Peranan Perencanaan Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
PERANAN PERENCANAAN ANGGARAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI
SUMATERA II
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
ARFI FAZRI HARAHAP 102101062
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur yang tak terhinggah penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas karuniaNya serta teriring salam dan shalawat kapada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW berkat limpahan rahmat dan hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaika tugas akhir ini.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan mereih gelar Ahli
Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Adapun tugas akhir ini yang berjudul tentang “Peranan Perencanaan Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II”.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan
masih terdapat kekurangan-kekurangan akibat keterbatasan yang penulis miliki.
Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran bagi
pengembangan ilmmu pengetahuan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa memberikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III
(3)
3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Kepada Orang Tua Penulis, Ayahanda Asran Fazri Harahap dan Ibunda
Sawiyah Lubis yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan
Penulis Ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada Staff dan Pegawai Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang telah
memberikan informasi kepada penulis dalam mengumpulkan dan megolah
data yang dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
8. Bapak Kali Amri Hutasuhut dan Ibu Asrita Des Harahap selaku orang tua
wali dari penulis dan buat adik-adik penulis, Ardila Fazri Harahap dan Ari
Fazri Harahap yang telah memberikan dukungan dan semangat demi
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Dan tidak lupa juga buat sahabat-sahabat penulis, Desy Fauziah Nasution,
Tri Julifan, Suci Dwi Putri, Dina Syavira Lubis, Dilla Yuni Sanra, Abdul
Aris, Syah Leni Fitri, Shara Ocvita dan sahabat-sahabat tim Futsal, sahabat
Alpha.Org serta teman-teman keuangan stambuk 2010 yang telah
(4)
10.Terima kasih juga kepada teman-teman magang kelompok 31, Mahmudan
Siregar, Fuadi Dalimunthe, Eva Suselvi dan Tiny yang juga memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis.
Akhirnhya penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi saya sendiri selaku penulis.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas jasa-jasa baik yang
telah mereka berikan kepada penulis.
Amin Ya Robbal Alamin.
Medan, September 2013
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Jadwal Penelitian dan Sistematika Penulisan ... 5
1.5.1 Jadwal Penelitian ... 5
1.5.2 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II 2.1 Sejarah Singkat Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II ... 8
2.1.1 Kementerian Pekerjaan Umum ... 8
2.1.2 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ... 14
2.1.3 Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ... 15
2.1.3.1 Visi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ... 15
2.1.3.2 Misi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ... 15
(6)
2.1.4 Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai ... 16
2.1.5 Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II ... 17
2.2 Struktur Organisasi ... 18
2.3 Uraian Pekerjaan ... 20
2.4 Kinerja Terkini ... 36
BAB III : PERANAN PERENCANAAN ANGGARAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II 3.1 Anggaran ... 39
3.1.1 Pengertian dan Manfaat Anggaran ... 39
3.1.2 Jenis-jenis Anggaran... 41
3.1.3 Keuntungan dan Kelemahan Anggaran ... 44
3.2 Perencanaan Anggaran ... 45
3.3 Peranan Perencanaan Anggaran ... 46
3.4 Peranan Perencanaan Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II ... 47
BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 50
4.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
(8)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Ketatalaksanaan Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap Perusahaan/lembaga baik dia berupa perusahaan swasta maupun
pemerintah (pusat ataupun daerah) pada umumnya didirikan dan menjalankan
kegiatan operasionalnya untuk mencapai beberapa tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Setiap perusahaan yang ingin bertahan dan tetap mengembangkan
dirinya dalam kondisi yang sehat dituntut untuk dapat mengantisipasi dan
mengendalikan faktor-faktor yang ingin mempengaruhi kelancaran operasi
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
tersebut.
Di dalam perusahaan banyak cara dan alat yang bisa dipergunakan untuk
mengurangi tingkat kesalahan dan penyimpangan dalam menjalankan kegiatan
perusahaan salah satunya adalah manajemen dan suatu perencanaan yang matang.
Dalam melaksanakan manajemen tersebut maka di butuhkan suatu anggaran yang
telah direncanakan terlebih dahulu sebelum anggran tersebut terealisasikan.
Perencanaan yang dimaksud merupakan suatu pemilihan alternatif yang
memungkinkan untuk dilaksanakan di masa depan dengan pertimbangan tujuan
yang dicapai dengan sumber ekonomi yang dimiliki. Adanya perencanaan akan
menjadi panduan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha yang akan
(10)
secara sistematis atas setiap kegiatan dan aktivitas perusahaan dalam menjalankan
tingkat likuiditasnya.
Di dalam suatu perusahaan perencanaan merupakan standar dalam suatu
anggaran. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan,
umumnya ditandai dengan kemajuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan
kesempatan di masa mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
perencanaan yang disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta disesuaikan
dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat ini, dimana perusahaan
tersebut harus mampu menggambarkan perjalanan perusahaannya di masa yang
akan datang.
Perlunya perencanaan anggaran pada suatu perusahaan/instansi adalah
untuk dapat menjabarkan gambaran tentang anggaran yang dibuat oleh instansi
tersebut dimana angran tersebut nantinya akan menjadi pedoman kerja secara
sistematis, selain itu juga untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi untuk meningkatkan tanggung jawab pada masing-masing karyawaan atas
pekerjaan yang telah menjadi kewajibannya. Anggaran harus tersusun secara teliti
dan sistematis serta berada pada batas-batas tertentu berdasarkan hasil yang
diperoleh sebelumnya.
Begitu pula dengan suatu instansi pemerintahan yang merupakan badan
hukum milik negara seperti pada Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang memiliki
anggran yang telah di rencanakan sebagai rincian dan pengguaan dana guna untuk
(11)
tersebut terdapat berbagai jenis mata anggaran yang telah direncanakan untuk
kebutuhan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Anggaran yang telah direncanakan tersebut
diharapkan dapat mendukung kelangsungan kegiatan dan mampu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Akan tetapi jika aktivitas yang dilakukan
tidak sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh perusahaan tersebut, maka
diperlukan tindakan pengoreksian terhadap hal-hal yang dianggap menyimpang
yang akan dapat menimbulkan suatu keraguaan dalam menyusun anggaran yang
rill terhadap perusahaan. Oleh sebab itu tindakan pengoreksian tersebut berguna
untuk mendeteksi dan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam
proses perencanaan anggran, dan diharapkan kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi akan segera diatasi sehingga apa yang menjadi tujuan perencanaan anggran
tersebut akan berjalan sesuai dengan kebutuhan perusahaan nantiya.
Kegiatan perencanaan yang di laksanakan harus memadai sesuai dengan
besarnya perusahaan/lembaga tersebut. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam
perusahaan atau organisasi merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lain. Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan perbedaan dalam
anggaran maka diperlukan suatu tindakan koreksi tersebut terhadap
penyimpangan yang terjadi, dan segera diatasi sehingga apa yang menjadi tujuan
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai
Sumatera II akan tetap dapat tercapai sesuai tujuan instansi tersebut. Melihat
begitu pentingya perencanaan dalam suatu anggaran bagi lembaga Kementerian
(12)
wilayah Sungai Sumatera II dalam menjalankan operasinya dan mencapai tujuan
atau sasaran yang ditentukan, oleh karena itu, penulis tertarik ingin mebahasnya
melalui penelitian dengan judul “Peranan Perencanaan Anggaran
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Apakah perencanaan anggaran sangat diperlukan oleh instansi tersebut?
2. Apakah perencanaan anggaran yang dibuat, sesuai dengan kebutuhan dari
instansi tersebut?
3. Apa saja peranan perencanaan anggaran yang ada di dalam instansi
tersebut?/peranan yang dibutuhkan oleh instansi tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada
Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumaera Utara.
