Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

(1)

PERSEPSI LANSIA TENTANG PELAYANAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS TAROK KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT

SKRIPSI

FEBBY MAHARDIS 091101011

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

(3)

Title : Old-Aged People’s Perception on the Service of Posyandu for Old-Aged People at Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict, Lima Puluh Kota District, West Sumatera

Name : Febby Mahardis Std. ID Number : 091101011 Study Program : Nursing Academic Year : 2013-07-29

Abstract

Posyandu (Integrated Health Post) for old-aged people has been operated at Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict. This posyandu has existed since 2007. It was established to increase the use and the quality of service in order to improve the quality of old-aged people’s lives in the working area of Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict. The objective of the study was to know the perception of old-aged people on the service of posyandu for old-aged people at Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict, Lima Puluh Kota District, West Sumatera. The study used descriptive approach in order to see the description of old-aged people’s perception on the service of posyandu for old-aged people. The samples consisted of 90 old-aged people who dwelled in the working area of Tarok Puskesmas, taken by using purposive sampling technique. The measurement device of the study was questionnaires. The data were analyzed by using descriptive statistics. The result of the study showed that seven respondents (7.78%) were included in moderate category, and 83 respondents (92.22%) were included in good category.


(4)

Judul : Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Nama Mahasiswa : Febby Mahardis NIM : 091101011

Program : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

Abstrak

Di Payakumbuh, posyandu lansia telah dijalankan di Puskesmas Tarok Payakumbuh utara. Posyandu lansia sudah berjalan sejak tahun 2007.Untuk meningkatkan kualitas hidup lansia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk melihat gambaran persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 orang lansia yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tarok. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur penelitian ini berupa kuesioner. Peneliti melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan analisa statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 7 orang (7,78%) termasuk kategori cukup dan 83 orang (92,22%) termasuk kategori baik.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan berkat rahmad-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan proposal ini, yang mana merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Dalam penyusunan proposal ini dengan judul Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, penulis banyak mendapat bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya berterima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan 1, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsannudin Harahap, S. Kep, MNS selaku pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ismayadi S.kep, Ns, CWCCA, M.Kes, selaku Pembimbing Skripsi yang telah menyediakan waktu dan memberi masukan serta nasehat pada penyusunan Skripsi.


(6)

4. Ibu Mahnum Lailan S.Kep, Ns. M.Kep selaku Penguji I Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Lufthiani S.Kep, Ns M.Kes selaku Penguji II Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. dr. M. Luthfi Suhaimi, selaku Kepala Puskesmas Tarok kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh yang memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh staf dan dosen program regular Fakultas Keperawatan yang secara langsung banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.

8. Kepada orang tua tercinta Mahardis (Alm), Husnul Fikri dan Derita Syamsu S.pd, bunda tercinta Elfrida Mairoza S.E serta kakak dan adik tersayang Putri Prima Rahmi A.md, Dwi Fadhillah dan Nadia Husnul atas segala doa dan dukungannya dalam memberi materi, semangat, dan perhatiannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun sari pembaca demi kesempurnaan dan pengembangan penulisan ini dimasa yang akan datang.

Medan, 18 Juli 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN……….. i

ABSTRAK………..ii KATA PENGANTAR………iii DAFTAR ISI………...v DAFTAR TABEL………...vii DAFTAR SKEMA………..viii DAFTAR LAMPIRAN...ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Tujuan Penelitian………. 5

1.3 Pertanyaan Penelitian………... 5

1.4 Manfaat Penelitian………....……... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Definisi Persepsi………...6

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Seseorang... 6

2.2 Lanjut Usia 2.2.1 Konsep Lanjut usia...……….. 7

2.2.2 Klasifikasi Lansia………..………. 8

2.2.3 Tipe Lanjut usia………... 9

2.2.4 Teori Proses Menua…..……….. 10

2.3 Posyandu Lansia 2.3.1 Pengertian Posyandu Lansia………11


(8)

2.3.3 Sasaran Pembinaan Posyandu Lansia………..11

2.3.4 Pengorganisasian Posyandu Lansia……….13

2.3.5 Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Posyandu Lansia………...15

2.3.6 Penyelenggaraan Posyandu Lansia………..19

2.3.7 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia………...19

2.3.8 Sarana dan Prasarana………20

2.3.9 Tingkat Perkembangan Posyandu Lansia……….21

2.4 Puskesmas 2.4.1 Defenisi Puskesmas………….………... 21

2.4.2 Wilayah Kerja Puskesmas………...23

2.4.3 Fungsi Puskesmas..………. 24

2.4.4 Peran Puskesmas………..………... 25

2.4.5 Program Pokok Puskesmas……… 25

2.4.6 Peran Perawat Puskesmas……….………. 26

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep...………. 28

3.2 Definisi Operasional……… 29

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian………. 30

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi………... 30

4.2.2 Sampel……….30


(9)

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian………... 32

4.5 Instrumen Penelitian……… 33

4.6 pengumpulan data………34

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas………...34

4.8 Analisa Data………. 36

BAB 5. HASIL & PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian...37

2. Pembahasan...43

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan...50

2. Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA………..…….52


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2Definisi Operasional

Tabel5.1 Distribusi frekuensi karakteristik data demografi persepsi lansia tentangpelayanan posyandu lansia


(11)

DAFTAR SKEMA


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Pengambilan Data dari Fakultas

Lampiran 2 : Izin melakukan Pengambilan Data di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Pengolahan Data Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Bukti Bimbingan

Lampiran 7 : Anggaran Biaya Penyusunan Proposal


(13)

Title : Old-Aged People’s Perception on the Service of Posyandu for Old-Aged People at Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict, Lima Puluh Kota District, West Sumatera

Name : Febby Mahardis Std. ID Number : 091101011 Study Program : Nursing Academic Year : 2013-07-29

Abstract

Posyandu (Integrated Health Post) for old-aged people has been operated at Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict. This posyandu has existed since 2007. It was established to increase the use and the quality of service in order to improve the quality of old-aged people’s lives in the working area of Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict. The objective of the study was to know the perception of old-aged people on the service of posyandu for old-aged people at Tarok Puskesmas, North Payakumbuh Subdistrict, Lima Puluh Kota District, West Sumatera. The study used descriptive approach in order to see the description of old-aged people’s perception on the service of posyandu for old-aged people. The samples consisted of 90 old-aged people who dwelled in the working area of Tarok Puskesmas, taken by using purposive sampling technique. The measurement device of the study was questionnaires. The data were analyzed by using descriptive statistics. The result of the study showed that seven respondents (7.78%) were included in moderate category, and 83 respondents (92.22%) were included in good category.


