Studi peranan lingkungan (sifat kimia dan fisika tanah serta cuaca) terhadap cemaran getah kuning buah manggis (Garcinia mangostana)

i

STUDI PERANAN LINGKUNGAN (SIFAT KIMIA DAN
FISIKA TANAH SERTA CUACA) TERHADAP CEMARAN
GETAH KUNING BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana)

MARTIAS

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

i

ii

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Studi Peranan Lingkungan
(Sifat Kimia dan Fisika Tanah serta Cuaca) terhadap Cemaran Getah Kuning

Buah Manggis (Garcinia mangostana) adalah karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian disertasi ini.
Bogor, Agustus 2012

Martias
A262080051

iii

ABSTRACT
The Role of Environmental Study (Soil Chemical, Physical and Weather) on
contamination of Yellow Sap on Mangosteen (Garcinia mangostana), under
supervision of ROEDHY POERWANTO, SYAIFUL ANWAR, and RINI
HIDAYATI.
Yellow sap contamination is a major problem caused the poor quality of
mangosteen fruits for export. The research aimed to study (1) variability of
yellow sap contamination in some mangosteen production centers (2) variability

of soil chemical properties and their effects on the yellow sap contamination, (3)
the variability of soil physical properties and their effects on the yellow sap
contamination, (4) variability of rainfall as controlling water balance and its
relationship with the yellow sap contamination of the mangosteen fruit. The study
was conducted at 10 mangosteen production centers, namely Karacak and
Barengkok (Bogor, West Java), Garogek and Pusaka Mulya (Purwakarta, West
Java), Koto Lua, Baringin, Pakandangan, Padang Laweh, and Lalan (West
Sumatra), and Sukarame (Lampung). Ten mangosteen plants at each locations
were taken as samples with 100 fruit samples per plant. Observations were carried
out on soil chemical properties, leaf nutrient content, and fruit pericarp nutrient
content. Weather data were obtained from the nearest climatological stations.
Observational data were analyzed using correlation analysis, regression, and path
analysis to determine direct and indirect effect of soil chemical and physical
properties to the yellow sap contamination. The results showed that the chemical
properties of soil, especially nutrient availability, soil physical properties and
weather are environmental factors play an important role in the physiological
process of contamination of the yellow sap on mangosteen fruit. Yellow sap
contamination is directly influenced by the availability of soil Ca and Mn. Soil
calcium plays in eliminating yellow sap contamination, while Mn contribute in
inducing the yellow sap contamination. Phosphorus, K, Mg, Cu, Zn, B are

indirectly contributing to eliminate the yellow sap contamination. Calcium in
endocarp tissue, mesocarp, and leaves contribute directly to eliminate the yellow
sap contamination, whereas Mn in the endocarp and leaf increased yellow sap
contamination. Zinc in mesocarp directly eliminate contamination of yellow sap,
and in endocarp and leaves indirectly reduce yellow sap contamination. Boron in
endocarp and mesocarp increase yellow sap contamination. Copper in the leaf
directly enhance yellow sap contamination, and in endocarp and mesocarp
indirectly increased yellow sap contamination. Phosphorus, K and Mg in the
endocarp, mesocarp, and the leaves were indirectly eliminate the yellow sap
contamination. Soil physical properties especially water available and total soil
pore spaces contribute directly to eliminate the yellow sap contamination. Organic
matter and soil permeability indirectly contributed in eliminating, while the bulk
density indirectly induced the yellow sap contamination. Weather, particularly
rainfall one of factor that controlling weekly water balance, was correlated
positively and significantly with the yellow sap contamination in the three weeks
lead time.
Keywords: weather, mangosteen, soil chemical and physical, yellow sap
iii

iv


v

RINGKASAN
MARTIAS. Studi Peranan Lingkungan (Sifat Kimia dan Fisika Tanah serta
Cuaca) terhadap Cemaran Getah Kuning Buah Manggis (Garcinia mangostana).
Dibimbing oleh ROEDHY POERWANTO, SYAIFUL ANWAR, dan RINI
HIDAYATI.
Manggis merupakan buah unggulan Indonesia dan termasuk salah satu jenis
buah segar yang paling banyak diekspor dibandingkan buah lainnya. Volume
ekspornya sangat rendah dibanding total produksi yang dihasilkan, terutama
disebabkan oleh adanya cemaran getah kuning pada daging dan kulit buah
manggis.
Getah kuning menjadi persoalan manakala keluar dari salurannya yang
pecah dan mengotori aril (daging) dan kulit buah. Saluran getah kuning pecah
disebabkan oleh adanya desakan tekanan dari biji dan aril pada saat
perkembangan buah atau perubahan potensial air dalam buah. Saluran getah
kuning yang pecah juga diduga akibat kekurangan Ca dan perubahan tekanan
turgor pada dinding sel-sel epitel. Ketersediaan hara selain Ca dan interaksi antar
hara juga diduga berpengaruh dan terlibat dalam kejadian cemaran getah kuning

