Analisis Permintaan Kedelai pada Industri Kecap Di Indonesia
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI
PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
ROSARIA DEWI AFIFA. PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia dan perubahan pola
pangan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi memberikan peluang bagi
kedelai untuk memenuhi suplai protein di masa yang akan datang serta berperan
sebagai bahan baku pada berbagai industri pengolahan salah satunya adalah
industri kecap. Peranan pengolahan kedelai menjadi kecap sangat penting guna
meningkatkan permintaan, diversifikasi konsumsi, dan meningkatkan daya tahan
kedelai. Peranan lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan nilai tambah,
membagi pendapatan, dan meningkatkan devisa serta menyerap tenaga kerja.
Tujuan penulisa n skripsi ini adalah (1) menguraikan keragaan
perekonomian kedelai dan industri kecap di Indonesia, (2) menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan kedelai pada industri kecap.
Penelitian dilakukan sejak bulan Mei hingga Juni 2004 dengan
mengum pulkan data -data sekunder dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat
Statistik dan Departemen Pertanian serta beberapa literatur yang dapat
mendukung tujuan penelitian. Data sekunder yang digunakan berupa data time
series sejak tahun 1990 hingga tahun 2002. Pengolahan data menggunakan
software Minitab 13.1. Model yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
adalah model permintaan kedelai pada industri kecap dengan persamaan tunggal
yang diestimasi dengan teknik Kuadrat Terkecil Biasa (OLS / Ordinary Least
Square).
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah nilai R2 sebesar 0,713 artinya
71,3 persen keragaman permintaan kedelai pada industri kecap dijelaskan oleh
keragaman variabel-variabel dalam model sementara sisanya yaitu 28,7 persen
dijelaska n oleh variabel di luar model yang diduga disebabkan oleh kondisikondisi di luar model yang sesuai dengan kondisi kedelai di Indonesia saat ini
seperti menurunnya produksi dalam negeri sehingga impor kedelai selalu
meningkat setiap tahunnya, ketidakstabilan ekonomi di Indonesia, kurangnya
penggunaan teknologi untuk menghasilkan benih kedelai yang bermutu dan belum
berkembangnya varietas-varietas baru yang diminati oleh petani kedelai yang
sesuai dalam penggunaannya pada industri kecap serta mampu mensubstitusi
kedelai impor. Pada model permintaan kedelai pada industri kecap, peubah yang
berpengaruh nyata secara positif adalah harga kecap, nilai tukar rupiah, dan
perusahaan kecap. Sementara sisanya yaitu produksi kecap,harga kedelai,
permintaan kedelai tahun sebelumnya dan variabel dummy tidak berpengaruh
nyata terhadap model.
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
mengurangi tingkat pajak agar mendorong investor membuka usaha industri kecap
dan memberi kemudahan prosedur dalam mendirikan perusahaan kecap. Selain itu
kendala ketersediaan data menyebabkan model yang dirumuskan dalam penelitian
ini belum terpenuhi secara spesifik sehingga untuk penelitian lebih lanjut
disarankan untuk memperluas ruang lingkupnya. Dalam kaitan itu, peubah-peubah
ekonomi dan kebijakan yang relevan yang berkaitan dengan penggunaan kedelai
pada industri kecap yang belum tertangkap dalam model penelitian ini sedapat
mungkin perlu untuk dimasukkan ke dalam model.
Judul Skripsi : ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA
Nama
: Rosaria Dewi Afifa
NRP
: A08400037
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Idqan Fahmi, MEc.
NIP. 131803657
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr.
NIP. 130422698
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP DI
INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI
LAIN
ATAU
MEMPEROLEH
LEMBAGA
GELAR
LAIN
MANAPUN
AKADEMIK
UNTUK
TERTENTU.
TUJUAN
SAYA
JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI
SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2006
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 11 Januari 1983. Penulis
merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Agus Suyono
dan Ibu Sukari Tjiptaningsih. Pada tahun 1994 penulis menamatkan sekolah dasar
di SD Negeri Jatingaleh I Semarang, kemudian melanjutkan ke SLTP Maria
Immaculata Marsudirini Yogyakarta dan lulus pada tahun 1997. Penulis kemudian
melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 5 Yogyakarta dan lulus 3 tahun
kemudian yaitu pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program
studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya (EPS), Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Analisis Permintaan Kedelai Pada Industri Kecap di
Indonesia”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (SP) pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hasil penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, oleh
sebab itu diperlukan masukan, saran dan kritik yang membangun. Bersama
dengan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Idqan
Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu
dalam memberikan arahan, masukan dan bimbingan. Kepada orang tua serta
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil selama
proses penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2006
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada banyak
pihak yang telah membantu penulis selama ini :
1. Bapak dan Ibu yang dengan penuh kesabaran telah mendidik penulis dengan
kasih sayang dan senantiasa mendukung penulis serta tak henti-hentinya selalu
berdoa demi kesuksesan penulis dengan penuh ketulusan.
2. Bapak Ir. Idqan Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan
dan bimbingannya demi kesempurnaan skripsi ini, serta sebagai moderator
dalam seminar.
3. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen penguji utama atas segala saran dan
kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Murdianto, MSi
selaku dosen penguji komisi pendidikan atas
berbagai perbaikan dalam penulisan skripsi.
5. Ibu Tanti Noviyanti, SP, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas
arahannya selama penulis menuntut ilmu di IPB.
6. My only sister de’ sita yang ’nduuut, thanks for all ur support and giving me
happiness.
7. Aa’ (my best gift), makasih buat masukan, kritik, perhatian, kesabaran,
dukungan, kasih sayang dan doa... Itu semua bikin ocha jadi lebih ’tough’
8. Chu and Vien, thanks for being my best friends, of course it means a lot chu…
buat vien, no pain no gain girl… Mpit, thanks for ur support
9. Teman-teman EPS 37 : Gery, Etis, Arum, Desi, Ida, Oyen, Henny, Icha, Laely,
Metty, Mira, Nina, Nuva, Okta, Upix ( always can solve my problems with ur
idea,arigato ne ), Ratna, Sinta, Hara, Teni, Ulil, Witri, Amru, Riki, Broer,
Dwi, Ferly, Ivan, Sabar, Sidqi, Parno, Wildan [ miss u all so much guys,
yappari, bisa menyusul kalian, senangnya ..... ], Amir, Kaka’ Sanggam, Yegi
( cepatlah kalian !!! ).
10. Penghuni Ponytail Belakang : Kania, Shabrina, Mba’ Neni, Mitoel, Anul,
Ninit, Prima, Umul, Mba’ Susi, Entit, Cucu’, tinggal serumah dengan kalian
ternyata ..... mai nichi warau, exited, omoshiroii desu yo, makasih banyak buat
semuanya. Buat Febi thanks for the slide ’n being my operator.
11. Watashi no atarashii
kazoku : Hari san, Jawe san, Novan san, Imam san,
Nanang san, Dini san, Hendra san, Opik san, Tian san, Fitri san, Egi san, ichi
nen kan yoroshiku onegaishimashita, gonna miss all the day in Kaizuk a,
Toride, Ibaraki, Japan. Right ??
12. Semua sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan, namun jasa mereka turut
membentuk dan menjadikan penulis seperti sekarang ini.
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI
PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
ROSARIA DEWI AFIFA. PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia dan perubahan pola
pangan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi memberikan peluang bagi
kedelai untuk memenuhi suplai protein di masa yang akan datang serta berperan
sebagai bahan baku pada berbagai industri pengolahan salah satunya adalah
industri kecap. Peranan pengolahan kedelai menjadi kecap sangat penting guna
meningkatkan permintaan, diversifikasi konsumsi, dan meningkatkan daya tahan
kedelai. Peranan lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan nilai tambah,
membagi pendapatan, dan meningkatkan devisa serta menyerap tenaga kerja.
Tujuan penulisa n skripsi ini adalah (1) menguraikan keragaan
perekonomian kedelai dan industri kecap di Indonesia, (2) menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan kedelai pada industri kecap.
Penelitian dilakukan sejak bulan Mei hingga Juni 2004 dengan
mengum pulkan data -data sekunder dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat
Statistik dan Departemen Pertanian serta beberapa literatur yang dapat
mendukung tujuan penelitian. Data sekunder yang digunakan berupa data time
series sejak tahun 1990 hingga tahun 2002. Pengolahan data menggunakan
software Minitab 13.1. Model yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
adalah model permintaan kedelai pada industri kecap dengan persamaan tunggal
yang diestimasi dengan teknik Kuadrat Terkecil Biasa (OLS / Ordinary Least
Square).
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah nilai R2 sebesar 0,713 artinya
71,3 persen keragaman permintaan kedelai pada industri kecap dijelaskan oleh
keragaman variabel-variabel dalam model sementara sisanya yaitu 28,7 persen
dijelaska n oleh variabel di luar model yang diduga disebabkan oleh kondisikondisi di luar model yang sesuai dengan kondisi kedelai di Indonesia saat ini
seperti menurunnya produksi dalam negeri sehingga impor kedelai selalu
meningkat setiap tahunnya, ketidakstabilan ekonomi di Indonesia, kurangnya
penggunaan teknologi untuk menghasilkan benih kedelai yang bermutu dan belum
berkembangnya varietas-varietas baru yang diminati oleh petani kedelai yang
sesuai dalam penggunaannya pada industri kecap serta mampu mensubstitusi
kedelai impor. Pada model permintaan kedelai pada industri kecap, peubah yang
berpengaruh nyata secara positif adalah harga kecap, nilai tukar rupiah, dan
perusahaan kecap. Sementara sisanya yaitu produksi kecap,harga kedelai,
permintaan kedelai tahun sebelumnya dan variabel dummy tidak berpengaruh
nyata terhadap model.
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
mengurangi tingkat pajak agar mendorong investor membuka usaha industri kecap
dan memberi kemudahan prosedur dalam mendirikan perusahaan kecap. Selain itu
kendala ketersediaan data menyebabkan model yang dirumuskan dalam penelitian
ini belum terpenuhi secara spesifik sehingga untuk penelitian lebih lanjut
disarankan untuk memperluas ruang lingkupnya. Dalam kaitan itu, peubah-peubah
ekonomi dan kebijakan yang relevan yang berkaitan dengan penggunaan kedelai
pada industri kecap yang belum tertangkap dalam model penelitian ini sedapat
mungkin perlu untuk dimasukkan ke dalam model.
Judul Skripsi : ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA
Nama
: Rosaria Dewi Afifa
NRP
: A08400037
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Idqan Fahmi, MEc.
NIP. 131803657
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr.
NIP. 130422698
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP DI
INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI
LAIN
ATAU
MEMPEROLEH
LEMBAGA
GELAR
LAIN
MANAPUN
AKADEMIK
UNTUK
TERTENTU.
TUJUAN
SAYA
JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI
SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2006
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 11 Januari 1983. Penulis
merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Agus Suyono
dan Ibu Sukari Tjiptaningsih. Pada tahun 1994 penulis menamatkan sekolah dasar
di SD Negeri Jatingaleh I Semarang, kemudian melanjutkan ke SLTP Maria
Immaculata Marsudirini Yogyakarta dan lulus pada tahun 1997. Penulis kemudian
melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 5 Yogyakarta dan lulus 3 tahun
kemudian yaitu pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program
studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya (EPS), Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Analisis Permintaan Kedelai Pada Industri Kecap di
Indonesia”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (SP) pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hasil penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, oleh
sebab itu diperlukan masukan, saran dan kritik yang membangun. Bersama
dengan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Idqan
Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu
dalam memberikan arahan, masukan dan bimbingan. Kepada orang tua serta
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil selama
proses penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2006
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada banyak
pihak yang telah membantu penulis selama ini :
1. Bapak dan Ibu yang dengan penuh kesabaran telah mendidik penulis dengan
kasih sayang dan senantiasa mendukung penulis serta tak henti-hentinya selalu
berdoa demi kesuksesan penulis dengan penuh ketulusan.
