya perilaku yang positif, dan menjadi alat untuk mengendalikan pengeluaran.

STIKOM


(16)

Pada Pasal 4 menurut Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011 menjelaskan tentang pengertian remunerasi. Pasal tersebut memiliki 9 ayat diantaranya ayat (1) Sistem remunerasi adalah sistem pengupahan yang meliputi gaji, insentif, honorarium, uang lembur, uang makan, merit atau bonus, tunjangan dan pension; ayat (2) Gaji adalah upah dasar yang bersumber dari pemerintah bagi pegawai negeri sipil yang besarnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan bersumber dari biaya operasional Rumah Sakit bagi karyawan PPK-BLUD Non PNS; ayat (3) Insentif adalah tambahan pendapatan bagi karyawan yang besarannya bisa berubah-ubah sesuai dengan kinerja karyawan yang bersangkutan; ayat (4) Honorarium adalah upah bagi dewan pengawas, konsultan hukum, konsultan keamanan dan konsultan lainnya yang tidak merupakan karyawan organik dan karyawan dengan jabatan tertentu sesuai dengan peraturan perundang undangan; ayat (5) Merit atau bonus adalah pendapatan tambahan karyawan yang ditentukan berdasarkan sisa hasil usaha rumah sakit, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atau disisihkan dari jasa pelayanan yang besarannya ditentukan dalam sistem remunerasi; ayat (6) Uang lembur adalah kompensasi bagi karyawan yang bekerja melebihi jam kerja sesuai dengan peraturan dan perundang undangan yang berlaku; ayat (7) Uang makan adalah kompensasi bagi karyawan yang bertugas sesuai dengan kehadiran; ayat (8) Tunjangan adalah kompensasi yang diberikan oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur, kepada pejabat dilingkungan rumah sakit; ayat (9) Gaji pensiun adalah pemberian gaji setelah masa aktif karyawan berakhir.

STIKOM


(17)

2.2 Sistem Remunerasi

Prinsip dasar sistem remunerasi yang efektif mencakup prinsip individual equity atau keadilan individual, dalam arti apa yang diterima oleh pegawai harus setara dengan apa yang diberikan oleh pegawai terhadap organisasi, internal equity atau keadilan internal dalam arti adanya keadilan antara bobot pekerjaan dan imbalan yang diterima, dan external equlity atau keadilan eksternal dalam arti keadilan imbalan yang diterima pegawai dalam organisasinya dibandingkan dengan organisasi lain yang memiliki kesetaraan (Surya, 2004).

Sistem remunerasi atau pengupahan di rumah sakit pada umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Basic Salary

Yaitu dalam bentuk gaji bulanan yang sifatnya biaya tetap atau fixed cost, yang tidak tergantung kepada produk yang dihasilkan, besar atau kecil produk tidak berpengaruh kepada besarnya biaya yang dikeluarkan. Dasar yang digunakan untuk menentukan basic salary adalah: pangkat, golongan, tingkat pendidikan, lama kerja, jabatan dan sebagainya. Tujuan dari basic salary adalah untuk keamanan (safety) artinya sebatas memenuhi kebutuhan dasar seseorang karyawan saja.

2. Incentive

Adalah tambahan pendapatan bagi karyawan yang sangat bergantung kepada produk yang dihasilkan, semakin besar produk semakin besar insentif. Dasar yang digunakan bermacam-macam misalnya berdasarkan kinerja karyawan, atau berdasarkan posisi karyawan. Pada umumnya di rumah sakit, dokter spesialis berdasarkan berapa besar tarif jasa pelayanan medik yang melekat ke dalam tarif

STIKOM


(18)

pelayanan medik. Sedangkan paramedik dan tenaga struktural berdasarkan indexing atau scoring. Tujuannya adalah untuk merangsang kinerja dan motivasi karyawan (motivation).

3. Merit

Adalah penghargaan dari organisasi bagi karyawan yang berprestasi, biasanya diberikan pada akhir tahun, atau penghargaan kepada seluruh karyawan dalam bentuk THR. Dasarnya adalah profit margin. tujuannya adalah untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi atau kesejahteraan karyawan (reward).

2.3 Insentif

William B. Werther dan Keith Davis dalam bukunya mengemukakan bahwa "Sistem insentif menghubungkan unjuk kerja pegawai yang merupakan hasil yang konkret dengan kompensasi, tidak hanya kepada mereka yang telah lama bekerja atau untuk pegawai-pegawai bulanan". Andrew F. Sikula memberikan definisi insentif sebagai berikut. "Insentif ialah sesuatu yang mendorong atau mempunyai kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan. Insentif adalah motif-motif dan imbalan-imbalan yang dibentuk untuk memperbaiki produksi". Heidjrachman mengemukakan definisi insentif sebagai berikut. "Pengupahan insentif dimaksudkan untuk memberikan upah/gaji yang berbeda karena prestasi kerja yang berbeda". Insentif merupakan bentuk kompensasi yang punya kaitan langsung dengan motivasi (jadi insentif diberikan guna meningkatkan motivasi pegawai). Insentif diberikan tergantung dari prestasi atau produksi pegawai, sedangkan upah merupakan suatu hal yang wajib diberikan perusahaan. Insentif diberikan untuk mendorong pegawai untuk lebih

STIKOM


(19)

giat bekerja dan biasanya diberikan pada pegawai yang mudah diukur prestasi atau produktivitasnya secara satuan, misalnya di dalam bidang industri. Pegawai yang digaji dengan sistem ini nampaknya performancenya sangat menentukan dan sebaliknya sistem ini juga sangat menentukan perfomance pegawai secara keseluruhan maupun bagian per bagian. Manfaat dari sistem insentif adalah performance yang baik diberi penguat atas dasar yang teratur dan tetap. tidak seperti kenaikan dan promosi, penguat biasanya diberikan dengan cepat dan sering kali dikaitkan dengan gaji pegawai yang bersangkutan. Manfaat yang diperoleh perusahaan itu sendiri adalah gaji diberikan sesuai dengan produktivitas (Sirait, 2007).

Sebelum menentukan besaran upah diperlukan kontrol yang berorientasi kepada framework keuangan. Pembiayaan diperlukan untuk mendukung visi dan strategi, perencanaan dan alokasi modal, reorientasi dan review serta penganggaran terhadap insentif karyawan (Griffin, 1999).

Ada tiga issue penting dalam pengupahan atau insentif terhadap karyawan di rumah sakit yaitu:

1. Kewenangan direksi dalam menentukan besaran upah bagi seluruh karyawannya.

2. Menentukan total insentif yang layak bagi karyawan. 3. Cara mendistribusikan insentif bagi karyawan.

Dari ketiga issue ini yang paling rawan adalah cara menentukan sistem distribusi pengupahan atau cara distribusi insentif.

STIKOM


(20)

2.3.1 Proporsi

Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011 tentang sistem remunerasi RSU Haji Surabaya telah menentukan proporsi untuk insentif pada Pasal 9 yaitu besaran presentase jasa pelayanan berdasarkan beban kerja dan tanggung jawab pelayanan yang dilakukan. Proporsi untuk insentif merupakan parameter pertama yang digunakan untuk melakukan perhitungan insentif.

RUMUS:

Insentif(i) = total tarif* × % prosentase proporsi ... (2.1)

Keterangan: (*)  berdasarkan kelas pelayanan, pelaku pelayanan, dan tindakan.