baik secara langsung maupun tidak langsung. Sifat fisika tanah termasuk faktor
lingkungan yang menentukan ketersediaan air, hara, proses fisiologis dan diduga
berkontribusi terhadap cemaran getah kuning. Cemaran getah kuning juga
diakibatkan oleh fluktuasi ketersediaan air yang tinggi atau perubahan musim
kering ke musim hujan yang mendadak. Kondisi neraca air tanah yang stabil
diduga berkontribusi dalam mengeliminasi cemaran getah kuning pada buah
manggis. Diperlukan studi yang komprehensif sebagai landasan pengendaliannya.
Tujuan umum penelitian adalah mempelajari fisiologi terjadinya cemaran
getah kuning dalam kaitannya dengan sifat kimia dan fisika tanah serta cuaca
sebagai bahan rumusan pengendalian cemaran getah kuning pada agroklimat yang
berbeda. Tujuan khusus penelitian adalah mempelajari (1) keragaan cemaran getah
kuning pada beberapa sentra produksi manggis, (2) variabilitas sifat kimia tanah dan
pengaruhnya terhadap cemaran getah kuning buah manggis, (3) variabilitas sifat
fisika tanah dan pengaruhnya terhadap cemaran getah kuning buah manggis, dan (4)
variabilitas cuaca, terutama neraca air dalam hubungannya dengan cemaran getah
kuning buah manggis.
Penelitian telah dilakukan di Desa Karacak, Barengkok, Garogek, dan
Pusaka Mulia (Jawa Barat); Nagari Koto Lua, Baringin, Pakandangan, Padang
Laweh, Lalan (Sumatera Barat); dan Desa Sukarame (Lampung), dari bulan
Desember 2009 sampai Juli 2011. Lokasi penelitian di tingkat desa atau nagari

ditentukan dari hasil wawancara menggunakan tekhnik purposive sampling dengan
pedagang pengumpul di tingkat kecamatan dan desa atau nagari. Pada setiap lokasi
sentra produksi yang telah terpilih, ditentukan 10 tanaman yang representatif untuk
diamati.
Sampel tanah terganggu diambil di sekitar zona perakaran, kedalaman 30 cm
pada empat arah mata angin untuk setiap tanaman. Daun terminal yang telah
berkembang penuh diambil sampelnya untuk menentukan kadar hara daun. Sampel
tanah tidak terganggu juga diambil dengan ring sampel pada kedalaman 40 cm di
zona perakaran untuk menentukan variabilitas sifat fisika tanah pada setiap
tanaman. Buah pada saat matang fisiologis diambil sebanyak 100 buah untuk setiap

vi

pohon dan dianalisis kadar hara kulitnya. Data cuaca diperoleh dari stasiun
klimatologi terdekat dari lokasi penelitian untuk menentukan neraca air mingguan,
kondisi defisit dan surplus air tanah di masing-masing lokasi.
Data yang diperoleh dianalisis dengan One Way ANOVA, apabila didapatkan
perbedaan yang nyata dari nilai parameter antar lokasi dilanjutkan dengan uji
DMRT (Duncan News Multiple Range Test) pada taraf nyata 5%. Analisis regresi
dan korelasi untuk mengetahui hubungan parameter sifat kimia, fisika tanah, dan

neraca air tanah dengan parameter cemaran getah kuning. Pengaruh langsung dan
tidak langsung sifat kimia, fisika tanah dan kadar hara jaringan daun, kulit buah
(endokarp dan mesokarp) dengan parameter cemaran getah kuning ditentukan
dengan path analysis (analisis jalur).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaan cemaran getah kuning pada 10
sentra produksi manggis (Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung) bervariasi
antar lokasi berturut turut 8.7-54.04 %; 4.0-51.6 %; dan 17.7-78.6 %, untuk
persentase aril bergetah kuning, persentase juring bergetah kuning dan persentase
kulit buah bergetah kuning. Kalsium tanah berperan mengeliminasi cemaran getah,
sedangkan Mn berkontribusi menginduksi cemaran getah kuning. Hara P, K, Mg,
Cu, Zn, B adalah hara yang berkontribusi secara tidak langsung melalui ketersediaan
Ca dan Mn tanah dalam mengeliminasi cemaran getah kuning buah
manggis.Kalsium di jaringan endokarp, mesokarp, dan daun berperan secara
langsung mengeliminasi cemaran getah kuning, sedangkan Mn pada endokarp dan
daun menyebabkan meningkatnya cemaran getah kuning. Unsur hara Zn di
mesokarp secara langsung mengeliminasi tingkat keparahan cemaran getah kuning,
dan di endokarp serta daun secara tidak langsung mengeliminasi cemaran getah
kuning. Unsur hara B di endokarp dan mesokarp meningkatkan cemaran getah
kuning. Unsur hara Cu di daun secara langsung meningkatkan cemaran getah
kuning, di endokarp, mesokarp secara tidak langsung juga menyebabkan

