Survey Pemetaan Total Fosfor Dan Logam Berat Kadmium Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi

(1)

SURVEY PEMETAAN TOTAL FOSFOR DAN LOGAM BERAT KADMIUM

PADA SATU HAMPARAN LAHAN PERTANIAN DI DESA

GURU SINGA KECAMATAN BERASTAGI

SKRIPSI

OLEH

SAHAT TUA SIPAYUNG 060303013 / TNH

DEPARTEMEN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Judul Skripsi : Survey Pemetaan Total Fosfor Dan Logam Berat Kadmium Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi. Nama : Sahat Tua Sipayung

N I M : 060303013 Departemen : Ilmu Tanah Program Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Razali, MP) (Ir. T. Sabrina. M.Agr.Sc.PhD) Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Departemen / Program Studi


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan total fosor tanah dan logam berat kadmium pada satu hamparan lahan pertanian di desa Guru Singa Kecamatan Berastagi dengan luas lahan + 26 ha yang dilaksanakan mulai bulan April sampai Oktober 2011.

Metoda yang digunakan adalah survey Grid Bebas dengan tingkat survey detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap Ha) yang menghasilkan peta dengan berskala 1:10000.

Hasil penelitian menunjukkan dengan teknik interpolasi bahwa total fosfor tanah yang paling terluas terdapat pada kisaran 0.41-0.5% dengan luas lahan 10.38 Ha ( 39.42 % ) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >0.61% dengan luas lahan 0.08 Ha ( 0.30 % ). Pada total logam berat kadmium yang paling terluas terdapat pada kisaran 3.01-4.01 ppm dengan luas lahan 6.97 Ha ( 26.48 %) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >9.01 ppm dengan luas lahan 0.03 ha (0.11 %).


(4)

ABSTRACT

This study aims to map the total fosor soil and heavy metal cadmium on a stretch of farmland in the village of Guru Singa District Berastagi with an area of +26 ha land implemented starting in April to October 2011.

The method used is survey grid spaces to the level of detail survey (observations of a sample density per ha) which produces a map with scale 1:10000.

The results showed the interpolation techniques that total soil phosphorus contained in the most broadest range of 0.41 - 0.5% by 10.38 Ha of land area (39.42%) while the most are the smallest in the range of >0.61% with total area of 0:08 ha (0.30%). In total heavy metal cadmium found in the most broadest range of 3.01 – 4.01 ppm with a land area of 6.97 ha (26.48%) while the most smallest are in the range of >9.01ppm with an area of land 0.03 ha (0.11%).


(5)

RIWAYAT HIDUP

SAHAT TUA SIPAYUNG, dilahirkan pada tanggal 12 Februari 1988 di Serbelawan, anak ke-4 dari 5 bersaudara dari Bapak S. Sipayung dan Ibu N. br. Manurung S.Pd.

Riwayat Pendidikan:

1. Tahun 2000, menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan.

2. Tahun 2003, menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan.

3. Tahun 2006, menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan.

4. Tahun 2011, menempuh pendidikan di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Aktifitas Selama Pendidikan

1. Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah Sejak bulan Agustus 2006 hingga sekarang.

2. Melaksanakan Penanaman Seribu Pohon Pakem di bantaran Sungai Bahorok yang

diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan pada bulan April 2008.

3. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Perkebunan Sawit (PPKS)

Marihat.

4. Melakukan analisis penelitian di Laboratorium Dasar Ilmu tanah dan Kesuburan Tanah


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Adapun judul penelitian ini adalah “Survey Pemetaan Total Fosfor dan Logam Berat Kadmium Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Ir. Razali, MP selaku Ketua Komisi

Pembimbing, Ibu Ir. T. Sabrina. M. Agr. Sc, selaku Anggota Komisi Pembimbing, dan seluruh

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan usulan penelitian ini di masa yang

akan datang.

Semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih.

Medan, Oktober 2011


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

ABSTRACK………... ii

KATA PENGANTAR………... . iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL……….. v

DAFTAR GAMBAR………. . vi

DAFTAR LAMPIRAN………. vii

PENDAHULUAN Latar Belakang………. 1

Tujuan Penelitian………. 2

Kegunaan Penelitian………... 3

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Fosfat……… 4

Logam Berat Kadmium………... 4

Survei Tanah……….... 7

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian………. 8

Bahan dan Alat………... 8

Metode Penelitian………... 9

Pelaksanaan Penelitian……… 9

Persiapan………... 9

Pengambilan Sampel Tanah………... 9

Anilisis Tanah………... 10

Pemetaan……….... 10

Gambar 1 Peta Area Studi Penelitian……….. 10

HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 11

Hasil………. 11

Pembahasan………. 13

KESIMPULAN DAN SARAN………. 17

Kesimpulan………... 17

Saran……… 17

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1 Hasil Pengukuran Total Fosfor Tanah (%) dan