(14)

Judul : Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Nama Mahasiswa : Febby Mahardis NIM : 091101011

Program : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

Abstrak

Di Payakumbuh, posyandu lansia telah dijalankan di Puskesmas Tarok Payakumbuh utara. Posyandu lansia sudah berjalan sejak tahun 2007.Untuk meningkatkan kualitas hidup lansia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk melihat gambaran persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 orang lansia yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tarok. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur penelitian ini berupa kuesioner. Peneliti melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan analisa statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 7 orang (7,78%) termasuk kategori cukup dan 83 orang (92,22%) termasuk kategori baik.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjadi tua adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh semua orang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari rentang kehidupan. Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia jika sudah berusia diatas 60 tahun, tetapi defenisi ini sangat bervariasi tergantung dari aspek sosial budaya, fisiologis dan kronologis. Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan manusia usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan(Fatimah, 2010).

Dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin panjangnya usia harapan hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini, maka mereka yang memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraan penduduk usia lanjut yang karena kondisi fisik dan mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk


(16)

berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat (Maryam, 2008).

Puskesmas merupakan salah satu sarana pusat pembinaan kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan serta memberikan pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam satu wilayah kerja. Untuk melaksanakan cakupan pelayanan kesehatan lansia yang luas dan merata, posyandu lansia merupakan salah satu organisator penunjang dalam pencapaian program tersebut (Erliawati, 2006).

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah, para professional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) lansia. Pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, dan lain-lainnya telah dilaksanakan diberbagai tingkatan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pada lansia yaitu posyandu lansia. Posyandu lansia atau yang sering disebut juga posbindu lansia merupakan bentuk peran serta aktif masyarakat dalam upaya pencegahan sekaligus peningkatan pengetahuan untuk pencegahan penyakit pada lansia. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Maryam,2010).


(17)

Meningkatnya pelayanan kesehatan maupun kesejahteraaan sosial di masyarakat diharapkan terciptanya lansia mandiri dalam proses penuaan. Proses penuaan hendaknya diiringi dengan kemampuan dan kesadaran lansia dalam menampilkan peranan untuk terlibat secara aktif dalam pemanfaatan posyandu (Sudaryanto, 2008).

Posyandu lansia memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas hidup lansia karena pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga mencegah risiko yang berat. Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut sebaik mungkin. Beberapa penelitian dari berbagai daerah di Indonesia seperti di Kabupaten Aceh Timur dan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun memperlihatkan bahwa pemanfaatan posyandu lansia masih jauh dari target (Yanty, 2010).

Penelitian Henniwati (2008), di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur, menunjukkan cakupan pemanfaatan posyandu lansia di daerah tersebut masih rendah yaitu sebanyak 505 jiwa (20,1%). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa variabel kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, berpengaruh dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia sedangkan variabel umur, pendidikan, jumlah kader tidak ada pengaruh dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.

Penelitian Basuki (2009), di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa cakupan pemanfaatan posyandu usila di daerah tersebut masih rendah yaitu sebanyak 362 jiwa (10,9%). Hasil


(18)

penelitian menunjukkan bahwa hambatan mengikuti kegiatan posyandu lansia yaitu pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh dan kurangnya dukungan keluarga.

Di Payakumbuh sendiri, posyandu lansia telah dijalankan di Puskesmas Tarok Payakumbuh utara. Posyandu lansia sudah berjalan sejak tahun 2007. Kegiatan posyandu lansia ini rutin dilaksanakan setiap bulannya. Menurut survey awal yang dilakukan pada bulan November 2012, diwilayah ini terdapat 17 posyandu lansia yang terdapat di payakumbuh utara. Dari data survey,ada sebanyak 969lansia yang ikut dalam posyandu lansia pada bulan Januari-Oktober 2012 di daerah Payakumbuh utara.

Berdasarkan hasil surveydi atas menunjukkan bahwa persepsi dapat berpengaruh langsung terhadap partisipasi lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penaksiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pemanfaatan posyandu lansia di posyandu lansia di Puskesmas Tarok,maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.


(19)

1.2 Pertanyaan Penelitian

1.2.1 Bagaimana persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengidentifikasi persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi praktik keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan perawat komunitas dalam praktik keperawatan komunitas untuk promosi kesehatan pada lansia.

2.4.6 Bagi penelitian keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peneliti, sehingga dapat menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk penelitian yang akan 17ector mengenai keefektifan program puskesmas terhadap peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

2.4.6 Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama pada bagian keperawatan komunitas dan gerontik yang berkaitan dengan puskesmas.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

2.4.6 Definisi Persepsi

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan (Zan & Lumongga, 2010)

Persepsi pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, maupun penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penaksiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2008 ).

2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Persepsi Seseorang

Salah satu 18faktor18 mengapa persepsi demikian penting dalam hal menafsirkan dunia sekeliling kita adalah bahwa kita masing-masing membentuk persepsi, tetapi menghasilkan secara berbeda-beda apa yang dimaksud dengan sebuah situasi ideal. (Winardi, 2003).


(21)

Thoha (2008), mengatakan pembentukan persepsi tergantung pada berbagai faktor yang memengaruhinya, baik 19faktor internal seperti pengalaman, keinginan proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan, maupun 19ector external, seperti lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, 19ector19ector budaya, lingkungan fisik dan hayati seseorang itu bertempat tinggal.

2.2 Lanjut Usia

2.2.1 Konsep Lanjut Usia

Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan 19ector. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut berperan aktif dalam pembangunan (Fatimah, 2010).

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis (Nugroho, 2008).


(22)

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tidak akan sama. Manusia secara lambat dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh semakin banyak distorsi 20ector20l20a dan 20ector20l20a yang disebut penyakit 20ector20l20ati yang menyebabkan berakhirnya hidup. Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam 20ector yang berkaitan. Secara umum, proses menua didefenisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, 20ector20l20, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup (Nugroho, 2008).

2.2.2 Klasifikasi Lansia

Ada lima klasifikasi pada lansia, yaitu: 1) pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, 2) lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, 3) lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan, 4) lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan 5) lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Maryam, 2008).


(23)

2.2.3. Tipe Lanjut Usia

Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, 21ector, dan ekonominya (Nugroho, 2000). Tipe-tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tipe arif bijaksana

Tipe lansia ini kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Tipe lansia ini mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan. c. Tipe tidak puas

Konflik lahir bathin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh (Maryam, 2008).


(24)

2.2.4 Teori Proses Menua

a) Teori interaksi 22ector

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi 22ector merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi. Pokok-pokok teori interaksi 22ector antara lain: masyarakat terdiri atas 22ecto22ector yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing. Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi 22ector yang memerlukan biaya dan waktu. Untk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang 22ecto mengeluarkan biaya (Nugroho, 2008).

b) Teori kepribadian berlanjut(Continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah, walaupun ia telah lanjut usia (Nugroho, 2008).