meningkatnya cemaran getah kuning. Unsur hara P, K dan Mg di endokarp,
mesokarp, dan daun secara tidak langsung mengeliminasi cemaran getah kuning.
Sifat fisika tanah, terutama air tersedia dan ruang pori total tanah berperan secara
langsung mengeliminasi cemaran getah kuning. Bahan organik dan permeabilitas
tanah secara tidak langsung berkontribusi mengeliminasi, sedangkan bobot isi tanah
secara tidak langsung menginduksi cemaran getah kuning. Air tersedia dan bahan
organik tanah bersinergi dengan Ca tersedia tanah dalam mengeliminasi cemaran
getah kuning, sedangkan bobot isi tanah dan Mn tersedia tanah berkontribusi
menginduksi cemaran getah kuning. Kadar Ca endokarp optimum (0.26 %), Ca
mesokarp dan Ca daun maksimum (0.29 % dan 1.69 %) mampu mengeliminasi
cemaran getah kuning berturut-turut hingga 12.94 %, 8.95 %, dan 6.98 %. Kadar Mn
daun tertinggi (872 ppm) menginduksi cemaran getah kuning hingga 42.89 %. Kadar
B daun optimum (86.5 ppm) mengeliminasi cemaran getah kuning hingga mencapai
minimum (2.86 %), namun peningkatan B daun hingga 130 ppm menyebabkan
cemaran getah kuning meningkat hingga 40.7 %. Cuaca, terutama curah hujan
sebagai pengendali neraca air mingguan pada periode minggu ke tiga sebelum
panen berkorelasi positif sangat nyata dengan cemaran getah kuning. Keterkaitan
neraca air dengan cemaran getah kuning menunjukkan bahwa surplus air yang
meningkat berimplikasi terhadap peningkatan cemaran getah kuning buah
manggis.

Kata Kunci: Cemaran, getah kuning, sifat tanah, cuaca, manggis

vii

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cpta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut
tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan
memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin
IPB.

vii

viii

ix


STUDI PERANAN LINGKUNGAN (SIFAT KIMIA DAN
FISIKA TANAH SERTA CUACA) TERHADAP CEMARAN
GETAH KUNING BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana )

MARTIAS

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada Program Studi Agronomi dan Hortikultura

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

x

Penguji Pada Ujian Tertutup


:
1. Dr. Ir. Sudradjat, MS.
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor
2. Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS.
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor

Penguji Pada Ujian Terbuka

:
1. Prof. Dr. Ir. Slamet Sutanto, MSc.
Guru Besar Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
2. Dr. Ir. Yusdar Hilman MS.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementrian
Pertanian Republik Indonesia.

.

xi

Judul Disertasi

:

Studi Peranan Lingkungan (Sifat Kimia dan
Fisika Tanah serta Cuaca) terhadap Cemaran
Getah Kuning Buah Manggis (Garcinia
mangostana )

Nama

:

Martias

NRP

:

A262080051

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc
Ketua

Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc

Dr. Ir. Rini Hidayati, MS
Anggota

Anggota
Diketahui

Ketua Program Studi
Agronomi dan Hortikultura

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian: 9 Agustus 2012

Tanggal Lulus:

xii

xiii

PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah S.W.T, atas
hidayah dan rahmatNya, sehingga penulisan disertasi yang berjudul Studi Peranan
Lingkungan (Sifat Kimia dan Fisika Tanah serta Cuaca) terhadap Cemaran Getah
Kuning Buah Manggis (Garcinia mangostana) telah dapat diselesaikan. Salawat
dan salam juga disampaikan kepada Rasul Muhammad S.A.W yang telah
memberikan fondasi moral dan peradaban kepada umatnya dalam mengungkap
tabir ilmu pengetahun.
Disertasi ini disusun atas arahan dan bimbingan dari Prof. Dr. Ir. Roedhy
Poerwanto, M.Sc (Ketua Komisi Pembimbing), Dr. Ir. Rini Hidayati, MS, dan Dr.
Ir. Syaiful Anwar, M.Sc (anggota Komisi Pembimbing). Penulis mengucapkan
terimakasih tak terhingga kepada Bapak dan Ibu, atas curahan fikiran dan
waktunya dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan
disertasi ini. Terimakasih juga disampaikan kepada Dr. Darda Effendi, M.Si dan
Ir. Atang Sutandi, M.Si, Ph.D, yang telah bersedia sebagai tim penguji ujian
kualifikasi lisan serta telah memberikan saran yang konstruktif dalam perbaikan
proposal dan landasan yang kuat dalam penyusunan disertasi. Terimakasih yang
sama juga disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS, yang telah
memberikan semangat dan saran dalam ujian kualifikasi lisan dan ujian terbuka.
Terimakasih yang tak terhingga juga disampaikan kepada Dr. Ir. Sudaradjat MS,
Dr. Ir. Iskandar Lubis MS, dan Dr. Ir. Maya Melati MS, MSc, yang telah
memberikan koreksi serta saran dalam ujian tertutup dan Prof. Dr. Ir. Slamet
Sutanto MSc, dan Dr. Ir. Yusdar Hilman MS sebagai penguji pada ujian terbuka.
Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Kepala Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika, yang telah memberi kesempatan dan izin bagi penulis
dalam menempuh pendidikan. Terimakasih yang tak terhingga juga disampaikan
kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dan Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, disamping memberikan izin untuk
sekolah juga telah memberikan dukungan dana penelitian melalui Kerjasama
Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T). Kepala Pusat
Kajian Buah Tropika IPB yang telah memberikan dukungan dan kesempatan bagi