Logam Berat Kadmium (ppm) Pada Daerah Studi... 12

Tabel. 2 Data Luas Wilayah Fosfor Total Tanah (%)... 14


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 1 Peta Area Studi Penelitian... 10

Gambar. 2 Peta Total Fosfor tanah (%) pada satu hamparan

lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi... 14

Gambar. 3 Peta Total Logam Kadmium (ppm) pada satu hamparan

lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi... 15


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran. 1 Titik Koordinat Sampel Tanah dan

Hasil Pengukuran Laboratorium Total Fosfor Tanah (%)... 21

Lampiran. 2 Titik Koordinat Sampel Tanah dan Hasil Pengukuran

Laboratorium Total Logam Berat Kadmium (ppm)... 22

Lampiran. 3 Foto Pengambilan Sampel


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan total fosor tanah dan logam berat kadmium pada satu hamparan lahan pertanian di desa Guru Singa Kecamatan Berastagi dengan luas lahan + 26 ha yang dilaksanakan mulai bulan April sampai Oktober 2011.

Metoda yang digunakan adalah survey Grid Bebas dengan tingkat survey detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap Ha) yang menghasilkan peta dengan berskala 1:10000.

Hasil penelitian menunjukkan dengan teknik interpolasi bahwa total fosfor tanah yang paling terluas terdapat pada kisaran 0.41-0.5% dengan luas lahan 10.38 Ha ( 39.42 % ) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >0.61% dengan luas lahan 0.08 Ha ( 0.30 % ). Pada total logam berat kadmium yang paling terluas terdapat pada kisaran 3.01-4.01 ppm dengan luas lahan 6.97 Ha ( 26.48 %) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >9.01 ppm dengan luas lahan 0.03 ha (0.11 %).


(12)

ABSTRACT

This study aims to map the total fosor soil and heavy metal cadmium on a stretch of farmland in the village of Guru Singa District Berastagi with an area of +26 ha land implemented starting in April to October 2011.

The method used is survey grid spaces to the level of detail survey (observations of a sample density per ha) which produces a map with scale 1:10000.

The results showed the interpolation techniques that total soil phosphorus contained in the most broadest range of 0.41 - 0.5% by 10.38 Ha of land area (39.42%) while the most are the smallest in the range of >0.61% with total area of 0:08 ha (0.30%). In total heavy metal cadmium found in the most broadest range of 3.01 – 4.01 ppm with a land area of 6.97 ha (26.48%) while the most smallest are in the range of >9.01ppm with an area of land 0.03 ha (0.11%).


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia berubah menjadi lahan kritis akibat pengaruh

penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah pabrik/indusri secara berlebihan dan

waktu yang cukup lama. Akibat penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah

pabrik/industri secara berlebihan dapat menurun unsur hara tanah, keracunan tanah, pencemaran

lingkungan dan mengurangi kesehatan makhluk hidup dari hasil produksi pertanian yang

dikonsumsi.

Penggunaan pupuk secara berlebihan, selain pemborosan juga tidak menguntungkan bagi

kelestarian lahan dan lingkungan mengakibatkan tingginya residu pupuk dilahan. Pemupukan

yang terus menerus tidak saja menyebabkan tingginya residu pupuk di dalam tanah, tetapi juga

meningkatkan kandungan logam berat terutama Pb (plumbun) dan Cd (kadmium)

(Widaningrum, dkk., 2007).

Kadmium merupakan salah satu jenis

beresiko tinggi terhadap

jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya

dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang

bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari tingkat jumlah

atau jumlah kandungan protein yang terdapat dalam urin. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi

pada ginjal akibat logam kadmium yaitu terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan


(14)

Penambahan Cd pada tanah terjadi melalui penggunaan pupuk fosfat, pupuk kandang,

dari buangan industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak. Peningkatan Cd

melalui penggunaan pupuk fosfat sangat bervariasi tergantung dari jenis batuan fosfat (fosforit)

sebagai bahan industri. Hasil penelitian di Amerika serikat membuktikan bahwa pemupukan

fosfat dari batuan apatit asal florida meningkatkan kadar Cd tanah 0,3-1,2 g Cd/ha/tahun

(Alloway dalam Lahuddin, 2007).

Salah satu pupuk kimia yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk fosfat.

Jenis-jenis pupuk fosfat yang sering digunakan oleh petani yaitu TSP 46-48%, SP-36, dan Rock fosfat.