2. Untuk mengetahui suatu gambaran yang jelas mengenai peranan
perencanaan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat jenderal
(13)
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian yang akan dilakukan penulis adalah
sebagai berikut :
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai anggaran
serta peranan dari anggran tersebut yang dibuat oleh Kementerian
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah
Sungai Sumatera II.
2. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan
bagi instansi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat jenderal Sumber
Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II dalam proses kerja demi
kelancaran kegiatan perusahaan tersebut.
3. Dapat dijadikan bahan refrensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang akan
melakukan penelitian dimasa yang akan datang.
1.5 Jadwal Penelitian dan Sitematika Penulisan 1.5.1 Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan ini dilakukan di instansi Kementerian Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II
yang bertempat di Jl.Jend. Besar A.H. Nasution No. 30 Medan. Jadwal kegiatan
(14)
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Minggu Ke
No Kegiatan 1 2 3
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Penulisan Laporan
Dalam kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan penelitian selama
beberapa minggu dimulai pada tanggal 15 Juli s/d 5 Agustus 2013 yang bertempat
di instansi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
1.5.2 Sistematika Penulisan
Adapun rincian sistematika penulisan tugas akhir ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian serta manfaat penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari
(15)
BAB II : PROFIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat termasuk
visi dan misi, balai besar wilayah sungai/balai wilayah sungai, satuan kerja balai
wilayah sungai sumatera II dan struktur organisasi, uraian pekerjaan serta kinerja
terkini yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
BAB III : PERANAN PERENCANAAN ANGGARAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan yaitu
mengenai anggaran, perencanaan anggaran dan peran perencanaan anggaran serta
Peranan Perencanaan Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan
saran-saran dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai
(16)
BAB II
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA
BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II
2.1 Sejarah Singkat Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II
2.1.1 Kementerian Pekerjaan Umum
Istilah Pekerjaan Umum adalah terjemahan dari bahasa Belanda
“Openbare Werken” yang pada zaman Hindia Belanda disebut “Waterstaat
Swerken”. Dilingkungan pusat pemerintahan dibina oleh Dept. Van Verkeer &
Waterstaat (Dept. V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept. Van
Guovernements Bedri Jven dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare Werken. Dept.
V & W dikepalai oleh seorang Direktur yang membawahi beberapa afdelingen
dan diensten sesuai dengan tugas dan/wewenang kementerian ini. Yang meliputi
bidang PU (Openbare Werken) termasuk afdeling Waterstaat dengan onder
afdelingen:
1. Lands Gebouwen
2. Wegen
3. Irrigatie & Assainering
4. Water Kracht
(17)
Disamping yang tersebut diatas, yang meliputi bidang PU (Openbare
Werken) juga afd. Havenwezen (pelabuhan), afd. Electriciteitswezen (kelistrikan)
dan afd. Luchtvaart (penerbangan sipil). Organisasi PU (Openbare Werken)
didaerah-daerah adalah sebagai berikut : di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur urusan Waterstaat/openbare werken diserahkan kepada Pemerintahan
Provinsi yang disebut “Provinciale Waterstaatdienst” dan dikepalai oleh seorang
Hoofd Provinciale Waterstaatdienst (H.P.W), diwilayah Gouv. Yogyakarta dan
Gouv. Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum/Waterstaat dijalankan oleh
“Sultanas Werken” (Yogyakarta), dan “Rijkswerken” (Surakarta),
Mangkunegaranwerken.
Disamping itu diwilayah Vorstenlander terdapat 3 organisasi
“Waterschap”, “s” Lands gebouwendienst, “ Regentschap Werken” dan
“Gremeente Werken”. Untuk daerah luar Jawa Gouv. Sumatera, Borneo
(Kalimantan) dan Grote Oost (Indonesia Timur) terdapat organisasi ”Gewestelijke
Inspectie v/d Waterstaat” dikepalai oleh seorang inspektur. Diwilayah Residentie
terdapat “Residentie Water Staatdienst” yang dahulu dikenal dengan nama
“Dienst der B.O.W” dan dikepala dinas ini biasa disebut “E.A.Q” (Eerst
Aanwzend Waterstaatsambtenar). Ketentuan yang dikeluarkan pada zaman Hindia
Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam lingkungan Pekerjaan
Umum dapat dibaca dalam “A.W.R”. 193 B.W.R 1934 dan “ W.V.O/W.V.V.”
Setelah Belanda menyerah dalam perang pasifik pada tahun 1942 kepada
Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3 wilayah
(18)
pusat pemerintahan tertinggi di Indonesia yang menguasai ke tiga wilayah
pemerintahan tersebut.
Dibidang Pekerjaan Umum pada tiap-tiap wilayah organisasi pemerintahan
militer Jepang tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman Hindia Belanda dan
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari pihak Jepang, kantor pusat “V &
W”. di Bandung dinamakan “Kotubu Bunsitsu”, sejak saat itu istilah ”Pekerjaan
Oemoem” (P.O), Oeroesan Pekerdjaan Oemoem (O.P.O), “Pekerjaan Umum”
(PU), disamping “Doboku” lazim dipergunakan.
Katubu Bonsitsu di Bandung hanya mempunyai hubungan dengan wilayah
pemerintahan di Jawa/Madura, hubungan dengan luar Jawa tidak ada. Organisasi
Pekerjaan Umum di daerah-daerah, di karesidenan-karesidenan pada umumnya
berdiri sendiri-sendiri. Sistem pelaksanaan pekerjaan ada yang mempergunakan
sistem dan nama jaman Ned. Indie, disamping menurut sistem Jepang.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, maka semenjak itu pemuda-pemuda Indonesia mulai
berangsur-angsur merebut kekuasaan pemerintahan dari tangan Jepang baik di pusat
pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun pemerintahan daerah-daerah. Sesudah
pemerintahan Indonesia membentuk kabinet yang pertama, maka para menteri
mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945)
berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V& W (dikenal
dengan nama “Gedung Sate”).
Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaan pemerintahan di Hindia
(19)
Akibat dari keinginan pemerintahan Belanda ini, terjadilah pertentangan fisik
dengan pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan tanah air berikut
gedung-gedung yang telah didudukinya., antara lain “Gedung Sate” yang telah menjadi
Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu (peristiwa bersejarah itu
dikenal dengan peristiwa “3 Desember 1945”). Pada waktu revolusi fisik dari
tahun 1945 s/d 1949, Pemerintahan Pusat RI di Jakarta terpaksa mengungsi ke
Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta begitu juga Kementerian PU.
Sesudah pemerintahan Belanda tahun 1949 mngakui kemerdekaan
Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta berpindah lagi ke
Jakarta. Sejak tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering mengalami
perubahan pimpinan dan organisasi, sesuai situasi politik pada waktu itu. Sebagai
gambaran garis besar organisasi PUT diuraikan sebagai berikut:
1. Sebelum tentara Belanda masuk ke Yogyakarta, susunan kementerian PU.
Perhubungan dapat dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 balai.
2. Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan
POU RIS dibagi dalam beberapa Departemen dan beberapa jawatan dan
beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari Dep. PU. RIS.
Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3
Departemen prae federal yaitu:
1. Departemen Verkeer, Enerrgie dan Mynbouw dulu (kecuali Mynbouw
yang masuk dalam kementeian kemakmuran)
2. Departemen Van Waterstaat di Wederopbouw
(20)
Penggabungan dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal dalam
satu Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu, supaya
hubungan 3 Departemen tersebut satu dengan yang lain menjadi sangat erat,
terlebih-lebih jika diingat bahwa untuk pembangunan negara akan diadakan
koordinasi dan rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan pula untuk
melancarkan semua tugas yang dibebankan kepada Kementerian Perhubungan
Tenaga dan PU.RIS. khusus pada permulaan terbentuknya Negara Kesatuan RI,
maka susunan kementerian berbeda.