(25)

2.3. Posyandu Lansia

2.3.1 Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dengan menitikberatkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkembangkan posyandu lansia merupakan upaya fasilitas agar masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi kebutuhan setempat (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2007).

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok yang telah ada seperti kelompok arisan lansia, kelompok pengajian, kelompok senam lansia dan lain-lain (Depkes RI,2004).

2.3.2 Tujuan Posyandu Lansia

Membudayakan hidup sehat, mawas diri, menyediakan layanan kesehatan yang mudah dijangkau dan murah dilaksanakan (Maryam, 2010).

2.3.3 Sasaran Pembinaan Posyandu Lansia


(26)

1. Sasaran langsung

a) Kelompok pra lansia 45-59 tahun. b) Kelompok lansia 60-69 tahun.

c) Kelompok lansia risiko tinggi yaitu lansia lebih dari 70 tahun atau lansia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2005).

2. Sasaran tidak langsung

a) Keluarga di mana lansia berada.

b) Masyarakat di lingkungan lansia berada.

c) Organisasi 24ector yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia.

d) Petugas kesehatan yang melayani kesehatan.

e) Masyarakat luas (Depkes RI, 2005).

3. Sasaran antara: individu yang dapat menjadi agen pengubah 24ector resiko yaitu tokoh masyarakat, ketua dan anggota perkumpulan yang aktif, serta paramedic di masyarakat(Maryam S, 2010).

4. Sasaran penunjang: individu atau kelompok atau lembaga masyarakat atau profesi, lembaga pemerintah atau lembaga pendidikan yang dapat memberikan dukungan, misalnya dermawan, pengusaha, PKK, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), klub jantng sehat, lembaga pendidikan


(27)

kesehatan yaitu: Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Psikologi dan lembaga pemerintah seperti camat, Lurah, RT, RW (Maryam S, 2010).

2.3.4 Pengorganisasian Posyandu Lansia

2.3.4.1Struktur Organisasi

Direkomendasikan struktur organisasi posyandu lansia sedikitnya terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, dan beberapa seksi dan kader. Struktur organisasi di setiap posyandu lansia sepenuhnya ditentukan oleh posyandu lansia itu sendiri, sesuai dengan aspirasi yang berkembang di posyandu lansia (Depkes RI, 2005).

2.3.4.2 Kader Posyandu lansia

Kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu lansia dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu lansia atau bilamana sulit mencari kader dari anggota posyandu lansia dapat diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader (Depkes RI, 2005).

Persyaratan untuk menjadi kader antara lain :

1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat.


(28)

3. Bisa membaca dan menulis huruf latin.

4. Sabar dan memahami usila (Depkes RI, 2005).

Peran kader lansia antara lain :

1. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas untuk menelaah pendataan sasaran, pemetaan, mengenal masalah dan potensi.

2. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat untuk membahas hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas dan jadwal kegiatan.

3. Menggerakkan masyarakat yaitu dengan cara mengajak lansia untuk hadir dan berpartisipasi di posyandu lansia, memberikan penyebarluasan/penyuluhan informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber daya termasuk pendanan yang bersumber dari masyarakat.

4. Melaksanakan kegiatan di posyandu lansia yaitu menyiapkan tempat, alat-alat dan bahan serta memberikan pelayanan lansia.

5. Melakukan pencatatan (Depkes RI,2005).

2.3.4.3 Anggota Posyandu Lansia

Berdasarkan pengalaman posyandu lansia di berbagai daerah, jumlah anggota posyandu lansia berkisar antara 50-100 orang. Perlu dipertimbangkan jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota suatu posyandu lansia kurang dari 50 orang atau lebih dari 100 orang (Depkes Provinsi Sumatera Utara,2007).


(29)

2.3.4.4 Pembentukan Posyandu Lansia

Pembentukan posyandu lansia di tiap daerah bervariasi, namun pada prinsipnya didasarkan atas kebutuhan masyarakat khususnya lansia, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan (Depkes RI, 2003).

2.3.5 Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Posyandu Lansia

Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lansia secara umum mencakup kegiatan pelayanan yang berbentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan 27ector27l27ative termasuk rujukannya (Depkes RI, 2003).

2.3.5.1 Kegiatan Promotif

Dalam kegiatan ini berperan upaya penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat, pengetahuan tentang proses 27ector27l27ati yang akan terjadi pada lansia, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya lain serta produktivitas lansia (Depkes RI, 2003).

2.3.5.2 Kegiatan Preventif

Kegiatan yang dilakukan berupa deteksi dini kesehatan lansia yang bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya komplikasi yang diakibatkan oleh proses 27ector27l27ati (Depkes RI, 2003).


(30)

2.3.5.3 Kegiatan Kuratif

Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan bagi lansia yang sakit dan dapat dilakukan melalui fasilitas pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas dan dokter praktek swasta (Depkes RI, 2003).

2.3.5.4 Kegiatan Rehabilitatif

Upaya yang dilakukan bersifat 28ecto, psikososial, edukatif dan pengembangan keterampilan atau hobi untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional dan kepercayaan diri pada lansia (Depkes RI, 2003).

2.3.5.5 Kegiatan Rujukan

Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pelayanan kuratif dan 28ector28l28ative yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan. Upaya dapat dilakukan secara 28ector28l dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesialistik di rumah sakit secara horizontal ke 28ector tingkat pelayanan yang mempunyai sarana yang lebih lengkap (Depkes RI, 2003).

2.3.5.6 Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia

Jenis-jenis pelayanan kesehatan dan kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan dalam posyandu lansia :


(31)

a. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari yang meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan (makan, minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik/turun, tempat tidur, buang air besar/kecil dan lain-lain).

b. Pemeriksaan status mental, yang berhubungan dengan mental emosional, dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader.

c. Pemeriksaan status gizi, melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, yang dicatat dicocokan pada grafik IMT (Indeks Massa Tubuh) pada KMS usila untuk dapat mengetahui berat badan usila lebih atau kurang atau normal.

d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stestokop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit yang dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader.

e. Pemeriksaan darah (butir darah merah = (hb) = haemoglobin) menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat yang dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader.

f. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan dibantu oleh kader (Depkes RI, 2003).

2. Penyuluhan kesehatan, disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan serta kondisi masing-masing.


(32)

3. Konseling, apabila diperlukan dilakukan petugas kesehatan.

4. Rujukan, dilakukan oleh kader kepada petugas kesehatan di puskesmas atau ke rumah sakit setempat.

5. Kunjungan rumah, dilakukan oleh kader (atau disertai petugas kesehatan), kepada lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan kesehatannya.