Sumber pupuk fosfat berasal dari batuan beku dan batuan endapan, mineral apatit dan ada juga

berasal dari bahan-bahan organik seperti tepung tulang dan guano.

Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi merupakan salah satu sentral penghasil tanaman

Hortikultura di Kabupaten Karo. Dalam meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya, para

petani di desa tersebut menggunakan pupuk. Salah satu pupuk yang digunakan adalah pupuk

kimia Fosfat. Rutinnya penggunaan pupuk fosfat setiap musim tanam selama bertahun-tahun

mengakibatkan terakumulasinya unsur fosfat di dalam tanah. Ini dikarenakan sifat pupuk fosfat

yang tidak mudah larut. Sejalan dengan pengaplikasian pupuk fosfat, diduga logam berat

Kadmium juga terakumulasi ke dalam tanah. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi unsur


(15)

Tujuan Penelitian

Untuk memetakan kandungan total fosfor dan kadmium pada Satu hamparan lahan

pertanian di desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

Kegunaan Penelitian

- Pemetaan Total Fosfor dan Kadmium ini diharapkan berguna sebagai acuan dalam

pengelolaan lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian di Departemen


(16)

TINJAUAN PUSTAKA

PUPUK FOSFAT

Fosfor adalah zat yang penting dalam kehidupan

dengan nomor atom 15. Fosfor berupa

senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan

tanah) (Pian, 2010).

Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4- danHPO4= sebagian besar fosfor didalam

tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organik dan hanya

sebagian kecil terdapat dalam bentuk anorganik sebagai ion-ion phosphat. Beberapa bagian

tanaman sangat banyak mengandung zat ini, yaitu bagian-bagain yang bersangkutan dengan

pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari, daun

buah dan bakal biji. Jadi untuk pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur

fosfor (Sugih, 2011).

Fosfat alam merupakan sumber P yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri

seperti pupuk P yang mudah larut (antara lain TSP, SP-18, SSP, DAP, MOP). Industri pupuk

menggunakan sekitar 90% fosfat alam yang diproduksi di dunia. Fosfat alam dari deposit batuan

sedimen sebagian besar telah mempunyai reaktivitas yang cukup memadai untuk tanaman

pangan dan perkebunan. Sedangkan fosfat alam dari batuan beku mempunyai reaktivitas yang


(17)

Di dalam batuan fosfat alam terkandung berbagai unsur seperti Ca, Mg, Al, Fe, Si, Na,

Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cd, Hg, Cr, Pb, As, U, V, F, Cl. Unsur utama di dalam fosfat alam antara

lain P, Al, Fe, dan Ca. Secara kimia, fosfat alam dapat dikatagorikan menjadi fosfat alam dengan

dominasi Ca-P atau Al-P dan Fe-P sedangkan unsur lain merupakan unsur ikutan yang

bermanfaat dan sebagian lain kurang bermanfaat bagi tanaman. Unsur ikutan yang perlu

diwaspadai adalah kandungan logam berat yang cukup tinggi dalam fosfat alam, seperti Cd, Cr,

Hg, Pb, dan U (Rochayati, dkk.,2010).

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pupuk fosfat mengandung logam Cd 7 ppm.

Apabila pupuk tersebut digunakan secara terus menerus dengan dosis dan intensitas yang tinggi

dapat meningkatkan Cd yang tersedia dalam tanah sehingga meningkatkan serapan Cd oleh

tanaman (Setyorini, dkk dalam Charlena, 2004).

Logam Berat Kadmium

Logam berat adalah bahan-bahan alami yang berasal dan termasuk bahan penyusun

lapisan tanah bumi. Logam berat tidak dapat diurai atau dimusnahkan. Logam berat dapat masuk

ke dalam tubuh mahluk hidup melalui makanan, air minum, dan udara. Logam berat berbahaya

karena cenderung terakumulasi di dalam tubuh mahluk hidup. Saat ini para ahli mulai

mengklasifikasikan jenis-jenis logam berat terutama yang perlu menjadi fokus perhatian paling

tinggi untuk dikendalikan keberadaannya di lingkungan. Logam-logam berat tersebut

diantaranya adalah Ag, As, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Sn, dan Ti (Yudatomo, 2009).

Kadmium adalah unsur kimia dalam tabel priodik memiliki lambang Cd dan nomor atom

48. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini


(18)

jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal (Adityah,

2010).

Unsur Cd tanah terkandung dalam bebatuan beku, metamorfik, sedimen dan lain lain.

Kadar Cd dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan fraksi-fraksi tanah yang bersifat dapat

mengikat ion Cd. Senyawa - senyawa tertentu seperti bahan ligand dapat mempengaruhi aktivitas

ion Cd. Dengan peningkatan pH kadar Cd dalam fase larutan menurun akibat meningkatnya

reaksi hidrolisis, kerapatan kompleks adsorpsi dan muatan yang dimiliki koloid tanah.