2. Bapak Ir. Idqan Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan
dan bimbingannya demi kesempurnaan skripsi ini, serta sebagai moderator
dalam seminar.
3. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen penguji utama atas segala saran dan
kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Murdianto, MSi
selaku dosen penguji komisi pendidikan atas
berbagai perbaikan dalam penulisan skripsi.
5. Ibu Tanti Noviyanti, SP, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas
arahannya selama penulis menuntut ilmu di IPB.
6. My only sister de’ sita yang ’nduuut, thanks for all ur support and giving me
happiness.
7. Aa’ (my best gift), makasih buat masukan, kritik, perhatian, kesabaran,
dukungan, kasih sayang dan doa... Itu semua bikin ocha jadi lebih ’tough’
8. Chu and Vien, thanks for being my best friends, of course it means a lot chu…
buat vien, no pain no gain girl… Mpit, thanks for ur support
9. Teman-teman EPS 37 : Gery, Etis, Arum, Desi, Ida, Oyen, Henny, Icha, Laely,
Metty, Mira, Nina, Nuva, Okta, Upix ( always can solve my problems with ur
idea,arigato ne ), Ratna, Sinta, Hara, Teni, Ulil, Witri, Amru, Riki, Broer,
Dwi, Ferly, Ivan, Sabar, Sidqi, Parno, Wildan [ miss u all so much guys,
yappari, bisa menyusul kalian, senangnya ..... ], Amir, Kaka’ Sanggam, Yegi
( cepatlah kalian !!! ).
10. Penghuni Ponytail Belakang : Kania, Shabrina, Mba’ Neni, Mitoel, Anul,
Ninit, Prima, Umul, Mba’ Susi, Entit, Cucu’, tinggal serumah dengan kalian
ternyata ..... mai nichi warau, exited, omoshiroii desu yo, makasih banyak buat
semuanya. Buat Febi thanks for the slide ’n being my operator.
11. Watashi no atarashii
kazoku : Hari san, Jawe san, Novan san, Imam san,
Nanang san, Dini san, Hendra san, Opik san, Tian san, Fitri san, Egi san, ichi
nen kan yoroshiku onegaishimashita, gonna miss all the day in Kaizuk a,
Toride, Ibaraki, Japan. Right ??
12. Semua sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan, namun jasa mereka turut
membentuk dan menjadikan penulis seperti sekarang ini.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..............................................................................................
i
DAFTAR TABEL ......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................
1.2. Perumusan Masalah .....................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................
1.4. Kegunaan Penelitian ....................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................
1
3
6
6
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Komoditas Kedelai .........................................
2.2. Gambaran Umum Produk Kecap .................................................
2.3. Penelitian-penelitian Terdahulu ..................................................
8
11
12
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................
3.1.1. Teori Permintaan .............................................................
3.1.2. Permintaan Barang Input oleh Industri Pengolahannya ..
3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ................................................
19
19
20
24
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................
4.3. Metode Analisis dan Pengolahan Data ........................................
4.3.1. Model Fungsi Permintaan Kedelai ..................................
4.3.2. Pengukuran Variabel dan Hipotesis .................................
4.3.3. Goodness of Fit (Kebaikan - Sesuai Model) ....................
4.3.4. Pengujian Hipotesis .........................................................
4.3.5. Pengukuran Elastisitas .....................................................
4.3.6. Uji Multik olinear .............................................................
4.3.7. Uji Autokorelasi ...............................................................
4.3.8. Uji Heteroskedastisitas ....................................................
4.3.9. Asumsi .............................................................................
27
27
28
28
29
31
31
33
34
35
36
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Perekonomian Kedelai dan Industri Kecap di Indonesia
5.1.1 Konsumsi dan Produksi Kedelai .........................................
5.1.2 Impor Kedelai ....................................................................
5.1.3 Agroindustri Kedelai ..........................................................
5.2 Faktor-faktor Yang mempengaruhi Permintaan Kedelai pada
Industri Kecap ...............................................................................
37
37
40
42
45
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ...................................................................................
6.2 Saran .............................................................................................
53
53
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
55
LAMPIRAN ...............................................................................................
58
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel 1
Teks
Halaman
Banyaknya Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Tenaga
Kerja Pada Industri Kecap Tahun 1993-2003 .....................
3
Perkembangan Jumlah Penduduk, Produksi, dan
Konsumsi Kecap Indonesia Tahun 1993, 1996, 1999 dan
2002 .....................................................................................
4
Luas Panen, Produksi, Produktivitas, dan Konsumsi
Kedelai Indonesia Tahun 1993-2002 ...................................
9
Tabel 4
Perkembangan Luas Panen Kedelai 1968-2002 ..................
38
Tabel 5
Perkembangan Ekspor dan Impor Kecap Indonesia
Tahun 1998-2003 ................................................................
43
Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Kedelai Pada
Industri Kecap di Indonesia .................................................
46
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 6
Nomor
Lampiran
Halaman
Tabel 7
Data Sebelum Dilogaritma ..................................................
58
Tabel 8
Data Setelah Dilogaritma ....................................................
59
Tabel 9
Hasil Analisis Regresi Antara QdK dengan QsKc,
PKc, PK, Qdkt-1, Ert, PrshnKc, D .......................................
60
Korelasi Pearson Antara Qdk dengan QsKc, PKc, PK,
QdKt-1, Ert, PrshnKc, D ......................................................
61
Hasil Analisis Regresi Antara Log QdK dengan
Log QsKc, Log PKc, Log PK, Log QdKt-1, Log Ert,
Log PrshnKc, D ...................................................................
62
Korelasi Pearson Antara Log QdK dengan Log QsKc,
Log PKc, Log PK, Log QdKt-1, Log Ert, Log PrshnK c,
D ..........................................................................................
63
Tabel 13
Hasil Analisis Komponen Utama ........................................
66
Tabel 14
Hasil Analisis Regresi Antara Log QdK dengan Skor
Komponen 1, 2, 3 ................................................................
67
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Teks
Halaman
Gambar 1
Kurva Primary dan Derived Demand ..................................
21
Gambar 2
Penurunan Produktivitas Rata-rata dan Produktivitas
Marjinal untuk Kurva Tenaga Kerja dari Kurva Produk
Total ....................................................................................
23
Kerangka Pemikiran Konseptual .........................................
26
Gambar 3
Nomor
Lampiran
Halaman
Gambar 4
Plotting Residual dengan QdK ............................................
64
Gambar 5
Plotting Residual dengan QdK Dugaan ..............................
64
Gambar 6
Plotting Residual dengan Log QdK ....................................
65
Gambar 7
Plotting Residual dengan Log QdK Dugaan .......................
65
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha mencapai masyarakat adil dan makmur, Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) menetapkan bahwa prioritas pembangunan diletakkan
pada bidang ekonomi. Pembangunan tersebut mempunyai titik berat pada sektor
pertanian dan sektor industri dalam rangka mewujudkan struktur ekonomi yang
seimbang antara industri dan pertanian baik dari segi nilai tambah maupun dari
segi penerapan tenaga kerja (Indikator Ekonomi, 2001).
Kebijakan pangan nasional seperti dirumuskan dalam GBHN 1993
meliputi ketahanan, ketersediaan, perbaikan mutu serta keamanan pangan
memerlukan kebijaksanaan di bidang komoditas sebagai andalan terutama dalam
kaitannya dengan program peningkatan mutu gizi pangan baik langsung maupun
tak langsung. Penganekaragaman pangan yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pangan seperti disarankan oleh pakar nutrisi menuntut ketersediaan dan
keragaman berbagai jenis pangan nabati dan hewani (Silitonga, dkk, 1996).
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan permintaan makanan. Hal itu disebabkan oleh
pertambahan populasi dan perubahan pola pangan yang sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi. Dampak dari peningkatan pendapatan di masyarakat
adalah perubahan pola pangan dari pola pangan karbohidrat tinggi dengan protein
rendah menjadi pola pangan karbohidrat lebih rendah dengan protein yang lebih
tinggi.
Kedelai dianggap memiliki peluang yang besar untuk memenuhi suplai
protein di masa yang akan datang serta berperan dalam industri pakan ternak dan
sebagai bahan baku pada berbagai industri pengolahan. Produk yang terbuat dari
kedelai Indonesia telah dikenal di dunia internasional sebagai produk dengan
nutrisi
yang
tinggi.
Proses
pengolahan
kedelai
secara
internasional
diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1) dengan fermentasi seperti tempe, kecap dan
tauco, dan (2) tanpa fermentasi seperti tahu, susu kedelai, tepung kedelai, dan
tauge. Produk-produk tersebut telah menjadi bagian dari menu makan sehari-hari
bagi penduduk dari segala level masyarakat (Utomo dan Nikkuni, 2000).
Salah satu produk hasil pengolahan kedelai secara fermentasi adalah
kecap. Peranan pengolahan kedelai menjadi kecap sangat penting guna
meningkatkan permintaan, diversifikasi konsum si, dan meningkatkan daya tahan
kedelai. Peranan lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan nilai tambah,
membagi pendapatan, dan meningkatkan devisa serta menyerap tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja pada industri kecap mengalami perubahan yang
berfluktuasi dari tahun ke tahun tetapi cenderung meningkat, begitu pula dengan
upah tenaga kerja yang mengalami peningkatan. Penyerapan tenaga kerja yang
terus meningkat tersebut akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan mengurangi jumlah angka pengangguran. Perkembangan jumlah tenaga
kerja dan upah tenaga kerja pada industri kecap dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Tahun
Banyaknya Jumlah Tenaga Kerja dan Besarnya Upah Tenaga Kerja
Pada Industri Kecap Tahun 1993 – 2003
Upah Tenaga Kerja (000 Rp)
1993
Jumlah Tenaga Kerja Yang
Dibayar (orang)
5013
1994
5301
8.816.957
1995
6660
13.156.362
1996
7028
18.178.223
1997
6727
24.183.730
1998
4772
12.368.346
1999
5022
32.261.742
2000
5408
76.842.668
2001
7242
57.838.795
2002
7614
62.728.470
2003
6774
67.569.520
6.872.684
Sumber : Badan Pusat Statistik, 1993 – 2003.
1.2 Perumusan Masalah
Pola konsumsi terhadap kecap dan potensi pasarnya mempunyai prospek
yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kecap seiring dengan
bertambahnya
jumlah
penduduk,
berkembangnya
restoran-restoran,
pasar
swalayan, terbukanya kesempatan menembus ekspor dan pola konsumsi
masyarakat yang berkembang. Kondisi ini mendorong perusahaan yang bergerak
pada industri kecap untuk meningkatkan produksinya dengan berbagai ukuran,
rasa dan kemasan yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang
beragam (Irawati, 1996).
Sebagai jenis industri besar yang menggunakan
bahan baku utama
kedelai, industri kecap ini sangat dibutuhkan karena kedelai termasuk produk
pertanian yang bersifat musiman dan mudah rusak. Selain itu industri kecap juga
dapat menciptakan nilai tambah komoditas kedelai, meningkatkan permintaan
kedelai yang pada akhirnya akan menguntungkan petani, menyerap tenaga kerja,
dan meningkatkan devisa negara melalui pemanfaatan peluang ekspor (Yuspida,
2000).