6. Kegiatan lain-lain, seperti :

a) Kegiatan olahraga dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmaninya, berupa : senam lansia, gerak jalan santai, dan lain-lain.

b) Pemberian makanan tambahan memberikan contoh menu makanan bagi lansia yang memperhatikan aspek kesehatan dan gizi dengan menggunakan bahan setempat.

c) Rekreasi d) Kerohanian e) Arisan

f) Forum diskusi

g) Penyaluran dan pengembangan hobi

h) Kegiatan yang bersifat produktif seperti peningkatan pendapatan/ekonomi bagi lansia.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (Depkes RI, 2003).


(33)

2.3.6 Penyelenggaraan Posyandu Lansia

2.3.6.1 Waktu Penyelengaraan

Penyelenggaraan posyandu lansia pada hakikatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka posyandu maupun di luar hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan (Depkes Provinsi Sumatera Utara,2007).

2.3.6.2 Tempat Penyelengaraan

Tempat penyelengaran kegiatan posyandu lansia sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelengaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapat disebut dengan nama “Wisma Posyandu” atau sebutan lainnya (Depkes Provinsi Sumatera Utara,2007).

2.3.7 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap lansia, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah 31ector 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut :

a) Tahap pertama : pendaftaran anggota posyandu lansia sebelum pelaksanaan pelayanan.


(34)

b) Tahap kedua : pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

c) Tahap ketiga : pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental.

d) Tahap keempat : pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)

e) Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes RI, 2003)

2.3.8 Sarana dan Prasarana

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan posyandu lansia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang antara lain :

1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)

2. Meja dan kursi

3. Alat tulis

4. Buku pencatat kegiatan (buku register bantu)

5. Kit lansia, yang berisi : timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer.

6. KMS (kartu menuju sehat) lansia.


(35)

2.3.9 Tingkat Perkembangan Posyandu Lansia

Tingkat perkembangan kegiatan posyandu lansia dapat digolongkan menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu :

a) Posyandu lansia pratama adalah posyandu yang belum mantap, kegiatan yang terbatas dan tidak rutin setiap bulan dengan frekuensi < 8 kali. Jumlah kader aktif terbatas serta masih memerlukan dukungan dana dari pemerintah.

b) Posyandu lansia madya adalah posyandu yang telah berkembang dan melaksanakan kegiatan 33ector setiap bulan (paling sedikit 8 kali setahun) jumlah kader aktif lebih dari 3 dengan cakupan program < 50% serta masih memerlukan dukungan dana dari pemerintah.

c) Posyandu lansia purnama adalah posyandu yang sudah mantap melaksanakan kegiatan secara lengkap paling sedikit 10 kali setahun, dengan beberapa kegiatan tambahan di luar kesehatan dan cakupan yang lebih tinggi (>60 %). d) Posyandu lansia mandiri adalah Posyandu purnama dengan kegiatan

tambahan yang beragam dan telah mampu membiayai kegiatannya dengan dana sendiri (Depkes RI,2003).

2.4 Puskesmas

2.4.1 Defenisi Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat


(36)

yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Efendi & Makhfudli, 2009).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Depkes RI, 2006)

Upaya kesehatan untuk tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib terdiri dari upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat dan upaya pengobatan (Depkes RI, 2006).

Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan disesuaikan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok yang telah ada yakni : upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga,


(37)

upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan tradisional. (Depkes RI, 2006).

2.4.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas. Dengan otonomi, setiap daerah tingkat II mempunyai kesempatan untuk mengembangkan puskesmas sesuai Rencana Strategis (Renstra) kesehatan daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bidang kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat II. Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi kesehatan serta tugas pokok dan fungsi yang menggambarkan lebih dominannya aroma kepentingan daerah tingkat II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan penentuan skala prioritas upaya peningkatan pelayanan kesehatan di tiap daerah tingkat II, dengan catatan setiap kebijakan tetap mengacu pada Restra Kesehatan Nasional (Efendi & Makhfudli, 2009).


(38)

2.4.3 Fungsi Puskesmas

Adapun fungsi-fungsi puskesmas beserta proses dalam melaksanakan fungsi tersebut, adalah:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya (Efendi & Makhfudli, 2009).

Proses dalam melaksanakan fungsi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e. Bekerja sama dengan 36ector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas (Efendi & Makhfudli, 2009).


(39)

2.4.4 Peran Puskesmas

Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui 37ector perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian manajerial tersebut bermanfaat dalam menentukan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara kompehensif dan terpadu (Efendi & Makhfudli, 2009).

2.4.5 Program Pokok Puskesmas

Program pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya karenanya program pokok disetiap puskesmas dapat berbeda-beda. Adapun program pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah : kesejahteraan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana, usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan disekolah, kesehatan olahraga, perawatan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan


(40)

kerja, usaha kesehatan gigi dan mulut, usaha kesehatan jiwa, kesehatan mata, laboratorium, pencatatan dan pelaporan system informasi kesehatan, kesehatan usia lanjut, dan pembinaan pengobatan tradisional. Pelaksanaan program pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, program pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat seperti pecan imunisai nasional. Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah (Efendi & Makhfudli, 2009).

2.4.6 Peran Perawat Puskesmas

Di puskesmas, selain sebagai pemberi layanan kesehatan, perawat juga berperan sebagai manajer. Tugas pokok perawat di puskesmas adalah mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat berjalan dengan baik dan dapat member manfaat kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Kegiatan pokok yang dilakukan oleh perawat di puskesmas adalah:

a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajerial. b. Melakukan pelayanan asuhan keperawatan.


(41)

d. Mengoordinasikan pembinaan peran serta masyarakat melalui pendekatan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

e. Mengoordinasikan kegiatan lain seperti kegiatan lintas 39ector (Efendi & Makhfudli, 2009).


(42)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1.1 Kerangka Penelitian

Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka penelitian sebagai berikut:

Skema 3.1: Kerangka penelitian tentang persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia

keterangan: = variabel yang diteliti Persepsi lansia

Pelayanan posyandu lansia: 1. Kegiatan di posyandu lansia 2. Penampilan kerja

(performance) petugas kesehatan di posyandu lansia

3. Fasilitas di posyandu lansia

-Baik -Cukup -Kurang


(43)

3.2 Defenisi Operasional

No Variable Defenisi operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala 1 Persepsi

lansia tentang pelayanan posyandu lansia yang meliputi: Kegiatan posyandu lansia, penampilan kerja (performance) kader posyandu lansia, dan failitas di posyandu lansia. Cara lansia memandang bagaimana pelayanan di posyandu lansia yang meliputi tiga aspek, yaitu: Kegiatan posyandu lansia, penampilan kerja (performance) kader posyandu lansia, dan failitas di posyandu lansia. Kuesioner sebanyak 19 pernyataan dengan menggunakan skala likert.

a.Baik = 57-76 b.Cukup=38-56 c.Kurang=19-37


(44)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2007).