Disimpulkan bahwa pH bersama-sama dengan bahan mineral liat dan kandungan oksida-oksida

hidrat dapat mengatur adsorpsi spesifik Cd. yang meningkat secara linear dengan pH sampai

tingkat maksimum (Napitupulu, 2008).

Konsentrasi Cd pada tanah pertanian yang masih bersih (non-polusi) berkisar antara 0,1-1

mg/kg, tetapi beberapa jenis tanah sangat mempengaruhi kandungan Cd. Pada saat pH tanah

turun maka penyerapan Cd ke dalam jaringan tanaman akan tinggi. Pencemaran tanah pertanian

oleh Cd bisa terjadi akibat pemakian pupuk fosat yang berlebihan (Darmono dalam Adityah,

dkk, 2010). .

Sampai saat ini di Indonesia belum ada nilai ambang batas konsentrasi logam berat

(termasuk Cd) di dalam tanah yang aman bagi produk pertanian yang dihasilkan . Oleh sebab itu

sekecil apapun konsentrasi logam berat didalam tanah maupun dalam produk/ hasil pertanian

harus mendapat perhatian yang dakhil, karena dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan

pencemaran serius akibat mengkonsumsi produk/ hasil pertanian yang tercemar secara terus

menerus (Kurnia, dkk., 2009).


(19)

Survei tanah merupakan pekerjaan mengumpulkan data kimia, fisik, dan biologi di

lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan, penggunaan lahan umum maupun

khusus. Suatu survei tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika diteliti dalam

memetakannya (Abdullah, 1996).

Menurut Rayes (2007), pada inventarisasi sumber daya lahan dikenal 3 metoda survay :

Metoda grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), Metoda fisiografis dengan bantuan

citra satelit (menggunakan prinsip analitik), Metoda bebas, merupakan gabungan dari kedua

metoda diatas.

Tujuan survey tanah dapat dipandang dari dua segi yaitu: pertama untuk

memberikan/menyediakan informasi kepada pemakai tentang tanah, bentuk wilayah dan keadaan

lain yang perlu diperhatikan. Kedua untuk menyediakan informasi yang akan membantu

pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah yang

disurvey (Hakim, dkk,1986).

Kegiatan survei tanah adalah suatu proses penelitian dan pemetaan permukaan bumi

dimana istilah unitnya disebut tipe tanah. Proses sebenarnya pemetaan atau survai terdiri dari

berjalan di atas lahan dengan interval yang sama dan mencatat perbedaan–perbedaan tanah dan

gambaran yang berhubungan dengan permukaan seperti tingkat kemiringan lereng, erosi yang


(20)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada satu hamparan lahan pertanian di desa Guru Singa

kecamatan Berastagi yang memiliki luas +26 Ha. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

kimia dan kesuburan tanah, riset dan teknologi fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Waktu Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan mulai pada bulan April 2011 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan Penelitian

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian, dan

tanah sebagai sampel

Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position System) untuk

menentukan letak pengambilan sampel tanah di lokasi penelitian, Bor tanah, kantong plastik


(21)

Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan adalah metode Survey Grid Bebas dengan tingkat

survey detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap Ha). Dari kegiatan survey yang dilakukan

dan peta tanah sangat detail ini menghasilkan peta yang mempunyai skala 1: 10.000 dengan luas

pengamatan + 26 ha sehingga diperoleh + 40 titik pengambilan sampel tanah (peta terlampir).

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan

komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi

literatur, dan penyusunan rencana kerja yang berguna untuk mempermudah pekerjaan secara

sistematis sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Pengambilan Sampel Tanah

- Pengambilan sampel tanah pada daerah yang ditentukan.

- Pemboran (boring) dilakukan pada daerah yang telah ditentukan dengan kedalaman 0-20

cm, kemudian dimasukan kedalam kantong plastik1 kg.

- Mencatat letak koordinat boring, longitude, latitude, dan ketinggian tempat dengan


(22)

- Analisis sampel tanah di Laboratorium kimia dan kesuburan, Riset dan teknologi, fakultas

pertania Universitas Sumatera Utara, Medan.

Analisis Tanah

- P-Total Tanah (%): P-Total Tanah dengan metode ekstraksi pengabungan HNO3 Pekat

(65%) dan HClO4 Pekat (60 %) diukur dengan Spectrophotometer.

- Logam Berat Kadmium Total (ppm): Kadmium dengan metode ekstraksi pengabungan HNO3 Pekat (65%) dan HClO4 Pekat (60 %) diukur dengan Atomic Absorbtion

Spectrophotometer (ASS).