xiv

penulis dalam melaksanakan penelitian di laboratorium PKBT juga di ucapkan
terimakasih.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua Program Studi
Agronomi dan Hortikultura, Kepala Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, atas kesempatan dan bimbingan selama penulis
menempuh pendidikan. Layanan yang sangat menyenangan dan bernuansa
kekeluargaan dari staf administrasi Progran Studi Agronomi dan Hortikultura
diucapkan terimakasih.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada teman-teman mahasiswa
Pascasarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura angkatan 2008, 2009, dan
2010. Persaudaraan dan kerja sama yang terjalin di antara kita merupakan
dukungan yang amat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
Istriku Nurmalinna yang tercinta dan Merisa RA, Fachrian NA anakku
tersayang, atas kesabaran dan ketabahannya serta telah memberikan segala
dukungan, kiranya semua pengorbanan ini menjadi pelajaran hidup untuk
mengujudkan suatu kesuksesan. Ayahnda Maad yang selalu memberikan nasehat
untuk menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, kiranya menjadi ibadah bagi
ayahnda. Almarhum Ibunda Rakawi yang telah mewariskan sifat-sifat
fundamental, terutama untuk ikhlas dalam menerima segala rintangan hidup.
Semoga nilai-nilai tersebut menjadi amal berkelanjutan di hadirat Allah S.W.T.
Terimakasih yang mendalam juga disampaikan kepada kakak-kakak yang telah
memberikan dukungan yang ikhlas selama menempuh dan menyelesaikan
pendidikan.
Disertasi ini kiranya dapat menjadi landasan untuk meningkatkan
kemampuan penulis dalam melaksanakan penelitian dan diharapkan kelak
berimplikasi terhadap kemajuan ilmu pertanian, khususnya dalam bidang fisiologi
tanaman manggis.
Bogor, Agustus 2012

Martias

xv

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan tanggal 29 Nopember 1964 di Andalas Kecamatan
Batipuh Kabupaten Tanah Sumatera Barat, sebagai putra bungsu dari Ayahnda
Maad dan almarhum Ibunda Rakawi. Pendidikan Ilmu Pertanian pertama kali
ditempuh di Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Tahun 1984
dan memperoleh gelar Insinyur Pertanian pada tahun 1989. Tahun 1991, penulis
diterima sebagai staf peneliti dalam bidang Ekofisiologi di Balai Penelitian
Hortikultura Badan Litbang Pertanian dan menjadi peneliti pada Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika hingga sekarang. Kesempatan mendalami Ilmu Pertanian,
terutama di Bidang Kesuburan Tanah diperoleh tahun 1999 di Departemen Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan memperoleh
Master Pertanian awal Tahun 2002. Peluang emas yang amat berharga dalam
mendalami Ilmu Ekofisiologi pada Program Studi Agronomi dan Hortikultura di
Institut Pertanian Bogor diperoleh pada Tahun 2008.
Karya ilmiah yang telah dipublikasi berjudul Hubungan antara Ketersediaan
Hara Tanah dengan Cemaran Getah Kuning pada Buah Manggis, pada Jurnal
Hortikultura, Vol. 22, No. 2, halaman 111-119, 2012, merupakan bagian dari
disertasi ini.

xvii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………………………………………………............

xix

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...

xxi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….......

xxv

PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………............

1

Tujuan Penelitian ………………………………………….............

3

Manfaat Penelitian ...........................................................................

4

Hipotesis ..........................................................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Manggis ………………………………................

7

Persyaratan Iklim Tanaman Manggis ……………………………..

8

Sifat Tanah yang Diperlukan Tanaman Manggis …………............

9

Getah Kuning pada Buah Manggis ………………………..............

11

Peranan Unsur Hara dan Hubungannya dengan Cemaran Getah
Kuning ..............................................................................................

13

Interaksi Antar Hara ……………………………………….............

26

Peranan Sifat Fisika Tanah dan Hubungannya dengan Cemaran
Grtah Kuning ....................................................................................

27

Hubungan Curah Hujan dan Neraca Air dengan Cemaran Getah
Kuning …………………………………………………..................

29

METODE PENELITIAN
Pengamatan Cemaran Getah pada Buah, Kadar Hara Jaringan Daun
dan Kulit Buah ...............………………………………...................

32

Pengamatan Variabilitas Sifat Kimia Tanah …………………………

35

Pengamatan Variabilitas Sifat Fisika Tanah ……………….............

36

Pengamatan Variabilitas Cuaca………………………......................

36

Analisis Data …………………………………………….................

39

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keragaan Cemaran Getah Kuning Buah Manggis ………………....

41

Keragaan Kualitas Fisik dan Kimia Buah Manggis...........................

43

xviii

Halaman
Keragaan Kadar Hara di Jaringan Endokarp, Mesokarp, Eksokarp
dan Daun Manggis ………………………………………...............

47

Variabilitas Sifat Kimia Tanah ……………………………….........

54

Variabilitas Sifat Fisika Tanah …………………………….............

59

Variabilitas Curah Hujan dan Neraca Air ……………………........

62

Pengaruh Ketersediaan Hara Tanah terhadap Cemaran Getah
Kuning...............................................................................................

69

Pengaruh Kadar Hara Jaringan terhadap Cemaran Getah Kuning ....

