29
BAB III GAMBARAN MENGENAI PELAKSANAAN PENAGIHAN TUNGGAKAN
PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
A. Ketentuan Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi
Undang – undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun
2000.
Pengertian mengenai pelaksanaan penagihan tunggakan pajak terhadap WajiB Pajak Orang Pribadi
1. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab
atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban wajib pajak menurut ketentuan Peraturan Undang – undang
Perpajakan Mardiasmo, 2006:113. 2.
Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak yang dilakukan dengan menegur atau
memperingatkan melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
41
3. penyitaan, melaksankan penyanderaan, menjual barang yang telah disita
Mardiasmo, 2006:113. 4.
Biaya penagihan adalah biaya pelaksanaan surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang jasa penilai, dan
biaya lainnya sehubungan dengan dengan penagihan pajak. Mardiasmo, 2006:113
B. DefinisiPenagihanPajak
Penagihan dilaksanakan oleh fiksus sehubungan adanya kewajiban wajib pajak, baik sebagian maupun keseluruhan, yang masih terutang pada negara menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses penagihan yang optimal akan lebih meningkatkan realisasi penerimaan negara melalui pencairan tunggakan. Agar
penagihan dapat maksimal, maka harus dilakukan dengan tertib dan taat asas.
C. PenagihanUtangPajak
Tindakanutangpajaksecarateoritisdapatdilakukandengan 2 langkah: 1.
PenagihanPasif Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak
STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan yang
menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabakan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika jangka waktu 30
42
hari belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan tindakan sita yang telah
didahului adanya Surat Teguran, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Dalam hal ini Utang Pajak itu adalah Pajak yang masih harus dibayar termasuk
sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau Surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. 2.
PenagihanAktif Penagihan Pajak Aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif,
dimana dalam upaya panagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim Surat Tagihan atau Surat Ketetapan Pajak tetapi akan diikuti dengan
tindakan sita yang didahului dengan Surat Teguran dan Surat Paksa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Surat Paksa sekurang-kurangnya
memuat: a.
Namawajibpajakataupenanggungpajak b.
Besarnyautangpajak c.
Perintahuntukmembayardalamwaktu 2x24 jam sejaksuratpaksadisampaikan.
D. DasarHukumPenagihanPajak