Pemetaan

- Hasil analisis tanah dan titik koordinat lokasi sampel di petakan dengan Arcview Gis.

- Pembuatan laporan.


(23)

(24)

Hasil

Dari hasil pengukuran analisis total total tanah (%) dan logam kadmium (ppm) diperoleh

hasil yang bervariasi. Dilihat dari tabel 1 hasil pengukuran total fosfor tanah (%) dan logam

berat kadmium (ppm) pada daerah studi menunjukkan bahwa nilai total fosfor tanah yang paling

rendah terdapat pada sampel tanah nomor 38 yaitu sebesar 0.0456% dan yang paling tertinggi

terdapat pada sampel tanah nomor 21 sebesar 0.6376%.

Dilihat dari tabel 1 hasil pengukuran total fosfor tanah (%) dan logam berat kadmium

(ppm) pada daerah studi menunjukkan bahwa nilai total logam berat kadmium yang paling

rendah terdapat pada sampel tanah nomor 27 sebesar 0.28 ppm yaitu sebesar ppm dan yang

paling tertinggi terdapat pada sampel tanah nomor 2 sebesar 9.4 ppm.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Total Fosfor Tanah (%) dan Logam Berat Kadmium (ppm) Pada Daerah Studi.


(25)

No LAT LONG Y_PROJ X_PROJ ALTITUDE Fosfor (%)