2.3.2 Distribusi

Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011 tentang sistem remunerasi RSU Haji Surabaya telah menentukan distribusi untuk insentif pada Pasal 10 yaitu presentase kontribusi setiap penghasil jasa ke sistem remunerasi. Distribusi untuk insentif merupakan parameter kedua yang digunakan untuk melakukan perhitungan insentif selanjutnya setelah perhitungan proporsi insentif. Distribusi insentif terdiri dari insentif langsung dan insentif tak langsung. Pada masing-masing distribusi prosentase untuk insentif langsung dan insentif tak langsung berbeda-beda. Distribusi terbagi menjadi beberapa distribusi, yaitu: a. Distribusi 1 : insentif langsung (60%) dan insentif tak langsung (40%). b. Distribusi 2 : insentif langsung (10%) dan insentif tak langsung (90%). c. Distribusi 3 : insentif langsung (20%) dan insentif tak langsung (80%). d. Distribusi 4 : insentif langsung (10%) dan insentif tak langsung (90%). e. Distribusi 5 : insentif langsung (4,8%) dan insentif tak langsung (2,2%). f. Distribusi 6 : insentif langsung (65%) dan insentif tak langsung (35%).

STIKOM


(21)

2.3.3 Insentif Langsung

Pada Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011 tentang sistem remunerasi RSU Haji Surabaya Pasal 1 ketentuan umum dijelaskan bahwa terdapat dua macam insentif yaitu insentif langsung dan insentif tidak langsung. Insentif langsung adalah insentif yang diberikan kepada individu atau kelompok yang menghasilkan jasa pelayanan sesuai dengan proporsi dan distribusi yang telah ditentukan dalam sistem remunerasi.

Berdasarkan hasil Insentif(i) akan dilihat termasuk ke dalam distribusi

yang mana. Kemudian barulah dihitung perolehan insentif langsung. RUMUS:

Insentif Langsung = Insentif(i) × %prosentase distribusi(x) ... (2.2) Keterangan: (x)  jenis insentif langsung.

2.3.4 Insentif Tak Langsung

Insentif tak langsung adalah insentif yang diberikan kepada individu atau kelompok yang tidak menghasilkan jasa pelayanan secara langsung. Insentif tak langsung diperoleh dari hasil pos remunerasi. Pembagian prosentase insentif tak langsung terdiri dari prosentase untuk kelompok remunerasi (Kesra, Pos Remunerasi, Direksi dan Non Direksi.)

RUMUS:

Insentif Tak Langsung = Insentif(i) × %prosentase distribusi(y) ... (2.3) Keterangan: (y)  jenis insentif tak langsung (kelompok remunerasi).

STIKOM


(22)

2.3.5 Indeks

Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011 tentang sistem remunerasi RSU Haji Surabaya telah menentukan indeks untuk insentif pada Pasal 14 yaitu cara atau perangkat untuk menentukan besaran score individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya.

Banyak faktor yang mempengaruhi index itu sendiri. Selain itu setiap faktor memiliki nilai index yang berbeda-beda. Indexing akan menghasilkan score tertentu dan dasarnya adalah kinerja. Indexing dilakukan berdasarkan (a) basic index yang standarnya diadopsi dari gaji pokok karyawan, (b) Competency index untuk memberikan penghargaan nilai kualifikasi/capacity berdasarkan pendidikan karyawan atau keterampilan yang bersetifikat, (c) risk index adalah nilai untuk resiko yang diterima karyawan akibat pekerjaannya, (d) emergency index adalah penilaian terhadap beban emergency yang harus disegerakan, (e) position index untuk menilai beban jabatan yang disandang karyawan yang bersangkutan, (f) perfomance index untuk mengukur hasil/pencapaian kerja dari karyawan. Selanjutnya ditentukan indeks bagi masing-masing dasar perhitungan tersebut, kemudian tentukan bobotnya dan pada akhirnya kalikan index dengan obot maka akan di dapat nilai atau score karyawan. Score seorang karyawan dibagi total score dikalikan dengan total insentif sama dengan jumlah insentif karyawan yang bersangkutan.

Berdasarkan beberapa faktor tersebut maka pada Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011 Pasal 15 tentang tabel indexing yang digunakan sebagai acuan perhitungan index. Berikut ini merupakan tabel indexing tersebut.

STIKOM


(23)

Tabel 2.1 Tabel Indexing

No Objek Index Rating Score

1 Basic Index

- Setiap gaji pokok PNS Rp. 100.000 bernilai 1 index - Tenaga Non PNS disesuaikan dengan gaji Pokok

PNS

1 2 Kualifikasi/ Capacity Index

a. SD b. SMP c. SMA/SMU d. D1 e. D3 f. S1/D4

g. Dokter Umum/Dr Gigi/Apoteker/NERS h. S2

i. Dokter Spesialis j. S3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3

3 Risk Index

a. Grade I b. Grade II c. Grade III d. Grade IV

1 2 4 6

3

4 Emergency Index

a. Grade I b. Grade II c. Grade III d. Grade IV

1 2 4 6

3

5 Position Index

a. Tidak memiliki jabatan

b. Ka. Tim RJ/RI, Penanggungjawab, Ambulan 118, Dalin

c. Kepala Ruangan/Koordinator

d. Kasubag, Kasi, Waka Inst., Ka. SMF e. Kabag, Kabid, Ka.Instalasi

f. Ketua Komite, Ketua SPI

1 2 3 4 5 6 3

6 Performance Index

2 x Basic Index

2 x Basic Index

3

TOTAL SCORE INDIVIDU ?

RUMUS:

Insentif(akhir) = ... (2.4)

STIKOM


(24)

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.4.1 Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada di negara tersebut.

Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan mencapai tujuan tertentu (Herlambang, 2005).

Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen pengendali. Sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengontrol dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya.

STIKOM


(25)

2.4.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung (Wahyono, 2004).

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Masukan perawatan dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi sedangkan sinyal untuk mendapatkan keluaran. Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem (Wahyono, 2004).

STIKOM


(26)

2.4.3 Informasi

Beberapa pengertian tentang informasi adalah sebagai berikut:

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu (Jogiyanto, 2005).

Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya berjudul Management Information System, informasi adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai piker yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk prospek masa depan.

Menurut Barry E. Cushing dalam buku Accounting Information System and Business Organization, dikatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.

Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku Management Control Syste, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya.

Menurut Stephen A. Moscope dan Mark G. Simkin dalam bukunya Accounting Information System: Concept and Practise mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

STIKOM


(27)

2.4.4 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness), dan relevan (relevance). Yang dimaksud dengan akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Sedangkan tepat waktu berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat dan yang terakhir relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya (Wahyono, 2004).

2.4.5 Siklus Informasi

Pengolahan data menjadi suatu informasi dapat digambarkan sebagai sebuah siklus yang berkesinambungan seperti berikut :

DATA

PROSES

INFORMASI

KEPUTUSAN

TINDAKAN

HASIL TINDAKAN

Gambar 2.1 Siklus Informasi (Wahyono, 2004)

2.4.6 Karakteristik Informasi

Setiap informasi, memiliki beberapa karakteristik yang menunjukkan sifat dari informasi itu sendiri. Karakteristik-karakteristik informasi tersebut adalah (Wahyono, 2004):

STIKOM


(28)

a. Benar atau salah

Karakteristik tersebut berhubungan dengan sesuatu yang realis atau tidak dari sebuah informasi.

b. Baru

Sebuah informasi dapat berarti sama sekali baru bagi penerimanya. c. Tambahan

Sebuah informasi dapat memperbaharui atau memberikan nilai tambah pada informasi yang telah ada.

d. Korektif

Sebuah informasi dapat menjadi bahan koreksi bagi informasi sebelumnya, salah atau palsu.

e. Penegas

Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, hal ini masih berguna karena dapat meningkatkan persepsi penerima atas kebenaran informasi tersebut.

2.4.7 Nilai Informasi

Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang.