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia seluruh lansia yang mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu sebanyak 969 orang lansia pada bulan Januari-Oktober 2012.

4.2.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin, yaitu:

N 969

n= = = 90


(45)

Keterangan: N = Besar populasi

n = Besar sampel

d =Tingkat kepercayaan

Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan adalah purposive sampling,yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria yang diperlukan oleh peneliti. kriteria sampel dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat yang berusia > 50 tahun,lansia yang mau menjadi responden penelitian, kooperatif, orientasi baik (tempat, orang, waktu), mampu melihat dan membaca dengan baik sertamampu berbahasa Indonesia dengan baik.

4.3 Lokasi Penelitian dan Waktu Peneltian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di posyandu lansia dalam wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Puskesmas Tarok posyandu lansia sudah dilaksanakan sejak tahun 2007. Untuk meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pelayanan di posyandu lansia sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia dalam wilayah kerja Puskesmas Tarok.


(46)

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian inidilaksanakan pada bulan Februari-April 2013.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Dekan Fakultas Keperawatan USU dan permintaan izin kepada Kepala Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan izin, barulah melakukan penelitian yang menekankan masalah etika yang meliputi:

4.4.1 Lembar Persetujuan (Inform Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa tetapi menghormati hak-hak subjek.

4.4.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi subyek, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.


(47)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibagi menjadi 2 bagian. Bagian yang pertama yaitu data demografi yang berisi nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikandan suku. Bagian kedua yaitu kuesioner berisi sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengetahui persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia, yang diukur melalui 3 aspek, yaitu: kegiatan di posyandu lansia sebanyak 6 pernyataan yaitu pernyataan no 1-6, penampilan kerja (performance) petugas kesehatan di posyandu lansia sebanyak 8 pernyataan yaitu pernyataan no 7-14 dan fasilitas di posyandu lansia sebanyak 5 pernyataan yaitu pernyataan no 15-19.

Dalam penelitian ini, peneliti menilai jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan skala Likert dimana responden diminta untuk memberikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.

Skor sangat setuju (ss) = 4, setuju (s) = 3, kurang setuju (ks) = 2, dan tidak setuju (ts) = 1.

Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (2001) adalah: Rentang

P =


(48)

P merupakan panjang kelas dengan rentang 57 dan 3 kategori kelas untuk menilai persepsi lansia, maka didapatkan panjang kelasnya adalah 19. Menggunakan nilai P = 19 dengan nilai terendah adalah 19 sebagai batas bawah kelas, maka persepsi lansia dapat dikategorikan dengan interval sebagai berikut: Persepsi baik yaitu 57-76, Persepsi cukup baik yaitu 38-56, dan Persepsi kurang baik yaitu 19-37.

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin pengambilan data kepada begian pendidikan Fakultas Keperawatan USU pada tanggal 7Februari 2013. Kemudian surat permohonan izin pelaksanaan penelitian yang diperoleh dikirimkan ke Dinas Kesatuan BangsaKota Payakumbuh selanjutnya setelah mendapatkan persetujuan dikirimkan ke tempat penelitian Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner yang mengidentifikasi Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat.Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan melakukan pendekatan kepada calon responden dengan memperkenalkan diri untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan selama ±10 menit. Kemudian calon responden tersebut diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Bila responden bersedia mengikuti penelitian


(49)

maka responden dipersilahkan untuk menjawab kuisioner yang dibacakan peneliti dan pengumpulan data dimulai. Setelah responden selesai menjawab semua pernyataan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan memberikan kode nomor kuisioner setiap responden dan mulai menganalisis data yang diperoleh sama penelitian dalam jangka waktu ± 1 minggu.

4.7 Validitas dan Reabilitas Instrumen

4.7.1 Validitas Instrumen

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Uji validitas berupa validitas isi pada tanggal 6 Februari 2013 dan tidak di uji dengan sistem komputerisasi.Uji validitas instrument pada penelitian ini dilakukan oleh dosen yang ahli di bidang Keperawatan Gerontikdi Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.7.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrument adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran yang dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan banyaknya variansi atau perbedaan yang diharapkan pada seperangkat pengukuran yang dilakukan secara


(50)

berulang-ulang. Reliabilitas pengukuran juga menunjukkan kapasitas individu mempertahankan posisi relatifnya dalam kelompok. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah cronbach alpha. Kemudian pengolahan datanya dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada 30 orang lansia di yang tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu di Koto Nan Ampek Payakumbuh.Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilainya lebih dari 0,70. Hasil dari uji reliabilitas instrument pada penelian ini mempunyai nilai 0,889.

4.8 Analisa Data

Analisa data menggunakan analisa desktiptif, yaitu analisa yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dan karakteristik demografi responden.Dianalisa dengan mean, median, standar deviasi, minimal dan maksimal dengan 95% confident interval meanserta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(51)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, yaitu lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Penyajian hasil analisa data penelitian ini meliputi data demografi dan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

5.1.1Karakteristik Demografi

Hasil penelitian tentang karakteristik responden adalah lansia yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang dan perempuan sebanyak 69 orang . Pendidikan responden meliputi tidak sekolah 2 orang, SD 21 orang, SMP 19 orang, SMA 30 orang dan Perguruan Tinggi 18 orang. Umur responden meliputi 50-54 Tahun sebanyak 22 orang , 55-59 tahun sebanyak 32 orang, 60-64 tahun sebanyak 25 orang, dan 65-69 orang sebanyak 11 orang. Sedangkan untuk suku, seluruh respoden bersuku Minangkabau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.1 dibawah ini:


(52)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik data demografi persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. (n=90)

Karakteristik Responden Jumlah Persentase(%)

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 21 69 23.3 76,7 Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 2 21 19 30 18 2,2 23,4 21,1 33,3 20,0 Umur 50-54 tahun 55-59 tahun 60-64 tahun 65-69 tahun 22 32 25 11 24,4 35,6 27,8 12,2 Suku

Minang 90 100

5.1.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia

Berdasarkan hasil penelitian bahwa persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang terdiri dari kegiatan di posyandu lansia, penampilan kerja (performance) petugas kesehatan di posyandu lansia, serta fasilitas di posyandu lansia.


(53)

Hasil penelitian mengenai persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia diketahui, sebanyak 7 orang (7,8%) termasuk kategori cukup dan 83 orang (92,2%) termasuk kategori baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia

Variabel n %

Persepsi Lansia tentang Pelayanan posyandu lansia

Baik Cukup Kurang

83 7 0

92,2 7,8 0,0

Jumlah 90 100

5.2 Pembahasan

5.2.1 Persepsi tentang Pelayanan Posyandu Lansia

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 69 orang. Menurut Erliawati (2005) menyatakan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.