Kadmium

(ppm) Tanaman

1 3.18249472 98.49241169 351778.8 443603.9 1388 0.1195 5.84 Bunga Kol

2 3.18288574 98.49230398 351822.0 443592.0 1389 0.1989 5.03 Bunga Kol

3 3.18249556 98.49274026 351778.9 443640.4 1391 0.2181 9.40 Bunga Kol & Cabe

4 3.18249556 98.49292517 351823.8 443661.0 1387 0.2245 6.93 Bunga Kol & Cabe

5 3.18329478 98.49360662 351867.2 443736.7 1393 0.2575 6.05 Daun Pre

6 3.18329654 98.49462912 351867.3 443850.3 1392 0.3556 2.53 Daun Pre

7 3.18387497 98.49486491 351931.2 443876.6 1396 0.3482 2.57 -

8 3.18454963 98.49489550 352005.8 443880.0 1396 0.4237 2.49 Bunga Kol

9 3.18199944 98.49588532 351723.9 443989.8 1392 0.1775 3.42 Daun Pre

10 3.18346686 98.49554845 351886.1 443952.5 1391 0.4442 3.91 Cabe & Sawi

11 3.18415484 98.49543211 351962.1 443939.6 1396 0.5836 3.25 Daun Pre

12 3.18480042 98.49564744 352033.5 443963.6 1397 0.4522 1.34 Daun Pre

13 3.18168428 98.49659937 351689.0 444069.2 1393 0.3674 2.54 Bunga Kol

14 3.18222374 98.49645571 351748.6 444053.2 1393 0.4799 2.19 -

15 3.18309051 98.49642352 351844.4 444049.7 1390 0.4522 3.72 Daun Pre

16 3.18403205 98.49638899 351948.5 444045.9 1397 0.4159 4.03 Selendri

17 3.18498943 98.49649737 352054.3 444058.0 1399 0.4331 4.78 Daun Pre

18 3.18234947 98.49700078 351762.5 444113.8 1395 0.4965 6.66 Daun Pre

19 3.18318439 98.49730304 351854.8 444147.4 1394 0.6019 0.84 Wortel

20 3.18402618 98.49736917 351947.8 444154.8 1394 0.3929 2.61 Jeruk & Wortel

21 3.18487007 98.49732164 352041.1 444149.6 1394 0.6376 0.50 Daun Pre

22 3.18395929 98.49828154 351940.4 444256.2 1400 0.3990 4.68 Kopi

23 3.18495389 98.49822295 352050.3 444249.7 1397 0.3556 3.09 Daun Pre

24 3.18567339 98.49822446 352129.8 444249.9 1395 0.2508 6.46 Daun Pre

25 3.18664125 98.49847474 352236.8 444277.8 1398 0.3526 5.10 Daun Pre

26 3.18400875 98.49912761 351945.8 444350.2 1395 0.5567 6.06 -

27 3.18491818 98.49913725 352046.3 444351.3 1392 0.5872 0.28 Daun Pre

28 3.18604027 98.49915057 352170.3 444352.9 1397 0.4159 4.04 Wortel

29 3.18671057 98.49912677 352244.4 444350.3 1397 0.3410 5.20 Wortel

30 3.18380456 98.49986413 351923.2 444432.0 1393 0.5150 8.28 Wortel

31 3.18495439 98.50002187 352050.3 444449.6 1394 0.2915 6.55 Wortel

32 3.18589644 98.49997804 352154.4 444444.8 1397 0.2778 4.81 Daun Pre

33 3.18685281 98.50001458 352260.1 444448.9 1400 0.3338 3.59 Daun Pre

34 3.18724148 98.50000930 352303.1 444448.3 1402 0.3629 3.24 Daun Pre

35 3.18438442 98.50069586 351987.2 444524.5 1392 0.1664 1.03 Wortel

36 3.18490729 98.50070533 352045.0 444525.5 1391 0.0962 7.15 Wortel

37 3.18577766 98.50114346 352141.2 444574.3 1396 0.1183 5.39 Daun Pre

38 3.18645727 98.50076384 352216.4 444532.1 1396 0.0456 5.70 Daun Pre

39 3.18530166 98.50182080 352088.6 444649.5 1396 0.3778 6.96 Wortel


(26)

Pembahasan

Pengolahan data spasial dari hasil pengukuran total fosfor (%) tanah dan logam berat

kadmium (ppm) dipetakan dengan menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis dengan

mengunakan metode interpolasi.

Menurut Murai dalam Jafar (2009) menyebutkan SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan

menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan

keputusan dalam perencanaan dan pengolahan penggunaan lahan, sumber daya alam,

lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

Sedangkan teknik Interpolasi menurut Wikepedia dalam Pramono (2008) adalah metode untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang telah diketahui. Interpolasi adalah

proses estimasi nilai pada wilayah yang tidak disampel atau diukur, sehingga terbuatlah peta atau

sebaran nilai pada seluruh wilayah.

A. Fosfor Total Tanah.

Berdasarkan pengolahan data analisis kandungan fosfor total tanah (%) dengan bantuan

Gis pada teknik interpolasi diperoleh hasil sebagai berikut dapat dilihat pada peta sebaran luas


(27)

Gambar 2: Peta Penyebaran Total Fosfor Tanah (%) Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

Tabel 2. Data Luas Wilayah Fosfor Total Tanah (%) KISARAN

KONSENTRASI FOSFOR (%)

LUAS PERSENTASE

<0.20 2.83 10.75

0.21 - 0.3 4.07 15.46

0.31 - 0.4 7.00 26.59

0.41 - 0.5 10.38 39.42

0.51 - 0.6 1.97 7.48

>0.61 0.08 0.30

TOTAL 26.33 100.00

Dilihat dari peta penyebaran dan data luas wilayah total fosfor tanah yang paling terluas

adalah pada kisaran 0.41-0.5% dengan luas lahan 10.38 Ha ( 39.42 % ) sedangkan yang paling


(28)

B. Logam berat Kadmium Total Tanah

Berdasarkan pengolahan data analisis kandungan logam berat kadmium total tanah (ppm)

dengan bantuan Gis teknik interpolasi diperoleh hasil sebagai berikut dapat dilihat pada peta

sebaran luas kandungan logam berat kadmium di daerah studi dan dari tabel data luas wilayah

logam berat kadmium.

Gambar 3: Peta Penyebaran Total Logam Berat Kadmium (ppm) Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

Tabel 3. Data Luas Wilayah Total Logam Berat Kadmium (ppm) KISARAN

KONSENTRASI Cd (ppm)

LUAS (Ha)

PERSENTASE (%)

<1.35 1.27 4.83

2.01 - 3.01 4.38 16.64


(29)

4.01 - 5.01 5.92 22.49

5.01 - 6.01 4.61 17.52

6.01 - 7.01 2.04 7.75

7.01 - 8.01 0.74 2.81

8.01 - 9.01 0.36 1.37

>9.01 0.03 0.11

TOTAL 26.32 100.00

Dilihat dari peta penyebaran dan data luas wilayah total logam berat kadmium yang

paling terluas adalah pada kisaran 3.01-4.01 ppm dengan luas lahan 6.97 Ha ( 26.48 %)

sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >9.01 ppm dengan luas lahan 0.03 ha

(0.11 %).

Hubungan total fosfor tanah dengan logam berat kadmium

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi diketahui bahwa antara

kandungan total fosfor dan kadmium tanah mempunyai nilai r = -0.46. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara kandungan kadmium tanah dengan kandungan fosfor tanah.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor jenis tanaman, keadaan tanah, dan dosis pemupukan terhadap

tanaman. Pada daerah penelitian tidak dilakukan pemupukan yang intensif sehingga akibat dari

pengaruh pemupukan fosfat tidak berhubungan terhadap kandungan logam berat kadmium.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pada daerah studi diperoleh kandungan fosfor kisaran 0.41-0.5 % memiliki areal terluas


(30)

2. Pada daerah studi diperoleh kandungan logam berat kadmium kisaran 3.01-4.01ppm memiliki

areal terluas (26.48), sedangkan kandungan logam berat kadmium kisaran >9.01ppm

memiliki areal tersempit (0.11%).

