Herpes zoster yang desiminata yang dapat mengenai organ tubuh Meningoencephalitis. 6. Motor paresis. Tzanck smear Direct fluorescent assay DFA Polymerase chain reaction PCR Biopsi kulit

モ Manisfestasinya berupa tidak dapat mempertahankan posisi berdiri hingga tidak mampu untuk berdiri dan tidak adanya koordinasi dan dysarthria. Insiden berkisar 1 : 4000 kasus varicella. ̌ Encephalitis Gejala ini sering timbul selama terjadinya akut varicella yaitu beberapa hari setelah timbulnya ruam. Lethargy, drowsiness dan confusion adalah gejala yang sering dijumpai. Beberapa anak mengalami seizure dan perkembangan encephalitis yang cepat dapat menimbulkan koma yang dalam. Merupakan komplikasi yang serius dimana angka kematian berkisar 5 - 20 . モ Insiden berkisar 1,7 100.000 penderita. 5. Herpes zoster ̌ Komplikasi yang lambat dari varicella yaitu timbulnya herpes zoster, timbul beberapa bulan hingga tahun setelah terjadinya infeksi primer. ̌ Varicella zoster virus menetap pada ganglion sensoris. 6. Reye syndrome ̌ Ditandai dengan fatty liver dengan encephalophaty. ̌ Keadaan ini berhubungan dengan penggunaan aspirin, tetapi setelah digunakan acetaminophen antipiretik secara luas, kasus reye sindrom mulai jarang ditemukan. 1-3,6,9,10 Herpes zoster Komplikasi yang dapat dijumpai pada herpes zoster yaitu :

1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan bakteri. 2. Posherpetic neuralgia PHN

Insidennya meningkat dengan bertambahnya umur dimana lebih kurang 50 penderita PHN berusia lebih dari 60 tahun dan PHN biasanya jarang terjadi pada anak-anak. 3. Pada daerah ophthalmic dapat terjadi keratitis, episcleritis, iritis, papillitis dan kerusakan syaraf.

4. Herpes zoster yang desiminata yang dapat mengenai organ tubuh

seperti otak, paru dan organ lain dan dapat berakibat fatal. Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008 USU e-Repository © 2009 7

5. Meningoencephalitis. 6. Motor paresis.

7.Terbentuk scar. 4,7,8,11 PEMERIKSAAN LABORATORIUM Untuk pemeriksaan virus varicella zoster VZV dapat dilakukan beberapa test yaitu :

1. Tzanck smear

- Preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-eosin, Giemsa’s, Wright’s, toluidine blue ataupun Papanicolaou’s. Dengan menggunakan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleated giant cells. - Pemeriksaan ini sensitifitasnya sekitar 84. - Test ini tidak dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan herpes simpleks virus.

2. Direct fluorescent assay DFA

- Preparat diambil dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif. - Hasil pemeriksaan cepat. - Membutuhkan mikroskop fluorescence. - Test ini dapat menemukan antigen virus varicella zoster. - Pemeriksaan ini dapat membedakan antara VZV dengan herpes simpleks virus.

3. Polymerase chain reaction PCR

- Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sangat sensitif. - Dengan metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti scraping dasar vesikel dan apabila sudah berbentuk krusta dapat juga digunakan sebagai preparat, dan CSF. - Sensitifitasnya berkisar 97 - 100. - Test ini dapat menemukan nucleic acid dari virus varicella zoster. Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008 USU e-Repository © 2009 8

4. Biopsi kulit

Hasil pemeriksaan histopatologis : tampak vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis bagian atas dijumpai adanya lymphocytic infiltrate. 1,2, 4,6 DIAGNOSIS BANDING Varicella 1. Herpes simpleks diseminata. 2. Herpes zoster diseminata. 3. Impetigo. 1-3 Herpes zoster 1. Herpes simpleks virus. 2. Dermatitis kontak. 3. Poison ivy. 4,5 PENATALAKSANAAN Varicella dan Herpes zoster Pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan yang spesifik dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu : - Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah pecah. - Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat diberikan salap antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. - Dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh golongan salisilat aspirin untuk menghindari terjadinya terjadi sindroma Reye. - Kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder akibat garukan. 1,4,6-8 Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008 USU e-Repository © 2009 9 Obat antivirus - Pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan waktu penyembuhan akan lebih singkat. - Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48 - 72 jam setelah erupsi dikulit muncul. - Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir, valasiklovir dan famasiklovir. - Dosis anti virus oral untuk pengobatan varicella dan herpes zoster : Neonatus : Asiklovir 500 mg m 2 IV setiap 8 jam selama 10 hari. Anak 2 -12 tahun : Asiklovir 4 x 20 mg kg BB hari oral selama 5 hari. Pubertas dan dewasa : Asiklovir 5 x 800 mg hari oral selama 7 hari. Valasiklovir 3 x 1 gr hari oral selama 7 hari. Famasiklovir 3 x 500 mg hari oral selama 7 hari. 1-3, 6,8,11 PENCEGAHAN Pada anak imunokompeten yang telah menderita varicella tidak diperlukan tindakan pencegahan, tetapi tindakan pencegahan ditujukan pada kelompok yang beresiko tinggi untuk menderita varicella yang fatal seperti neonatus, pubertas ataupun orang dewasa, dengan tujuan mencegah ataupun mengurangi gejala varicella. Tindakan pencegahan yang dapat diberikan yaitu :

1. Imunisasi pasif