Menurut tingkat pendidikan, pendidikan responden mayoritas SMA yaitu sebanyak 30 orang. Menurut Lapau (2007), pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Selain itu Thoha (2008) juga menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi persepsi seseorang.


(54)

Berdasarkan umur responden, mayoritas responden berusia 55-59 tahun yaitu sebanyak 32 orang. Menurut Azhari (2002) menyatakan bahwa umur merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pemakaian jasa pelayanan kesehatan.

Tujuan umum dari posyandu lansia adalah meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kegiatan posyandu lansia yang mansiri dalam masyarakat. Tujuan khususnya meliputi: meningkatnya kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatn lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan serta berkembangnya posyandu lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan (Depkes RI, 2003).

Pembentukan posyandu lansia pada prinsipnya harus didasarkan atas inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk lansia. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok yang telah ada seperti kelompok arisan lansia, kelompok pengajian, kelompok senam lansia dan lain-lain (Depkes RI, 2004).

Kemampuan institusi menciptakan kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan keragaman pelayanan mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan (Hasibuan, 2008).


(55)

Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.

Berdasarkan hasil wawancara, responden membutuhkan posyandu lansia sebagai salah satu sarana untuk menjaga kesehatan. Selain dapat memeriksakan kesehatan secara gratis, dengan menghadiri kegiatan posyandu pengetahuan tentang kesehatan meningkat.Hal inilah yang menjadi dasar pembentukan sikap dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. Alasan lain responden ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia karena posyandu lansia memberikan tempat untuk berinteraksi sehingga menambah wawasan baru dan semangat karena adanya perasaan senasib dengan sesamanya.

Petugas kesehatan terutama kader posyandu mempunyai peranan sentral dalam program integrasi di masyarakat dalam konsep posyandu yaitu pelayanan dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Agar penampilan kerja petugas kesehatan posyandu dapat meningkat maka kemampuan dan motivasi kerja petugas kesehatan merupakan prasyarat untuk meraih prestasi kerja yang optimal. Performanceatau penampilan kerja adalah hasil interaksi antara kemampuan dan motivasi.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh peran kader sebagai motor penggerak. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas utama kader adalah menggerakkan masyarakat untuk datang ke posyandu lansia


(56)

(Kristiani, 2006). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yaitu petugas kesehatan di posyandu ramah, memberi motivasi, mendengar keluhan, sabar, cekatan, perhatian, dan selalu menjawab pertanyaan lansia.

Kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu lansia dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu lansia atau bilamana sulit mencari kader dari anggota posyandu lansia dapat diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader (Depkes RI, 2005).

Peningkatan kualitas petugas kesehatan posyandu baik melalui peningkatan pengetahuan teknis kesehatan maupun keterampilan, khususnya keterampilan manajemen pengelolaan posyandu berperan besar dalam upaya peningkatan fungsi posyandu. Disamping itu pemberian motivasi kepada petugas kesehatan posyandu mempunyai dampak yang positif guna memacu semangatdan gairah kerja posyandu lansia.

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa petugas kesehatan yang ada di posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok telah memberikan pelayanan yang baik terhadap lansia. Mereka ramah dalam memberikan pelayanan, selalu mendengarkan keluhan lansia, sabar dalam memberikan pelayanan serta cekatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.


(57)

Untuk persepsi tentang fasilitas di posyandu lansia, menurut teori Green dalam Notoatmojo (2003) dimana faktor ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Fasilitas sarana dan prasarana mendukung ikut berperan serta membentuk terjadinya perilaku seseorang/masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan fasilitas untuk mendukung perilaku tersebut.

Fasilitas kesehatan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat pemanfaatan posyandu. Kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan merupakan salah satu fungsi yang mempengaruhi seseorang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Azhari, 2002)

Pelayanan kesehatan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di puskesmas (Depkes RI, 2003).

Menurut Azwar (2006), tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, dengan demikian perkembangan teknologi harus selalu diperhatikan agar kegiatan pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan bermutu terhadap konsumen.


(58)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan,tingkat fasilitas kesehatan dinyatakan baik karena pada umumnya responden menyatakan bahwa dengan adanya fasilitas di posyandu lansia meliputi: tempat pelaksanaan posyandu lansia yang bersih dan sejuk, adanya alat penimbang dan pengukur tinggi badan, adanya tensimeter, tersedianya Kartu Menuju Sehat (KMS), serta tersedianya obat-obatan. Namun untuk meja dan kursi yang tersedia di posyandu belum memadai untuk pelaksanaan posyandu lansia. Namun hal ini tidak menghambat dalam pelaksanaan posyandu lansia. Teras rumah yang luas dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan posyandu.

Dari hasil penelitian dapat dilihat 83 responden (92.2%) mempunyai persepsi yang baik tentang pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%) mempunyai persepsi yang cukup baik tentang pelayanan posyandu lansia, namun pelayanan di posyandu lansia harus tetap ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang datang ke posyandu lansia.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak semua calon responden dapat diyakini untuk mengisi kuesioner. Disini peneliti telah berusaha meyakinkan calon responden, namun ada sebagian calon responden yang tetap tidak bersedia untuk menjadi responden penelitian. Selain itu jarak antar posyandu lansia yang cukup jauh, membuat peneliti sedikit kesulitan dalam mengumpulkan data. Namun kemudian masalah ini dapat diatasi peneliti.


(59)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Dari data demografi menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, pendidikannya rata-rata SMA, usia responden terbanyak di usia 55-59 tahun, dan seluruh responden bersuku minang.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan bahwa persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, terdapat 83 responden (92,2%) memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%) mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap pelayanan posyandu lansia.Namun pelayanan di posyandu lansia masih butuh ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang hadir di posyandu lansia.

6.2 Saran

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Program Studi Ilmu Keperawatan khususnya bagi instansi keperawatan Gerontik sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik.