3. Pada daerah studi tidak dijumpai hubungan antara kandungan fosfor total dengan kandungan

logam berat kadmium.

Saran

Sebaiknya penelitian dilakukan pemupukan pada satu hamparan lahan pertanian di Desa

Guru Singa Kecamatan Berastagi yang intensif agar pengaruh pemupukan fosfat terhadap

kandungan logam kadmium dapat terlihat jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T.S.1996. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Adityah., B.R. Montazeri., H.M. Dewi dan I. Saidiqul.2010.Cemaran Logam Berat Kadmium Dalam Tanah dan Akibatnya Bagi Kesehatan Manusia. Universitas

Lambung Mangkurat Banjar Baru, Banjar Baru.

Charlena. 2004., Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium Pada Sayur-sayuran.

Bogor.

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/charlena.pdf. Diakses tanggal 23 Februari 2010.

Foth H. D. 1998. Dasar-dasar Ilmu tanah. Terjemahan S. Adisoemarto. Erlangga, Jakarta.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong., M. R. Saul

dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.


(31)

Kurnia U., H. Suganda, R. Saraswati dan Nurjaya. 2009. Teknologi Pengendalian Pencemaran Lahan Sawah.

Lahuddin., 2007. Apsek Unsur Mikro Dalam Tanah. Universitas Sumatera Utara, Medan

Napitupulu. 2008. Analisis Logam Berat, Seng, Kadmium dan Tembaga pada Berbagai Tingkat Kemiringan Tanah Hutan Tanaman Industri PT.Toba Pulp Lestari dengan Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5865/1/08E00483.pdf Diakses tanggal 3 Februari 2011.

Pian, H. 2010. Efek Toksisitas Logam berat Timbal (pb), Merkuri,, kadmium.

Pramono, Gatot H. 2008. Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi Sebaran Tersuspensi. Forum Geo Land. Sulawesi Selatan

Rayes L.M. 2007, Metoda Inventarisasi Sumberdaya lahan. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sugih C.S. 2011. Mineral Tanaman.

Sutriadi M.T., S. Rochayati, dan A. Rachman. 2010.Pemanfaatan Fofat Alam Ditinjau Dari Aspek Lingkungan.

http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/fosfatalam/teddy.pdf Yudatomo. 2009. Logam berat.

Widaningrum, Miskiyah dan Suismono. 2007. Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam sayuran dan alternatif Pencegahan Pencemarannya. Buletin Teknologi Pasca Panen Pertanian Vol.3.2007. 16-27.


(1)

Pembahasan

Pengolahan data spasial dari hasil pengukuran total fosfor (%) tanah dan logam berat kadmium (ppm) dipetakan dengan menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis dengan mengunakan metode interpolasi.

Menurut Murai dalam Jafar (2009) menyebutkan SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengolahan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

Sedangkan teknik Interpolasi menurut Wikepedia dalam Pramono (2008) adalah metode untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang telah diketahui. Interpolasi adalah proses estimasi nilai pada wilayah yang tidak disampel atau diukur, sehingga terbuatlah peta atau sebaran nilai pada seluruh wilayah.

A. Fosfor Total Tanah.

Berdasarkan pengolahan data analisis kandungan fosfor total tanah (%) dengan bantuan Gis pada teknik interpolasi diperoleh hasil sebagai berikut dapat dilihat pada peta sebaran luas kandungan fosfor di daerah studi dan dari tabel data luas wilayah fosfor total tanah.


(2)

Gambar 2: Peta Penyebaran Total Fosfor Tanah (%) Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

Tabel 2. Data Luas Wilayah Fosfor Total Tanah (%) KISARAN

KONSENTRASI FOSFOR (%)

LUAS PERSENTASE

<0.20 2.83 10.75

0.21 - 0.3 4.07 15.46

0.31 - 0.4 7.00 26.59

0.41 - 0.5 10.38 39.42

0.51 - 0.6 1.97 7.48

>0.61 0.08 0.30

TOTAL 26.33 100.00

Dilihat dari peta penyebaran dan data luas wilayah total fosfor tanah yang paling terluas adalah pada kisaran 0.41-0.5% dengan luas lahan 10.38 Ha ( 39.42 % ) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >0.61% dengan luas lahan 0.08 Ha ( 0.30 % ).