Dalam masa prolog G 30 S PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI
suatu kabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet Dwuikora atau Kabinet
100 Menteri, dimana pada masa ini dibentuk Koordinator Kementerian. Tidak
luput Departemen PUT yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi
yang menjadi 5 Departemen dibawah Kompartemen PUT Kabinet Dwikora,
dipimpin Jenderal Suprajogi. Adapun Kompartemen PUT ketika membawahi
Departemen, antara lain:
1. Departemen Listrik dan Ketenagaan
2. Departemen Bina Marga
3. Departemen Cipta Karya Konstruksi
4. Departemen Pengairan Dasar
5. Departemen Jalan Raya Sumatera
Setelah peristiwa G 30 S PKI pemerintah segera menyempurnakan
Kabinet Dwikora dengan menunjuk Ir. Soekarni sebagai menteri PUT untuk
(21)
dipertahankan. Kabinet Ampera sebagai kabinet pertama dalam masa Orde Baru,
kembali organisasi PUT dibentukdengan Ir. Soekarni sebagai menteri. Dengan
Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17 juni 1968 No.3/PRT/1968 dan
dirubah dengan Peraturan Menteri PUT tertanggal 1 juni 1970 No.4/PRT/1970.
Departemen PUT telah memiliki suatu susunan struktur organisasi. Sebagai
gambaran lebih jauh pembagian tugas-tugas dalam lingkungan Departemen PUT,
maka pada waktu itu azas tugas-tugas PU telah diserahkan pada kewenangan
daerah itu sendiri.
Selanjutnya, pada awal kemerdekaan tahun 1945, nama Pekerjaan Umum
tetap dipergunakan dalam kabinet pertama Republik Indonesia yang diumumkan
tanggal 2 September 1945, dibawah Perdana Menteri Moh. Hatta, bernama
Kementerian Pekerjaan Umum, dengan Menterinya Abikusno Tjokrosoejoso,
seorang arsitek otodidak.
Kemudian sejak awal kemerdekaan sampai saat ini, dalam perjalanan
sejarahnya Departemen Kementerian PU telah berkali-kali berganti nama. Mulai
dengan nama Kementerian Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga, Departemen Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik,
Departemen pekerjaan Umum, Departemen Permukiman dan Pengembangan
Wilayah, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, sampai dengan
namanya saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam kabinet Indonesia
Bersatu dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kementerian
(22)
Meskipun berganti-ganti nama, akan tetapi esensi tugas pokok dan fungsinya tak
berubah, yaitu penyediaan pekerjaan umum dan permukiman.
2.1.2 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Penyelenggaraan pembangunan disektor pengairan/sumber daya air
dihadapkan pada berbagai tantangan yang makin kompleks, sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk serta peningkatan aktivitas masyarakat.
Sedemikian pentingnya arti air dalam kehidupan, sehingga UUD 1945 dalam
pasal 33 ayat (3) mengamanatkan bahwa air dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Agar amanah tersebut dapat dicapai dengan sebaik-baiknya,
perlu dilakukan upaya pengelolaan yang tepat dan terpadu sehingga dapat
diwujudkan kemanfaatan sumber daya air secara optimal dan berkelanjutan.
Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen
SDA) melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
provinsi, lintas berwenang negara, dan wilayah sungai strategis nasional. Ditjen
SDA juga memiliki kewenangan dalam menetapkan pola pengelolaan dan rencana
pengelolaan atas ketiga wilayah sungai tersebut.
Ditjen SDA mendasari pengelolaan pada sifat alami sumber daya air yang
tidak mengenal batas wilayah administrasi serta adanya hubungan sebab akibat
antara bagian satu dengan yang lain pada suatu siklus hidrologi. Oleh karena itu,
pengelolaan SDA haruslah dilakukan secara menyeluruh pada suatu kesatuan
(23)
kelestariannya (konservasi), yang memanfaatkannya (pendayagunaan), maupun
yang mungkin dapat terkena bencananya (pengendalian daya rusak).
2.1.3 Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
2.1.3.1 Visi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Tidak hanya melakukan pembangunan prasarana fisik, pengelolaan sumber
daya air yang dilakukan oleh Ditjen SDA juga memperhatikan penanganan
nonfisik, seperti gerakan kemitraan dan pemberdayaan para petani pengguna air,
dan juga didukung oleh basis data informasi. Dalam mengelola sumber daya air
Ditjen SDA mempunyai visi:
“Mewujudkan kemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan bagi
kesejahteraan seluruh rakyat di Indonesia”.
2.1.3.2 Misi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Untuk mewjudkan visi tersebut telah ditetapkan lima misi yang sejalan
dengan UU No. 7/2004, yakni:
1. Konservasi sumber daya air yang berkelanjutan.
2. Pendayagunaan sumber daya air secara adil untuk berbagai kebutuhan
masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas.
(24)
4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta, dan pemerintah
dalam pengelolahan sumber daya air.
5. Peningkatan keterbukaan dan ketersediaan data serta informasi dalam
pengelolahan sumber daya air.
2.1.4 Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai
Secara konsep, sumber daya air haruslah dikelola secara komprehensif
berdasarkan wilayah sungai, tidak berdasarkan wilayah administrasi. Untuk
mewujudkan konsep tersebut serta untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya
air yang menyeluruh dan berkelanjutan, dibentik Balai Besar dan Balai Wilayah
Sungai (BBWS & BWS) yang bertugas melaksanakan pengelolaan sumber daya
air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan kontruksi, serta operasi dan
pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pembentukan BBWS & BWS
merupakan konsekuensi logis dari adanya kewenangan dan tanggung jawab
pengelolaan sumber daya air sebagaimana diatur dalam UU no.7/2004 tentang
Sumber Daya Air pasal 14, 15, dan 16. Pemerintah Pusat melalui Departemen
Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai kewenangan melaksanakan
pengelolaan sumber daya air di wilayah yang bersifat lintas negara, lintas provinsi
dan strategi nasional.
Penentuan wilayah sungai di Indonesia mengacu pada keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No.11A/PRT/M/2006, sementara belum ditetapkan oleh
(25)
sungai di Indonesia menjadi 133 wilayah sungai, terdiri dari 4 buah wilayah
sungai Lintas Negara, 26 buah wilayah sungai Lintas Provinsi, 38 buah wilayah
sungai Strategis Nasional, dan 49 buah wilayah sungai Lintas Kabupaten/Kota
dalam Provinsi, dan 16 buah wilayah sungai dalam Kabupaten/Kota. Dari 133
wilayah sungai, 69 buah wilayah sungai merupakan wewenang dan tanggung
jawab Pemerintah Pusat.
Sampai saat ini telah dibentuk 12 BBWS dan 19 BWS yang tersebar
diberbagai provinsi. Dengan berbagai pertimbangan, dari 69 wilayah sungai
kewenangan pusat hanya 31 BBWS & BWS, sehingga satu BBWS & BWS
umumnya mempunyai wilayah kerja lebih dari satu wilayah sungai. Bahkan
terdapat satu wilayah sungai (Ciujung, Cidanau, Cidurian, Ciliwung, Cisadane,
dan Citarum) yang dikelola oleh tiga BBWS.
2.1.5 Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II) berada
dibawah pembinaan dan tanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya
Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Sumatera II berkedudukan di Jalan Jenderal Besar DR. A.H.
Nasution No. 30 Pkl. Masyhur Medan.
