2.3 Konsep zat pewarna makanan 2.3.1 Pengertian
Bahan pewarna merupakan bahan alami ataupun bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan. Penambahan bahan pewarna pada makanan
bertujuan sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan. Secara garis besar,berdasarkan
sumbernya di kenal dua jenis zat pewarna yang termasuk ke dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintesis Cahyadi, 2009.
2.3.2 Jenis- jenis makanan zat pewarna dan makanan
a. Pewarna alami
Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tanaman, buah-buahan, hewan, gula dan bacteria lumut. Umumnya pewarna alami aman
untuk digunakan dalam jumlah yang besar sekalipun, berbeda dengan pewarna sintesis yang keamanan penggunaannya harus dibatasiYuliarti,
2007. Konsumen dewasa ini banyak menginginkan bahan alami yang masuk
dalam daftar diet mereka. Banyak pewarna olahan yang tadinya menggunakan pewarna sintesis berpindah kepewarna alami. Sebagai contohnya serbuk beet
mengaitkan pewarna merah sintesis FD dan C No. 2. Namun, penggantian dengan pewarna alami secara keseluruhan masih harus menunggu para ahli
untuk dapat menghilangkan kendala, seperti bagai mana menghilangkan rasa beet-nya, mencegah penggumpalan dalam penyimpanan, dan menjaga
kestabilan dalam penyimpanan. Beberapa pewarna alami yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara
tanaman dan hewan, di antaranya klorofi, mioglobin dan hemoglobin, anthosianin, flavonoid, tannin, betalain, quinon, dan xanthon serta karotenoid
Cahyadi, 2009.
TABEL 2.1 contoh – contoh pewarna alami Kelompok
Warna Sumer
Karamel Coklat
Gula dipanaskan Anthosianin
Jingga Merah
Biru Tanaman
Flavonoid Tampa kuning
Tanaman Batalain
Kuning, Merah Tanaman
Quinon Kuning, Hitam
Tanaman bacteria lumut Xanthon
Kuning Tanaman
Karotenoid Tanpa kuning – merah
Tanamanhewan Hame
Merah , coklat Hewan
Klorofil Hijau, coklat
Tanaman sumber tranggono dkk 1989 dalam yuliarti 2007
Menurut Putri 2010 dan Dedi 2013 Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang bahan-bahannya banyak diambil dari tumbuh-tumbuhan. Bahan
pewarna alami yang banyak digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Daun suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau
menawan, misalnya pada dadar gulung, kue bika, atau kue pisang. Karena keindahan bentuk daunnya, tanaman ini seringkali digunakan
sebagai tanaman hias. Agar lebih sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga selain memberi warna
sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan
Universitas Sumatera Utara
minuman Anda. Cara membuatnya: iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender, peras, dan
saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es.
2. Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna
cokelat pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering.
3. Kunyit Curcuma domestica mengandung zat warna kurkumin untuk
memberi warna kuning pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan makanan.
4. Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna
kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan, misalnya rendang daging atau sambal goreng.
5. Wortel, beta-karoten provitamin-A pada wortel menghasilkan warna
kuning. 6.
Karamel, warna cokelat karamel pada kembang gula karena proses karamelisasi, yaitu pemanasan gula tebu sampai pada suhu sekitar 170
°C. 7.
Gula merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya pada bubur dan dodol.
8. Kayu Secang
Secang Caesalpinia sappan L. adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah
Universitas Sumatera Utara
diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau
bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.
9. Angkak
Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan
seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti
sosis. Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga
disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella Hibiscus Sabdariffa L dengan cara diseduh air panas
terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.
10. Bunga Telang
Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia.Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami
biru pada penganan.
Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan
merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan
Universitas Sumatera Utara
cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam
waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan
tertutup. 11.
Kluwak, Abu Merang dan tinta cumi. Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu
merang yang dibuat dari merang yang dibakar, lalu diayak. Atau bisa juga kluwak kwalitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya
untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya, atau dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air.
b. Pewarna sintetis
Zat pewarna zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna pangan. Zat pewarna yang
diizinkan penggunaannya dalam pangan disebut sebagai primitted color atau certified color. Zat warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan
prosedur penggunaannya, yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia, toksikologi, dan analisis media terhadap zat
warna tersebut yuliarti, 2007. Proses pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui perlakuan
pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik
sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang
Universitas Sumatera Utara
kadang – kadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa – senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang di
anggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,0004 dan timbal balik boleh lebih 0,0001 sedangkan logam berat lainnya tidak boleh
ada. Cahyadi, 2009. Tabel 2.2 bahan pewarna yang diizinkan di indonesia
Sumber : Peraturan Menkes RI Nomor 722MenkesPerIX88
Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama.