Sedangkan parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi tersebut, ditentukan dari dua hal pokok yaitu : manfaat (use) dan biaya (cost). Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat

STIKOM


(29)

ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya (Wahyono, 2004).

2.4.8 Sistem Informasi

Data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapar berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunannya (Herlambang, 2005).

Definisi lain dari sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

2.5 Analisis dan Perancangan Sistem

Langkah pertama dari kerja seorang sistem adalah mempelajari sistem yang berjalan pada perusahaan dimana user bekerja beserta dengan segala permasalahannya (Sutabri, 2004:127). Tujuan dari pembahasan sistem yang berjalan ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang bentuk permasalahan yang ada pada organisasi tersebut sehingga mengurangi kesalahpahaman antara sistem analis dengan user. Selain itu juga untuk

STIKOM


(30)

mempertegas bentuk logika sistem, sistem berjalan secara konsepsional sebagai bahan acuan untuk menyusun rancangan sistem yang akan diusulkan. Adapun kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut (Sutabri, 2004:127).

1. Kegiatan mengumpulkan data awal.

2. Kegiatan menyusun dan mengklasifikasikan data awal. 3. Kegiatan menginterpretasikan serta mengevaluasi data awal.

Analisis sistem dapat didefinikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya (Jogiyanto, 1999:129). Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang dilakukan oleh analis sistem (Jogiyanto, 1999:130).

1. Identify (mengidentifikasi masalah).

2. Understand (memahami kerja dari sistem yang ada). 3. Analyze (menganalisis sistem).

4. Report (membuat laporan hasil analisis).

Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi

STIKOM


(31)

terhadap kriteria yang ada serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi. Ada 7 (tujuh) tahap siklus hidup pengembangan sistem sebagai berikut (Kendall dan Kendall, 2003:11).

1. Mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan.

Tahap ini berarti penganalisis mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai yang berarti bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa yang terjadi di dalam bisnis.

2. Menentukan syarat-syarat informasi.

Dalam tahap ini, penganalisa menentukan apa saja yang menentukan syara-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat di antaranya adalah wawancara dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

3. Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem.

Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lgi, perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis. 4. Merancang sistem yang direkomendasikan.

Dalam tahap ini, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi serta mencakup perancangan file-file atau basis data yang bisa menyimpan data-data yang diperlukan oleh pembuat keputusan. Dalam tahap ini, penganalisa juga merancang output (baik pada layar maupun hasil cetakan).

5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak.

STIKOM


(32)

Dalam tahap ini dilakukan pengembangan suatu perangkat lunak awal yang dibutuhkan.

6. Menguji dan mempertahankan sistem.

Sebelum sistem informasi dapat digunakan maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu.

7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem.

Di tahap terakhir dalam pengembangan sistem ini dilakukan implementasi sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan sistem. Evaluasi yang ditujukan sebagai bagian dari tahap terakhir dari siklus hidup pengembangan sistem biasanya dimaksudkan untuk pembahasan. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem.

2.6 Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personil terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dan Amalia, 2003).

2.6.1 Tugas Rumah Sakit

Pada umumnya tugas rumah sakit ialah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

STIKOM


(33)

dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar dan Amalia, 2003).

2.6.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah sakit umum pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum kelas A, B, C, dan kelas D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik, dan peralatan (Siregar dan Amalia, 2003).

1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.

2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas.

3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.

4. Rumah sakit umum kelas D adlaah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

Beberapa ketentuan yang penting dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 ialah:

1. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik.

STIKOM


(34)

2. Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik pemerintah baik Pusat, Daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara.

3. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit umum pemerintah kelas A dan B yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan tenaga medik oleh Fakultas Kedokteran.

4. Klasifikasi rumah sakit umum adalah pengelompokkan rumah sakit umum berdasarkan pembedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan.

5. Pelayanan medik spesialistik dasar adalah pelayanan medik spesialistik penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah, dan kesehatan anak.

6. Pelayanan medik spesialistik luas adalah pelayanan medik spesialistik dasar ditambah dengan pelayanan spesialistik telinga, hidung, dan tenggorokan, mata, saraf, jiwa, kulit dan kelamin, jantung, paru, radiologi, anestesi, rehabilitasi medik, patologi klinis, patologi anatomi, dan pelayanan spesialis lain sesuai dengan kebutuhan.

7. Pelayanan medik subspesialistik luas adalah pelayanan subspesialistik di setiap subspesialistik yang ada.

8. Rumah sakit swadana adalah rumah sakit milik pemerintah yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsional secara langsung.

STIKOM


(35)

26

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem untuk perhitungan remunerasi khususnya insentif karyawan yang dilakukan pada RSU Haji Surabaya meliputi ruang lingkup permasalahan, analisis permasalahan, dan analisis kebutuhan sistem .

3.1.1 Ruang Lingkup Permasalahan

Proses awal yang dilakukan oleh tim remunerasi untuk melakukan perhitungan remunerasi khususnya insentif karyawan yaitu tim remunerasi mencetak ulang data jasa pelayanan tindakan yang terjadi dari setiap unit RSU Haji Surabaya. Tim remunerasi melakukannya setiap akhir bulan.

Dari data yang dicetak tersebut tim remunerasi akan mengelompokkan tarif jasa pelayanan yang diperoleh ke dalam prosentase proporsi berdasarkan: (a) jenis kelas pelayanan, (b) jasa pelayanan, (c) nama pelayanan, (d) jenis karyawan, dan (e) nama komponen, kemudian dihitung tarif proporsinya. Perolehan hasil tarif proporsi dikelompokkan kembali ke dalam prosentase distribusi berdasarkan distribusinya. Distribusi sendiri memiliki parameter sendiri yang berdasarkan jenis insentif dan kelompok remunerasinya. Dari perhitungan prosentase proporsi dan prosentase distribusi akan didapatkan hasil insentif langsung dan insentif tak langsung.

Perhitungan total insentif yang dilakukan adalah mengelompokkan index karyawan berdasarkan tabel index yang sudah ditetapkan. Setiap karyawan sudah memiliki nilai index masing-masing, dari nilai tersebut akan dihitung mengacu

STIKOM


(36)

pada tabel index dan menghasilkan total index masing-masing. Total index seluruh karyawan akan diakumulasikan untuk perhitungan total seluruh insentif.

Untuk melakukan proses perhitungan tersebut tim remunerasi membutuhkan waktu yang cukup lama karena tim remunerasi harus mencetak ulang data tarif jasa pelayanan yang ada. Kemudian mengelompokkan masing-masing tarif dan mengelompokkan index karyawan. Sehingga sering terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi atau laporan insentif rumah sakit yang dibuat.

3.1.2 Analisis Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi oleh tim remunerasi adalah belum adanya aplikasi yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang timbul dari analisis yang sudah dibuat. Pengamatan dimulai dengan melakukan analisis dan wawancara berdasarkan data pendukung yang dibutuhkan oleh tim remunerasi, kemudian proses perhitungan remunerasi yang sedang berjalan pada RSU Haji Surabaya dan penyampaian laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajer.

Hasil analisis permasalahan pada RSU Haji Surabaya terkait dengan proses remunerasi khususnya insentif karyawan, yaitu:

1. Tim Remunerasi

Dalam proses perhitungan remunerasi khususnya insentif karyawan, tim remunerasi bertugas untuk melakukan perhitungan serta pembuatan laporan remunerasi karyawan.

2. Manajer Rumah Sakit

Dalam proses remunerasi ini manajer rumah sakit menerima laporan remunerasi khususnya insentif karyawan secara lengkap.

STIKOM


(37)

Dari hasil analisis pada instalasi sistem informasi rumah sakit RSU Haji Surabaya pada saat proses perhitungan remunerasi khususnya insentif karyawan diperoleh beberapa masalah sebagai berikut.