Dalam menjalankan kegiatannya BWSS II mempunyai tujuan dan tugas
pokok yang telah ditetapkan sesuai dengan keputusan Kepala Balai Wilayah
Sungai Sumatera II tentang “Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Pejabat Inti
(26)
tahun anggaran 2013 yang tertulis pada pasal 2 tentang Tujuan dan Tugas Pokok
yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Air serta untuk meningkatkan
persediaan air guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air secara efektif
dan efisien.
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Air.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air.
2.2 Struktur Organisasi
Adanya struktur organisasi yang menggambarkan tugas dan tanggung
jawab dari masing-masing pegawai serta dukungan perlengkapan-perlengkapan
yang dikelola dengan baik akan menghasilkan produktivitas yang akan
meningkatkan kinerja pegawai. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan
pelaksanan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kinerja pegawai
dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga apa
yang menjadi tujuan BWSS II dapat tercapai.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II telah memutuskan serta
menetapkan struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
guna untuk melaksanakan tujuan dan tugas pokok yang telah ditetapkan. Bagan
struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II)
(27)
Gambar 2.1
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KETATALAKSANAAN SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II
TAHUN ANGGARAN 2013
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II
KEPALA SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II
PARDOMUAN GULTOM, M.ENG.
PEJABAT PENGUJI SPM BENDAHARA
MUHAMMAD SOFYAN, S.E KARTI NI USMAN, S.E
PEJABAT PEMBUAT KOMI TMEN O & P SDA 2
BENDAHARA PEMBANTU PELAKSANA
ADMI NI STRASI
PERENCANA TEKNI K BI D. KTL, PP DAN OP SDA
PERENCANA TEKNI K BI D. PROGRAM DAN PELAPORAN
JUNI ATI SI REGAR, S.E FAI SAL I NDRA, A.Md ARRON LUMBAN BATU, ST DHEBY NOVI DA, S.T
PETUGAS ADMI NI STRASI UAKPB
PETUGAS AKUNTANSI UAKPA
PEJABAT PEMBUAT KOMI TMEN KETATALAKSANAAN
PEJABAT PEMBUAT KOMI TMEN PERANCANAAN DAN PROGRAM
PEJABAT PEMBUAT KOMI TMEN O & P SDA 1
EDI KESUMA, ST, M.Si KAMSI AH TARI GAN, ST, SP. AMAT PURBA, S.T JOHANNES SI NAGA, ST. Sp.1
(28)
Struktur Organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah
sebagai berikut:
A. Kepala Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
B. Pejabat Inti Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II terdiri dari:
1. Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran.
3. Bendahara Pengeluaran.
C. Dalam melaksanakan kegiatan para Pejabat Inti Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Sumatera II dibantu oleh:
1. Perencana Teknik Bidang KTTL, Perencanaan dan Program dan O&P
SDA.
2. Perencana Teknik Bidang Program dan Pelaporan.
3. Pelaksana Administrasi.
4. Petugas Akuntansi UAKPA.
5. Petugas Administrasi UAKPB.
6. Bendahara Pembantu.
7. Pelaksana.
2.3 Uraian Pekerjaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02 / PRT / M /
2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum
(29)
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah telah ditetapkan tugas dan tanggung jawab Pejabat Inti
Satuan Kerja terdiri dari:
A. Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja terutama pelaksanaan rencana
kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA).
2. Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam DIPA.
3. Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti
Satuan Kerja dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan.
4. Mengusulkan Struktur Organisasi dan Pembantu Pejabat Inti Satuan Kerja
yang dipimpinya sesuai kebutuhan yang selanjutnya ditetapkan Atasan
Langsung.
5. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran (gaji
non PNS, lembur, honor, vakasi dan perjalanan dinas).
6. Melakukan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan kegiatan
operasional Satuan Kerja kepada Pejabat yang melakukan tindakan yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja (Pejabat Pembuat
(30)
Perintah Pembayaran yang ditetapkan oleh Menteri selaku Pengguna
Anggaran/ Barang.
7. Menetapkan dan menandatangani Surat Keputusan Susunan Anggota
Panitia Pengadaan Barang/Jasa.
8. Menandatangani Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak (Dalam
hal Kepala Satuan Kerja merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen).
9. Menyetujui setiap Surat Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatangani
Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran
Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen ( Dalam hal Kepala Satuan
Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen).
10.Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh
Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran
Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk diteruskan kepada
Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran. (Dalam hal
Kepala Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen).
11.Menyampaikan laporan seluruh kegiatan Satuan Kerja sesuai peraturan
yang berlaku.
12.Melaporkan setiap terjadinya kerugian Negara menurut bentuk dan cara
yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggaran sesuai
(31)
13.Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan Sebagian dari Renacana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.
Tanggung jawab:
a. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan/ rencana kerja yang
tertuang dalam DIPA.
b. Bertanggung jawab atas semua penerimaan/pengeluaran anggaran Satuan
Kerja yang membebani APBN.
c. Bertanggung jawab atas kebenaran material setiap Surat Keputusan/ Surat
Perintah Kerja/ Kontrak yang ditandatanganinya serta akibat yang timbul
dari SK/SPK/ Kontrak tersebut. (Dalam hal Kepala Satuan Kerja
merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen).
d. Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan dan pencapaian
keluaran/output yang telah ditetapkan.
e. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan Barang
Milik/ Kekayaan Negara Satuan Kerja.
f. Bertanggung jawab atas tertib penatausahaan anggaran serta tertib
pengadaan barang dan jasa yang dialokasikan kepada satuan kerja yang
dipimpinnya sesuai peraturan yang berlaku.
g. Bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran melalui Atasan
(32)
B.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Inti Satuan Kerja 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II sebagai berikut:
1. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang / jasa yang meliputi
spesifikasi teknis barang / jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan
rancangan kontrak.
2. Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa.
3. Menandatangani Surat Perintah Kerja/Kontrak dengan persetujuan Kepala
Satuan Kerja.
4. Melaksanakan Kontrak dengan penyedia barang/jasa.
5. Mengendalikan pelaksanaan kontrak.
6. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian barang/jasa kepada KPA.
7. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada KPA dengan
berita acara penyerahaan.
8. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada KPA setiap triwulan.
9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
10.Dalam hal diperlukan PPK dapat mengusulkan kepada KPA mengenai
perubahan paket pekerjaan dan/atau perubahan jadwal kegiatan
(33)
11.Menetapkan tim pendukung, tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan
teknis (aanwijizer) untuk membantu pelaksanaan tugas ULP.
12.Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
13.Menandatangani fakta integritas.
14.Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam DIPA
sesuai kegiatannya masing-masing berdasarkan persetujuan Kepala Satuan
Kerja.
15.Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara
Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan yang
harus memuat secara lengkap identitas pekerjaan.
16.Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran, baik yang
dilakukan secara kontraktual maupun secara swakelola.
17.Menyiapkan dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
serta dokumen pendukungnya dan menyampaikan kepada Pejabat
Penguji/Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM) dengan
persetujuan Kepala Satuan Kerja.
18.Mengajukan tagihan/perintah pembayaran kepada Bendahara Pengeluaran
untuk pembayaran yang membebani uang persediaan.
19.Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DIPA dan
menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja selaku atasan
(34)
20.Menyusun usulan rencana kegiatan satuan kerja tahunan yang merupakan
bagian dari rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL)
untuk tahun berikutnya.
Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari
Kontrak/SPK atau keputusan dan surat bukti lainnya yang
ditandatanganinya.
b. Bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja atas realisasi keuangan
dan hasil/output kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana kerja yang
ditetapkan dalam DIPA, serta mutu hasil/output sesuai yang direncanakan.
2. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran:
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II, dengan Uraian Tugas sebagai berikut:
1. Menerima berkas SPP yang disampaikan oleh Pejabat Yang Melakukan
Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja.
2. Memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi check list kelengkapan
berkas SPP dan mencatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP.
3. Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh
keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas PAGU anggaran.
(35)
a. Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama
orang/perusahaan, alamat, No.rekening dan nama Bank).
b. Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya
dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang
tercantum dalam kontrak berkenaan).
c. Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan dana
yang tercantum dalam DIPA serta ketepatannya terhadap jadwal waktu
pembayaran guna meyakinkan bahwa tagihan yang harus dibayar belum
daluarsa).
6. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan
indikator kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak.
7. Menadatangani dan menerbitkan SPM sekurang kurangnya dalam rangkap
6 dengan ketentuan:
a. Lembar kesatu dan lembar kedua disampaikan kepada KPPN
pembayaran.
b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada Pejabat yang Melakukan
Pengujian dan Perintah Pembayaran.
c. Lembar Keempat disampaikan kepada Petugas Akuntasi/Verifikasi
keuangan.
d. Lembar kelima disampaikan kepada Pejabat yang melakukan Tindakan
yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pembuat
(36)
e. Lembar keenam disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.
8. Menyampaikan SPM yang telah ditandatanganinya ke KPPN setempat.
9. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai DIPA dan
menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II selaku Atasan Langsungnya.
Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengujian dan perintah
pembayaran serta akibat yang timbul atas tindakannya meliputi aspek
hukum, peraturan perundang-undangan dan tujuan pengeluaran.
b. Bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II.
3. Bendahara Pengeluaran
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II, sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pembukuan sleuruh transaksi keuangan yang
dilaksanakan Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II pada Buku
Kas Umum (BKU), Buku Pembantu, Buku Tambahan, serta buku buku
tambahan lainnya.
2. Menyiapkan rincian jumlah Pengajuan SPP UP, SPP TUP, SPP GUP serta
dokumen dokumen pendukung lainnya.
3. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP
(37)
selanjutnya menyampaikannya kepada Pejabat Yang Melakukan Pengujian
dan Perintah Pembayaran.
4. Menandatangani SPP LS yang pembayarannya melalui Rekening
Bendahara.
5. Melakukan pengamanan kas serta surat-surat berharga lainnya yang berada
dalam pengurusannya (Brankas) untuk menghindari terjadinya kerugian
negara.
6. Menguji kebenaran tagihan pembayaran Uang Persediaan meliputi
kesesuaian dengan akun, DIPA dan peraturan keuangan yang berlaku
sebelum dilakukan pembayaran.
7. Melakukan pembayaran melalui Uang Persediaan atas persetujuan pejabat
yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran
Belanja Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II untuk belanja
barang yaitu akun : 5211 (belanja barang operasional), 5212 (belanja
barang non operasional), 5221 (balanja jasa), 5231 (belanja pemeliharaan),
5241 (belanja perjalanan), dan 5811 (belanja lain-lain), dengan nilai
setinggi tingginya sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), kecuali
ada ketentuan lain dari Kementerian Keuangan.
8. Wajib menolak perintah bayar dari Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat
yang ditunjuk apabila persyaratan pembayaran tidak terpenuhi.
9. Menerima dan menyetor ke Rekening kas negara atas pajak dan
(38)
dan cara yang telah ditetapkan, tepat pada waktunya kepada
masing-masing instalansi yang terkait.
10.Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan bukti-bukti
pembukuan.
Tanggung jawab:
a. Bertanggung jawab atas pengelolaan uang persediaan.
b. Bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan Negara yang
berada dalam pengurusannya.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II.
C.Pembantu Pejabat Inti Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II 1. Perencana Teknik Bidang KTTL, Perencanaan dan Program dan O&P
SDA
Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut:
1. Pembinaan penyusunan program dan kegiatan pada unit pelaksana
Ketatalaksanaan, Perencanaan dan Program, Operasi & Pemeliharaan SDA
dan Barang Milik Negara.
2. Meneliti dan membantu penyusunan perencanaan pengadaan barang/jasa
kegiatan Ketatalaksanaan, Perencanaan dan Program, Operasi &
(39)
3. Membina, meneliti dan mengevaluasi dokumen-dokumen pengadaan
barang/jasa kegiatan Ketatalaksanaan, Perencanaan dan Program, Operasi
& Pemeliharaan SDA dan Barang Milik Negara.
4. Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan Ketatalaksanaan,
Perencanaan dan Program, Operasi & Pemeliharaan SDA dan Barang
Milik Negara baik secara teknis maupun administrasi.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kinerja pelaksanaan kegiatan
Ketatalaksanaan, Perencanaan dan Program, Operasi & Pemeliharaan SDA
dan Barang Milik Negara dan membuat laporan kepada Kepala Satuan
Kerja.
6. Dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja melaksanakan dan mengikuti
rapat-rapat koordinasi pelaksanaan kegiatan Ketatalaksanaan, Perencanaan
dan Program, Operasi & Pemeliharaan SDA dan Barang Milik Negara dan
melaporkan hasilnya kepada Kepala Satuan Kerja.
7. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Satuan Kerja baik diminta
maupun tidak diminta.
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Kerja
yang berkaitan dan sesuai bidang tugasnya.
Tanggung jawab:
Dalam melaksanakan tugasnya Perencana Teknik Bidang Ketatalaksanaan,
Perencanaan dan Program, Operasi & Pemeliharaan SDA dan Barang Milik
(40)
2. Perencana Teknik Bidang Program, Pelaporan (E-Monitoring)
Membantu melaksanakan sebagian Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut:
1. Pembinaan penyusunan program dan kegiatan pada masing-masing unit
pelaksana pengelolaan sumber daya air.
2. Mempersiapkan konsep arah kebijakan program kegiatan tahunan jangka
menengah dan jangka panjang pada SNVT.
3. Menghimpun/mengevaluasi laporan kinerja pelaksanaan program tahunan
yang disampaikan oleh masing-masing unit kegiatan pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air.
4. Dengan persetujuan Kepala SNVT melaksanakan dan mengikuti
rapat-rapat dalam rangka penyelarasan program dan melaporkan hasilnya
kepada Kepala SNVT.
5. Bekerjasama dengan Perencana Teknik yang lain dan Pejabat Pembuat
Komitmen melakukan pengujian dan penelitian atas program/kegiatan
yang diusulkan.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi secara administrasi dan phisik
terhadap arah dan kinerja pelaksanaan program.
7. Mempersiapkan dan mensosialisasikan norma, standar, pedoman dan
manual (NSPM) yang diperlukan sesuai peraturan yang berlaku.
8. Membina dan mendayagunakan Sumber Daya Manusia pada unit kerjanya.
9. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala SNVT baik diminta
(41)
10.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala SNVT yang
berkaitan dan sesuai bidang tugasnya.
Tanggung jawab:
1. Bertanggung jawab atas kebenaran program dan pelaporan Pemanfaatan
Daya Air yang dikerjakan.
2. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.
3. Pelaksana Administrasi
Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut:
1. Melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan, keskretariatan,
kesejahteraan, dan keselamatan kerja pada Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Sumatera II.
2. Menyusun rencana pengadaan kebutuhan-kebutuhan kegiatan, peralatan
dan perlengkapan serta bahan-bahan lainnya untuk Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Sumatera II.
3. Melaksanakan pengadaan dan penatausahaan barang-barang kebutuhan
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
4. Melaksanakan administrasi umum Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II.
5. Melaksanakan administrasi BMN Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
(42)
6. Melaksanakan kegiatan keamanan dan pengamanan di Lingkungan Satuan
Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
7. Membuat laporan secara berkala kepada Kepala Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Sumatera II.
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Kerja
Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang berkaikan dan sesuai bidang
tugasnya.