76

Pengaruh Sifat Fisika Tanah terhadap Cemaran Getah Kuning ……

100

Pengaruh Neraca Air terhadap Cemaran Getah Kuning …………...

110

PEMBAHASAN UMUM ………………………………….......................

115

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ……………………………………………………............

127

Saran ………………………………………………………..............

128

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….............

129

LAMPIRAN …………………………………………………………........

147

GLOSSARI .................................................................................................

153

xix

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Kelas persentase cemaran getah kuning untuk aril, juring, dan kulit
buah manggis...........................................................................................

34

2

Sifat kimia tanah yang dianalisis serta metodenya ……........................

36

3

Sifat fisika tanah yang dianalisis serta metodenya …………................

36

4

Koefisien determinasi dan korelasi dari hubungan sifat fisik buah
dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) …….........................

46

Rata-rata padatan total terlarut, vitamin C, total asam tertitrasi, dan
pH aril buah manggis dari sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat dan Lampung................................................................

48

Kadar hara makro jaringan endokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

49

Kadar hara mikro jaringan endokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

50

Kadar hara makro jaringan mesokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

51

Kadar hara mikro jaringan mesokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

52

10 Kadar hara makro jaringan daun manggis dari beberapa sentra produksi
manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………...............

53

11 Kadar hara mikro jaringan daun manggis dari beberapa sentra produksi
manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………...............

54

12 Sifat kimia tanah pada10 sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat, dan Lampung ……………………………..................

55

13 Ketersediaan hara makro tanah dari beberapa sentra produksi manggis
di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………...........................

57

14 Ketersediaan hara mikro tanah dari beberapa sentra produksi manggis
di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………………..............

59

15 Proporsi kandungan fraksi dan tekstur tanah dari beberapa sentra
produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung …......

60

16 Sifat fisika tanah pada 10 sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat, dan Lampung …………………...................................

61

17 Variabilitas curah hujan, jumlah hari hujan pada minggu ke 3 sebelum
panen, persentase aril bergetah kuning (PAGK) dan persentase juring
bergetah kuning (PJGK) pada beberapa sentra produksi manggis ...

62

18 Koefisien jalur dari pengaruh ketersediaan hara tanah dengan
persentase aril bergetah kuning (PAGK) ……………………………...

70

5

6
7
8
9

xx

Halaman
19 Koefisien jalur dari pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap juring
bergetah kuning (PJGK) ……………………………………….............

72

20 Koefisien jalur dari pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap
persentase kulit buah bergetah kuning (PKGK) ........................................

76

21 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di endokarp terhadap
persentase aril bergetah kuning (PAGK) ....................................................

78

22 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di endokarp terhadap
persentase juring bergetah kuning (PJGK) ................................................

83

23 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di mesokarp terhadap
persentase aril bergetah kuning ( PAGK) ...................................................

88

24 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di mesokarp terhadap
persentase juring bergetah kuning (PJGK) ................................................

91

25 Koefisen jalur dari pengaruh kadar hara di daun terhadap persentase
aril bergetah kuning (PAGK) ……………………………………….....

94

26 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika tanah terhadap aril bergetah
kuning (PAGK) …………………………………………………………

101

27 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika tanah terhadap persentase kulit
buah bergetah kuning (PKGK) …………………………………………

103

28 Persamaan struktural dari pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara
tanah terhadap persentase aril bergetah kuning (PAGK) ………..........

106

29 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah
terhadap persentase aril bergetah kuning (PAGK) ………........................

106

30 Persamaan struktural dari pengaruh sifat fisika tanah ketersediaan
hara tanah terhadap persentase kulit buah begetah kuning (PKGK) ..

107

31 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah
terhadap persentase kulit buah bergetah kuning (PKGK) ……………....

108

xxi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2.

3

4

5

6
7

Bagan alir penelitian studi peranan lingkungan terhadap cemaran
getah kuning buah manggis ……………………………......................

5

Boron sebagai asam borate terikat bersama dua rantai
rhamnogaladuronan II (RG II) membentuk kompleks boronpolisakarida ..........................................................................................

16

Keragaan persentase aril bergetah kuning (PAGK), persentase juring
bergetah kuning (PJGK), dan persentase kulit buah bergetah kuning
(PKGK) pada 10 lokasi sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat, dan Lampung ………………………………............

41

Rata-rata bobot buah (BB), diemeter horizontal buah (DHB), diameter
longitudinal buah (DLB) manggis dari 10 sentra produksi manggis di Jawa
Barat, Sumatera Barat dan Lampung .......………………………………

43

Rata-rata bobot basah kulit buah (BKB), bobot basah aril (BA),dan
tebal kulit Buah (TKB) manggis dari 10 sentra produksi manggis di
Jawa Barat, Sumatera Barat dan Lampung …………………………..

44

Bobot basah biji manggis dari 10 sentra produksi manggis di Jawa
Barat, Sumatera Barat, dan Lampung …………………………...........

45

Buah yang arilnya tercemar getah kuning (A) dan Buah yang
arilnya bebas cemaran getah kuning (B)…………………...................

47

Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Desa Karacak (mm) ………………………………...............

64

Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Desa Pusaka Mulia (mm) …………………….....................