(3)

B. Logam berat Kadmium Total Tanah

Berdasarkan pengolahan data analisis kandungan logam berat kadmium total tanah (ppm) dengan bantuan Gis teknik interpolasi diperoleh hasil sebagai berikut dapat dilihat pada peta sebaran luas kandungan logam berat kadmium di daerah studi dan dari tabel data luas wilayah logam berat kadmium.

Gambar 3: Peta Penyebaran Total Logam Berat Kadmium (ppm) Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

Tabel 3. Data Luas Wilayah Total Logam Berat Kadmium (ppm) KISARAN

KONSENTRASI Cd (ppm)

LUAS (Ha)

PERSENTASE (%) <1.35 1.27 4.83 2.01 - 3.01 4.38 16.64 3.01 - 4.01 6.97 26.48


(4)

4.01 - 5.01 5.92 22.49 5.01 - 6.01 4.61 17.52 6.01 - 7.01 2.04 7.75 7.01 - 8.01 0.74 2.81 8.01 - 9.01 0.36 1.37 >9.01 0.03 0.11

TOTAL 26.32 100.00

Dilihat dari peta penyebaran dan data luas wilayah total logam berat kadmium yang paling terluas adalah pada kisaran 3.01-4.01 ppm dengan luas lahan 6.97 Ha ( 26.48 %) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >9.01 ppm dengan luas lahan 0.03 ha (0.11 %).

Hubungan total fosfor tanah dengan logam berat kadmium

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi diketahui bahwa antara kandungan total fosfor dan kadmium tanah mempunyai nilai r = -0.46. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kandungan kadmium tanah dengan kandungan fosfor tanah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor jenis tanaman, keadaan tanah, dan dosis pemupukan terhadap tanaman. Pada daerah penelitian tidak dilakukan pemupukan yang intensif sehingga akibat dari pengaruh pemupukan fosfat tidak berhubungan terhadap kandungan logam berat kadmium.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pada daerah studi diperoleh kandungan fosfor kisaran 0.41-0.5 % memiliki areal terluas (39.42 %), sedangkan kandungan fosfor kisaran >0.61% memiliki areal tersempit ( 0.30 % ).


(5)

2. Pada daerah studi diperoleh kandungan logam berat kadmium kisaran 3.01-4.01ppm memiliki areal terluas (26.48), sedangkan kandungan logam berat kadmium kisaran >9.01ppm memiliki areal tersempit (0.11%).

3. Pada daerah studi tidak dijumpai hubungan antara kandungan fosfor total dengan kandungan logam berat kadmium.

Saran

Sebaiknya penelitian dilakukan pemupukan pada satu hamparan lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi yang intensif agar pengaruh pemupukan fosfat terhadap kandungan logam kadmium dapat terlihat jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T.S.1996. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Adityah., B.R. Montazeri., H.M. Dewi dan I. Saidiqul.2010.Cemaran Logam Berat

Kadmium Dalam Tanah dan Akibatnya Bagi Kesehatan Manusia. Universitas Lambung Mangkurat Banjar Baru, Banjar Baru.

Charlena. 2004., Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium Pada Sayur-sayuran. Bogor.

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/charlena.pdf. Diakses tanggal 23 Februari 2010.

Foth H. D. 1998. Dasar-dasar Ilmu tanah. Terjemahan S. Adisoemarto. Erlangga, Jakarta.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong., M. R. Saul dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.


(6)

Kurnia U., H. Suganda, R. Saraswati dan Nurjaya. 2009. Teknologi Pengendalian Pencemaran Lahan Sawah.

Lahuddin., 2007. Apsek Unsur Mikro Dalam Tanah. Universitas Sumatera Utara, Medan

Napitupulu. 2008. Analisis Logam Berat, Seng, Kadmium dan Tembaga pada Berbagai Tingkat Kemiringan Tanah Hutan Tanaman Industri PT.Toba Pulp Lestari dengan Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5865/1/08E00483.pdf Diakses tanggal 3 Februari 2011.

Pian, H. 2010. Efek Toksisitas Logam berat Timbal (pb), Merkuri,, kadmium.

Pramono, Gatot H. 2008. Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi Sebaran Tersuspensi. Forum Geo Land. Sulawesi Selatan

Rayes L.M. 2007, Metoda Inventarisasi Sumberdaya lahan. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sugih C.S. 2011. Mineral Tanaman.

Sutriadi M.T., S. Rochayati, dan A. Rachman. 2010. Pemanfaatan Fofat Alam Ditinjau Dari Aspek Lingkungan.

http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/fosfatalam/teddy.pdf Yudatomo. 2009. Logam berat.

Widaningrum, Miskiyah dan Suismono. 2007. Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam sayuran dan alternatif Pencegahan Pencemarannya. Buletin Teknologi Pasca Panen Pertanian Vol.3.2007. 16-27.