(60)

2. Bagi Petugas Kesehatan di Posyandu Lansia

Diharapkan kerjasama antara kader posyandu dengan masyarakat untuk meningkatkan keragaman kegiatan posyandu yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia serta disesuaikan dengan kebutuhan lansia dan potensi masyarakat setempat, seperti program olahraga yakni senam usila atau gerak jalan santai, program peningkatan keterampilan dan program kunjungan rumah (home care) bagi lansia yang tidak mampu berjalan sendiri ke posyandu lansia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi informasi dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Selain itu hendaknya peneliti selanjutnya juga harus mencari penelitian yang menyatakan bahwa adanya persepsi yang buruk tentang pelayanan posyandu lansia.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.2003.Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.Jakarta:Depkes RI

Depkes RI.2005.Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan.Jakarta: Depkes RI

Dinkes Provinsi Sumatera Utara.2007. Pelatihan Bagi Petugas Puskesmas untuk Revitalisasi Posyandu.Medan

Efendi & Makhfudli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas.Jakarta:Salemba Medika

Fatimah.2010.Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Gerontik.Jakarta:Salemba Medika

Maryam, Siti.2008.Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya.Jakarta:Salemba Medika Maryam, Siti.2010.Buku Panduan Kader Posbindu Lansia.Jakarta:Salemba Medika

Nugroho,Wahyudi.2008.Keperawatan Gerontik & Geriatrik.Jakarta:EGC Setiadi.2007.Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta:Graha Ilmu Sudjana.2001.Metoda Statistika Edisi 6.Bandung:Tarsito

Thota, Miftah.2008.Perilaku Organisasi.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Winardi, J.2003.Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Yanty,Bertha.2010.Pengaruh Persepsi Usila Tentang Posyandu Usila Terhadap Tingkat Pemanfaatan Posyandu Usila Di Wilayah Kerja Puskesmas Martoba


(62)

Kota Pematangsiantar Tahun 2010, skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Zan, Herri & Namora Lumongga.2010.Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.Jakarta:EGC


(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:

Yth. Calon Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya Febby Mahardis, Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara, akan melakukan penelitian dengan judul ” Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat”.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk memberi jawaban atas pertanyaan yang disampaikan dengan sejujurnya dan apa adanya sesuai petunjuk yang saya buat. Saya menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan dan hasilnya akan dapat dipergunakan untuk memberi masukan bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan lansia dan memanfaatkan keberadaan posyandu lansia.

Atas perhatian dan kesediaan menjadi reponden, saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Peneliti


(72)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah saya membaca maksud dan tujuan penelitian ini, maka dengan kesadaran penuh tanpa paksaan dari pihak lain menyatakan saya bersedia untuk berpartisipasi menjadi reponden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Febby mahardis, Mahasiswa Fakultas keperawatan, program studi S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul ”Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat”.

Tanda tangan dibawah ini menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi dan memutuskan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Payakumbuh


(73)

KUESIONER

PERSEPSI LANSIA TENTANG PELAYANAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA KABUPATEN LIMA

PULUH KOTA, SUMATERA BARAT

Data yang ibu berikan akan terjamin kerahasiaannya !

A. PETUNJUK UMUM

1. Saudari mohon dapat menjawab pertanyaan dan pernyataan secara jujur serta sesuai keadaan sebenarnya.

2. Semua jawaban dan identitas sebagai responden akan dirahasiakan 3. Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kerjasama saudari

B. PETUNJUK KHUSUS:

1. Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan dengan cermat dan teliti 2. Isilah identitas saudara pada kuesioner identitas

3. Beri tanda (√) untuk jawaban

C. IDENTITAS RESPONDEN

1. Umur : 2. Jenis kelamin :

฀ Laki-laki ฀ Perempuan

3. Pendidikan :

฀ Tidak sekolah ฀ SD ฀ SMP ฀ SMA ฀PT 4. Suku :


(74)

KUESIONER PERSEPSI LANSIA TENTANG PELAYANAN POSYANDU LANSIA

Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

A. Kegiatan di Posyandu Lansia

No Pernyataan SS S KS TS

1 Hari buka posyandu lansia sesuai dengan harapan Bapak/Ibu.

2 Pemeriksaan kesehatan di posyandu lansia sangat penting untuk mengetahui gejala dini penyakit yang Bapak/Ibu derita.

3 Senam lansia sudah dilakukan secara rutin setiap minggunya.

4 Posyandu telah memberikan konseling (bimbingan kesehatan) bagi anggota posyandu yang membutuhkan.

5 Posyandu telah memberikan pelayanan pengobatan yang memuaskan bagi anggota posyandu yang membutuhkan.

6 Kader posyandu melakukan kunjungan ke rumah lansia yang tidak datang ke posyandu lansia.

B. Penampilan Kerja (Performance) Petugas Kesehatan di Posyandu Lansia

No Pernyataan SS S KS TS

7 Menurut Bapak/Ibu, petugas kesehatan di posyandu lansia ramah dalam memberikan pelayanan kesehatan.

8 Menurut Bapak/Ibu, para petugas kesehatan selalu memberikan motivasi kepada lansia. 9 Menurut Bapak/Ibu, petugas kesehatan di

posyandu lansia selalu mendengarkan keluhan yang dirasakan lansia.

10 Menurut Bapak/Ibu, petugas kesehatan di posyandu lansia cukup sabar dalam memberikan pelayanan terhadap para lansia.


(75)

11 Petugas kesehatan di posyandu lansia memberikan pelayanan dengan cekatan

12 Petugas Kesehatan di posyandu lansia sebelum memeriksa lansia selalu menanyakan kondisi kesehatan lansia.

13 Kegiatan posyandu lansia selama ini sangat membantu kesehatan lasia.

14 Petugas kesehatan di posyandu lansia selalu menjawab dan menjelaskan pertanyaan lansia

C. Fasilitas di Posyandu lansia

No Pernyataan SS S KS TS

15 Menurut Bapak/Ibu tempat pelaksanaan posyandu lansia bersih dan sejuk.

16 Meja dan kursi yang digunakan di posyandu lansia memadai untuk pelaksanaan posyandu 17 Di posyandu lansia tersedia alat untuk mengukur

berat badan dan pengukur tinggi badan.

18 Di posyandu lansia tersedia tensimeter untuk mengukur tekanan darah.

19 Tersedianya Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia 20 Di posyandu lansia tersedia obat-obatan untuk


(76)

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 29-Apr-2013 10:46:26

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 30


(77)

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00.094


(78)

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.889 20

Item Statistics


(79)

Jadwal Posyandu 3.60 .498 30

Pemeriksaan Kesehatan 3.60 .498 30

Senam Lansia setiap minggu 2.20 .714 30

Konseling pada Posyandu 3.40 .621 30

Pengobatan pada posyandu 3.33 .661 30

Kunjungan Kader Posyandu 2.47 .900 30

Keramahan petugas

posyandu 3.77 .430 30

Memberikan motivasi 3.57 .504 30

Mendengarkan keluhan 3.53 .507 30

Petugas posyandu sabar 3.37 .490 30

Pelayanan cekatan 3.47 .507 30

Kondisi lansia 3.37 .490 30

Kegiatan posy. lansia 3.57 .504 30

Menjelaskan pertanyaan 3.53 .507 30

Tempat posy. lansia 3.60 .563 30

Fasilitas memadai 2.37 .556 30

Tersedia alat ukur BB dan TB 3.50 .572 30

Tersedia tensimeter 3.57 .626 30


(80)

Tersedia obat-obatan lansia 3.67 .479 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Jadwal Posyandu 63.43 37.426 .579 .882