64

10 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Pakandangan (mm) ………...........................................

65

11 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Koto Lua (mm) .................................................…….

66

12 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Baringin (mm) ……………………………………..

67

13 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Padang Laweh (mm) ……………………………....

67

8
9

14

Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Lalan (mm) ..............................................................

68

15 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Desa Sukarame …................................................................

68

16 Pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap persentase aril bergetah
kuning pada (PAGK) ..............................................................................

70

xxii

Halaman
17 Pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ........................................................................................

72

18 Pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap persentase kulit buah
bergetah kuning (PKGK) ..........................................................................

75

19 Pengaruh kadar hara endokarp terhadap persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ....................................................................................................

77

20 Hubungan kadar Ca di endokarp dengan persentase aril bergetah
kuning (PAGK) …………………………………………...................

79

21 Hubungan kadar Mn di endokarp dengan persentase aril bergetah
kuning (PAGK) …………………………………………...................

80

22 Hubungan kadar B di endokarp dengan persentase aril bergetah
kuning (PAGK) ...................................................................................

80

23 Pengaruh kadar hara di endokarp terhadap persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ........................................................................................

82

24 Hubungan kadar Zn di endokarp dengan persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ……………………………………….........................

84

25 Hubungan kadar B di endokarp dengan persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ……………………………………………...............

85

26 Hubungan kadar Ca di endokarp dengan persentase juring bergetah
kuning (PJGK) …………………………………………….................

86

27 Pengaruh kadar hara mesokarp terhadap persentase aril bergetah
kuning (PAGK) .........................................................................................

87

28 Hubungan kadar Ca mesokarp dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK) .....................................................................................................

89

29 Pengaruh kadar hara mesokarp terhadap persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ........................................................................................

90

30 Pengaruh kadar hara di daun terhadap persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ……………………................................................................

93

31 Hubungan kadar Ca daun dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK)................................................................................................

95

32 Hubungan kadar Mn daun dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ................................................................................................

97

33 Hubungan kadar B di daun dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ................................................................................................

99

34 Pengaruh sifat fisika tanah terhadap persentase aril bergetah kuning
(PAGK) …………………………………………………....................

101

35 Pengaruh sifat fisika tanah terhadap persentase kulit buah bergetah
kuning (PKGK) …………………………………………....................

104

xxiii

Halaman
36 Pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah terhadap aril
bergetah kuning (PAGK) ………………………….............................

106

37 Pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah terhadap persentase
kulit buah bergetah kuning (PKGK) …………………………….......

109

38 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) ………………….....

111

39 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan rasio bobot basah kulit buah dengan bobot basah aril ………....

112

40 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan tebal kulit buah ..............………………………......................

112

41 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan bobot basah kulit Buah ………................................................

113

42 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan persentase juring bergetah kuning (PJGK) ………..................

114

43 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) dan persentase
juring bergetah kuning (PJGK) pada sentra produksi manggis di Jawa
Barat, Sumatera Barat dan Lampung ………………………………...
44 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
(NA3MSP) dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) dan
persentase juring bergetah kuning (PJGK) pada kadar Ca di
mesokarp buah yang berbeda di sentra produksi manggis Jawa Barat,
Sumatera Barat dan Lampung ..............................................................

114

115

xxiv

xxv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kriteria penilaian sifat kimia tanah ……………………………….

147

2 Korelasi neraca air 1-17 minggu sebelum panen dengan parameter
cemaran getah kuning dan kualitas buah …………………………...

148

3 Neraca air 1-17 minggu sebelum panen pada 10 sentra produksi
manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat dan Lampung .....................

149

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2.

3

4

5

6
7

Bagan alir penelitian studi peranan lingkungan terhadap cemaran
getah kuning buah manggis ……………………………......................

5

Boron sebagai asam borate terikat bersama dua rantai
rhamnogaladuronan II (RG II) membentuk kompleks boronpolisakarida ..........................................................................................

16

Keragaan persentase aril bergetah kuning (PAGK), persentase juring
bergetah kuning (PJGK), dan persentase kulit buah bergetah kuning
(PKGK) pada 10 lokasi sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat, dan Lampung ………………………………............

41

Rata-rata bobot buah (BB), diemeter horizontal buah (DHB), diameter
longitudinal buah (DLB) manggis dari 10 sentra produksi manggis di Jawa
Barat, Sumatera Barat dan Lampung .......………………………………

43

Rata-rata bobot basah kulit buah (BKB), bobot basah aril (BA),dan
tebal kulit Buah (TKB) manggis dari 10 sentra produksi manggis di
Jawa Barat, Sumatera Barat dan Lampung …………………………..

44

Bobot basah biji manggis dari 10 sentra produksi manggis di Jawa
Barat, Sumatera Barat, dan Lampung …………………………...........

45

Buah yang arilnya tercemar getah kuning (A) dan Buah yang
arilnya bebas cemaran getah kuning (B)…………………...................

47

Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Desa Karacak (mm) ………………………………...............

64

Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Desa Pusaka Mulia (mm) …………………….....................

64

10 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Pakandangan (mm) ………...........................................

65

11 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Koto Lua (mm) .................................................…….

66

12 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Baringin (mm) ……………………………………..