Perkembangan produksi kecap di Indonesia menunjukkan perubahan yang
berfluktuasi dari tahun ke tahun namun cenderung meningkat sejalan dengan
peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut. Perkembangan jumlah
penduduk, konsumsi, dan produksi kecap dalam negeri dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Tahun
Perkembangan Jumlah Penduduk, Produksi, dan Konsumsi Kecap
Indonesia Tahun 1993-2002
Jumlah Penduduk
Produksi (liter)
Konsums i (liter)
(jiwa)
1993
186.544.810
16.084.928
44.233.505
1996
195.524.884
86.436.736
91.098.954
1999
204.783.931
85.864.195
99.885.410
2002
212.003.000
203.165.844
169.772.002
Sumber : Badan Pusat Statistik, 1993-2002 (diolah).
Tampak bahwa total konsumsi ke cap masyarakat Indonesia jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan total produksinya. Tingginya permintaan
masyarakat akan produk kecap ditunjukkan dengan semakin besarnya jumlah
kecap yang diimpor oleh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan konsumen
Indonesia karena produksi kecap dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan
pangan domestik akan kecap. Untuk menghemat devisa negara, maka agroindustri
yang menghasilkan kecap perlu digalakkan. Di samping itu, terdapat industri lain
yang menggunakan bahan baku kedelai selain kecap. Hal itu ditunjukkan dengan
jumlah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan dengan bahan baku
kedelai yang bersaing dengan industri kecap. Data BPS menunjukkan bahwa
jumlah perusahaan pada industri pengolahan yang menggunakan bahan baku
kedelai pada tahun 1996 hingga 2001 berturut -turut adalah 219, 209, 192, 215,
213, dan 197 perusahaan.
Sebagai industri dengan bahan baku utama kedelai, maka kegiatan
ekonomi pada industri kecap dipengaruhi oleh berbagai kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan komoditi kedelai. Kebijakan pemerintah berubah setelah
tahun 1998 dimana sebagai bagian dari paket pemulihan ekonomi, pemerintah
Indonesia
setuju
untuk
menderegulasi
beberapa
kebijakan
perdagangan
diantaranya menyangkut kedelai. Impor kedelai yang semula merupakan
monopoli pemerintah dalam hal ini Bulog, sejak 1 Januari 1998 bebas diimpor
dengan menggunakan lisensi impor. Tarif impor yang semula 20 persen akan
turun menjadi 5 persen pada tahun 2003 (Soesastro dan Basri, 1998). Walaupun
dalam kesepakatan tersebut Indonesia masih diperkenankan untuk menerapkan
tarif impor kedelai tetapi dalam kenyataannya kedelai dapat masuk dengan bebas
(Oktaviani, 2002). Tingginya impor kedelai ini berdampak terhadap fluktuasi
harga kedelai baik kede lai impor maupun kedelai domestik. Pada akhirnya
fluktuasi harga tersebut akan berdampak pada permintaan kedelai oleh industri
pengolahan kedelai termasuk industri kecap.
Hadipurnomo
(2000)
mengatakan
bahwa
dalam
era
liberalisasi
perdagangan ini, kebijakan perdagangan yang masih relevan untuk diterapkan
hanya kebijakan tarif. Indonesia telah menyepakati ketentuan tarif tidak lebih dari
27 persen pada tahun 2004 di bawah WTO (World Trade Organization ).
Sedangkan kesepakatan Indonesia dalam perdagangan bebas ASEAN (AFTA),
tarif impor kedelai yang diberlakukan mulai tahun 2010 adalah paling tinggi 5
persen dengan catatan tetap dikelola di bawah State Trading Enterprise/Bulog
(Rachman, dkk, 1996).
Perumusan masalah yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah sebagai
berikut :
1) Bagaimanakah keragaan perekonomian kedelai dan industri kecap di
Indonesia ?
2) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi permintaan kedelai pada
industri kecap di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :
1) Menguraikan keragaan perekonomian kedelai dan industri kecap di
Indonesia.
2) Menganalisa faktor -faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai pada
industri kecap di Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna bagi penulis sebagai tempat berlatih untuk
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan. Penelitian
ini juga menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang komoditi kedelai.
Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi pemerintah dalam
merumuskan kebijakan terhadap perkembangan agroindustri yang mengolah
bahan baku dari pertanian khususnya komoditi kedelai, sebagai sumber peluang
baru dalam usaha peningkatan nilai tambah produk pertanian dan peningkatan
pendapatan masyarakat. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan menjadi bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Analisis permintaan kedelai se bagai bahan baku dalam memproduksi
kecap di Indonesia ini dilihat secara agregat (nasional). Industri kecap yang
dicakup dalam penelitian ini tergolong dalam industri besar dan sedang dimana
tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan di industri ini sebanyak 20 orang atau
lebih.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Komoditas Kedelai
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam
berupa lahan yang relatif cukup luas dan subur. Dengan iklim, suhu dan
kelemba ban yang cocok untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman pangan pokok,
maka hampir seluruh tanaman pangan pokok tersebut (biji-bijian, umbi- umbian
dan kacang-kacangan asli Indonesia) dapat tumbuh dengan relatif baik. Salah satu
jenis tanaman pangan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar penduduk
Indonesia adalah tanaman kedelai (Glysine max (L) Merril).
Dalam dekade terakhir, untuk dapat memenuhi permintaan nasional yang
cenderung terus meningkat, Indonesia mengimpor kedelai pada tahun 1989
sebanyak 400.000 ton, sedangkan pada tahun 1996 impor melonjak menjadi
mendekati 800.000 ton. Besarnya angka impor tersebut merupakan salah satu
indikator betapa besar kebutuhan kedelai untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Kegunaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah untuk memasok
kebutuhan pokok berbagai jenis produk olahan.
Dengan memahami betapa besarnya kebutuhan kedelai untuk pasokan
industri yang menghasilkan bahan pangan bagi sebagian besar penduduk
Indonesia tersebut di satu sisi, sedangkan di sisi lain impor cenderung meningkat,
maka dalam kondisi perekonomian seperti saat-saat ini, berbagai upaya yang
dapat mengarah kepada memproduksikan kedelai dalam negeri secara optimal
agar negara dapat memperkecil kedelai impor, merupakan momentum yang tepat
untuk menggerakkan masyarakat apakah dari kalangan perbankan, perusahaan
besar selaku mitra, kalangan petani, instansi terkait, dan instansi lainnya, untuk
menyatu dalam suatu pelaksanaan proyek dalam rangka meningkatkan produksi
kedelai dalam negeri (Anonim, 2004) 1.
Selama ini Indonesia masih menggantungkan kebutuhan kedelai pada
produk impor. Impor kedelai tahun 2002 tercatat 1.130.000 ton, produksi dalam
negeri hanya mencapai 673.000 ton. Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro, dan
Hasil Hutan (IKAH) Depperindag Zaenal Arifin mengatakan bahwa kebutuhan
kedelai untuk industri dalam negeri sekitar 1.200.000 ton setiap tahunnya. Padahal
luas panen kedelai empat tahun terakhir cenderung berkurang. Luas panen tahun
1999 adalah 1.150.000 hektar anjlok menjadi 824.000 hektar pada tahun 2000,
dan 678.000 hektar pada tahun 2001 (WAS, 2004) 2. Perkembangan luas panen,
produksi, produktivitas, dan konsumsi kedelai Indonesia dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Tahun
Luas Panen, Produksi, Produktivitas, dan Konsumsi Kedelai Indonesia
Tahun 1993 – 2002
Luas panen (Ha)
Produksi (Ton)
1993
1.470.206
1994
1.708.528
Produktivitas
(Ton/Ha)
1,162
Konsumsi
(000 Ton)
2.436
1.406.918
1.564.847
1,112
2.355
1995
1.477.435
1.680.007
1,137
2.329
1996
1.279.286
1.517.181
1,186
1.940
1997
1.119.079
1.356.891
1,213
1.940
1998
1.095.071
1.305.640
1,192
1.414
1999*
1.151.079
1.382.848
1,201
2.685
2000
824.484
1.017.634
1,234
2.295
2001
678.848
826.932
1,218
1.962
2002
544.522
673.056
1,236
1.809
Sumber : Badan Pusat Statistik, 1993-2002.
Keterangan :
*) mulai tahun 1999 tidak termasuk Timor Timur
Dalam kehidupan masyarakat kita, kedelai telah dikenal sejak lama
sebagai salah satu tanaman sumber protein nabati dengan kandungan 39 persen
hingga 41 persen dan menjadi bagian makanan sehari-hari bangsa Indonesia
selama lebih dari 200 tahun. Kegemaran memasak dan ketrampilan mengolah
bahan makanan telah menghasilkan aneka ragam makanan dan hasil olah kedelai.
Beberapa jenis makanan tersebut diadaptasi dari bangsa lain, tetapi hasil olah
kedelai yang sekarang mulai digemari dan diakui sebagai makanan bernilai gizi
tinggi oleh dunia internasional adalah kreasi asli Indonesia.
Menurut
Hermana
(1985),
pengolahan
kedelai
secara
tradisional
menghasilkan bahan-bahan makanan yang dapat dikelompokkan me njadi dua
yakni (1) tanpa fermentasi seperti tauge, susu kedelai, tahu, dan kembang tahu,
serta (2) dengan fermentasi seperti kecap, oncom, tauco, dan tempe. Hasil-hasil
olah tersebut telah menjadi bagian dalam pola hidangan makanan segenap lapisan
masyara kat, baik sebagai bahan makanan maupun sebagai bumbu. Selain hasilhasil olah tersebut, masyarakat Indonesia telah pula mengenal hasil olah kedelai
generasi baru antara lain kedelai bubuk dan daging kedelai. Hasil olah kedelai
pada umumnya memang merupakan makanan bernilai gizi baik dan tidak mahal
sehingga dapat dikatakan bahwa kacang kedelai berperanan besar dalam
peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat. Penggunaan hasil olah kedelai
sebagai sumber protein dalam hidangan makanan sehari-hari untuk pengganti
daging atau sebagai bahan perbaikan gizi hidangan yang sebagian besar berupa
bahan nabati akan bermanfaat bagi kesehatan.
2.2 Gambaran Umum Produk Kecap
Menurut Hermana (1985), kecap merupakan sari kedelai yang telah
difermentasikan, dengan atau tanpa tambahan gula dan bumbu. Kedelai yang
digunakan untuk membuat kecap biasanya kedelai hitam agar kecap yang
dihasilkan berwarna coklat hitam. Kecap yang dibuat dari kedelai kuning
berwarna coklat. Di Indonesia dikenal kecap manis, kecap manis (asin) sedang,
dan kecap asin, sesuai kadar gulanya. Selain kecap kedelai murni, ada kecap yang
dibuat dari campuran gandum dengan kedelai. Pembuatan kecap juga dapat
dilakukan tanpa fermentasi, yaitu dengan hidrolisa asam. Cara ini belum
digunakan dalam industri kecap di Indonesia. Secara fermentasi, pembuatan kecap
dimulai dengan fermentasi oleh cendawan, dilanjutkan dengan fermentasi dalam
larutan garam dan akhirnya pemasakan. Makin lama fermentasinya, makin sedap
aroma dan rasa kecapnya. Cendawan yang digunakan adalah Aspergillus oryzae
atau Rhizopus oryzae. Daya urai terhadap protein dari Rhizopus oryzae tidak
sebaik Aspergillus oryzae sehingga mutu kecap yang dihasilkannya pun kurang.