Pemeriksaan Kesehatan 63.43 37.495 .567 .882

Senam Lansia setiap minggu 64.83 37.937 .313 .891

Konseling pada Posyandu 63.63 38.309 .326 .889

Pengobatan pada posyandu 63.70 35.734 .637 .879

Kunjungan Kader Posyandu 64.57 35.013 .506 .887

Keramahan petugas

posyandu 63.27 37.168 .735 .879

Memberikan motivasi 63.47 36.533 .725 .878

Mendengarkan keluhan 63.50 38.121 .451 .885

Petugas posyandu sabar 63.67 37.816 .522 .883

Pelayanan cekatan 63.57 38.668 .361 .887

Kondisi lansia 63.67 37.471 .582 .882

Kegiatan posy. lansia 63.47 37.913 .490 .884


(81)

Tempat posy. lansia 63.43 35.771 .760 .876

Fasilitas memadai 64.67 40.092 .114 .895

Tersedia alat ukur BB dan TB 63.53 35.982 .713 .877

Tersedia tensimeter 63.47 36.189 .614 .880

Tersedia KMS lansia 63.47 38.051 .467 .885

Tersedia obat-obatan lansia 63.37 37.413 .608 .881

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

67.03 41.206 6.419 20


(82)

VARIABLE LABELS R.U 'Rentang Umur'.

EXECUTE.

SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav'

/COMPRESSED.

FREQUENCIES VARIABLES=R.U

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/PIECHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 08-Jul-2013 10:43:52

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>


(83)

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=R.U

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/PIECHART FREQ /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:01.108


(84)

[DataSet0] C:\Users\acer\Desktop\Demografi.s Statistics

Rentang Umur

N Valid 90

Missing 0

Mean 2.28

Median 2.00

Std. Deviation .972

Variance .944

Rentang Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 22 24.4 24.4 24.4

2 32 35.6 35.6 60.0

3 25 27.8 27.8 87.8

4 11 12.2 12.2 100.0

Total


(85)

FREQUENCIES VARIABLES=JK

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/PIECHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 08-Jul-2013 10:44:52

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated


(86)

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=JK

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/PIECHART FREQ /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.936

Elapsed Time 00:00:00.843

[DataSet0] C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sa Statistics

Jenis Kelamin Responden

N Valid 90

Missing 0

Mean 1.77

Median 2.00

Std. Deviation .425


(87)

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 21 23.3 23.3 23.3

Perempuan 69 76.7 76.7 100.0

Total

90 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Peddkn

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

Frequencies

Notes

Output Created 08-Jul-2013 10:45:32

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>


(88)

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Peddkn

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.032

Elapsed Time 00:00:00.016

[DataSet0] C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Statistics

Pendidikan Responden

N Valid 90

Missing 0

Mean 3.46


(89)

Std. Deviation 1.123

Variance 1.262

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak sekolah 2 2.2 2.2 2.2

SD 21 23.3 23.3 25.6

SMP 19 21.1 21.1 46.7

SMA 30 33.3 33.3 80.0

Perguruan tinggi 18 20.0 20.0 100.0

Total


(90)

Frequencies

Notes

Output Created 08-Jul-2013 10:46:17

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Peddkn

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/PIECHART FREQ /ORDER=ANALYSIS.


(91)

Resources Processor Time 00:00:01.045

Elapsed Time 00:00:00.795

[DataSet0] C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav Statistics

Pendidikan Responden

N Valid 90

Missing 0

Mean 3.46

Median 4.00

Std. Deviation 1.123

Variance 1.262

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak sekolah 2 2.2 2.2 2.2

SD 21 23.3 23.3 25.6

SMP 19 21.1 21.1 46.7

SMA 30 33.3 33.3 80.0


(92)

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak sekolah 2 2.2 2.2 2.2

SD 21 23.3 23.3 25.6

SMP 19 21.1 21.1 46.7

SMA 30 33.3 33.3 80.0

Perguruan tinggi 18 20.0 20.0 100.0

Total

90 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Suku

/BARCHART FREQ


(93)

Frequencies

Notes

Output Created 08-Jul-2013 10:47:24

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Suku

/BARCHART FREQ /ORDER=ANALYSIS.


(94)

Notes

Output Created 08-Jul-2013 10:47:24

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Suku

/BARCHART FREQ /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:01.264


(95)

[DataSet0] C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Statistics

Suku Responden

N Valid 90

Missing 0

Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(1)

[DataSet0] C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Statistics

Suku Responden

N Valid 90

Missing 0

Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

FREQUENCIES VARIABLES=Persepsi

Notes

Output Created 08-Jul-2013 11:02:45

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Persepsi

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/PIECHART FREQ /ORDER=ANALYSIS.


(3)

Notes

Output Created 08-Jul-2013 11:02:45

Comments

Input Data C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Persepsi

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN MEDIAN

/PIECHART FREQ /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:01.419


(4)

[DataSet1] C:\Users\acer\Desktop\Demografi.sav

Statistics

Persepsi Lansia tentang pelayanan posyandu lansia

N Valid 90

Missing 0

Persepsi Lansia tentang pelayanan posyandu lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 83 92.2 92.2 92.2

cukup ba 7 7.8 7.8 100.0

Total


(5)

TAKSASI DANA PENELITIAN

a.

Persiapan proposal

1.

Kertas HVS A4

Rp 52.000,-

2.

Tinta printer

Rp 100.000,-

3.

Jilid

Rp 20.000,

4.

Biaya sidang

Rp 100.000,-

b.

Pengumpulan data

1.

Survei dan izin penelitian ke puskesmas

Rp 200.000,-

2.

Transportasi

Rp 100.000,-

3.

Pengadaan kuesioner

Rp 100.000,-

4.

Cendera mata

Rp 300.000,-

c.

Analisa data dan penyusunan laporan penelitian

1.

Kertas HVS A4

Rp 52.000,-

2.

Tinta printer

Rp 100.000,-

3.

Jilid

Rp 20.000,-

4.

Biaya siding

Rp 100.000,- +


(6)

CURICULUM VITAE

Nama

: Febby Mahardis

Tempat/Tanggal Lahir

: Payakumbuh/9 Januari 1992

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Anak ke

: 3 dari 4 Bersaudara

Alamat Rumah

: Jl. Sudirman no 131 Payakumbuh,Sumatera Barat

Alamat kost

:Jl. Prof Picauly no 10,Komplek dosen USU Medan

No HP

: 082362091939/083180953131

Email

: Ebymahardis@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1997-2003

: SD Negeri 27 Balai Cacang

2. Tahun 2003-2006

: SMP Negeri 2 Payakumbuh

3. Tahun 2006-2009

: SMA Negeri 3 Payakumbuh