1. Tim remunerasi masih harus mencetak hasil jasa pelayanan tindakan yang berasal dari setiap unit rumah sakit. Kemudian barulah tim remunerasi melakukan perhitungan insentif karyawan dengan cara menghitung satu per satu dari jasa pelayanan tindakan tersebut.

2. Proses perhitungan tersebut menghabiskan waktu yang cukup lama karena banyaknya jasa pelayanan tindakan dan tingkat kesalahan atau ketidakakuratan pada saat perhitungan satu per satu yang disebabkan tidak terintegrasinya data pendukung yang dibutuhkan.

3. Pembuatan laporan yang dibutuhkan pihak manajer tidak dapat diselesaikan dengan cepat, selain itu pihak manajer tidak dapat mengetahui besaran prosentase insentif karyawan setiap periodenya.

Berdasarkan analisis permasalahan yang dilakukan, maka gambaran yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan adalah sebagai berikut.

1. Membuat aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat terintegrasi langsung dengan data pendukung yang digunakan dalam proses perhitungan remunerasi.

2. Membuat aplikasi yang dapat melakukan perhitungan remunerasi secara cepat dan akurat sehingga dapat memperkecil tingkat kesalahan.

3. Membuat aplikasi pengajuan persetujuan insentif kepada manager, ini bertujuan jika terdapat perubahan pada data prosentase proporsi dan distribusi

STIKOM


(38)

maka tidak mempengaruhi terjadinya perubahan pada hasil perhitungan insentif yang telah disetujui.

4. Membuat aplikasi yang dapat memberikan informasi berupa laporan insentif karyawan setiap periode.

5. Membuat aplikasi yang dapat memberikan informasi grafik prosentase insentif karyawan setiap periodenya.

3.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Dalam pembuatan sistem remunerasi dibutuhkan beberapa data dari beberapa bagian, diantaranya:

1. Bagian Unit: data jenis kelas pelayanan, data jenis pelayanan, data pelayanan, data komponen tarif, data instalasi, data ruangan, transaksi pasien daftar, transaksi pasien masuk ruangan, transaksi tindakan pelayanan, dan transaksi detail tindakan pelayanan.

2. Bagian Kepegawaian: data jenis karyawan, data karyawan, data kelompok karyawan, data pendidikan karyawan, data golongan karyawan, data jabatan karyawan, data jenis jabatan, data jenis kelamin, data status karyawan, dan data jenis karyawan.

3. Tim Remunerasi: data proporsi, data distribusi, data jenis insentif, data kelompok remunerasi, data detail distribusi, dan data index.

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan aplikasi yang dibangun serta untuk memudahkan pemahaman terhadap sistem. Dalam merancang sistem yang baik, maka harus melalui

tahap-STIKOM


(39)

tahap perancangan sistem. Tahap-tahap perancangan sistem meliputi blog diagram, sistem flow, dfd, erd, dan rancangan desain inputoutput.

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Informasi Remunerasi

3.2.1 System Flow

System flow yang dibuat yaitu sistem tentang proses remunerasi khususnya insentif karyawan. System flow tersebut menggambarkan aliran proses dari proses pembuatan data yang diperoleh dari modul remunerasi, perhitungan-perhitungan insentif, hingga membuat laporan yang dibutuhkan bagian unit dan manager. Untuk lebih detailnya dari proses alir sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.

STIKOM


(40)

Gambar 3.2 Sistem Flow Sistem Informasi Remunerasi

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan aliran data yang terjadi di dalam sistem, sehingga dengan dibuatnya DFD ini akan terlihat arus data yang mengalir dalam sistem.

STIKOM


(41)

a. Context Diagram

Dalam context diagram dari sistem informasi remunerasi terdapat lima entity yaitu tim remunerasi, karyawan, keuangan, unit kerja dan manajer rumah sakit. Masukan pada sistem tersebut serta hasil yang diperoleh untuk masing-masing entity berbeda-beda. Tim remunerasi memberikan masukan berupa modul remunerasi, kemudian tim remunerasi akan memperoleh hasil SPJ inentif langsung, SPJ insentif tak langsung, SPJ insentif karyawan, dan prosentase insentif karyawan. karyawan memberikan masukan berupa data karyawan. Unit kerja berupa transaksi tindakan dan periode yang diinginkan, yang kemudian memperoleh SPJ insentif langsung dari sistem. Masukkan untuk manager rumah sakit serupa dengan unit kerja tetapi hasil yang diperoleh serupa dengan tim remunerasi. Sedangkan untuk keuangan akan memperoleh pengeluaran insentif acc dari manager. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.

Gambar 3.3 Context Diagram Sistem Informasi Remunerasi

STIKOM


(42)

b. Hirarki Input Proses Output

Hierarchy Input Process Output (HIPO) menggambarkan hirarki proses-proses yang ada dalam Data Flow Diagram. HIPO dari Sistem Informasi Remunerasi pada RSU Haji Surabaya memiliki 3 (tiga) proses yaitu, mengolah data, menghitung remunerasi, dan membuat laporan. Pada proses mengitung remunerasi memiliki sub proses yaitu menghitung insentif dan menghitung indexing karyawan. Sedangkan pada proses membuat laporan memiliki sub proses yaitu membuat SPJ insentif langsung, membuat SPJ insentif tak langsung, dan membuat laporan prosentase insentif per periode. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 HIPO Sistem Informasi Remunerasi

c. DFD Level 0

DFD Level 0 dari sistem informasi remunerasi adalah decompose dari context diagram yang menjelaskan secara terperinci tentang proses yang ada di dalam sistem tersebut. Proses-proses tersebut yaitu proses mengolah data, proses menghitung remunerasi, proses membuat laporan, dan proses ACC insentif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihar pada Gambar 3.5 berikut ini.

STIKOM


(43)

Gambar 3.5 DFD Level 0 Sistem Informasi Remunerasi

d. DFD Level 1 Sub Proses Mengolah Data

DFD leve 1 sub proses mengolah data merupakan hasil decompose dari DFD Level 0 proses mengolah data. Pada Gambar 3.5 proses mengolah data

STIKOM


(44)

memiliki 6 (enam) sub proses. Sub proses tersebut yaitu, membuat data proporsi, membuat data distribusi, membuat jenis insentif, membuat kelompok remunerasi, membuat detail distribusi, dan membuat data index. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.6 di bawah ini.

Gambar 3.6 DFD Level 1 Sub Proses Mengolah Data

e. DFD Level 1 Sub Proses Menghitung Remunerasi

DFD level 1 sub proses menghitung remunerasi memiliki 3 (tiga) sub proses. Sub proses tersebut yaitu menghitung insentif, menghitung indexing

STIKOM


(45)

karyawan, dan menghitung insentif karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.7 di bawah ini.

Gambar 3.7 DFD Level 1 Sub Proses Menghitung Remunerasi

3.2.3 Entity Relational Diagram (ERD)

Pada Entity Relational Diagram (ERD) akan dijelaskan relasi-relasi atau hubungan antar tabel dalam merancang Sistem Informasi Remunerasi pada RSU Haji Surabaya.

STIKOM


(46)

a. Conceptual Data Model (CDM)

Sebuah conceptual data model dengan ERD menggambarkan secara keseluruhan struktur basis data yang dirancang untuk suatu aplikasi. Gambar 3.8 berikut ini merupakan gambar dari CDM sistem informasi remunerasi.