Menurut Utomo dan Nikkuni (2000), dalam proses pembuatan kecap
terdapat dua cara fermentasi. Cara pertama yaitu fermentasi dengan menggunakan
Aspergillus pada suhu 25-308C selama 3-7 hari. Hasil kedelai yang terbentuk dari
proses fermentasi tersebut dicampur dengan 20-30 persen larutan garam untuk
dibawa pada fermentasi cara kedua yaitu dengan larutan garam di bawah 20
persen pada suhu 25-308C selama 14-120 hari. Kemudian bubur yang telah
terfermentasi disaring.
Terdapat tiga macam kecap berdasarkan kualitasnya. Kualitas pertama
adalah kecap yang mengandung protein lebih dari enam persen, kualitas kedua
mengandung 4-6 persen protein, sedangkan kecap kualitas ketiga mengandung 2-4
persen protein. Pada umumnya, kecap yang digunakan sehari-hari sebagai bumbu
mengandung 4-5 persen protein, satu persen lemak, dan sembilan persen
karbohidrat (Utomo dan Nikkuni, 2000).
2.3 Penelitian-penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai industri kecap dan analisis yang menggunakan
pendekatan ekonometrika dengan model regresi linier berganda dengan
persamaan tunggal yang diduga berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa atau
OLS (Ordinary Least Squre) telah banyak dilakukan. Yuspida (2000), Irawati
(1996), dan Anggono (1993) melakukan penelitian tentang industri kecap
sedangkan penelitian yang menggunakan model regresi linier berganda telah
dilakukan oleh Nursusanto (2003), Sariati (1996), Harfa (1996), dan Semendawai
(1994).
Penelitian mengenai industri kecap telah dilakukan oleh Yuspida (2000)
dengan judul Optimalisasi Resiko Pemasaran Portfolio Produk Kecap Pada PT.
Alam Aneka Aroma Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum aktivitas diversifikasi produk yang dilakukan oleh perusahaan,
menganalisis tingkat resiko penerimaan diversifikasi produk kecap yang
dilakukan oleh perusahaan, menentukan kombinasi optimal dari produk yang
dipasarkan
yang
memberikan
tingkat
resiko
optimal,
dan
mengetahui
kemungkinan implementasi hasil optimalisasi yang didasarkan pada kondisi
perusahaan. Data yang dipergunakan berupa data primer dan data sekunder yang
dianalisa dengan model Single Index Po rtfolio. Salah satu strategi yang
dikembangkan oleh perusahaan dalam menghadapi kondisi ini adalah dengan
melakukan strategi diversifikasi terhadap produk kecap yang dihasilkannya. Hasil
analisis menunjukkan bahwa perusahaan pada periode Januari 1995 sampai
November 1998 belum melakukan alokasi modal yang optimal.
Irawati
(1996)
melakukan
penelitian
mengenai
Analisis
Strategi
Pemasaran Kecap pada Perusahaan Kecap Rina Sari. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari keadaan umum perusahaan, mempelajari faktor-faktor strategis
pemasaran perusahaan, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran perusahaan.
Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Untuk mempelajari
strategi pemasaran perusahaan, dilakukan analisa kualitatif dengan menggunakan
pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats).
Strategi produk yang dilakukan adalah pengembangan produk dengan spesialisasi
pada satu jenis lini produk saja. Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah
menetapkan harga jual yang tinggi untuk menempatkan produk sebagai produk
kelas atas. Strategi distribusi yang dilakukan adalah strategi distribusi intensif
untuk mendukung strategi harga tinggi guna mengoptimalisasi penggarapan
relung pasar (mutu tinggi, harga tinggi). Strategi promosi perusahaan belum
optimal karena belum memanfaatkan media massa dan audio visual untuk
menjangkau seluruh konsumen kelas atas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Penelitian lain mengenai industri kecap juga dilakukan oleh Anggono
(1993) dengan judul Analisis Agroindustri Kecap, Studi Kasus Pada CV. Laron
Putra Manunggal, Tuban, Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari sistem pengadaan bahan baku utama kedelai yang dilakukan
perusahaan dan besarnya marjin pemasaran kedelai, mempelajari kegiatan
pengolahan kedelai menjadi kecap yang dilakukan perusahaan dan besarnya nilai
tambah yang diciptakan serta mempelajari strategi pemasaran yang diterapkan
oleh perusahaan selama ini. Data yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder. Hasil studi menunjukkan bahwa bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan kecap dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan baku utama yang
terdiri dari kedelai hitam, gula, garam, dan air serta bahan baku pembantu yang
berupa bumbu-bumbu. Data marjin pemasaran kedelai menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun 1990 sampai tahun 1992. Proses pengolahan kedelai
menjadi kecap dilakukan dengan cara fermentasi kedelai hitam dan masih
menggunakan
teknologi
tradisional.
Strategi
pemasaran
yang
dilakukan
perusahaan adalah dengan mengadakan tiga jalur saluran distribusi yaitu (1) dari
pabrik langsung ke konsumen, (2) dari pabrik, agen, pengecer kemudian ke
konsumen, (3) dari pabrik, pengecer kemudian ke konsumen. Hasil analisis
hubungan antara harga produk kecap dan biaya promosi terhadap total penerimaan
menunjukkan bahwa total penerimaan dipengaruhi secara nyata oleh harga produk
dan biaya promosi.
Penelitian dengan menggunakan metode regresi linier berganda telah
dilakukan oleh Nursusanto (2003) dengan judul Analisis Peluang Ekspor -Impor
Jagung Indonesia : Pendekatan Permintaan yang bertujuan untuk mengetahui
perkembangan ekspor dan impor jagung Indonesia, melihat dan mengidentifikasi
faktor -faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor jagung Indonesia ke dan dari
pasar internasional serta mengetahui peluang ekspor dan impor jagung Indonesia.
Data yang digunakan adalah data sekunder (time series) dalam periode waktu 18
tahun (1983-2000). Pengolahan data menggunakan program Minitab dan Shazam
serta metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan volume ekspor dan impor
jagung Indonesia secara keseluruhan meningkat masing-masing sebesar 307,90
persen dan 7.923,51 persen. Volume ekspor jagung dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel harga ekspor dan variabel dummy kondisi perekonomian negara
(krisis atau tidak krisis), sedangkan volume impor jagung Indonesia dipengaruhi
secara signifikan oleh variabel harga domestik tahun ini, harga impor, pendapatan
per kapita penduduk Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Ekspor
dan impor jagung memiliki peluang yang baik. Baik dari pasar domestik maupun
dari pasar internasional menunjukkan adanya peningkatan konsumsi jagung.
Harfa (1996) melakukan penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Permintaan
Tepung
Terigu
di
Indonesia
menggunakan data sekunder yang berupa data runtut waktu periode tahun 19831994. Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dianalisa dengan metode
deskriptif dan kuantitatif. Untuk menduga fungsi permintaan tepung terigu maka
digunakan fungsi berpangkat yang selanjutnya ditransformasikan ke dalam bentuk
fungsi double-log natural. Kemudian data yang ada diolah dengan metode OLS
memakai bantuan program komputer Shazam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan struktur yang telah terjadi dalam permintaan tepung terigu
di Indonesia, mengetahui keadaan faktor-faktor dominan yang berpengaruh
terhadap permintaan tepung terigu beserta derajat kepekaannya. Pada analisis
deskriptif disimpulkan bahwa permintaan tepung terigu kini telah mengalami
perubahan konsumsi ke bentuk olahan (masyarakat telah mengalami perubahan
selera dalam mengkonsumsi tepung terigu). Pada analisa regresi, digunakan enam
variabel bebas yaitu harga tepung terigu, harga beras, harga tepung tapioka,
pendapatan per kapita, selera dan variabel boneka (untuk membedakan keadaan
resesi dan tidak resesi). Dari hasil analisis regresi ini ternyata ke enam variabel
tersebut dapat berpengaruh nyata pada fungsi permintaan tepung terigu (pada taraf
kepercayaan 90 persen dan 95 persen).
Hasil penelitian Sariati (1996) dengan judul Analisis Penawaran Minyak
Goreng Sawit di Indonesia bertujuan untuk melihat perkembangan industri MGS
di Indonesia, mengeta hui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran MGS di
Indonesia dan melihat prospek industri MGS di Indonesia pada masa yang akan
datang secara deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder pada periode waktu tahun 1975-1995. Data-data yang diperoleh
dianalisa dengan presentase dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Faktor -faktor
yang mempengaruhi penawaran MGS di Indonesia adalah harga minyak goreng
kelapa, suplai minyak sawit mentah (MSM), harga MSM di dalam negeri,
penawaran MGS tahun sebelumnya, dan kebijaksanaan pemerintah dalam
mengatur tataniaga MSM. Keseluruhan faktor-faktor tersebut berpengaruh positif
terhadap penawaran MGS di Indonesia. Industri MGS di Indonesia mempunyai
prospek yang cerah pada masa yang akan datang dilihat dari persediaan bahan
baku, potensi permintaan terhadap minyak goreng yang akan terus meningkat
sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan. Akan
tetapi pada era perdagangan bebas industri MGS akan mendapat hambatan.
Hasil penelitian Semendawai (1994) dengan judul Analisis Permintaan
Industri Pakan Ternak Terhadap Komoditas Jagung di Propinsi Jawa Barat dan
Jawa Timur bertujuan untuk menganalisa faktor -faktor yang mempengaruhi
permintaan industri pakan ternak terhadap jagung di Propinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur, dan mempelajari perilaku harga riil jagung dihubungkan dengan
kebijaksanaan deregulasi pada tahun 1988. Dalam menganalisa dan menjelaskan
keadaan permintaan, dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dengan
data time series (1979-1993) dan analisis deskriptif secara tabulasi dan grafis.
Perilaku harga jagung secara riil yang terjadi di Propinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur menunjukkan peningkatan yang positif dari tahun ke tahun, juga setelah
dikeluarkannya kebijaksanaan deregulasi pada tahun 1988. Dari hasil analisis
permintaan industri pakan ternak terhadap jagung baik di Propinsi Jawa Barat
maupun Jawa Timur menunjukkan bahwa variabel-variabel harga jagung, harga
kedelai sebagai bahan komplementer, jumlah penggunaan jagung untuk benih,
jumlah populasi ternak, dan kebijaksanaan deregulasi secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap permintaan industri pakan ternak terhadap jagung.
Penelitian berdasarkan teori permintaan barang input oleh industri
pengolahannya juga dilakukan oleh Nurlianti (2002) dan Yulianingsih (1992).
Nurlianti (2002)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
permintaan barang input yaitu telur ayam ras oleh pedagang martabak telur di kota
Bogor. Variabel yang diduga mempengaruhi permintaan telur adalah harga telur
ayam ras, harga tepung terigu dan harga minyak goreng sebagai barang
komplementer telur dalam membuat martabak telur, volume usaha yang
dibedakan berdasarkan jumlah telur yang digunakan dalam membuat berbagai
jenis martabak, dan dummy lokasi usaha ( lokasi strategis dan tidak strategis).
