Kesenjangan Sosial DAMPAK PERISTIWA CAROK TERHADAP KEHIDUPAN KELUARGA PELAKU CAROK DI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN
akan mengalami tekanan mental, sehingga tidak mampu lagi mencari solusi dalam mengatasi masalah ekonomi. Menghadapi situasi yang sedemikian sulit, membuat
sebagian dari keluarga pelaku carok mengalami hari-hari yang semakin berat, seolah melalui dan menemukan jalan buntu, tidak tahu harus bagaimana dan tidak tahu apa
yang harus dilakukan, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi apabila timbul perasaan putus asa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Tidak hadirnya suami sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah, seorang istri yang telah ditinggalkan suaminya selama menjalani hukuman penjara, ataupun
seorang istri yang telah terpisah dari suaminya akibat menjadi korban peristiwa carok yang telah meregang nyawa, mereka terpaksa mengambil keputusan dan bertanggung
jawab sendiri, termasuk menjalani kewajiban ganda yaitu mencari nafkan bagi dirinya dan keluarga, juga mengurus keperluan rumah.
Contoh kasus seperti istri Pak Jatim dan Pak Abdullah tersangka pelaku carok tahun 2013, mereka bekerja sebagai pencari rumput dan beberapa pekerjaan
lain yang dikategorikan musiman. Penghasilan perhari tidak menentu dan penghasilan yang akan ia peroleh besok tidak dapat ditebak. Berbagai pekerjaan kecil-kecilan
terpaksa dilakoninya demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bagi beberapa perempuan, penyesuaian terhadap kehilangan suami meliputi
perubahan terhadap konsep diri mereka. Peran penting sebagai seorang istri tidak akan ada lagi dalam kehidupan mereka, terlebih setelah suaminya meninggal dunia.
Oleh karena itu, secara emosional seorang istri yang telah ditinggalkan suaminya ataupun menjadi seorang janda, mereka kehilangan dukungan dan pelayanan dari
orang yang dekat dengannya, dampak dari kondisi itu menjadikan sang istri serta keluarga mengalami depresi, meningkatnya konsultasi medis, kasus rawat inap di
rumah sakit, terlebih kesulitan ekonomi begitu dirasakan keluarga pelaku carok.