Gambar 3.8 Conceptual Data Model (CDM) Sistem Informasi Remunerasi

b. Physical Data Model (PDM)

Sebuah Physical Data Model (PDM) menggambarkan secara detil konsep rancangan struktur basis data yang dirancang untuk suatu program

STIKOM


(47)

aplikasi. PDM merupakan hasil generate dari CDM. Pada PDM tergambar jelas tabel-tabel penyusun basis data beserta kolom-kolom yang terdapat pada setiap tabel sebagaimana terlihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Physical Data Model (PDM) Sistem Informasi Remunerasi

3.2.4 Struktur Tabel

Struktur perencanaan database aplikasi remunerasi pada RSU Haji Surabaya harus disesuaikan dengan DFD dan ERD yang telah dibuat, dimana database tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh user. Adapun table-tabel yang digunakan dalam aplikasi ini dapat dilihat pada Lampiran 1 Struktur Tabel.

STIKOM


(48)

3.2.5 Desain Interface

Dalam perancangan aplikasi desain interface digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi agar mudah dipahami oleh pembuat aplikasi. Desain interface berupa sitemap yang mudah dibaca dan rancangan berupa layout. Berikut ini sitemap dari sistem informasi remunerasi pada RSU Haji Surabaya.

Gambar 3.10 Sitemap Sistem Informasi Remunerasi.

Sitemap tersebut digunakan oleh 3 (tiga) user dan masing-masing user memiliki menu, antara lain:

STIKOM


(49)

1. Tim Remunerasai:

a. Menu Master, seperti: proporsi, distribusi, dan index.

b. Menu Proses Hitung, seperti: perhitungan insentif, indexing karyawan, dan perhitungan insentif tak langsung karyawan.

c. Menu Prosentase Insentif.

d. Menu Pembuatan Laporan, seperti: SPJ dokter, SPJ unit, SPJ insentif tak langsung, SPJ insentif tak langsung karyawan, prosentase insentif per periode.

2. Bagian Unit yaitu menu laporan yang dapat menampilkan SPJ unit.

3. Bagian Manager rumah sakit yaitu menu ACC insentif, menu prosentase insentif, menu laporan insentif yang dapat menampilkan SPJ dokter, SPJ unit, SPJ insentif tak langsung, SPJ insentif tak langsung karyawan.

Sedangkan untuk rancangan interface dapat dilihat pada gambar berikut ini.

1. Desain Interface Sub Menu Proporsi

Pada sub menu proporsi ini user yaitu admin (tim remunerasi) dapat memilih jenis kelas, jenis pelayanan, jenis karyawan, dan nama komponen. Ketika jenis pelayanan dipilih maka akan muncul detail nama tindakan/nama pelayanan. Kemudian memilih jenis karyawan, pada jenis karyawan hanya jenis karyawan ‘dokter’ dan ‘perawat’ saja yang muncul. Setelah itu memilih nama komponen dan memasukkan prosentase proporsi lalu menekan tombol ‘simpan’. Hasil inputan tersimpan dalam database tabel data proporsi dan ditampilkan dalam tabel kecuali untuk ‘nama tindakan/nama pelayanan’ tidak perlu ditampilkan pada tabel.

STIKOM


(50)

Jika admin ingin mengubah angka prosentase proporsi, admin dapat menekan icon pensil pada kolom ubah. Kemudian akan ditampilkan detail dari baris yang telah dipilih dan yang dapat diubah hanya angka prosentase proporsi saja lalu menekan tombol ‘ubah’. Setelah selesai mengubah, hasil inputan yang diubah akan kembali ditampilkan dalam tabel di bawahnya dengan kondisi prosentase proporsi yang baru serta database terupdate. Untuk tampilan desainnya dapat dilihat pada Gambar 3.11 berikut ini.

Gambar 3.11 Desain Interface Sub Menu Proporsi

STIKOM


(51)

2. Desain Interface Sub Menu Distribusi

Pada sub menu distribusi ini user admin dapat memilih jenis kelas, jenis pelayanan, nama distribusi, jenis insentif, dan kelompok insentif. Ketika memilih jenis kelas dan jenis pelayanan prosentase proporsi secara langsung akan terisi berdasarkan yang telah tersimpan pada data proporsi. Pada jenis insentif terdapat beberapa pilihan, jika yang dipilih adalah ‘insentif langsung’ maka kelompok karyawan tidak ada pilihan/kosong. Tetapi jika pilihan ‘insentif tak langsung’ pada jenis insentif yang dipilih maka kelompok karyawan memiliki beberapa pilihan yang harus dipilih. Selain itu masing-masing pilihan pada kelompok karyawan yang muncul harus diinputkan prosentase distribusi sendiri-sendiri lalu menekan tombol ‘simpan’.

Inputan yang dilakukan akan tersimpan pada database data detail distribusi dan ditampilkan dalam tabel dibawahnya. Admin dapat mengubah angka prosentase distribusi dengan menekan icon pensil pada kolom ubah di tabel yang ditampilkan. Kemudian akan ditampilkan detail baris yang telah dipilih dan yang dapat diubah hanya angka prosentase distribusinya saja lalu menekan tomboh ‘ubah’. Setelah selesai mengubahnya hasil inputan akan kembali ditampilkan dalam tabel di bawahnya dengan kondisi prosentase distribusi yan baru. Untuk tampilan desain sub menu distribusi ini dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut ini.

STIKOM


(52)

Gambar 3.12 Desain Interface Sub Menu Distribusi 3. Desain Interface Sub Menu Indexing

Pada sub menu indexing ini user admin memasukkan nama objek dan rating objek lalu menekan tombol ‘simpan’. Untuk kode index akan secara otomatis terisi (tidak mengisi manual). Nama objek dan rating objek yang telah dimasukkan tersimpan pada database data index dan ditampilkan pada tabel di bawahnya.

STIKOM


(53)

Serupa dengan sub menu proporsi dan sub menu distribusi jika admin melakukan kesalahan memasukkan nama objek dan rating objek, admin dapat mengubah dengan menekan icon pensil pada kolom ubah tampilan tabel. Kemudian dapat melakukan pembetulan inputan yang seharusnya lalu menekan tombol ‘ubah’. Setelah selesai akan ditampilkan kembali hasil pembetulan tersebut pada tabel di bawahnya dan database juga akan terupdate. Untuk tampilan desain sub menu indexing dapat dilihat pada Gambar 3.13 berikut ini.

Gambar 3.13 Desain Interface Sub Menu Indexing 4. Desain Interface Sub Menu Perhitungan Insentif

Pada sub menu perhitungan insentif ini user admin melakukan perhitungan insentif. Pertama yang dilakukan admin menampilkan transaksi tindakan dengan memilih periode (bulan dan tahun) serta jenis kelas yang akan dilakukan proses perhitungan lalu menekan tombol ‘tampil’. Semua transaksi tindakan akan ditampilkan. Setelah tampil admin dapat menekan tombol ‘proses’.

STIKOM


(54)

Hasil dari perhitungan akan ditampilan. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan proporsi serta distribusi yang terdiri dari insentif langsung dan insentif tidak langsung (kesra, pos remunerasi, direksi, dan non direksi). Pada perhitungan tersebut digunakan Rumus (2.1), Rumus (2.2), dan Rumus (2.3). Untuk tampilan dari desain sub menu perhitungan insentif dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Desain Interface Sub Menu Perhitungan Insentif 5. Desain Interface Sub Menu Indexing Karyawan

Pada sub menu indexing karyawan ini user admin memilih periode yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan index karyawan lalu menekan tombol ‘proses’. Hasil perhitungan index karyawan akan muncul pada tabel. Perhitungan ini berdasarkan data index yang dimiliki oleh karyawan dan dihitung dengan rating pada data index. Perhitungan indexing karyawan ini dilakukan

STIKOM


(55)

untuk mengetahui score yang dimiliki oleh masing-masing karyawan dan mengetahui total score dari seluruh karyawan. Untuk tampilan desain indexing karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.15 berikut ini.