67

13 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Padang Laweh (mm) ……………………………....

67

8
9

14

Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Nagari Lalan (mm) ..............................................................

68

15 Curah hujan dan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum
panen di Desa Sukarame …................................................................

68

16 Pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap persentase aril bergetah
kuning pada (PAGK) ..............................................................................

70

xxii

Halaman
17 Pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ........................................................................................

72

18 Pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap persentase kulit buah
bergetah kuning (PKGK) ..........................................................................

75

19 Pengaruh kadar hara endokarp terhadap persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ....................................................................................................

77

20 Hubungan kadar Ca di endokarp dengan persentase aril bergetah
kuning (PAGK) …………………………………………...................

79

21 Hubungan kadar Mn di endokarp dengan persentase aril bergetah
kuning (PAGK) …………………………………………...................

80

22 Hubungan kadar B di endokarp dengan persentase aril bergetah
kuning (PAGK) ...................................................................................

80

23 Pengaruh kadar hara di endokarp terhadap persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ........................................................................................

82

24 Hubungan kadar Zn di endokarp dengan persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ……………………………………….........................

84

25 Hubungan kadar B di endokarp dengan persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ……………………………………………...............

85

26 Hubungan kadar Ca di endokarp dengan persentase juring bergetah
kuning (PJGK) …………………………………………….................

86

27 Pengaruh kadar hara mesokarp terhadap persentase aril bergetah
kuning (PAGK) .........................................................................................

87

28 Hubungan kadar Ca mesokarp dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK) .....................................................................................................

89

29 Pengaruh kadar hara mesokarp terhadap persentase juring bergetah
kuning (PJGK) ........................................................................................

90

30 Pengaruh kadar hara di daun terhadap persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ……………………................................................................

93

31 Hubungan kadar Ca daun dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK)................................................................................................

95

32 Hubungan kadar Mn daun dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ................................................................................................

97

33 Hubungan kadar B di daun dengan persentase aril bergetah kuning
(PAGK) ................................................................................................

99

34 Pengaruh sifat fisika tanah terhadap persentase aril bergetah kuning
(PAGK) …………………………………………………....................

101

35 Pengaruh sifat fisika tanah terhadap persentase kulit buah bergetah
kuning (PKGK) …………………………………………....................

104

xxiii

Halaman
36 Pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah terhadap aril
bergetah kuning (PAGK) ………………………….............................

106

37 Pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah terhadap persentase
kulit buah bergetah kuning (PKGK) …………………………….......

109

38 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) ………………….....

111

39 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan rasio bobot basah kulit buah dengan bobot basah aril ………....

112

40 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan tebal kulit buah ..............………………………......................

112

41 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan bobot basah kulit Buah ………................................................

113

42 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan persentase juring bergetah kuning (PJGK) ………..................

114

43 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) dan persentase
juring bergetah kuning (PJGK) pada sentra produksi manggis di Jawa
Barat, Sumatera Barat dan Lampung ………………………………...
44 Hubungan neraca air mingguan pada minggu ke 3 sebelum panen
(NA3MSP) dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) dan
persentase juring bergetah kuning (PJGK) pada kadar Ca di
mesokarp buah yang berbeda di sentra produksi manggis Jawa Barat,
Sumatera Barat dan Lampung ..............................................................

114

115

xxiv

xix

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Kelas persentase cemaran getah kuning untuk aril, juring, dan kulit
buah manggis...........................................................................................

34

2

Sifat kimia tanah yang dianalisis serta metodenya ……........................

36

3

Sifat fisika tanah yang dianalisis serta metodenya …………................

36

4

Koefisien determinasi dan korelasi dari hubungan sifat fisik buah
dengan persentase aril bergetah kuning (PAGK) …….........................

46

Rata-rata padatan total terlarut, vitamin C, total asam tertitrasi, dan
pH aril buah manggis dari sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat dan Lampung................................................................

48

Kadar hara makro jaringan endokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

49

Kadar hara mikro jaringan endokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

50

Kadar hara makro jaringan mesokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

51

Kadar hara mikro jaringan mesokarp kulit buah manggis dari beberapa
sentra produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung..

52

10 Kadar hara makro jaringan daun manggis dari beberapa sentra produksi
manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………...............

53

11 Kadar hara mikro jaringan daun manggis dari beberapa sentra produksi
manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………...............

54

12 Sifat kimia tanah pada10 sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat, dan Lampung ……………………………..................

55

13 Ketersediaan hara makro tanah dari beberapa sentra produksi manggis
di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………...........................

57

14 Ketersediaan hara mikro tanah dari beberapa sentra produksi manggis
di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung ………………..............

59

15 Proporsi kandungan fraksi dan tekstur tanah dari beberapa sentra
produksi manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Lampung …......

60

16 Sifat fisika tanah pada 10 sentra produksi manggis di Jawa Barat,
Sumatera Barat, dan Lampung …………………...................................

61

17 Variabilitas curah hujan, jumlah hari hujan pada minggu ke 3 sebelum
panen, persentase aril bergetah kuning (PAGK) dan persentase juring
bergetah kuning (PJGK) pada beberapa sentra produksi manggis ...