Tanggung jawab:
Pelaksana Administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
4. Petugas Akuntansi UAKPA
Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut:
1. Menerima copy data sumber seperti SPM, SP2D, STS dan DIPA pada
ADK BMN beserta pengantar (SP)/lembar pengontrol dari Bendaharawan.
2. Memastikan bahwa Data Sumber dan ADK tersebut kepada petugas
komputer.
3. Menerima Data Sumber yang diterima pada buku kontrol dan
mengirimkan DS dan ADK tersebut kepada Petugas Komputer.
4. Melakukan verifikasi laporan keuangan dan mengirimkannya besera ADK
ke KPPN, UAPPA-W, dan UAPPA-E1 sesuai jadual.
5. Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN.
6. Melakukan verifikasi atas CALK, dan mengirimkannya ke
(43)
Tanggung jawab:
a. Bertanggung Jawab atas kebenaran materi Laporan BMN dan LKB sesuai
standar Akuntansi Pemerintah.
b. Bertanggung Jawab kepada Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera II.
5. Petugas Administrasi UAKPB
Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut:
1. Menyusun Laporan Barang Milik Negara (Laporan BMN) dan Laporan
Kondisi Barang (LKB) Satuan Kerja sesuai dengan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
2. Menyampaikan Laporan BMN dan LKB kepada unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA) beserta Arsip Data Komputer (ADK)
untuk penyusunan neraca secara tepat waktu.
3. Menyampaikan Laporan BMN dan LKB kepada Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) beserta Arsip Data Komputer.
Tanggung jawab:
a. Bertanggung jawab atas kebenaran materi Laporan BMN dan LKB sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah.
b. Bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
(44)
6. Bendahara Pembantu
Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut:
1. Membantu Bendahara Pengeluaran didalam Pengelolaan Uang Persediaan
(UP).
2. Menyusun Laporan Keuangan yang dilakukannya sesuai DIPA dan
menyampaikannya kepada Bendahara Pengeluaran.
3. Bertanggung jawab atas pengelolaan Uang Persediaan (UP) yang
dilakukan atas aspek hukum, peraturan perundang-undangan dan tujuan
pengeluaran.
Tanggung jawab:
Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara Pembantu bertanggung jawab
kepada Bendahara Pengeluaran.
7. Pelaksana
Membantu melaksanakan sebagian tugas pejabat inti Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Sumatera II demi terlaksananya kegiatan-kegiatan yang menjadi
tugas pokok pada Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
2.4 Kinerja Terkini
Setiap perusahaan atau instansi memiliki visi dan misi yang harus
dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan membutuhkan waktu
(45)
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang
akan terus berupaya mewujudkan visi dan misinya yang telah ditetapkan. Tidak
mudah untuk mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi
dan kedisiplinan serta loyalitas dalam bekerja.
Untuk mendorong hasil yang maksimal dibutuhkan kinerja yang bermutu
dimana kinerja-kinerja tersebut dapat membantu mewujudkan misi yang menjadi
tujuan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai
Wilayah Sungai Sumatera II. Jadi kinerja terkini yang dijalankan lembaga/instansi
ini dimana kinerja tersebut yang menjadi tugas pokok yang telah ditetapkan antara
lain adalah:
1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Air serta untuk meningkatkan
persediaan air guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air secara efektif
dan efisien.
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Air.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air.
Kinerja yang dihasilkan atau yang sedang berjalan yang meliputi
kemampuan Sumber Daya Air guna untuk meningkatkan persediaan air
diantaranya adalah dengan memelihara dan meningkatkan kemampuan sungai,
danau, bendungan, irigasi, rawa dan pantai yang menjadi potensi dan prasarana
Sumber Daya Air guna untuk memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien.
Tidak hanya berupaya untuk meningkatkan tapi juga berupaya untuk
(46)
Tidak hanya sungai, danau, bendungan, irigasi, rawa dan pantai yang
menjadi potensi kinerja dari Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II namun Bandara Kualanamu
juga menjadi objek pengembangan Sumber Daya Air dan juga proyek-proyek lain
seperti:
1. Pembangunan Box Kulvert Kanalisasi Deli-Percut.
2. Divertion Structure Kanalisasi Deli-Percut.
3. Perkuatan Tebing Kanalisasi Deli-Percut.
4. Bendung Irigasi Batang Ilung.
5. Bendung Irigasi Batang Gadis.
6. Bendung Karet Bandar Sidoras.
7. Perkuatan Tebing Sungai.
Selain menjalalani kegiatan pokok, kegiatan-kegiatan yang diluar kegiatan
pokok juga tetap dilaksanakan. Misalnya saja kegiatan kerohanian seperti
perayaan hari-hari besar keagamaan misalnya hari raya Idul Fitri para pegawai
saling bersilaturahmi diacara halal bihalal yang dibuat bersama, sehingga kegiatan
ini mengandung nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup.
Tidak hanya rohani, para pegawai juga melakukan kegiata-kegiatan jasmani
seperti melakukan senam pagi disetiap hari jum’at pagi dan juga sesekali
(47)
PERANAN PERENCANAAN ANGGARAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI
SUMATERA II
3.1 Anggaran
3.1.1 Pengertian dan Manfaat Anggaran
Anggaran mempunyai peranan penting dalam setiap perusahaan/organisasi
maka setiap individu yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan perusahaan
terlebih dahulu harus memahami betul apa itu anggaran dan manfaat anggaran itu
sendiri.
Menurut Darsono dan purwanti (2008:2) “Anggaran ialah rencana tentang
kegiatan perusahaan yang mencangkup berbagai operasional yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan
dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis”.
Menurut Munandar (2001:3) definisi anggaran adalah “Suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang
dinyatakan dalam unit atau kesatuan moniter yang berlaku untuk jangka waktu
yang akan datang”. Anggaran dapat diartikan sebagai istilah perencanaan untuk
pengendalian menyeluruh sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk
perencanaan,pengorganisasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen.
(48)
1. Rencana, ialah suatu penentu terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan datang yang mempunyai spesifikasi khusus seperti
disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan organisasi,
dinyatakan dalam unit moniter.
2. Meliputi semua kegiatan organisasi, yaitu mencakup kegiatan yang akan
dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam organisasi.
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat
diterapkan pada berbagai kegiatan organisasi yang beranekaragam.
Adapun unsur moneter yang berlaku di Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Sumatera II yaitu unit “Rupiah”.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa
anggaran berlaku untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa
yang dibuat di dalam anggaran adalah taksiran (forecast) tentang apa yang
akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.
Peranan anggaran tidak terlepas dari kegiatan organisasi karena anggaran
mempunyai beberapa manfaat yang besar bagi organisasi tersebut. Darsono dan
Purwanti (2008:9) menyatakan “kegunaan anggaran ialah untuk perencanaan dan
pengendalian, evaluasi kinerja dan untuk mengarahkan perilaku manajer dan
karyawan”. Sedangkan Welsch (2000:5) mengatakan “Pengorganisasian dan
pengendalian adalalah tanggung jawab manajemen”
Menurut Welsch (2000:5) beberapa manfaat anggaran dalam proses
manajemen dalam organisasi di bidang perencanaan antara lain:
1. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang
(49)
2. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.
3. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan. 4. Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan.
5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. 6. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif dan efisien.
3.1.2 Jenis-jenis Anggaran
Menurut Nafarin (2004:22) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa
sudut pandang sebagai berikut:
1. Menurut dasar penyusunan anggaran terdiri dari:
a. Anggaran tetap (fixed budget), adalah anggaran yang dibuat untuk satu
tingkat satu kegiatan selama jangka waktu tertentu, dimana pada
tingkat kegiatan tersebut direncanakan pendapatan dan biaya.