Gambar 3.15 Desain Interface Sub Menu Indexing Karyawan 6. Desain Interface Sub Menu Perhitungan Insentif Karyawan

Pada sub menu perhitungan insentif karyawan ini user admin melakukan perhitungan insentif tak langsung karyawan. Admin memilih periode (bulan dan tahun) yang akan diproses lalu menekan tombol ‘proses’. Hasil perhitungan akan muncul pada tabel di bawahnya. Perhitungan perolehan insentif tak langsung karyawan menggunakan Rumus (2.4). Score index dari masing-masing karyawan kemudian terdapat total score index dari seluruh karyawan serta total pos remunerasi yang diperoleh akan ditampilkan. Sehingga insentif tak langsung karyawan bagi masing-masing karyawan juga akan muncul. Untuk tampilan desain sub menu perhitungan insentif karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.16.

STIKOM


(56)

Gambar 3.16 Desain Interface Sub Menu Perhitungan Insentif Karyawan 7. Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Langsung Unit

Pada sub menu SPJ insentif langsung unit ini user adalah unit dapat melihat insentif langsung perawat. User memilih periode (bulan dan tahun), jenis kelas, dan jenis karyawan yaitu perawat lalu menekan tombol ‘tampil’. Insentif langsung yang diterima karyawan (perawat) akan ditampilkan. Untuk tampilan desain dapat dilihat pada Gambar 3.17 berikut ini.

Gambar 3.17 Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Langsung Unit

STIKOM


(57)

8. Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Langsung Manager

Pada sub menu SPJ insentif langsung manager ini user yaitu manager dapat melihat informasi insentif langsung karyawan. Pertama yang dilakukan manager yaitu memilih peride (bulan dan tahun) lalu menekan tombol ‘tampil’. Kemudian manager menekan tombol ‘print’ barulah informasi detail dari SPJ insentif langsung yang diterima karyawan terlihat. Informasi tersebut adalah nama karyawan, jenis pelayanan, nama pelayanan serta detail dari total insentif yang diterima karyawan. Untuk mengetahui tampilan desain sub menu SPJ insentif langsung manager dapat dilihat pada Gambar 3.18 berikut ini.

Gambar 3.18 Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Langsung Manager

STIKOM


(58)

9. Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Tak Langsung Manager

Pada sub menu SPJ insentif tak langsung manager user yaitu manager memilih periode (bulan dan tahun) serta jenis kelas lalu menekan tombol ‘tampil’. Informasi perolehan insentif tak langsung akan ditampilkan pada tabel di bawahnya. Jika manager menekan tombol ‘print’ maka informasi SPJ insentif tak langsung lebih didetailkan berdasarkan perolehan dari jenis pelayanan dan dapat dicetak. Untuk tampilan desain sub menu SPJ insentif tak langsung dapat dilihat pada Gambar 3.19 berikut ini.

Gambar 3.19 Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Tak Langsung Manager

STIKOM


(59)

10. Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Karyawan Manager

Pada sub menu SPJ insentif karyawan manager user adalah manager memilih periode (bulan dan tahun) lalu menekan tombol ‘tampil’. Maka informasi total insentif yang diterima berdasarkan nama ruangan akan muncul pada tabel di bawahnya. Kemudian manager menekan tombol ‘print’ maka detail informasi SPJ insentif karyawan berdasarkan ruangan beserta nama karyawan dari setiap ruangan akan muncul. Total insentif adalah insentif langsung dan insentif tak langsung yang diperoleh setiap karyawan. Untuk tampilan desain sub menu SPJ insentif karyawan manager dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut ini.

Gambar 3.20 Desain Interface Sub Menu SPJ Insentif Karyawan Manager

STIKOM


(60)

51

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Implementasi Sistem

Tahap ini merupakan implementasi dari analisa dan desain sistem yang telah dibuat. Implementasi yang dibuat berdasarkan kebutuhan RSU Haji Surabaya dan digunakan agar dapat memudahkan pengguna untuk menggunakan Rancang Bangun Sistem Informasi Remunerasi. Berikut ini merupakan langkah dalam implementasi.

DESAIN SISTEM Desain Sistem

Membuat Database

Membuat program/

aplikasi

Implement asi aplikasi

Uji coba interface IMPLEMENTASI

Evaluasi aplikasi

Gambar 4.1 Langkah-Langkah Implementasi

Terdapat beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan dan dipersiapkan dari sistem yaitu, kebutuhan sistem baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak.

STIKOM


(61)

4.2.1 Kebutuhan Sistem

Untuk dapat menjalankan sistem ini maka diperlukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), baik dari sisi client maupun sisi server agar aplikasi dapat dijalankan pada komputer (client) yang berada pada satu jaringan dengan server. Berikut ini merupakan gambar arsitektur aplikasi yang dibuat.

Kepegawaian (data karyawan)

server

Unit

(transaksi tindakan)

Tim Remunerasi

Manajer RS Karyawan (data karyawan)

Gambar 4.2 Arsitektur Sistem Informasi Remunerasi

Aplikasi ini nantinya akan diletakkan pada server yang diakses secara offline. Adapun perangkat keras yang dimaksud yaitu:

a. Kebutuhan perangkat keras untuk server.

Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras Server

Perangkat Keras Spesifikasi

Motherboard : Gigabyte GA-P31-ES3G (P31,1333/1066/800,DC D2 1066,Pcx)

Processor : E2220 (2.4 Ghz) 800,C1Mb Box Memory : Corsair 2Gb DDR 2

Harddisk : Seagate 1Tb SATA-II 16Mb

Lan Card : Gigabit Ethernet Card UTP 10/100/1000 32 Bit

STIKOM


(62)

Tabel 4.1 Lanjutan Monitor : LG 19 Inch L197WSB

Casing : Power Logic GTX 2000 500W Keyboard &

Mouse

: Logitech KB Classic Plus + Ms Optical Black

b. Kebutuhan perangkat keras untuk client.

Tabel 4.2 Kebutuhan Perangkat Keras Client

Perangkat Keras Spesifikasi

Motherboard : Gigabyte GA-G31M-ES2C (G31,1333/1066/800,DC D2 800,PCX,V)

Processor : E2220 (2.4 Ghz) 800,C1Mb Box Memory : V-GEN 2Gb PC 5300

Harddisk : Seagate 250 Gb SATA-II 2Mb Lan Card : Ethernet Card UTP 10/100 32 Bit Monitor : LG 16 Inch 1642S

Casing : Power Logic Futura 500 450W Keyboard &

Mouse

: Logitech KB Classic Plus + Ms Optical Black

c. Kebutuhan perangkat lunak untuk server dan dalam pembuatan aplikasi ini adalah:

Tabel 4.3 Kebutuhan Perangkat Lunak

Server Pembuatan Aplikasi

1. Sistem Operasi Windows Xp. 2. Xampp for windows (sudah

termasuk Apache2, MySQL,

PHPMyadmin, FileZilla)

3. Microsoft internet Explorer, Mozilla sebagai web browser.

1. Sistem Operasi Windows 7.

2. Web server Apache atau sejenisnya yang dapat menjalankan PHP. 3. Basis data untuk pengolahan data

menggunakan Oracle 10g.

4. Untuk perancangan sistem menggunakan PowerDesigner 6 32-bit.

5. Untuk dokumentasi menggunakan Microsoft Office Word 2007. Komponen yang digunakan adalah Extjs dan Jquery.

Setelah implementasi hardware dan software terpenuhi, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan program atau aplikasi “Sistem

Informasi Remunerasi RSU Haji Surabaya”. Implementasi dari program ini akan

dijelaskan dalam tampilan-tampilan program sebagai berikut.