62

18 Koefisien jalur dari pengaruh ketersediaan hara tanah dengan
persentase aril bergetah kuning (PAGK) ……………………………...

70

5

6
7
8
9

xx

Halaman
19 Koefisien jalur dari pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap juring
bergetah kuning (PJGK) ……………………………………….............

72

20 Koefisien jalur dari pengaruh ketersediaan hara tanah terhadap
persentase kulit buah bergetah kuning (PKGK) ........................................

76

21 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di endokarp terhadap
persentase aril bergetah kuning (PAGK) ....................................................

78

22 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di endokarp terhadap
persentase juring bergetah kuning (PJGK) ................................................

83

23 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di mesokarp terhadap
persentase aril bergetah kuning ( PAGK) ...................................................

88

24 Koefisien jalur dari pengaruh kadar hara di mesokarp terhadap
persentase juring bergetah kuning (PJGK) ................................................

91

25 Koefisen jalur dari pengaruh kadar hara di daun terhadap persentase
aril bergetah kuning (PAGK) ……………………………………….....

94

26 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika tanah terhadap aril bergetah
kuning (PAGK) …………………………………………………………

101

27 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika tanah terhadap persentase kulit
buah bergetah kuning (PKGK) …………………………………………

103

28 Persamaan struktural dari pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara
tanah terhadap persentase aril bergetah kuning (PAGK) ………..........

106

29 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah
terhadap persentase aril bergetah kuning (PAGK) ………........................

106

30 Persamaan struktural dari pengaruh sifat fisika tanah ketersediaan
hara tanah terhadap persentase kulit buah begetah kuning (PKGK) ..

107

31 Koefisien jalur dari pengaruh sifat fisika dan ketersediaan hara tanah
terhadap persentase kulit buah bergetah kuning (PKGK) ……………....

108

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kriteria penilaian sifat kimia tanah ……………………………….

147

2 Korelasi neraca air 1-17 minggu sebelum panen dengan parameter
cemaran getah kuning dan kualitas buah …………………………...

148

3 Neraca air 1-17 minggu sebelum panen pada 10 sentra produksi
manggis di Jawa Barat, Sumatera Barat dan Lampung .....................

149

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manggis merupakan buah unggulan Indonesia dan termasuk salah satu jenis
buah segar yang paling banyak diekspor dibandingkan buah lainnya. Ekspornya
cenderung meningkat, dari 4,744 ton pada tahun 1999 menjadi 9,988 ton pada
tahun 2009. Nilai ekspor buah manggis juga tertinggi dibandingkan nilai ekspor
buah segar lainnya, yaitu mencapai US$ 6,451 juta pada tahun 2009 (Deptan,
2010).
Produksi manggis Indonesia tahun 2009 mencapai 105,558 ton, namun yang
dapat diekspor hanya sekitar 9.46 % dari total produksi (Deptan. 2010).
Rendahnya persentase buah yang layak ekspor disebabkan oleh mutu sebagian
besar buah manggis yang diproduksi di Indonesia masih rendah. Salah satu
penyebab utama rendahnya mutu manggis yang layak ekspor adalah adanya
cemaran getah kuning pada daging dan kulit buah. Getah kuning yang mencemari
daging buah (aril) menimbulkan rasa pahit dan pada kulit buah menyebabkan
kotornya kulit buah sehingga penampilan buah kurang menarik.
Getah kuning secara alamiah dihasilkan pada semua organ manggis, kecuali
pada akar (Dorly et al. 2008). Getah kuning menjadi persoalan manakala keluar
dari salurannya yang pecah dan mengotori aril (daging) atau kulit buah manggis.
Cemaran getah kuning pada buah adalah akibat pecahnya saluran getah kuning
karena adanya desakan tekanan dari biji dan aril pada saat perkembangan buah
serta perubahan tekanan turgor. Saluran getah kuning yang pecah diduga akibat
dari kekurangan unsur hara Ca pada dinding sel (Dorly 2008; Poerwanto et al.
2010).
Implikasi defisiensi unsur hara Ca terhadap gangguan fisiologi dan
penurunan kualitas buah telah dilaporkan oleh beberapa peneliti (Pludbuntong et
al. 2007; Poerwanto et al. 2010; Huang et al. 2005). Kalsium berperan penting
dalam penyusunan struktur dinding sel sebagai Ca-pektat dalam lamela tengah
(Marschner 1995) dan merupakan komponen utama yang menentukan sifat
mekanis jaringan tumbuhan (Shear 1975; Huang et al. 2005).

2

Unsur hara B diduga juga berkontribusi terhadap cemaran getah kuning
disamping Ca. Unsur hara B mempunyai fungsi hampir sama dengan Ca sebagai
komponen didnding sel. Boron merupakan bagian dari struktural sel dan berperan
meningkatkan stabilitas dan ketegaran sturuktur dinding sel, mendukung bentuk,
kekuatan sel tanaman (Hu dan

Brown 1994; Brown dan Hu 1996; 1994;

Marschner 1995 O’Neill et al. 2004). Defisiensi unsur hara B menyebabkan
kebocoran membran (Dordas dan Brown 2005), melemahnya dinding sel dan sel
mati karena lepasnya organel-organel sel, yang diindikasikan oleh pecah