Anggaran ini tidak memungkinkan adanya penyesuaian oleh karena
sudah tetap.
b. Anggaran variabel (flexible budget), adalah anggaran yang dibuat
berdasarkan pada kegiatan tingkat kegiatan. Prinsip dari anggaran ini
adalah bahwa untuk setiap tingkat kegiatan harus terdapat
norma-norma untuk kegiatan yang dikeluarkan. Norma-norma-norma ini merupakan
patokan dari pengeluaran-pengeluaran yang seharusnya pada
masing-masing tingkat kegiatan tersebut. Penyusunan anggaran ini dilakukan
dengan memperhatikan biaya tetap dan biaya variabel.
(50)
a. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode
anggaran.
b. Anggaran kontiniu, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki
anggaran yang telah dibuat misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan,
sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran ini untuk
keperluan modal kerja.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran yang
dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran ini biasanya
untuk keperluan investasi barang modal atau disebut juga anggaran
modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa
anggaran modal. Anggaran ini diperlukan sebagai dasar penyusunan
anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan
keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “anggaran induk
(master budget)”. Anggaran tidak merupakan konsilidasi rencana
(51)
tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan.
Anggaran triwulan dipecah lagi manjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran biaya operasional, adalah anggaran untuk menyusun
anggaran laporan laba rugi. Anggaran ini terdiri dari: anggaran
penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran beban usaha.
b. Anggaran keuangan, adalah anggaran untuk menyusun anggaran
neraca. Anggaran keuangan terdiri dari: anggaran kas, anggaran
piutang, anggaran persediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.
5. Menurut kemampuan didalam penyusunan anggaran, terdiri dari:
a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam
anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif
merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial, merupakan anggaran yang disusun secara tidak
lengkap. Anggaran yang hanya menyusun sebagian anggaran tertentu
saja. Misalnya, karena keterbatasan kemampuan, yang dapat disusun
hanya anggaran operasional saja.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran apropriasi (approriatation budget), adalah anggaran yang
dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan
(52)
b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi
(perusahaan) misalnya, untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan
oleh masing-masing aktifitas tidak melampaui batas.
3.1.3 Keuntungan dan Kelemahan Anggaran
1. Keuntungan Anggaran
Sistem anggaran memiliki biaya dan memerlukan pengorbanan tetapi
dibalik pengorbanan itu banyak keuntungan. Nafarin (2004:15) mengatakan
keuntungan anggaran antara lain adalah:
a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat penilai kelebihan dan kekurangan pada kemajuan kerja (progress) karyawan.
c. Menimbulkan rasa tanggung jawab kepada pegawai.
d. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
e. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana yang daoat
dimanfaatkan seefisien mungkin. f. Dapat memotivasi pegawai.
g. Dapat menjadi alat pendidikan bagi para manajer.
2. Kelemahan Anggaran
Merupakan begitu banyak keuntungan yang diperoleh dengan menyusun
anggaran, tetapi masih terdapat kelemahan yang membatasi anggaran.
Kelemahan-kelemahan anggaran menurut Nafarin (2004:16) antara lain:
a. Anggaran hanya merupakan rencana yang dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsure ketidakpastian.
b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga
yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
(53)
c. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran kurang efektif.
3.2 Perencanaan Anggaran
Setiap organisasi yang ingin bertahan, tumbuh ataupun menginginkan
bekerjanya organisasi secara lancar memerlukan adanya manajemen yang baik.
Dalam menciptakan suatu manajemen yang baik, organisasi tentu saja harus
memperhatikan dan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik pula.
Fungsi manajemen menurut Daft (2007:7) adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian.
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian tujuannya secara efektif dan
efisien. Nafarin (2004:4) menyatakan “perencanaan berarti menentukan
sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya. Perencanaan merupakan upaya antisipasi sebelum melakukan
sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.”
Sesuai dengan fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian, anggaran pun demikian. Hal ini
disebabkan karena anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan
fungsinya. Aspek lain yang penting dari perencanaan dengan menggunakan
anggaran adalah perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin. “Semua
belanja membutuhkan dana dan dana adalah sumber daya yang langka. Oleh
(54)
menguntungkan bagi perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah
menentukan rencana belanja dan sumber dana yang ada seefisien mungkin”
(Nafarin, 2004:20).
3.3 Peranan Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran tentu saja berperan penting terhadap suatu
organisasi. “Karena dengan melakukan perencanaan terhadap anggran akan
memaksa manajemen untuk merencanakan masa depan, paling tidak dalam aspek
keuangan disuatu organisasi. Dengan demikian manajemen dilatih untuk terbiasa
dalam melakukan simulasi dan analisis aspek keuangan” (Yuwono, Agus dan
Hariandy, 2005:30).
Perencanaan anggaran berperan dalam menciptakan kegiatan yang akan
dijalankan suatu organisasi dalam menentukan rencana strategis, rencana-rencana
jangka pendek, rencana laba, rencana operasional, dan rencana pengembangan
didalam organisasi tersebut. Perencanaan anggaran juga berperan penting terhadap
kemajuan suatu organisasi dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan organisasi tersebut dimasa yang akan datang.
Harahap (2001:11) mengatakan “rencana merupakan garis tentang
kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang” yang artinya rencana
berperan penting untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan. Harahap
(2001:11) juga mengatakan “rencana dirumuskan untuk mengambarkan apa yang
(55)
merupakan suatu peranan yang penting dalam hal menentukan serta mencapai
tujuan yang akan dicapai.
Peranan perencanaan anggaran sangat penting sebelum suatu perusahaan
membuat suatu anggran, dimana peran tersebut dapat memberikan suatu
gambaran tentang apa yang akan dibutuhkan oleh perusahaan dimasa yang akan
datang dan menimbang baik atau tidaknya anggaran tersebut untuk dipergunakan
oleh perusahaan tersebut.
3.4 Peranan Perencanaan Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada
Balai Wilayah Sungai Sumatera II pasti memerlukan anggaran untuk
mengujudkan visi dan misinya dengan efektif dan efisien. Pada proses
perencanaan anggaran, Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang
dipimpin langsung oleh Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
membentuk tim atau struktur pembentuk anggaran untuk dapat menjalankan tugas
yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).
Tim anggaran inilah yang menyusun rencana anggaran Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Sumatera II. Dalam penyusunan rencana anggaran tersebut,
melakukan banyak pertimbangan untuk merencanakan anggaran yang akan
(56)
1. Honor Operasional Satuan Kerja.
2. Honor Output Kegiatan.
3. Belanja Bahan.
4. Belanja Perjalanan Lainnya.
5. Belanja Perjalanan Lainnya (Job-Site).
6. Belanja Uang Makan PNS.
7. Belanja Tunjangan Kompensasi Kerja PNS.
8. Belanja Uang Lembur.
9. Belanja Honor Tetap.
10.Belanja Langganan Listrik.
11.Belanja langgganan Telepon.
12.Belanja Langganan Air.
13.Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya.
14.Belanja Keperluan Perkantoran.
15.Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat.
16.Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin.
17.Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan.
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II mempunyai usulan
Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan sebagian dari Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.
Juga melakukan berbagai analisa lainnya seperti:
1. Analisa terhadap penerimaan serta pengeluaran anggaran Satuan Kerja
(57)
2. Analisa terhadap biaya-biaya langsung yang mungkin akan dikeluarkan
yang berhubungan langsung dengan kebutuhan rutin, seperti
belanja-belanja kegiatan.
3. Analisa terhadap biaya-biaya yang terjadi di Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Sumatera II yang naik turunnya biaya tersebut dipengaruhi volume
kegiatan, seperti kegiatan yang tidak rutin dilakukan.