STIKOM


(63)

1. Tampilan Form Login

Pada saat program pertama kali dijalankan tampilan menu yang pertama kali muncul adalah menu login. Untuk mengakses menu utama dari aplikasi user dalam hal ini admin (tim remunerasi), unit, dan manager diharuskan memasukkan username dan password yang benar sebagai verifikasi user. Tampilan menu login dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Tampilan Form Login

2. Tampilan Menu Master

Tampilan menu master akan muncul jika user telah memasukkan username dan password dengan benar sebagai admin. Tampilan menu master juga menjadi tampilan menu utama admin. Pada tampilan menu ini terdiri dari beberapa menu antara lain: master, proses hitung, dan pembuatan laporan. Selain itu terdapat beberapa sub menu pada masing-masing menu. Untuk kegunaan

STIKOM


(64)

menu-menu dan sub menu tersebut akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Untuk tampilan menu master dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tampilan Menu Master

3. Tampilan Sub Menu Proporsi

Tampilan sub menu proporsi akan muncul pada halaman pertama menu master. Sub menu ini digunakan admin untuk memasukkan prosentase proporsi. Dimulai dengan memilih jenis kelas, jenis pelayanan, jenis karyawan, nama komponen, dan mengisikan besar prosentase proporsi. Untuk tampilan sub menu proporsi dapat dilihat pada Gambar 4.5.

STIKOM


(65)

Gambar 4.5 Tampilan Sub Menu Proporsi

4. Tampilan Sub Menu Distribusi

Jika admin menekan sub menu distribusi pada menu master maka admin dapat memasukkan prosentase distribusi. Dimulai dengan memilih jenis kelas dan jenis pelayanan yang kemudian prosentase proporsi akan terisi sesuai pilihan dari proporsi yang sudah tersimpan. Dilanjutkan memilih nama distribusi, jenis insentif, kelompok remunerasi, dan memasukkan prosentase distribusi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini.

STIKOM


(66)

Gambar 4.6 Tampilan Sub Menu Distribusi

5. Tampilan Sub Menu Indexing

Jika sub menu indexing pada menu master dipilih maka admin dapat memasukkan data index. Diawali dengan memasukkan nama objek dan rating index. Data tersebut memiliki kode index yang secara otomatis muncul. Berikut ini Gambar 4.7 yaitu tampilan sub menu indexing.

STIKOM


(67)

Gambar 4.7 Tampilan Sub Menu Indexing

6. Tampilan Menu Proses Hitung

Ketika admin memilih menu proses hitung, maka akan tampak beberapa sub menu yang terdapat pada menu ini. Menu ini merupakan menu kedua yang dimiliki oleh admin. Berikut ini Gambar 4.8 yaitu tampilan menu proses hitung.

Gambar 4.8 Tampilan Menu Proses Hitung

STIKOM


(68)

7. Tampilan Sub Menu Perhitungan Insentif

Tampilan sub menu perhitungan insentif akan muncul ketika admin memilih menu proses hitung. Sub menu ini digunakan untuk menghitung insentif. Admin pertama kali akan menampilkan total tarif pada transaksi tindakan jasa pelayanan dengan memilih periode berdasarkan bulan dan tahun serta jenis kelas. Setelah transaksi yang dipilih muncul maka dapat dilakukan proses perhitungan insentif. Tampilan sub menu perhitungan insentif dapat dilihat pada Gambar 4.9 serta hasil proses perhitungan dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut ini.

Gambar 4.9 Tampilan Sub Menu Perhitungan Insentif

STIKOM


(69)

Gambar 4.10 Hasil Proses Perhitungan Insentif

8. Tampilan Sub Menu Indexing Karyawan

Tampilan sub menu indexing karyawan merupakan sub menu kedua pada menu proses hitung. Pada sub menu ini akan menampilkan rincian index yang dimiliki karyawan. Setelah itu menekan tombol proses untuk menghitung score index karyawan. Gambar 4.11 merupakan tampilan sub menu indexing karyawan dan Gambar 4.12 merupakan hasil score index karyawan.

Gambar 4.11 Tampilan Sub Menu Indexing Karyawan

STIKOM


(70)

Gambar 4.12 Hasil Score Index Karyawan

9. Tampilan Sub Menu Perhitungan Insentif Karyawan

Tampilan sub menu perhitungan insentif karyawan merupakan sub menu terakhir menu proses hitung. Admin memasukkan periode yang diinginkan kemudian menekan tombol tampil. Pada sub menu ini akan menampilkan insentif tak langsung karyawan. Gambar 4.13 merupakan tampilan sub menu perhitungan insentif karyawan.

Gambar 4.13 Tampilan Sub Menu Perhitungan Insentif Karyawan

STIKOM


(71)

10. Tampilan Menu Laporan Insentif

Menu Laporan Insentif merupakan menu untuk manager dan unit. Untuk user manager menu ini memiliki 3 (tiga) sub menu antara lain, sub menu spj insentif langsung, sub menu insentif tak langsung, dan sub menu insentif karyawan. Sedangkan untuk user unit memiliki 1 (satu) sub menu yaitu sub menu spj insentif langsung. Tampilan menu laporan insentif manager dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan tampilan menu laporan insentif unit dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.14 Tampilan Menu Laporan Insentif Manager

Gambar 4.15 Tampilan Menu Laporan Insentif Unit

STIKOM


(72)

11. Tampilan Sub Menu SPJ Insentif Langsung

Tampilan sub menu spj insentif langsung untuk manager dan unit berbeda, seperti pada Gambar 4.14 manager akan memasukkan periode yang diinginkan beserta jenis kelas kemudian menekan tombol tampil. Maka akan muncul insentif langsung yang akan diterima oleh karyawan yang melakukan tindakan secara langsung, seperti pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Tampilan Sub Menu SPJ Insentif Langsung Manager

Pada Gambar 4.16 user menekan tombol print maka spj insentif langsung dapat langsung dicetak dan menghasilkan laporan lebih detailnya untuk masing-masing karyawan. Tampilan print spj insentif langsung dapat dilihat pada gambar 4.17.

STIKOM


(73)

Gambar 4.17 Tampilan Print SPJ Insentif Langsung

Sedangkan tampilan sub menu spj insentif langsung untuk unit seperti pada Gambar 4.15, unit akan memasukkan periode, jenis kelas, serta memilih jenis karyawan (jenis karyawan yang dimaksud adalah perawat). Setelah itu akan tampil nama karyawan berdasarkan periode, jenis kelas, serta insentif langsung yang akan diterima. Tampilan sub menu spj insentif langsung unit dapat dilihat pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Tampilan Sub Menu SPJ Insentif Langsung Unit

STIKOM


(74)

12. Tampilan Sub Menu SPJ Insentif Tak Langsung

Tampilan sub menu spj insentif tak langsung merupakan sub menu kedua untuk manager. Pada sub menu ini manager dapat mengetahui insentif tak langsung yang akan diterima oleh kesra, direksi, dan non direksi berdasarkan periode serta jenis kelas yang dipilih. Berikut ini Gambar 4.19 merupakan tampilan sub menu spj insentif tak langsung.

Gambar 4.19 Tampilan Sub Menu SPJ Insentif Tak Langsung

13. Tampilan Sub Menu SPJ Insentif Karyawan

Tampilan sub menu spj insentif karyawan merupakan sub menu ketiga dari menu laporan insentif untuk manager. Pada sub menu ini user akan memilih berdasarkan periode yang kemudian akan tampil informasi insentif langsung, insentif tak langsung dan total insentif yang diterima oleh karyawan. Jika manager

menekan tombol „print‟ maka akan muncul informasi spj insentif total insentif

yang diperoleh dari masing-masing ruangan. Gambar 4.20 berikut ini merupakan

STIKOM


(75)

tampilan sub menu spj insentif karyawan dan untuk tampilan informasi spj insentif total insentif masing-masing ruangan dapat dilihat pada Gambar 4.21.