Yulianingsih (1992) menganalisis fungsi permintaan karet alam di dalam
negeri dengan lima buah persamaan sesuai dengan macam-macam jenis industri
utama yang menggunakan karet alam yaitu industri crumb rubber, industri
remilling, industri pengasapan karet, industri ban, dan industr
PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
ROSARIA DEWI AFIFA. PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia dan perubahan pola
pangan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi memberikan peluang bagi
kedelai untuk memenuhi suplai protein di masa yang akan datang serta berperan
sebagai bahan baku pada berbagai industri pengolahan salah satunya adalah
industri kecap. Peranan pengolahan kedelai menjadi kecap sangat penting guna
meningkatkan permintaan, diversifikasi konsumsi, dan meningkatkan daya tahan
kedelai. Peranan lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan nilai tambah,
membagi pendapatan, dan meningkatkan devisa serta menyerap tenaga kerja.
Tujuan penulisa n skripsi ini adalah (1) menguraikan keragaan
perekonomian kedelai dan industri kecap di Indonesia, (2) menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan kedelai pada industri kecap.
Penelitian dilakukan sejak bulan Mei hingga Juni 2004 dengan
mengum pulkan data -data sekunder dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat
Statistik dan Departemen Pertanian serta beberapa literatur yang dapat
mendukung tujuan penelitian. Data sekunder yang digunakan berupa data time
series sejak tahun 1990 hingga tahun 2002. Pengolahan data menggunakan
software Minitab 13.1. Model yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
adalah model permintaan kedelai pada industri kecap dengan persamaan tunggal
yang diestimasi dengan teknik Kuadrat Terkecil Biasa (OLS / Ordinary Least
Square).
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah nilai R2 sebesar 0,713 artinya
71,3 persen keragaman permintaan kedelai pada industri kecap dijelaskan oleh
keragaman variabel-variabel dalam model sementara sisanya yaitu 28,7 persen
dijelaska n oleh variabel di luar model yang diduga disebabkan oleh kondisikondisi di luar model yang sesuai dengan kondisi kedelai di Indonesia saat ini
seperti menurunnya produksi dalam negeri sehingga impor kedelai selalu
meningkat setiap tahunnya, ketidakstabilan ekonomi di Indonesia, kurangnya
penggunaan teknologi untuk menghasilkan benih kedelai yang bermutu dan belum
berkembangnya varietas-varietas baru yang diminati oleh petani kedelai yang
sesuai dalam penggunaannya pada industri kecap serta mampu mensubstitusi
kedelai impor. Pada model permintaan kedelai pada industri kecap, peubah yang
berpengaruh nyata secara positif adalah harga kecap, nilai tukar rupiah, dan
perusahaan kecap. Sementara sisanya yaitu produksi kecap,harga kedelai,
permintaan kedelai tahun sebelumnya dan variabel dummy tidak berpengaruh
nyata terhadap model.
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
mengurangi tingkat pajak agar mendorong investor membuka usaha industri kecap
dan memberi kemudahan prosedur dalam mendirikan perusahaan kecap. Selain itu
kendala ketersediaan data menyebabkan model yang dirumuskan dalam penelitian
ini belum terpenuhi secara spesifik sehingga untuk penelitian lebih lanjut
disarankan untuk memperluas ruang lingkupnya. Dalam kaitan itu, peubah-peubah
ekonomi dan kebijakan yang relevan yang berkaitan dengan penggunaan kedelai
pada industri kecap yang belum tertangkap dalam model penelitian ini sedapat
mungkin perlu untuk dimasukkan ke dalam model.
Judul Skripsi : ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA
Nama
: Rosaria Dewi Afifa
NRP
: A08400037
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Idqan Fahmi, MEc.
NIP. 131803657
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr.
NIP. 130422698
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP DI
INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI
LAIN
ATAU
MEMPEROLEH
LEMBAGA
GELAR
LAIN
MANAPUN
AKADEMIK
UNTUK
TERTENTU.
TUJUAN
SAYA
JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI
SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2006
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 11 Januari 1983. Penulis
merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Agus Suyono
dan Ibu Sukari Tjiptaningsih. Pada tahun 1994 penulis menamatkan sekolah dasar
di SD Negeri Jatingaleh I Semarang, kemudian melanjutkan ke SLTP Maria
Immaculata Marsudirini Yogyakarta dan lulus pada tahun 1997. Penulis kemudian
melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 5 Yogyakarta dan lulus 3 tahun
kemudian yaitu pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program
studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya (EPS), Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Analisis Permintaan Kedelai Pada Industri Kecap di
Indonesia”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (SP) pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hasil penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, oleh
sebab itu diperlukan masukan, saran dan kritik yang membangun. Bersama
dengan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Idqan
Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu
dalam memberikan arahan, masukan dan bimbingan. Kepada orang tua serta
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil selama
proses penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2006
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada banyak
pihak yang telah membantu penulis selama ini :
1. Bapak dan Ibu yang dengan penuh kesabaran telah mendidik penulis dengan
kasih sayang dan senantiasa mendukung penulis serta tak henti-hentinya selalu
berdoa demi kesuksesan penulis dengan penuh ketulusan.
2. Bapak Ir. Idqan Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan
dan bimbingannya demi kesempurnaan skripsi ini, serta sebagai moderator
dalam seminar.
3. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen penguji utama atas segala saran dan
kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Murdianto, MSi
selaku dosen penguji komisi pendidikan atas
berbagai perbaikan dalam penulisan skripsi.
5. Ibu Tanti Noviyanti, SP, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas
arahannya selama penulis menuntut ilmu di IPB.
6. My only sister de’ sita yang ’nduuut, thanks for all ur support and giving me
happiness.
7. Aa’ (my best gift), makasih buat masukan, kritik, perhatian, kesabaran,
dukungan, kasih sayang dan doa... Itu semua bikin ocha jadi lebih ’tough’
8. Chu and Vien, thanks for being my best friends, of course it means a lot chu…
buat vien, no pain no gain girl… Mpit, thanks for ur support
9. Teman-teman EPS 37 : Gery, Etis, Arum, Desi, Ida, Oyen, Henny, Icha, Laely,
Metty, Mira, Nina, Nuva, Okta, Upix ( always can solve my problems with ur
idea,arigato ne ), Ratna, Sinta, Hara, Teni, Ulil, Witri, Amru, Riki, Broer,
Dwi, Ferly, Ivan, Sabar, Sidqi, Parno, Wildan [ miss u all so much guys,
yappari, bisa menyusul kalian, senangnya ..... ], Amir, Kaka’ Sanggam, Yegi
( cepatlah kalian !!! ).
10. Penghuni Ponytail Belakang : Kania, Shabrina, Mba’ Neni, Mitoel, Anul,
Ninit, Prima, Umul, Mba’ Susi, Entit, Cucu’, tinggal serumah dengan kalian
ternyata ..... mai nichi warau, exited, omoshiroii desu yo, makasih banyak buat
semuanya. Buat Febi thanks for the slide ’n being my operator.
11. Watashi no atarashii
kazoku : Hari san, Jawe san, Novan san, Imam san,
Nanang san, Dini san, Hendra san, Opik san, Tian san, Fitri san, Egi san, ichi
nen kan yoroshiku onegaishimashita, gonna miss all the day in Kaizuk a,
Toride, Ibaraki, Japan. Right ??
12. Semua sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan, namun jasa mereka turut
membentuk dan menjadikan penulis seperti sekarang ini.
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI
PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP
DI INDONESIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
ROSARIA DEWI AFIFA. PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia dan perubahan pola
pangan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi memberikan peluang bagi
kedelai untuk memenuhi suplai protein di masa yang akan datang serta berperan
sebagai bahan baku pada berbagai industri pengolahan salah satunya adalah
industri kecap. Peranan pengolahan kedelai menjadi kecap sangat penting guna
meningkatkan permintaan, diversifikasi konsumsi, dan meningkatkan daya tahan
kedelai. Peranan lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan nilai tambah,
membagi pendapatan, dan meningkatkan devisa serta menyerap tenaga kerja.
Tujuan penulisa n skripsi ini adalah (1) menguraikan keragaan
perekonomian kedelai dan industri kecap di Indonesia, (2) menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan kedelai pada industri kecap.
Penelitian dilakukan sejak bulan Mei hingga Juni 2004 dengan
mengum pulkan data -data sekunder dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat
Statistik dan Departemen Pertanian serta beberapa literatur yang dapat
mendukung tujuan penelitian. Data sekunder yang digunakan berupa data time
series sejak tahun 1990 hingga tahun 2002. Pengolahan data menggunakan
software Minitab 13.1. Model yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
adalah model permintaan kedelai pada industri kecap dengan persamaan tunggal
yang diestimasi dengan teknik Kuadrat Terkecil Biasa (OLS / Ordinary Least
Square).
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah nilai R2 sebesar 0,713 artinya
71,3 persen keragaman permintaan kedelai pada industri kecap dijelaskan oleh
keragaman variabel-variabel dalam model sementara sisanya yaitu 28,7 persen
dijelaska n oleh variabel di luar model yang diduga disebabkan oleh kondisikondisi di luar model yang sesuai dengan kondisi kedelai di Indonesia saat ini
seperti menurunnya produksi dalam negeri sehingga impor kedelai selalu
meningkat setiap tahunnya, ketidakstabilan ekonomi di Indonesia, kurangnya
penggunaan teknologi untuk menghasilkan benih kedelai yang bermutu dan belum
berkembangnya varietas-varietas baru yang diminati oleh petani kedelai yang
sesuai dalam penggunaannya pada industri kecap serta mampu mensubstitusi
kedelai impor. Pada model permintaan kedelai pada industri kecap, peubah yang
berpengaruh nyata secara positif adalah harga kecap, nilai tukar rupiah, dan
perusahaan kecap. Sementara sisanya yaitu produksi kecap,harga kedelai,
permintaan kedelai tahun sebelumnya dan variabel dummy tidak berpengaruh
nyata terhadap model.
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
mengurangi tingkat pajak agar mendorong investor membuka usaha industri kecap
dan memberi kemudahan prosedur dalam mendirikan perusahaan kecap. Selain itu
kendala ketersediaan data menyebabkan model yang dirumuskan dalam penelitian
ini belum terpenuhi secara spesifik sehingga untuk penelitian lebih lanjut
disarankan untuk memperluas ruang lingkupnya. Dalam kaitan itu, peubah-peubah
ekonomi dan kebijakan yang relevan yang berkaitan dengan penggunaan kedelai
pada industri kecap yang belum tertangkap dalam model penelitian ini sedapat
mungkin perlu untuk dimasukkan ke dalam model.
Judul Skripsi : ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI
KECAP DI INDONESIA
Nama
: Rosaria Dewi Afifa
NRP
: A08400037
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Idqan Fahmi, MEc.
NIP. 131803657
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr.
NIP. 130422698
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI KECAP DI
INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI
LAIN
ATAU
MEMPEROLEH
LEMBAGA
GELAR
LAIN
MANAPUN
AKADEMIK
UNTUK
TERTENTU.
TUJUAN
SAYA
JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI
SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2006
Rosaria Dewi Afifa
A08400037
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 11 Januari 1983. Penulis
merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Agus Suyono
dan Ibu Sukari Tjiptaningsih. Pada tahun 1994 penulis menamatkan sekolah dasar
di SD Negeri Jatingaleh I Semarang, kemudian melanjutkan ke SLTP Maria
Immaculata Marsudirini Yogyakarta dan lulus pada tahun 1997. Penulis kemudian
melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 5 Yogyakarta dan lulus 3 tahun
kemudian yaitu pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program
studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya (EPS), Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Analisis Permintaan Kedelai Pada Industri Kecap di
Indonesia”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (SP) pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hasil penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, oleh
sebab itu diperlukan masukan, saran dan kritik yang membangun. Bersama
dengan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Idqan
Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu
dalam memberikan arahan, masukan dan bimbingan. Kepada orang tua serta
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil selama
proses penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2006
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada banyak
pihak yang telah membantu penulis selama ini :
1. Bapak dan Ibu yang dengan penuh kesabaran telah mendidik penulis dengan
kasih sayang dan senantiasa mendukung penulis serta tak henti-hentinya selalu
berdoa demi kesuksesan penulis dengan penuh ketulusan.