Berdasarkan analisa-analisa yang telah dilakukan tersebut Satuan Kerja
Balai Wilayah Sungai Sumatera II dapat menyusun anggran belanja usulan
Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan sebagian dari
RKA-KL.
Setelah tim anggaran selesai menyusun Rencana Kegiatan Satuan Kerja
Tahunan, kemudian Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan tersebut diserahkan
ke Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II untuk disetujui, setelah itu Rencana
Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang telah disetujui untuk menjadi anggran akan
diajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum. Kemudian akan disalurkan kembali
kepada Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang terealisasi dalam
bentuk APBN, sehingga Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II dapat
menjalankan kegiatan-kegiatannya sesuai dengan anggaran yang telah
(58)
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
4.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan
yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Anggaran yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II berperan
sebagai alat perencanaan karena instansi ini melakukan banyak
pertimbangan dan analisa dalam penyusunan rencana anggarannya
sebelum menetapkan anggaran. Dan instansi ini juga membentuk Tim
Anggaran yang bertugas untuk merencanakan serta menimbang dan
memutuskan rencana anggran yang akan dikeluarkan.
2. Peran utama dari perencanaan anggaran yang ada di Kementeria Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai
Sumatera II adalah untuk mempertimbangkan rencana anggaran yang akan
(59)
perkantoran, biaya listrik dan telepon, serta belanja-belanja lainnya yang
berhubungan dengan kebutuhan instansi tersebut.
3. Ternyata perencanaan anggaran sangat dibutuhkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai
Wilayah Sungai Sumatera II. Ini dapat terlihat pada tim Perencanaan
Anggaran yang telah dibentuk sedemikian rupa guna untuk menunjang
kinerja para pegawai dalam bekerja sama untuk menentukan anggaran
yang akan dikeluarkan.
4.2 Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk
kebaikan serta kemajuan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II:
1. Sebaiknya anggaran yang telah dibuat Satuaan Kerja Balai Wilayah
Sungai Sumatera II terbuka bagi seluruh pegawai, sehingga pegawai
termotivasi untuk mencapai target yang telah dianggarkan.
2. Analisa yang digunakan untuk merencanakan penyusunan anggaran
sebaiknya dilakukan secara seksama, sehingga setiap kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan
cepat dan tepat oleh Tim Pembuat Anggaran.
3. Tim Anggaran seharusnya lebih selektif untuk merencanakan serta
(60)
Wilayah Sungai Sumatera II demi tercapainya tujuan yang telah
ditargetkan.
4. Peranan dari pada perencanaan haruslah ditanamkan kepada seluruh
pegawai. Tidak hanya pegawai yang tergabung dalam Tim Pembentuk
Anggaran saja, namun seluruh pegawai juga harus berperan untuk
merencanakan apa yang menjadi kegiatan di Kementerian Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai
(61)
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 2003. Anggaran Perusahaan, Buku 1.
Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Daft, Richadr L. 2007. Manajemen. Edisi 5. Diterjemahkan oleh Edward
Tanujaya dan Shirly Tiolina. Jakarta : Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting, Penganggaran Perencanaan
Lengkap. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Munandar, M. 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengorganisasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi 1. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat.
Prawironegoro, Darsono dan Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Welsch,Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian
Laba. Diterjemahkan oleh Purwantiningsih dan Maudy Warouw. Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat.
Yuwono, Agus Indrajaya, Hariyandi. 2005. Penganggaran Sektor Publik. Dumai : Bayumedia.
(1)
1. Honor Operasional Satuan Kerja. 2. Honor Output Kegiatan.
3. Belanja Bahan.
4. Belanja Perjalanan Lainnya.
5. Belanja Perjalanan Lainnya (Job-Site). 6. Belanja Uang Makan PNS.
7. Belanja Tunjangan Kompensasi Kerja PNS. 8. Belanja Uang Lembur.
9. Belanja Honor Tetap. 10. Belanja Langganan Listrik. 11. Belanja langgganan Telepon. 12. Belanja Langganan Air.
13. Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya. 14. Belanja Keperluan Perkantoran.
15. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat. 16. Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin. 17. Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan.
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II mempunyai usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan sebagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya. Juga melakukan berbagai analisa lainnya seperti:
(2)
2. Analisa terhadap biaya-biaya langsung yang mungkin akan dikeluarkan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan rutin, seperti belanja-belanja kegiatan.
3. Analisa terhadap biaya-biaya yang terjadi di Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang naik turunnya biaya tersebut dipengaruhi volume kegiatan, seperti kegiatan yang tidak rutin dilakukan.
Berdasarkan analisa-analisa yang telah dilakukan tersebut Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II dapat menyusun anggran belanja usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan sebagian dari RKA-KL.
Setelah tim anggaran selesai menyusun Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan, kemudian Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan tersebut diserahkan ke Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II untuk disetujui, setelah itu Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang telah disetujui untuk menjadi anggran akan diajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum. Kemudian akan disalurkan kembali kepada Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang terealisasi dalam bentuk APBN, sehingga Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II dapat menjalankan kegiatan-kegiatannya sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan, disusun dan disepakati.
(3)
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
4.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Anggaran yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II berperan sebagai alat perencanaan karena instansi ini melakukan banyak pertimbangan dan analisa dalam penyusunan rencana anggarannya sebelum menetapkan anggaran. Dan instansi ini juga membentuk Tim Anggaran yang bertugas untuk merencanakan serta menimbang dan memutuskan rencana anggran yang akan dikeluarkan.
2. Peran utama dari perencanaan anggaran yang ada di Kementeria Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah untuk mempertimbangkan rencana anggaran yang akan
(4)
perkantoran, biaya listrik dan telepon, serta belanja-belanja lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan instansi tersebut.
3. Ternyata perencanaan anggaran sangat dibutuhkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Ini dapat terlihat pada tim Perencanaan Anggaran yang telah dibentuk sedemikian rupa guna untuk menunjang kinerja para pegawai dalam bekerja sama untuk menentukan anggaran yang akan dikeluarkan.
4.2 Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan serta kemajuan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II:
1. Sebaiknya anggaran yang telah dibuat Satuaan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II terbuka bagi seluruh pegawai, sehingga pegawai termotivasi untuk mencapai target yang telah dianggarkan.
2. Analisa yang digunakan untuk merencanakan penyusunan anggaran sebaiknya dilakukan secara seksama, sehingga setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik dan perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat dan tepat oleh Tim Pembuat Anggaran.
3. Tim Anggaran seharusnya lebih selektif untuk merencanakan serta menentukan anggaran-anggaran yang dibutuhkan oleh Satuan Kerja Balai
(5)
Wilayah Sungai Sumatera II demi tercapainya tujuan yang telah ditargetkan.
4. Peranan dari pada perencanaan haruslah ditanamkan kepada seluruh pegawai. Tidak hanya pegawai yang tergabung dalam Tim Pembentuk Anggaran saja, namun seluruh pegawai juga harus berperan untuk merencanakan apa yang menjadi kegiatan di Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 2003. Anggaran Perusahaan, Buku 1. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Daft, Richadr L. 2007. Manajemen. Edisi 5. Diterjemahkan oleh Edward
Tanujaya dan Shirly Tiolina. Jakarta : Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting, Penganggaran Perencanaan Lengkap. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Munandar, M. 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengorganisasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Edisi 1. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat.
Prawironegoro, Darsono dan Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Welsch,Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian
Laba. Diterjemahkan oleh Purwantiningsih dan Maudy Warouw. Buku
Satu. Jakarta : Salemba Empat.
Yuwono, Agus Indrajaya, Hariyandi. 2005. Penganggaran Sektor Publik. Dumai : Bayumedia.