Setup Alat Uji Jatuh Bebas Hasil Pengujian

36 regangan dengan laju rambatan gelombang yang tinggi. Pengujian dilakukan dengan ketinggian jatuh impaktor adalah : 1,5 m, massa knalpot komposit berkisar antara 1,1 – 1,3 kg. Pembebanan impak diberikan pada bagian samping knalpot dengan alasan pengendara sepeda sepeda motor jatuh ke arah kanan dan benturan terjadi pada bagian tersebut, walaupun pada bagian lain juga ada terjadi. Anvil yang digunakan adalah anvil pelat datar, dengan alasan bahwa benturan yang terjadi diasumsikan hanya mengenai jalan dengan permukaan datar.

4.2.1. Setup Alat Uji Jatuh Bebas

Pengujian jatuh bebas pada knalpot komposit diperkuat serat batang sawit ini dilakukan dari ketinggian 1,5 m. Anvil yang digunakan adalah plat datar sebagai tempat mendaratnya knalpot pada saat dijatuhkan. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 posisi penyetingan siap uji. Gambar 4.4 Posisi Alat Siap Uji Universitas Sumatera Utara 37 Gambar 4.4 di atas adalah keadaan alat sebelum dilakukan pengujian. Nantinya knalpot akan diangkat sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki kemudian tali pegangan akan dilepas. Gaya yang terjadi akan terbaca oleh receiver dan data akan masuk ke dalam komputer dengan menggunakan software Lab-Jack.