Gambar 4.20 Tampilan Sub Menu SPJ Insentif Karyawan

Gambar 4.21 Tampilan Informasi Total SPJ Insentif Ruangan

STIKOM


(76)

Untuk implementasi aplikasi ini user dapat memanfaatkan sistem jaringan localhost dengan memanfaatkan sistem intranet atau jaringan LAN dimana setiap client dapat mengakses sistem sesuai dengan hak akses masing-masing selama user masih berada dalam area jaringan LAN. Selain itu untuk menggunakan program ini, terlebih dahulu dalam suatu komputer harus melakukan instalasi xampp agar aplikasi dapat berjalan tanpa perlu melakukan instalasi PHP dan apache. Kemudian adalah melukan start proses pada xampp yaitu start PHP dan apche agar aplikasi dapat berjalan di browser. Langkah-langkah implementasi hingga menjalankan aplikasi pada web server yaitu:

1. Membuat folder pada xampp-htdocs untuk tempat menyimpan aplikasi. 2. Memasukkan aplikasi/mengcopy hasil aplikasi dalam folder yang dibuat. 3. Membuka halaman di browser dengan mengetikkan localhost/[nama folder

yang dibuat].

4. Tampilan awal yang dibuka pada adalah tampilan login seperti pada Gambar 4.3.

4.2.2 Pengujian Interface

Pengujian ini dilakukan oleh Tim Remunerasi, Unit serta Manager RSU Haji Surabaya. Pengujian ini untuk melihat apakah program dan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sistem sudah sesuai dengan yang diharapkan. Yang dilakukan dalam tahap pengujian fungsi aplikasi adalah dengan menguji apakah semua input dari setiap kejadian pada aplikasi menghasilkan output/informasi sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini merupakan pengujian interface aplikasi.

STIKOM


(1)

Basic Index : 1 Capacity Index : 3

Risk Index : 3

Emergency Index : 3 Position Index : 3 Performance Index : 3

o Perhitungan untuk indexing karyawan adalah: Index karyawan × rating index = score index Basic Index : 34.08 × 1 = 34.08 Capacity Index : 9 × 3 = 27

Risk Index : 6 × 3 = 18 Emergency Index : 1 × 3 = 3 Position Index : 6 × 3 = 18

Performance Index : 68.16 × 3 = 204.48

o Jadi hasil perhitungan indexing atas nama dr. Lilik Andriani, SpTHT untuk Basic Index 34.08, Capacity Index 27, Risk Index 18, Emergency Index 3, Position Index 18, Performance Index 204.48 n. Contoh ke-4

o Diketahui index yang dimiliki karyawan adalah: Nama karyawan : dr. Ali Mahmud, Sp OG Index Basic Salary : 30.46

Index Pendidikan : 9.3 Index Resiko Kerja : 6 Index Jabatan : 1

STIKOM


(2)

90

Index Emergency : 6 Index Kinerja : 60.92

o Diketahui rating dalam master index adalah: Basic Index : 1

Capacity Index : 3

Risk Index : 3

Emergency Index : 3 Position Index : 3 Performance Index : 3

o Perhitungan untuk indexing karyawan adalah: Index karyawan × rating index = score index Basic Index : 30.46 × 1 = 30.46 Capacity Index : 9.3 × 3 = 27.9 Risk Index : 6 × 3 = 18 Emergency Index : 1 × 3 = 3 Position Index : 6 × 3 = 18

Performance Index : 60.92 × 3 = 182.76

o Jadi hasil perhitungan indexing atas nama dr. Ali Mahmud, Sp OG untuk Basic Index 30.46, Capacity Index 27.9, Risk Index 18, Emergency Index 3, Position Index 18, Performance Index 182.76

o. Contoh ke-5

o Diketahui index yang dimiliki karyawan adalah: Nama karyawan : Dr. Aminoe, SpM

STIKOM


(3)

Index Basic Salary : 26.5 Index Pendidikan : 9.6 Index Resiko Kerja : 6 Index Jabatan : 1 Index Emergency : 6 Index Kinerja : 53

o Diketahui rating dalam master index adalah: Basic Index : 1

Capacity Index : 3

Risk Index : 3

Emergency Index : 3 Position Index : 3 Performance Index : 3

o Perhitungan untuk indexing karyawan adalah: Index karyawan × rating index = score index Basic Index : 26.5 × 1 = 26.5 Capacity Index : 9.6 × 3 = 28.8 Risk Index : 6 × 3 = 18 Emergency Index : 1 × 3 = 3 Position Index : 6 × 3 = 18 Performance Index : 53 × 3 = 159

o Jadi hasil perhitungan indexing atas nama Dr. Aminoe, SpM untuk Basic Index 26.5, Capacity Index 28.8, Risk Index 18, Emergency Index 3, Position Index 18, Performance Index 159

STIKOM


(4)

92

Contoh di atas hanya sebagian saja untuk menunjukkan kebenaran perhitungan proporsi pada bulan september. Selanjutnya untuk lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 4.17 Indexing Karyawan

STIKOM


(5)

96

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan sistem, implementasi, analisa dan evaluasi, dari program aplikasi Sistem Informasi Remuenrasi RSU Haji Surabaya ini maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa:

1. Sistem Informasi Remunerasi dapat memudahkan tim remunerasi mengolah data penunjang remunerasi.

2. Sistem Informasi Remunerasi yang terintegrasi untuk memperoleh data pendukung dengan cara melihat relasi/tabel bentukan yang sudah ada.

3. Menghasilkan laporan perolehan insentif karyawan serta laporan prosentase total insentif karyawan untuk pihak manajer.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan tentang Rancang Bangun Sistem Informasi Remunerasi RSU Haji Surabaya, dapat diberikan saran untuk pengembangan sistem ini sebagai berikut:

1. Sistem dapat dikembangkan menjadi sistem yang lebih kompleks lagi dengan menggabungkan beberapa sistem yang telah ada, misalnya dengan mengabungkan aplikasi ini dengan aplikasi absensi karyawan rumah sakit. 2. Pengembangan sistem informasi remunerasi dengan menggunakan mobile

application sehingga dapat lebih praktis bagi pemakainya.

STIKOM


(6)

97

DAFTAR PUSTAKA

Fatta, Hanif Al. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Andi Offset, Yogyakarta.

Griffin, Ricky E. 1999. Management. Edisi kelima, New Jersey.

Herlambang, Soendoro dan Tanuwijaya, Haryanto. 2005. Sistem Informasi: konsep, teknologi, dan manajemen. Graha ilmu, Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M. 1998. Analisis Desain dan Desain Sistem Informasi. Elex Media Komputerindo. Jakarta.

Jogiyanto, H.M. 1999. Analisis & Desain Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta.

Kendall, K.E dan Kendall J.E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Prehallindo. Jakarta.

Keputusan Direktur Nomor: 188/ /KPTS/01.3/2011.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992

Subanegara, Hanna Permana. Modul Sistem Remunerasi RSU Haji Surabaya. 2011. RSU Haji Surabaya.

Sirait, Justine T. 2007. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Grasindo. Jakarta.

Siregar, Charles J.P. dan Amalia, Lia. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. EGC. Jakarta.

Surya, Mohamad. 2004. Bunga Rampai Guru dan Pendidikan. Edisi Pertama, PT Balai Pustaka. Jakarta.

Sutabri, Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta.

Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Graha Ilmu. Klaten.

STIKOM