2. Bapak Ir. Idqan Fahmi, MEc selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan
dan bimbingannya demi kesempurnaan skripsi ini, serta sebagai moderator
dalam seminar.
3. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen penguji utama atas segala saran dan
kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Murdianto, MSi
selaku dosen penguji komisi pendidikan atas
berbagai perbaikan dalam penulisan skripsi.
5. Ibu Tanti Noviyanti, SP, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas
arahannya selama penulis menuntut ilmu di IPB.
6. My only sister de’ sita yang ’nduuut, thanks for all ur support and giving me
happiness.
7. Aa’ (my best gift), makasih buat masukan, kritik, perhatian, kesabaran,
dukungan, kasih sayang dan doa... Itu semua bikin ocha jadi lebih ’tough’
8. Chu and Vien, thanks for being my best friends, of course it means a lot chu…
buat vien, no pain no gain girl… Mpit, thanks for ur support
9. Teman-teman EPS 37 : Gery, Etis, Arum, Desi, Ida, Oyen, Henny, Icha, Laely,
Metty, Mira, Nina, Nuva, Okta, Upix ( always can solve my problems with ur
idea,arigato ne ), Ratna, Sinta, Hara, Teni, Ulil, Witri, Amru, Riki, Broer,
Dwi, Ferly, Ivan, Sabar, Sidqi, Parno, Wildan [ miss u all so much guys,
yappari, bisa menyusul kalian, senangnya ..... ], Amir, Kaka’ Sanggam, Yegi
( cepatlah kalian !!! ).
10. Penghuni Ponytail Belakang : Kania, Shabrina, Mba’ Neni, Mitoel, Anul,
Ninit, Prima, Umul, Mba’ Susi, Entit, Cucu’, tinggal serumah dengan kalian
ternyata ..... mai nichi warau, exited, omoshiroii desu yo, makasih banyak buat
semuanya. Buat Febi thanks for the slide ’n being my operator.
11. Watashi no atarashii
kazoku : Hari san, Jawe san, Novan san, Imam san,
Nanang san, Dini san, Hendra san, Opik san, Tian san, Fitri san, Egi san, ichi
nen kan yoroshiku onegaishimashita, gonna miss all the day in Kaizuk a,
Toride, Ibaraki, Japan. Right ??
12. Semua sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan, namun jasa mereka turut
membentuk dan menjadikan penulis seperti sekarang ini.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..............................................................................................
i
DAFTAR TABEL ......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................
1.2. Perumusan Masalah .....................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................
1.4. Kegunaan Penelitian ....................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................
1
3
6
6
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Komoditas Kedelai .........................................
2.2. Gambaran Umum Produk Kecap .................................................
2.3. Penelitian-penelitian Terdahulu ..................................................
8
11
12
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................
3.1.1. Teori Permintaan .............................................................
3.1.2. Permintaan Barang Input oleh Industri Pengolahannya ..
3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ................................................
19
19
20
24
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................
4.3. Metode Analisis dan Pengolahan Data ........................................
4.3.1. Model Fungsi Permintaan Kedelai ..................................
4.3.2. Pengukuran Variabel dan Hipotesis .................................
4.3.3. Goodness of Fit (Kebaikan - Sesuai Model) ....................
4.3.4. Pengujian Hipotesis .........................................................
4.3.5. Pengukuran Elastisitas .....................................................
4.3.6. Uji Multik olinear .............................................................
4.3.7. Uji Autokorelasi ...............................................................
4.3.8. Uji Heteroskedastisitas ....................................................
4.3.9. Asumsi .............................................................................
27
27
28
28
29
31
31
33
34
35
36
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Perekonomian Kedelai dan Industri Kecap di Indonesia
5.1.1 Konsumsi dan Produksi Kedelai .........................................
5.1.2 Impor Kedelai ....................................................................
5.1.3 Agroindustri Kedelai ..........................................................
5.2 Faktor-faktor Yang mempengaruhi Permintaan Kedelai pada
Industri Kecap ...............................................................................
37
37
40
42
45
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ...................................................................................
6.2 Saran .............................................................................................
53
53
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
55
LAMPIRAN ...............................................................................................
58
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel 1
Teks
Halaman
Banyaknya Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Tenaga
Kerja Pada Industri Kecap Tahun 1993-2003 .....................
3
Perkembangan Jumlah Penduduk, Produksi, dan
Konsumsi Kecap Indonesia Tahun 1993, 1996, 1999 dan
2002 .....................................................................................
4
Luas Panen, Produksi, Produktivitas, dan Konsumsi
Kedelai Indonesia Tahun 1993-2002 ...................................
9
Tabel 4
Perkembangan Luas Panen Kedelai 1968-2002 ..................
38
Tabel 5
Perkembangan Ekspor dan Impor Kecap Indonesia
Tahun 1998-2003 ................................................................
43
Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Kedelai Pada
Industri Kecap di Indonesia .................................................
46
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 6
Nomor
Lampiran
Halaman
Tabel 7
Data Sebelum Dilogaritma ..................................................
58
Tabel 8
Data Setelah Dilogaritma ....................................................
59
Tabel 9
Hasil Analisis Regresi Antara QdK dengan QsKc,
PKc, PK, Qdkt-1, Ert, PrshnKc, D .......................................
60
Korelasi Pearson Antara Qdk dengan QsKc, PKc, PK,
QdKt-1, Ert, PrshnKc, D ......................................................
61
Hasil Analisis Regresi Antara Log QdK dengan
Log QsKc, Log PKc, Log PK, Log QdKt-1, Log Ert,
Log PrshnKc, D ...................................................................
62
Korelasi Pearson Antara Log QdK dengan Log QsKc,
Log PKc, Log PK, Log QdKt-1, Log Ert, Log PrshnK c,
D ..........................................................................................
63
Tabel 13
Hasil Analisis Komponen Utama ........................................
66
Tabel 14
Hasil Analisis Regresi Antara Log QdK dengan Skor
Komponen 1, 2, 3 ................................................................
67
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Teks
Halaman
Gambar 1
Kurva Primary dan Derived Demand ..................................
21
Gambar 2
Penurunan Produktivitas Rata-rata dan Produktivitas
Marjinal untuk Kurva Tenaga Kerja dari Kurva Produk
Total ....................................................................................
23
Kerangka Pemikiran Konseptual .........................................
26
Gambar 3
Nomor
Lampiran
Halaman
Gambar 4
Plotting Residual dengan QdK ............................................
64
Gambar 5
Plotting Residual dengan QdK Dugaan ..............................
64
Gambar 6
Plotting Residual dengan Log QdK ....................................
65
Gambar 7
Plotting Residual dengan Log QdK Dugaan .......................
65
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha mencapai masyarakat adil dan makmur, Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) menetapkan bahwa prioritas pembangunan diletakkan
pada bidang ekonomi. Pembangunan tersebut mempunyai titik berat pada sektor
pertanian dan sektor industri dalam rangka mewujudkan struktur ekonomi yang
seimbang antara industri dan pertanian baik dari segi nilai tambah maupun dari
segi penerapan tenaga kerja (Indikator Ekonomi, 2001).
Kebijakan pangan nasional seperti dirumuskan dalam GBHN 1993
meliputi ketahanan, ketersediaan, perbaikan mutu serta keamanan pangan
memerlukan kebijaksanaan di bidang komoditas sebagai andalan terutama dalam
kaitannya dengan program peningkatan mutu gizi pangan baik langsung maupun
tak langsung. Penganekaragaman pangan yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pangan seperti disarankan oleh pakar nutrisi menuntut ketersediaan dan
keragaman berbagai jenis pangan nabati dan hewani (Silitonga, dkk, 1996).
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan permintaan makanan. Hal itu disebabkan oleh
pertambahan populasi dan perubahan pola pangan yang sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi. Dampak dari peningkatan pendapatan di masyarakat
adalah perubahan pola pangan dari pola pangan karbohidrat tinggi dengan protein
rendah menjadi pola pangan karbohidrat lebih rendah dengan protein yang lebih
tinggi.
Kedelai dianggap memiliki peluang yang besar untuk memenuhi suplai
protein di masa yang akan datang serta berperan dalam industri pakan ternak dan
sebagai bahan baku pada berbagai industri pengolahan. Produk yang terbuat dari
kedelai Indonesia telah dikenal di dunia internasional sebagai produk dengan
nutrisi
yang
tinggi.
Proses
pengolahan
kedelai
secara
internasional
diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1) dengan fermentasi seperti tempe, kecap dan
tauco, dan (2) tanpa fermentasi seperti tahu, susu kedelai, tepung kedelai, dan
tauge. Produk-produk tersebut telah menjadi bagian dari menu makan sehari-hari
bagi penduduk dari segala level masyarakat (Utomo dan Nikkuni, 2000).
Salah satu produk hasil pengolahan kedelai secara fermentasi adalah
kecap. Peranan pengolahan kedelai menjadi kecap sangat penting guna
meningkatkan permintaan, diversifikasi konsum si, dan meningkatkan daya tahan
kedelai. Peranan lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan nilai tambah,
membagi pendapatan, dan meningkatkan devisa serta menyerap tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja pada industri kecap mengalami perubahan yang
berfluktuasi dari tahun ke tahun tetapi cenderung meningkat, begitu pula dengan
upah tenaga kerja yang mengalami peningkatan. Penyerapan tenaga kerja yang
terus meningkat tersebut akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan mengurangi jumlah angka pengangguran. Perkembangan jumlah tenaga
kerja dan upah tenaga kerja pada industri kecap dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Tahun
Banyaknya Jumlah Tenaga Kerja dan Besarnya Upah Tenaga Kerja
Pada Industri Kecap Tahun 1993 – 2003
Upah Tenaga Kerja (000 Rp)
1993
Jumlah Tenaga Kerja Yang
Dibayar (orang)
5013
1994
5301
8.816.957
1995
6660
13.156.362
1996
7028
18.178.223
1997
6727
24.183.730
1998
4772
12.368.346
1999
5022
32.261.742
2000
5408
76.842.668
2001
7242
57.838.795
2002
7614
62.728.470
2003
6774
67.569.520
6.872.684
Sumber : Badan Pusat Statistik, 1993 – 2003.
1.2 Perumusan Masalah
Pola konsumsi terhadap kecap dan potensi pasarnya mempunyai prospek
yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kecap seiring dengan
bertambahnya
jumlah
penduduk,
berkembangnya
restoran-restoran,
pasar
swalayan, terbukanya kesempatan menembus ekspor dan pola konsumsi
masyarakat yang berkembang. Kondisi ini mendorong perusahaan yang bergerak
pada industri kecap untuk meningkatkan produksinya dengan berbagai ukuran,
rasa dan kemasan yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang
beragam (Irawati, 1996).
Sebagai jenis industri besar yang menggunakan
bahan baku utama
kedelai, industri kecap ini sangat dibutuhkan karena kedelai termasuk produk
pertanian yang bersifat musiman dan mudah rusak. Selain itu industri kecap juga
dapat menciptakan nilai tambah komoditas kedelai, meningkatkan permintaan
kedelai yang pada akhirnya akan menguntungkan petani, menyerap tenaga kerja,
dan meningkatkan devisa negara melalui pemanfaatan peluang ekspor (Yuspida,
2000).
Perkembangan produksi kecap di Indonesia menunjukkan perubahan yang
berfluktuasi dari tahun ke tahun namun cenderung meningkat sejalan dengan
peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut. Perkembangan jumlah
penduduk, konsumsi, dan produksi kecap dalam negeri dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Tahun
Perkembangan Jumlah Penduduk, Produksi, dan Konsumsi Kecap
Indonesia Tahun 1993-2002
Jumlah Penduduk
Produksi (liter)
Konsums i (liter)
(jiwa)
1993
186.544.810
16.084.928
44.233.505
1996
195.524.884
86.436.736
91.098.954
1999
204.783.931
85.864.195
99.885.410
2002
212.003.000
203.165.844
169.772.002
Sumber : Badan Pusat Statistik, 1993-2002 (diolah).
Tampak bahwa total konsumsi ke cap masyarakat Indonesia jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan total produksinya. Tingginya permintaan
masyarakat akan produk kecap ditunjukkan dengan semakin besarnya jumlah
kecap yang diimpor oleh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan konsumen
Indonesia karena produksi kecap dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan
pangan domestik akan kecap. Untuk menghemat devisa negara, maka agroindustri
yang menghasilkan kecap perlu digalakkan. Di samping itu, terdapat industri lain
yang menggunakan bahan baku kedelai selain kecap. Hal itu ditunjukkan dengan
jumlah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan dengan bahan baku
kedelai yang bersaing dengan industri kecap. Data BPS menunjukkan bahwa
jumlah perusahaan pada industri pengolahan yang menggunakan bahan baku
kedelai pada tahun 1996 hingga 2001 berturut -turut adalah 219, 209, 192, 215,
213, dan 197 perusahaan.
Sebagai industri dengan bahan baku utama kedelai, maka kegiatan
ekonomi pada industri kecap dipengaruhi oleh berbagai kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan komoditi kedelai. Kebijakan pemerintah berubah setelah
tahun 1998 dimana sebagai bagian dari paket pemulihan ekonomi, pemerintah
Indonesia
setuju
untuk
menderegulasi
beberapa
kebijakan
perdagangan
diantaranya menyangkut kedelai. Impor kedelai yang semula merupakan
monopoli pemerintah dalam hal ini Bulog, sejak 1 Januari 1998 bebas diimpor
dengan menggunakan lisensi impor. Tarif impor yang semula 20 persen akan
turun menjadi 5 persen pada tahun 2003 (Soesastro dan Basri, 1998). Walaupun
dalam kesepakatan tersebut Indonesia masih diperkenankan untuk menerapkan
tarif impor kedelai tetapi dalam kenyataannya kedelai dapat masuk dengan bebas
(Oktaviani, 2002). Tingginya impor kedelai ini berdampak terhadap fluktuasi
harga kedelai baik kede lai impor maupun kedelai domestik. Pada akhirnya
fluktuasi harga tersebut akan berdampak pada permintaan kedelai oleh industri
pengolahan kedelai termasuk industri kecap.
Hadipurnomo
(2000)
mengatakan
bahwa
dalam
era
liberalisasi
perdagangan ini, kebijakan perdagangan yang masih relevan untuk diterapkan
hanya kebijakan tarif. Indonesia telah menyepakati ketentuan tarif tidak lebih dari
27 persen pada tahun 2004 di bawah WTO (World Trade Organization ).
Sedangkan kesepakatan Indonesia dalam perdagangan bebas ASEAN (AFTA),
tarif impor kedelai yang diberlakukan mulai tahun 2010 adalah paling tinggi 5
persen dengan catatan tetap dikelola di bawah State Trading Enterprise/Bulog
(Rachman, dkk, 1996).
Perumusan masalah yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah sebagai
berikut :
1) Bagaimanakah keragaan perekonomian kedelai dan industri kecap di
Indonesia ?
2) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi permintaan kedelai pada
industri kecap di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :
1) Menguraikan keragaan perekonomian kedelai dan industri kecap di
Indonesia.
2) Menganalisa faktor -faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai pada
industri kecap di Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna bagi penulis sebagai tempat berlatih untuk
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan. Penelitian
ini juga menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang komoditi kedelai.
Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi pemerintah dalam
merumuskan kebijakan terhadap perkembangan agroindustri yang mengolah
bahan baku dari pertanian khususnya komoditi kedelai, sebagai sumber peluang
baru dalam usaha peningkatan nilai tambah produk pertanian dan peningkatan
pendapatan masyarakat. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan menjadi bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Analisis permintaan kedelai se bagai bahan baku dalam memproduksi
kecap di Indonesia ini dilihat secara agregat (nasional). Industri kecap yang
dicakup dalam penelitian ini tergolong dalam industri besar dan sedang dimana
tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan di industri ini sebanyak 20 orang atau
lebih.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Komoditas Kedelai
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam
berupa lahan yang relatif cukup luas dan subur. Dengan iklim, suhu dan
kelemba ban yang cocok untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman pangan pokok,
maka hampir seluruh tanaman pangan pokok tersebut (biji-bijian, umbi- umbian
dan kacang-kacangan asli Indonesia) dapat tumbuh dengan relatif baik. Salah satu
jenis tanaman pangan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar penduduk
Indonesia adalah tanaman kedelai (Glysine max (L) Merril).
Dalam dekade terakhir, untuk dapat memenuhi permintaan nasional yang
cenderung terus meningkat, Indonesia mengimpor kedelai pada tahun 1989
sebanyak 400.000 ton, sedangkan pada tahun 1996 impor melonjak menjadi
mendekati 800.000 ton. Besarnya angka impor tersebut merupakan salah satu
indikator betapa besar kebutuhan kedelai untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Kegunaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah untuk memasok
kebutuhan pokok berbagai jenis produk olahan.
Dengan memahami betapa besarnya kebutuhan kedelai untuk pasokan
industri yang menghasilkan bahan pangan bagi sebagian besar penduduk
Indonesia tersebut di satu sisi, sedangkan di sisi lain impor cenderung meningkat,
maka dalam kondisi perekonomian seperti saat-saat ini, berbagai upaya yang
dapat mengarah kepada memproduksikan kedelai dalam negeri secara optimal
agar negara dapat memperkecil kedelai impor, merupakan momentum yang tepat
untuk menggerakkan masyarakat apakah dari kalangan perbankan, perusahaan
besar selaku mitra, kalangan petani, instansi terkait, dan instansi lainnya, untuk
menyatu dalam suatu pelaksanaan proyek dalam rangka meningkatkan produksi
kedelai dalam negeri (Anonim, 2004) 1.
Selama ini Indonesia masih menggantungkan kebutuhan kedelai pada
produk impor. Impor kedelai tahun 2002 tercatat 1.130.000 ton, produksi dalam
negeri hanya mencapai 673.000 ton. Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro, dan
Hasil Hutan (IKAH) Depperindag Zaenal Arifin mengatakan bahwa kebutuhan
kedelai untuk industri dalam negeri sekitar 1.200.000 ton setiap tahunnya. Padahal
luas panen kedelai empat tahun terakhir cenderung berkurang. Luas panen tahun
1999 adalah 1.150.000 hektar anjlok menjadi 824.000 hektar pada tahun 2000,
dan 678.000 hektar pada tahun 2001 (WAS, 2004) 2. Perkembangan luas panen,
produksi, produktivitas, dan konsumsi kedelai Indonesia dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Tahun
Luas Panen, Produksi, Produktivitas, dan Konsumsi Kedelai Indonesia
Tahun 1993 – 2002
Luas panen (Ha)
Produksi (Ton)
1993
1.470.206
1994
1.708.528
Produktivitas
(Ton/Ha)
1,162
Konsumsi
(000 Ton)
2.436
1.406.918
1.564.847
1,112
2.355
1995
1.477.435
1.680.007
1,137
2.329
1996
1.279.286
1.517.181
1,186
1.940
1997
1.119.079
1.356.891
1,213
1.940
1998
1.095.071
1.305.640
1,192
1.414
1999*
1.151.079
1.382.848
1,201
2.685
2000
824.484
1.017.634
1,234
2.295
2001
678.848
826.932
1,218
1.962
2002
544.522
673.056
1,236
1.809
Sumber : Badan Pusat Statistik, 1993-2002.
Keterangan :
*) mulai tahun 1999 tidak termasuk Timor Timur
Dalam kehidupan masyarakat kita, kedelai telah dikenal sejak lama
sebagai salah satu tanaman sumber protein nabati dengan kandungan 39 persen
hingga 41 persen dan menjadi bagian makanan sehari-hari bangsa Indonesia
selama lebih dari 200 tahun. Kegemaran memasak dan ketrampilan mengolah
bahan makanan telah menghasilkan aneka ragam makanan dan hasil olah kedelai.
Beberapa jenis makanan tersebut diadaptasi dari bangsa lain, tetapi hasil olah
kedelai yang sekarang mulai digemari dan diakui sebagai makanan bernilai gizi
tinggi oleh dunia internasional adalah kreasi asli Indonesia.
Menurut
Hermana
(1985),
pengolahan
kedelai
secara
tradisional
menghasilkan bahan-bahan makanan yang dapat dikelompokkan me njadi dua
yakni (1) tanpa fermentasi seperti tauge, susu kedelai, tahu, dan kembang tahu,
serta (2) dengan fermentasi seperti kecap, oncom, tauco, dan tempe. Hasil-hasil
olah tersebut telah menjadi bagian dalam pola hidangan makanan segenap lapisan
masyara kat, baik sebagai bahan makanan maupun sebagai bumbu. Selain hasilhasil olah tersebut, masyarakat Indonesia telah pula mengenal hasil olah kedelai
generasi baru antara lain kedelai bubuk dan daging kedelai. Hasil olah kedelai
pada umumnya memang merupakan makanan bernilai gizi baik dan tidak mahal
sehingga dapat dikatakan bahwa kacang kedelai berperanan besar dalam
peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat. Penggunaan hasil olah kedelai
sebagai sumber protein dalam hidangan makanan sehari-hari untuk pengganti
daging atau sebagai bahan perbaikan gizi hidangan yang sebagian besar berupa
bahan nabati akan bermanfaat bagi kesehatan.
2.2 Gambaran Umum Produk Kecap
Menurut Hermana (1985), kecap merupakan sari kedelai yang telah
difermentasikan, dengan atau tanpa tambahan gula dan bumbu. Kedelai yang
digunakan untuk membuat kecap biasanya kedelai hitam agar kecap yang
dihasilkan berwarna coklat hitam. Kecap yang dibuat dari kedelai kuning
berwarna coklat. Di Indonesia dikenal kecap manis, kecap manis (asin) sedang,
dan kecap asin, sesuai kadar gulanya. Selain kecap kedelai murni, ada kecap yang
dibuat dari campuran gandum dengan kedelai. Pembuatan kecap juga dapat
dilakukan tanpa fermentasi, yaitu dengan hidrolisa asam. Cara ini belum
digunakan dalam industri kecap di Indonesia. Secara fermentasi, pembuatan kecap
dimulai dengan fermentasi oleh cendawan, dilanjutkan dengan fermentasi dalam
larutan garam dan akhirnya pemasakan. Makin lama fermentasinya, makin sedap
aroma dan rasa kecapnya. Cendawan yang digunakan adalah Aspergillus oryzae
atau Rhizopus oryzae. Daya urai terhadap protein dari Rhizopus oryzae tidak
sebaik Aspergillus oryzae sehingga mutu kecap yang dihasilkannya pun kurang.