4.2.2. Hasil Pengujian

Pengujian impak jatuh bebas knalpot 80A dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 344,72 N dan waktu impak didapat 0,062 Sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 80A Tegangan yang terjadi pada knalpot 80A sebesar 0,016 MPa dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut. Gambar 4.6 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 80A 50 100 150 200 250 300 350 400 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 G a y a N Waktu s 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 38 Pada knalpot 80A yang terjadi setelah pengujian adalah knalpot mengalami retak memanjang pada area dimana gaya bekerja, juga mengalami pecah pada sambungan knalpot. Gambar 4.7 Kondisi knalpot 80A setelah pengujian Gambar 4.8 Penampang kerusakan knalpot Dapat dilihat pada gambar 4.8 serat yang banyak dapat mengikat matriks resin dengan baik sehingga saat keretakan terjadi, serat masih dapat menopang bentuk asli knalpot dan tidak mengalami deformasi. Universitas Sumatera Utara 39 Pengujian impak jatuh bebas knalpot 80B dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 309,31 N dan waktu impak didapat 0,047 sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.9. Gambar 4.9 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 80B Tegangan yang terjadi pada knalpot 80B sebesar 0,016 MPa dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut. Gambar 4.10 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 80B Pada knalpot 80B yang terjadi setelah dilakukan pengujian adalah retak dalam memanjang di badan knalpot, pecah kecil pada bagian belakang, dan pecah kecil pada bagian sambungan knalpot. 50 100 150 200 250 300 350 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 G a y a N Waktu s 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 40 Gambar 4.11 Kondisi knalpot 80B setelah pengujian Gambar 4.12 Penampang bagian knalpot yang pecah Kerusakan knalpot ini adalah pecah pada bagian matriksnya saja Gambar 4.12. Bentuk knalpot tidak banyak ter-deformasi, hanya retak pada memanjang tetapi bentuk knalpot masi bisa ditahan dengan baik oleh serat Gambar 4.11. Pengujian impak jatuh bebas knalpot 80C dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 318,13 N dan waktu impak didapat 0,047 sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.13. Universitas Sumatera Utara 41 Gambar 4.13 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 80C Tegangan yang terjadi pada knalpot 80C adalah sebesar 0,017 MPa dapat dilihat pada gambar 4.14. Gambar 4.14 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 80C Pada knalpot 80C terjadi retak memanjang di bagian sisi knalpot, dari area yang terbentur sampai bagian sambungan knalpot. Kondisi knalpot setelah benturan dapat dilihat pada gambar 4.15. 50 100 150 200 250 300 350 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 G a y a N Waktu s 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.15 Kondisi knalpot 80C setelah pengujian Gambar 4.16 Penampang bagian knalpot yang rusak Pada Gambar 4.15 dapat dilihat serat masih mengikat bagian knalpot yang retak dan Gambar 4.16 adalah penampang bagian yang retak tersebut. Secara kasat mata dapat dilihat serat masih terikat dengan baik hanya saja terjadi beberapa porositas pada bagian tersebut sehingga mudah terjadi keretakan. Universitas Sumatera Utara 43 Hasil uji impak pada knalpot 80 : 20 pada ketinggian 1,5 meter memperlihatkan bahwa knalpot 80A gaya impak adalah 344,72 N, knalpot 80B adalah 309,31 N dan knalpot 80C adalah 318,13 N, sehingga rata-rata gaya impak adalah 324,05 N. Pada spesimen 80A waktu impak adalah 0,062 Sec, spesimen 80B adalah 0,047 sec dan spesimen 80C adalah 0,047 sec, sehingga rata-rata waktu impak adalah 0,052 sec. Impuls yang terjadi akibat impak adalah perkalian antara gaya dan waktu. Pada spesimen pengujian knalpot dengan ketinggian 1,5 meter, maka diperoleh impuls rata-rata adalah 16,85 N.s. Energi impak total yang terjadi berdasarkan eksperimental adalah gaya yang terukur dikalikan dengan ketinggian knalpot dengan rata-rata yaitu 486,08 Joule. Energi impak teoritis yaitu perkalian massa dengan percepatan grafitasi dan ketinggian yaitu 17,658 Joule, dan energi yang diserap oleh knalpot adalah selisih energi impak total berdasarkan eksperimental dikurangi dengan energi teoritis didapatkan rata-rata yaitu 468,43 Joule. Pengujian impak jatuh bebas knalpot 85A dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 326,96 N dan waktu impak didapat 0,047 Sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.17. Gambar 4.17 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 85A Tegangan yang terjadi pada knalpot 85A 0,019 MPa dapat dilihat pada gambar 4.18. 50 100 150 200 250 300 350 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 G A y a N Waktu s Universitas Sumatera Utara 44 Gambar 4.18 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 85A Pada knalpot 85A terjadi pecah dan lepas pada bagian sambungan knalpot. Kondisi knalpot setelah benturan dapat dilihat pada gambar 4.19. Gambar 4.19 Kondisi knalpot 85A setelah pengujian Gambar 4.20 Penampang bagian knalpot yang pecah 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 T e g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 45 Pengujian impak jatuh bebas knalpot 85B dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 318,23 N dan waktu impak didapat 0,062 Sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.21. Gambar 4.21 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 85B Besar Tegangan yang terjadi pada knalpot 85B adalah sebesar 0,018 MPa dan dapat dilihat pada gambar 4.22. Gambar 4.22 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 85B Setelah pengujian, dapat dilihat knalpot 85B mengalami retak memanjang di dekat area sambungan, retak kecil di dekat lubang keluaran, pecah dan sedikit terangkat di bagian sambungan. Dapat dilihat pada Gambar 4.23. 50 100 150 200 250 300 350 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 G a y a N Waktu s 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T a g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 46 Gambar 4.23 Kondisi knalpot 85B setelah pengujian Pengujian impak jatuh bebas knalpot 85B dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 291,65 N dan waktu impak didapat 0,047 Sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.24. Gambar 4.24 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 85C Besar Tegangan yang terjadi pada knalpot 85C adalah sebesar 0,017 Mpa dan dapat dilihat pada gambar 4.25. 