PEWARNA No indeks
Warna C.I.No. Batasan
Maksimum Penggunaan
Amaran Biru berlian
Eritrosin Hijau FCF
Hijau S Indigotin
Ponceau 4R Kuning
Kuinelin Kuning FCF
Riboflavia Tartrazine
Amaranth : CI Food Red 9
Brilliant FCF : CI Food red 2
Eridrosin :cl Food red 14 Fast
Green FCF : Cl Food green 3
Green S :Cl.food Green 4
Indigotin :Cl. Food Blue 1
Ponceau 4R :Cl Food red 7
Quineline yellow Cl. Food yellow 13
Sunset yellow FCF Cl. Food yellow 3
Riboflavia Tartrazine
16185 42090
45430
42053 44090
73015 16255
74005 15980
- 19140
- Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya Secukupnya
Secukupnya
Universitas Sumatera Utara
Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma makanan.Zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang
lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis.Oleh karena itu zat ini tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis yuliarti,
2007.
Menurut Joint FACWHO Expert Committee on Food Aditives JECFA zat pewarna buatan digolongkan dalm beberapa kelas bedasarkan
kelarutannya, yaitu dyes dan lakes. 1.
Dyes Dyes adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air,
sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai bahan. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propelin
glikol, gliserin, atau alkohol; sedanagkan dalam semua jenis pelarut organik, dyestidak dapat larut. Dyes terdapat dalam bentuk bubuk,
granula, cairan, campuran warna, pasta, dan dispersiWinarno, 1995 dalam Sihombing, 2008.
2. Lakes
Zat pewarna ini di buat dari proses pengendapan dan absorpsi days pada radikal Al atau Ca yang dilapaisi dengan aluminium hidrat
alumina. Lapisan alaumina ini tidak larut dalam air, sehingga lakes ini tidak larut hampir semua pelarut. Pada pH 3,5 – 9,5 stabil, dan di luar
selang tersebut lapisan alumina pecah sehingga dyes yang di kandungnya
Universitas Sumatera Utara
terlepas. Ini terdapat pada tablet yang diberi pelapisan coating, icing, pelapis pondan, pelapis berminyak, campuran adonan kue dan donat,
permen dan permen karet dan lain – lain Winarno, 1995 dalam Sihombing, 2008.
Akan tetapi, seringkali terjadi penyalahgunaan zat pewarna pemakaaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk
teksil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hai ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat
pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk
pangan, dan di samping itu harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan zat pewarna untuk pangan. Hai ini
disebabkan bea masuk zat pewarna untuk pangan jauh lebih tinggi daripada zat pewarna bahan nonpangan. Lagi pula, warna zat pewarna
teksil atau kulit biasanya lebih menarik cahyadi, 2009.
Tabel.2.3 Perbedaan pewarna alami dan buatan Pewarna alami
Pewarna buatan
Lebih aman dikonsumsi. Kadang-kadang memiliki efek negatif tertentu.
Warna yang dihasilkan kurang stabil, mudah berubah
oleh pengaruh tingkat keasaman tertentu.
Dapat mengembalikan warna asli, kestabilan warna lebih tinggi, tahan lama, dan dapat melindungi vitamin atau zat-zat makanan
lain yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan.
Untuk mendapatkan warna yang bagus diperlukan bahan
pewarna dalam jumlah banyak.
Praktis dan ekonomis
Universitas Sumatera Utara
Keanekaragaman warnanya terbatas
Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam. Tingkat keseragaman warna
kurang baik Keseragaman warna lebih baik.
Kadang-kadang memberi rasa dan aroma yang agak
mengganggu. Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang mengganggu.
Dedi 2013 c.
Makanan Makanan merupakan aset budaya yang keberadaannya perlu
dikembangkan dan dilestarikan. Oleh karena itu, aset budaya ini perlu disebarluaskan agar tidak hilang ditelan waktu Mawarti, 2000.
Jenis makanan yang digunakan untuk makanan anak usia tiga sampai lima tahun sudah berubah dari hanya dua atau tiga jenis bahan tepung, susu, gula
beransur – ansur menjadi campuran beragam bahan makan, yaitu makanan pokok, bahan makanan sumber protein nabati dan hewani, sayuran dan buah – buahan.
bukan saja untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi pemberian beragam campuran bahan makanan akan melatih anak untuk makan makanan yang bervariasi,
terutama makanan berupa sayuran yang biasanya kurang di sukai anak. Sudah tentu keberasilan menanamkan keberasilan makanan yang baik akan banyak
tergantung kepada pengetahuan dan pengertian ibu akan cara dan faedah menyusun makanan yang mememnuhi syarat gizi.Moehji, 2008.
Anak – anak memang sangat menyukai makanan dengan warna yang menarik dan aroma yang sangat menyegat, terlebih bila makanan itu di iklankan
di televisi yang mereka tonton setiap hari. Sayangnya, mereka tidak tau bahwa konsumsi makanan yang mengandung Bahan Tambahan Makanan secara
Sambungan tabel
Universitas Sumatera Utara
berlebihan, sekalipun sudah diizinkan penggunaanya, akan berakibat buruk bagi mereka Yuliarti, 2007.
2.4 BAHAYA ZAT PEWARNA BAGI KESEHATAN