Menurut Utomo dan Nikkuni (2000), dalam proses pembuatan kecap
terdapat dua cara fermentasi. Cara pertama yaitu fermentasi dengan menggunakan
Aspergillus pada suhu 25-308C selama 3-7 hari. Hasil kedelai yang terbentuk dari
proses fermentasi tersebut dicampur dengan 20-30 persen larutan garam untuk
dibawa pada fermentasi cara kedua yaitu dengan larutan garam di bawah 20
persen pada suhu 25-308C selama 14-120 hari. Kemudian bubur yang telah
terfermentasi disaring.
Terdapat tiga macam kecap berdasarkan kualitasnya. Kualitas pertama
adalah kecap yang mengandung protein lebih dari enam persen, kualitas kedua
mengandung 4-6 persen protein, sedangkan kecap kualitas ketiga mengandung 2-4
persen protein. Pada umumnya, kecap yang digunakan sehari-hari sebagai bumbu
mengandung 4-5 persen protein, satu persen lemak, dan sembilan persen
karbohidrat (Utomo dan Nikkuni, 2000).
2.3 Penelitian-penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai industri kecap dan analisis yang menggunakan
pendekatan ekonometrika dengan model regresi linier berganda dengan
persamaan tunggal yang diduga berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa atau
OLS (Ordinary Least Squre) telah banyak dilakukan. Yuspida (2000), Irawati
(1996), dan Anggono (1993) melakukan penelitian tentang industri kecap
sedangkan penelitian yang menggunakan model regresi linier berganda telah
dilakukan oleh Nursusanto (2003), Sariati (1996), Harfa (1996), dan Semendawai
(1994).
Penelitian mengenai industri kecap telah dilakukan oleh Yuspida (2000)
dengan judul Optimalisasi Resiko Pemasaran Portfolio Produk Kecap Pada PT.
Alam Aneka Aroma Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum aktivitas diversifikasi produk yang dilakukan oleh perusahaan,
menganalisis tingkat resiko penerimaan diversifikasi produk kecap yang
dilakukan oleh perusahaan, menentukan kombinasi optimal dari produk yang
dipasarkan
yang
memberikan
tingkat
resiko
optimal,
dan
mengetahui
kemungkinan implementasi hasil optimalisasi yang didasarkan pada kondisi
perusahaan. Data yang dipergunakan berupa data primer dan data sekunder yang
dianalisa dengan model Single Index Po rtfolio. Salah satu strategi yang
dikembangkan oleh perusahaan dalam menghadapi kondisi ini adalah dengan
melakukan strategi diversifikasi terhadap produk kecap yang dihasilkannya. Hasil
analisis menunjukkan bahwa perusahaan pada periode Januari 1995 sampai
November 1998 belum melakukan alokasi modal yang optimal.
Irawati
(1996)
melakukan
penelitian
mengenai
Analisis
Strategi
Pemasaran Kecap pada Perusahaan Kecap Rina Sari. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari keadaan umum perusahaan, mempelajari faktor-faktor strategis
pemasaran perusahaan, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran perusahaan.
Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Untuk mempelajari
strategi pemasaran perusahaan, dilakukan analisa kualitatif dengan menggunakan
pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats).
Strategi produk yang dilakukan adalah pengembangan produk dengan spesialisasi
pada satu jenis lini produk saja. Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah
menetapkan harga jual yang tinggi untuk menempatkan produk sebagai produk
kelas atas. Strategi distribusi yang dilakukan adalah strategi distribusi intensif
untuk mendukung strategi harga tinggi guna mengoptimalisasi penggarapan
relung pasar (mutu tinggi, harga tinggi). Strategi promosi perusahaan belum
optimal karena belum memanfaatkan media massa dan audio visual untuk
menjangkau seluruh konsumen kelas atas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Penelitian lain mengenai industri kecap juga dilakukan oleh Anggono
(1993) dengan judul Analisis Agroindustri Kecap, Studi Kasus Pada CV. Laron
Putra Manunggal, Tuban, Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari sistem pengadaan bahan baku utama kedelai yang dilakukan
perusahaan dan besarnya marjin pemasaran kedelai, mempelajari kegiatan
pengolahan kedelai menjadi kecap yang dilakukan perusahaan dan besarnya nilai
tambah yang diciptakan serta mempelajari strategi pemasaran yang diterapkan
oleh perusahaan selama ini. Data yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder. Hasil studi menunjukkan bahwa bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan kecap dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan baku utama yang
terdiri dari kedelai hitam, gula, garam, dan air serta bahan baku pembantu yang
berupa bumbu-bumbu. Data marjin pemasaran kedelai menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun 1990 sampai tahun 1992. Proses pengolahan kedelai
menjadi kecap dilakukan dengan cara fermentasi kedelai hitam dan masih
menggunakan
teknologi
tradisional.
Strategi
pemasaran
yang
dilakukan
perusahaan adalah dengan mengadakan tiga jalur saluran distribusi yaitu (1) dari
pabrik langsung ke konsumen, (2) dari pabrik, agen, pengecer kemudian ke
konsumen, (3) dari pabrik, pengecer kemudian ke konsumen. Hasil analisis
hubungan antara harga produk kecap dan biaya promosi terhadap total penerimaan
menunjukkan bahwa total penerimaan dipengaruhi secara nyata oleh harga produk
dan biaya promosi.
Penelitian dengan menggunakan metode regresi linier berganda telah
dilakukan oleh Nursusanto (2003) dengan judul Analisis Peluang Ekspor -Impor
Jagung Indonesia : Pendekatan Permintaan yang bertujuan untuk mengetahui
perkembangan ekspor dan impor jagung Indonesia, melihat dan mengidentifikasi
faktor -faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor jagung Indonesia ke dan dari
pasar internasional serta mengetahui peluang ekspor dan impor jagung Indonesia.
Data yang digunakan adalah data sekunder (time series) dalam periode waktu 18
tahun (1983-2000). Pengolahan data menggunakan program Minitab dan Shazam
serta metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan volume ekspor dan impor
jagung Indonesia secara keseluruhan meningkat masing-masing sebesar 307,90
persen dan 7.923,51 persen. Volume ekspor jagung dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel harga ekspor dan variabel dummy kondisi perekonomian negara
(krisis atau tidak krisis), sedangkan volume impor jagung Indonesia dipengaruhi
secara signifikan oleh variabel harga domestik tahun ini, harga impor, pendapatan
per kapita penduduk Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Ekspor
dan impor jagung memiliki peluang yang baik. Baik dari pasar domestik maupun
dari pasar internasional menunjukkan adanya peningkatan konsumsi jagung.
Harfa (1996) melakukan penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Permintaan
Tepung
Terigu
di
Indonesia
menggunakan data sekunder yang berupa data runtut waktu periode tahun 19831994. Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dianalisa dengan metode
deskriptif dan kuantitatif. Untuk menduga fungsi permintaan tepung terigu maka
digunakan fungsi berpangkat yang selanjutnya ditransformasikan ke dalam bentuk
fungsi double-log natural. Kemudian data yang ada diolah dengan metode OLS
memakai bantuan program komputer Shazam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan struktur yang telah terjadi dalam permintaan tepung terigu
di Indonesia, mengetahui keadaan faktor-faktor dominan yang berpengaruh
terhadap permintaan tepung terigu beserta derajat kepekaannya. Pada analisis
deskriptif disimpulkan bahwa permintaan tepung terigu kini telah mengalami
perubahan konsumsi ke bentuk olahan (masyarakat telah mengalami perubahan
selera dalam mengkonsumsi tepung terigu). Pada analisa regresi, digunakan enam
variabel bebas yaitu harga tepung terigu, harga beras, harga tepung tapioka,
pendapatan per kapita, selera dan variabel boneka (untuk membedakan keadaan
resesi dan tidak resesi). Dari hasil analisis regresi ini ternyata ke enam variabel
tersebut dapat berpengaruh nyata pada fungsi permintaan tepung terigu (pada taraf
kepercayaan 90 persen dan 95 persen).
Hasil penelitian Sariati (1996) dengan judul Analisis Penawaran Minyak
Goreng Sawit di Indonesia bertujuan untuk melihat perkembangan industri MGS
di Indonesia, mengeta hui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran MGS di
Indonesia dan melihat prospek industri MGS di Indonesia pada masa yang akan
datang secara deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder pada periode waktu tahun 1975-1995. Data-data yang diperoleh
dianalisa dengan presentase dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Faktor -faktor
yang mempengaruhi penawaran MGS di Indonesia adalah harga minyak goreng
kelapa, suplai minyak sawit mentah (MSM), harga MSM di dalam negeri,
penawaran MGS tahun sebelumnya, dan kebijaksanaan pemerintah dalam
mengatur tataniaga MSM. Keseluruhan faktor-faktor tersebut berpengaruh positif
terhadap penawaran MGS di Indonesia. Industri MGS di Indonesia mempunyai
prospek yang cerah pada masa yang akan datang dilihat dari persediaan bahan
baku, potensi permintaan terhadap minyak goreng yang akan terus meningkat
sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan. Akan
tetapi pada era perdagangan bebas industri MGS akan mendapat hambatan.
Hasil penelitian Semendawai (1994) dengan judul Analisis Permintaan
Industri Pakan Ternak Terhadap Komoditas Jagung di Propinsi Jawa Barat dan
Jawa Timur bertujuan untuk menganalisa faktor -faktor yang mempengaruhi
permintaan industri pakan ternak terhadap jagung di Propinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur, dan mempelajari perilaku harga riil jagung dihubungkan dengan
kebijaksanaan deregulasi pada tahun 1988. Dalam menganalisa dan menjelaskan
keadaan permintaan, dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dengan
data time series (1979-1993) dan analisis deskriptif secara tabulasi dan grafis.
Perilaku harga jagung secara riil yang terjadi di Propinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur menunjukkan peningkatan yang positif dari tahun ke tahun, juga setelah
dikeluarkannya kebijaksanaan deregulasi pada tahun 1988. Dari hasil analisis
permintaan industri pakan ternak terhadap jagung baik di Propinsi Jawa Barat
maupun Jawa Timur menunjukkan bahwa variabel-variabel harga jagung, harga
kedelai sebagai bahan komplementer, jumlah penggunaan jagung untuk benih,
jumlah populasi ternak, dan kebijaksanaan deregulasi secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap permintaan industri pakan ternak terhadap jagung.
Penelitian berdasarkan teori permintaan barang input oleh industri
pengolahannya juga dilakukan oleh Nurlianti (2002) dan Yulianingsih (1992).
Nurlianti (2002)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
permintaan barang input yaitu telur ayam ras oleh pedagang martabak telur di kota
Bogor. Variabel yang diduga mempengaruhi permintaan telur adalah harga telur
ayam ras, harga tepung terigu dan harga minyak goreng sebagai barang
komplementer telur dalam membuat martabak telur, volume usaha yang
dibedakan berdasarkan jumlah telur yang digunakan dalam membuat berbagai
jenis martabak, dan dummy lokasi usaha ( lokasi strategis dan tidak strategis).
Yulianingsih (1992) menganalisis fungsi permintaan karet alam di dalam
negeri dengan lima buah persamaan sesuai dengan macam-macam jenis industri
utama yang menggunakan karet alam yaitu industri crumb rubber, industri
remilling, industri pengasapan karet, industri ban, dan industr