W P Ratio Kekuatan kompresi Kekuatan Kompresi

2. Final setting time

Ketika gips dapat dikeluarkan dari cetakan menandakan bahwa gips tersebut telah mencapai final set. Akan tetapi pada masa ini, gips tersebut memiliki kekerasan dan ketahanan terhadap abrasi yang minimal. Pada reaksi pengerasan akhir ini, reaksi kemis yang terjadi telah selesai dan model akan menjadi dingin ketika disentuh. 3,5

b. Setting ekspansi

Setting ekspansi terjadi pada semua jenis gips. Plaster memiliki setting ekspansi yang paling besar yaitu 0,30 sedangkan high-strength stone memiliki setting ekspansi yang paling rendah yakni 0,10. Setting ekspansi merupakan hasil dari pertumbuhan kristal-kristal gips ketika mereka bergabung. Setting ekspansi harus dikontrol agar tetap minimum terutama ketika gips tersebut akan digunakan untuk membuat pola malam sebuah restorasi. Apabila setting ekspansi yang terjadi berlebihan maka akan menghasilkan sebuah restorasi yang oversized. Settting ekspansi hanya terjadi ketika gips dalam proses pengerasan. 3

c. Perubahan dimensi

Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dari gipsum. Setting ekspansi yang terjadi pada proses pengerasan gips disebabkan oleh adanya dorongan ke luar oleh pertumbuhan kristal dihidrat. Semakin tinggi atau besar ekspansi pengerasan maka keakuratan dimensi semakin rendah. 2,6

d. W P Ratio

Rasio air-bubuk harus diperhatikan ketika melakukan pencampuran gips sebab diperlukan daya alir yang cukup untuk menghasilkan detil permukaan yang akurat. 3 Tipe gips yang berbeda akan memiliki rasio air-bubuk yang berbeda juga. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bentuk dan ukuran kristal kalsium sulfat hemihidrat. 7

e. Kekuatan kompresi

Kekuatan gips merupakan kemampuan bahan untuk menahan fraktur. Kekuatan kompresi gips merupakan faktor penting dalam menentukan kekerasan dan daya tahan abrasi gips. 4 Kekuatan kompresi dipengaruhi oleh rasio air-bubuk yang digunakan. Semakin sedikit air yang digunakan maka semakin besar kekuatan kompresi yang dihasilkan. 7 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Tabel Karakteristik Gips 2,6,23 Tipe gips Setting time menit Kehalusan Setting ekspansi 2 jam Kekuatan kompresi 1 jam MPa Rasio air- bubuk Penyaringan 150µm Penyaringan 75 µm I Impression Plaster 4±1 98 85 0,00- 0,15 4,0 0,50- 0,75 II Model Plaster 12±4 98 90 0,00- 0,30 9,0 0,45- 0,50 III Dental Stone 12±4 98 90 0,00- 0,20 20,7 0,28- 0,30 IV Dental Stone, High- Strength 12±4 98 90 0,00- 0,10 34,5 0,22- 0,24 V Dental Stone, High Strength, High Expansion 12±4 98 90 0,10- 0,30 48,3 0,18- 0,22

2.2 Kekuatan Kompresi

Kekuatan kompresi ialah kekuatan yang diukur dengan cara memecahkan spesimen dengan alat uji tekan. Kekuatan kompresi dikalkulasikan dari kegagalan spesimen menahan beban dibagi dengan cross-sectional area beban dan hasilnya dinyatakan dalam satuan per square inch psi dalam satuan US atau megapascals MPa dalam satuan SI. 21 Menurut spesifikasi ADA, spesimen mencapai kekuatan kompresi minimum satu jam setelah mengeras. 4,11 Pengerasan maksimum dicapai pada satu hari 24 jam setelah pengadukan. 2,6 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan kompresi antara lain: a. Waktu dan kecepatan pengadukan Kecepatan dan waktu pengadukan mempengaruhi kekuatan kompresi gips. Peningkatan waktu pengadukan akan meningkatkan kekuatan kompresi gips. Namun, bila pengadukan lebih dari 1 menit akan mengakibatkan kristal-kristal gips yang telah terbentuk menjadi pecah dan jalinan kristal yang terbentuk pada hasil akhir akan lebih sedikit. 2,6 Apabila pengadukan dilakukan menggunakan spatula, maka sebaiknya dilanjutkan dengan penggunaan vibrator untuk mencegah terjebaknya udara selama Universitas Sumatera Utara pengadukan yang dapat mengakibatkan porus sehingga kekuatan kompresi menurun dan model yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Pengadukan harus dilakukan dengan cepat dan secara periodik spatula menyapu seluruh gips di dalam mangkuk pengaduk untuk menjamin pembasahan seluruh bubuk serta mencegah endapan atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh adonan yang halus. Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang untuk mencapai konsistensi yang tepat harus dihindari karena hal ini dapat mengakibatkan ketidakseragaman pengerasan massa adukan sehingga menghasilkan kekuatan yang rendah dan distorsi. Metode yang dianjurkan ialah menambahkan air yang telah diukur kemudian masukkan bubuk yang telah ditimbang secara perlahan dan aduk dengan spatula selama kurang lebih 15 detik, diikuti pengadukan dengan vacuum mixer selama 20-30 detik. 2 b. Rasio air dan bubuk WP ratio Kekuatan kompresi dipengaruhi oleh perbandingan air dan bubuk yang digunakan. Penambahan air yang digunakan akan menghasilkan adukan yang halus dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengeras serta mengurangi kekuatan gips. Sedangkan, pengurangan jumlah air yang digunakan akan menyulitkan manipulasi gips sehingga sangat dianjurkan untuk mengikuti rasio bubuk dan air yang sesuai dengan petunjuk pabrik. 10 Sebenarnya yang mempengaruhi WP ratio adalah ukuran partikel dan porositas gips. Semakin poreus partikel kristal gips, semakin banyak air yang dibutuhkan untuk mengubah partikel hemihidrat ke dihidrat. Partikel gips yang lebih besar, tidak beraturan dan poreus seperti plaster membutuhkan air yang lebih banyak ketika dicampur dan dihidrat yang dihasilkan akan memiliki rongga udara yang lebih banyak sehingga kekuatan produk plaster lebih lemah dibandingkan dengan produk stone. 3 c. Retarder dan akselerator Retarder merupakan suatu bahan kimia yang ditambahkan pada gips untuk menambah setting time. Beberapa contoh retarder ialah boraks, asetat, potasium sitrat, NaCl 2, Na 2 SO 4 3,4, sodium sitrat, dll. Akselerator merupakan suatu bahan kimia yang ditambahkan pada gips untuk mengurangi setting time. Beberapa contoh akselerator ialah K 2 SO 4 , NaCl 2, Na 2 SO 4 3,4, tera alba 1, dll. 6,21 Universitas Sumatera Utara Penambahan bahan retarder dan akselerator dapat mengurangi kekuatan basah maupun kekuatan kering gips sehingga kekuatan kompresi menurun. Hal ini disebabkan oleh penambahan bahan kimia tersebut mempengaruhi kemurnian dan mengurangi kohesi antar-kristal. 2,6,13 d. Penyimpanan dan kontaminasi Penyimpanan bubuk gips harus dalam wadah yang tertutup dan dijauhkan dari kontaminasi zat lain maupun model gips yang telah mengeras untuk mencegah reaksi disebabkan kelembaban udara sehingga dapat menyebabkan pembentukan dihidrat dan mempercepat pengerasan serta menurunkan kekuatan kompresi. 13 e. Suhu dan tekanan atmosfer Penyimpanan model pada temperatur antara 90 o C – 100 o C akan mengakibatkan pengerutan yang disebabkan oleh kristalisasi air yang keluar dan mengubah dihidrat menjadi hemihidrat kembali sehingga kekuatan kompresi gips akan berkurang. 2,6 Yosi KE, Arianto, Hartono S 1998 dalam penelitian mereka menyatakan bahwa suhu dan kelembaban ruang yang lebih tinggi menurunkan kekuatan kompresi gips tipe III secara signifikan pada gips tipe III. 24

2.3 Daur Ulang