50 100 150 200 250 300 350 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 G a y a N Waktu s Universitas Sumatera Utara 47 Gambar 4.25 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 85C Gambar 4.26 Kondisi knalpot 85C setelah pengujian Dari gambar di atas dapat dilihat knalpot mengalami retak pada bagian yang terbanting, pecah dan retak pada bagian sambungan. Hasil uji impak pada knalpot 85 : 15 pada ketinggian 1,5 meter memperlihatkan bahwa knalpot 85A gaya impak adalah 326,96 N, knalpot 85B adalah 318,23 N dan knalpot 85C adalah 291,65 N, sehingga rata-rata gaya impak adalah 312,28 N. 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 T e g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 48 Pada spesimen 85A waktu impak adalah 0,047 Sec, spesimen 85B adalah 0,062 sec dan spesimen 85C adalah 0,047 sec, sehingga rata-rata waktu impak adalah 0,052 sec. Impuls yang terjadi akibat impak adalah perkalian antara gaya dan waktu. Pada spesimen pengujian knalpot dengan ketinggian 1,5 meter, maka diperoleh impuls rata-rata adalah 16,23 N.s. Energi impak total yang terjadi berdasarkan eksperimental adalah gaya yang terukur dikalikan dengan ketinggian knalpot dengan rata-rata yaitu 468,43 Joule. Energi impak teoritis yaitu perkalian massa dengan percepatan grafitasi dan ketinggian yaitu 17,658 Joule, dan energi yang diserap oleh knalpot adalah selisih energi impak total berdasarkan eksperimental dikurangi dengan energi teoritis didapatkan rata-rata yaitu 450,77 Joule. Selanjutnya, pengujian impak jatuh bebas knalpot 90A dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 291,65 N dan waktu impak didapat 0,047 Sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.27. Gambar 4.27 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 90A Besar Tegangan yang terjadi pada knalpot 90A adalah sebesar 0,015 MPa dan dapat dilihat pada gambar 4.28. 50 100 150 200 250 300 350 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 G a y a N Waktu s Universitas Sumatera Utara 49 Gambar 4.28 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 90A Setelah pengujian, kondisi knalpot 90A mengalami sedikit retak pada bagian yang terbanting dan retak memanjang pada area dekat sambungan knalpot. Dapat dilihat pada gambar 4.29. Gambar 4.29 Kondisi knalpot 90A setelah pengujian Selanjutnya, pengujian impak jatuh bebas knalpot 90B dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 283,61 N dan waktu impak didapat 0,047 Sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.30. 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 50 Gambar 4.30 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 90B Besar Tegangan yang terjadi pada knalpot 85C adalah sebesar 0,014 MPa dan dapat dilihat pada gambar 4.31. Gambar 4.31 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 90B Gambar 4.32 Kondisi knalpot 90B setelah pengujian 50 100 150 200 250 300 350 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 G a y a N Waktu s 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 51 Knalpot 90 B hanya mengalami keretakan memanjang di bagian sisi dan dekat lubang knalpot. Terakhir, pengujian impak jatuh bebas knalpot 90C dengan ketinggian 1,5 meter didapat gaya dan waktu, gaya impak yang didapat sebesar 265,06 N dan waktu impak didapat 0,062 Sec. Seperti yang terlihat pada gambar 4.33. Gambar 4.33 Grafik Waktu vs Gaya knalpot 90C Besar Tegangan yang terjadi pada knalpot 90C adalah sebesar 0,015 MPa dan dapat dilihat pada gambar 4.34. Gambar 4.34 Grafik Waktu vs Tegangan knalpot 90C 50 100 150 200 250 300 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 G a y a N Waktu s 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n a g a n M p a Waktu s Universitas Sumatera Utara 52 Kondisi knalpot 90C setelah pengujian mengalami pecah besar pada bagian sisi dekat sambungan knalpot, dan retak kecil pada bagian yang tidak bersentuhanterbanting dengan anvil. Dapat dilihat pada gambar 4.35. Gambar 4.35 Kondisi knalpot 90C setelah pengujian. Pada Gambar 4.36 dapat dilihat penampang knalpot yang pecah. Bagian yang pecah adalah bagian matriks yang seratnya sedikit. Sementara bagian tengah knalpot yang memiliki banyak serat Gambar 4.35 tidak mengalami kerusakan sama sekali. Gambar 4.36 Penampang bagian knalpot yang rusak Hasil uji impak pada knalpot 90 : 10 pada ketinggian 1,5 meter memperlihatkan bahwa knalpot 90A gaya impak adalah 291,65 N, knalpot 90B Universitas Sumatera Utara 53 adalah 283,61 N dan knalpot 90C adalah 265,06 N, sehingga rata-rata gaya impak adalah 280,10 N. Pada spesimen 90A waktu impak adalah 0,047 Sec, spesimen 90B adalah 0,047 sec dan spesimen 90C adalah 0,062 sec, sehingga rata-rata waktu impak adalah 0,052 sec. Impuls yang terjadi akibat impak adalah perkalian antara gaya dan waktu. Pada spesimen pengujian knalpot dengan ketinggian 1,5 meter, maka diperoleh impuls rata-rata adalah 14,56 N.s. Energi impak total yang terjadi berdasarkan eksperimental adalah gaya yang terukur dikalikan dengan ketinggian knalpot dengan rata-rata yaitu 420,15 Joule. Energi impak teoritis yaitu perkalian massa dengan percepatan grafitasi dan ketinggian yaitu 17,66 Joule, dan energi yang diserap oleh knalpot adalah selisih energi impak total berdasarkan eksperimental dikurangi dengan energi teoritis didapatkan rata-rata yaitu 402,50 Joule. Semua hasil yang didapat dari pengujian eksperimental dimasukkan dalam dua tabel di bawah ini. Tabel pertama merupakan data hasil pengujian dan tabel kedua merupakan data impak semua knalpot. Tabel 4.1 Hasil pengujian semua knalpot pada ketinggian 1,5 m Nama Knalpot Luas area impak A mm 2 Gaya pengujian F N Tegangan yang terjadi σ MPa Keterangan 80A 20935 344,7234 0,016466367 Pecah, lepas sambungan 80B 19355 309,3093 0,015980847 Retak dan pecah 80C 18960 335,7963 0,017710775 Retak 85A 16985 326,9673 0,019250356 Pecah sambungan 85B 17775 318,2364 0,017903595 Pecah sambungan 85C 16590 291,6513 0,017579946 Retak 90A 19800 291,6513 0,014729864 Retak sambungan Universitas Sumatera Utara 54 90B 20540 283,6071 0,013807551 Retak 90C 17775 265,0662 0,014912304 Pecah Tabel 4.2 Data Energi impak semua knalpot Nama Knalpot Tinggi h m Massa Knalpot kg Energi Impak Ei = m.g.h Joule Energi Impak Eksperimental Eie = F.h Joule Energi yang diserap Joule Es=Eie-Ei 80A 1,5 1,190 17,52 517,085 499,565 80B 1,5 1,201 17,67 463,964 446,294 80C 1,5 1,192 17,54 503,694 486,154 85A 1,5 1,231 18,11 490,451 472,341 85B 1,5 1,211 17,81 477,355 459,545 85C 1,5 1,225 18,02 437,477 419,457 90A 1,5 1,231 18,11 437,477 419,367 90B 1,5 1,234 18,15 425,411 407,261 90C 1,5 1,238 18,22 397,599 397,379 Universitas Sumatera Utara 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN