Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

harus memenuhi syarat-syarat Uji Statistik Uji t, Uji F, dan Uji adjusted R 2 . Adapun uji asumsi klasik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

A. Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui apakah ada dua atau lebih item yang saling berkaitan atau kolerasi linier diantara variabel bebas dalam model empiris. Kolerasi parsial antar variabel dilakukan dengan melihat nilai koefisien kolerasi antar variabel independen Gujarati, 2003:166. Kriteria pengujian: a. Rule of thumb , jika koefisien korelasi nilainya ≥ 0.8 maka antara upah minimum kabupaten, PDRB dan Investasi PMA dan PMDN terhadap kesempatan kerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak terjadi multikolinearitas. b. Rule of thumb, jika koefisien korelasi nilainya ≤ 0.8 maka antara upah minimum kabupaten, PDRB dan Investasi PMA dan PMDN terhadap kesempatan kerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak terjadi multikolinearitas. Selain itu juga dilakukan uji deteksi klein, deteksi klein dilakukan dengan melakukan regresi suatu variabel independent dengan variabel independent lain. Rule of thumb, dengan membandingkan nilai R 2 model dengan nilai R 2 regresi auxiliary. Bila nilai regresi auxiliary ≥ nilai R 2 model, maka model mengandung gejala multikolinearitas.

B. Uji Autokorelasi

Suatu bentuk nilai-nilai residual dari pengamatan yang satu bersifat bebas tidak berkolerasi dengan periode penggunaan lain. Kolerasi ini berkaitan dengan hubungan diantara nilai-nilai yang berurutan dari variabel yang sama. Pengujian disini dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM. Uji BG-LM ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah autokolerasi tidak hanya pada first order tetapi bisa juga digunakan pada order lainnya Gujarati, 2003. Kriteria pengujian: a. Nilai probabilitas χ 2 hitun g nilai probabilitas α = 5, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokolerasi ditolak; b. Nilai probabilitas χ 2 hitung nilai probabilitas α = 5, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokolerasi diterima.

C. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama dari masing-masing variabel bebas. Pengujian menggunakan uji White Heteroscedasticity untuk mengetahui heteroskedastisitas dari masing-masing variabel bebas Gujarati, 2003. Kriteria pengujian: a. Nilai probabilitas χ 2 hitung nilai probabilitas α = 5, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada heteroskedastisitas ditolak; b. Nilai probabilitas χ 2 hitung nilai probabilitas α = 5, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada heteroskedastisitas diterima.

3.4 Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini terdiri dari UMK, PDRB dan Investasi PMA dan PMDN pada sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Banyuwangi, sebagai berikut: 1. Kesempatan kerja adalah banyaknya lowongan pekerjaan atau banyaknya jumlah pekerja yang dapat ditampung pada sektor perdagangan, hotel dan restoran ukuran yang digunakan adalah satuan jiwatahun; 2. Upah minimum kabupaten adalah upah yang diatur secara minimal regional sesuai dengan peraturan pemerintah, ukuran yang digunakan adalah satuan rupiahtahun; 3. Investasi PMA adalah besarnya dana atau modal yang diinfestasikan oleh WNA perusahaan luar negeri dan digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut, ukuran yang digunakan adalah satuan rupiahtahun.