Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Hasil Kombinasi Steganografi Kesimpulan

BAB 4 IMPLEMENTASI Pada bab ini diperlihatkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang diperoleh berdasarkan penjelasan – penjelasan yang telah dipaparkan pada bab - bab sebelumnya. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah mengenai implementasi kombinasi steganografi LSB dan EOF pada file citra.

4.1 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Penelitian ini menggunakan perangkat lunak berupa: 1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 2. MATLAB R2009a Spesifikasi perangkat keras yang digunakan berupa: 1. Processor Intel inside 2. RAM 2 GB 3. Harddisk 500 GB 4. Monitor 14.0 inch

4.2 Implementasi

Pada implementasi sistem ini secara keseluruhan penulis membuat tiga buah halaman antarmuka, yang terdiri dari halaman utama yang berisikan tentang pilihan proses apa yang dilakukan. Bentuk antarmuka halaman utama dapat dilihat pada Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Halaman utama Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa di dalam halaman utama terdapat tiga buah tombol. Tombol tersebut yaitu tombol embedding, extraction dan keluar. Tombol embedding digunakan untuk memulai proses penyisipan, tombol ekstraction digunakan untuk memulai proses pengekstrakan, dan tombol keluar digunakan untuk keluar dari program.

4.2.1 Proses Embedding

File pesan yang disisipkan berisikan “berikut adalah nama pemenang utama, Viki Trinanda dengan kode pin April27, segera hubungi ke nomer 083199480327 ”. Gambar 4.2 File pesan yang disisipi Universitas Sumatera Utara Dan pesan tersebut disisipkan ke dalam file citra berformat .PNG berikut Gambar 4.3 image.PNG Untuk memulai proses penyisipan, tekan tombol embedding pada halaman utama, maka muncul halaman embedding seperti pada Gambar 4.3. Gambar 4.4 Halaman embedding 1 Selanjutnya yang dilakukan adalah masukan file pesan yang disisipkan dengan mengklik Pilih File pada kolom yang telah disediakan seperti pada Gambar 4.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Halaman embedding 2 Kemudian pilih citra yang dijadikan wadah penampung dengan cara menekan tombol Pilih Gambar, maka muncul pop-up window untuk mengakses lokasi citra disimpan. Gambar 4.6Pop-up window pilih gambar 1 Universitas Sumatera Utara Setelah file pesan dan citra dipilih, maka ditampilkan pada halaman embedding. Gambar 4.7 Halaman embedding 3 Langkah selanjutnya adalah memulai proses embedding dengan menekan tombol Proses. Jika proses embedding selesai, muncul pop-up window untuk menyimpan citra yang telah mengandung pesan hasil proses embedding . Gambar 4.8 Pop-up window simpan gambar Universitas Sumatera Utara Citra pada Gambar 4.8 merupakan citra yang telah mengandung pesan, hasil proses penyisipan. . Gambar 4.9 hasil.PNG

4.2.2. Proses Extraction

Untuk proses ekstraction dilakukan dengan menekan tombol extraction pada halaman utama, maka muncul halaman extraction seperti pada Gambar 4.9 Gambar 4.10 Halaman extraction 1 Selanjutnya yang dilakukan adalah pilih citra yang mengandung pesan dengan cara menekan tombol Pilih Gambar, maka muncul pop-up window untuk mengakses lokasi citra disimpan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11Pop-up window pilih gambar 2 Setelah citra dipilih, tampilkan pada halaman extraction. Gambar 4.12 Halaman extraction 2 Setelah file citra dimasukan, tekan tombol Proses untuk memulai proses extraction. Jika proses ini selesai, muncul pesan yang disembunyikan pada kolom yang disediakan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.13 Halaman extraction 3

4.3 Analisis Dalam Aplikasi

Pada tahap ini dijelaskan bagaimana tahapan – tahapan sistem mengamankan pesan. Gambar 4.3 dijadikan wadah penampung pesan. Citra ini menggunakan format pewarnaan RGB, artinya tiap piksel dari citra ini direpresentasikan dengan nilai sepanjang 24 bit. Pesan rahasia yang dicoba untuk disembunyikan adalah “Berikut adalah nama pemenang”. Untuk proses kombinasinya, maka panjang pesan dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama untuk LSB dan bagian kedua untuk EOF. Gambar 4.14 Potongan kode pembagian pesan Universitas Sumatera Utara Plainteks “berikut adalah nama pemenang” memiliki panjang 28 karakter sehingga pesan dibagi menjadi 2 bagian dengan masing masing bangian pesan sebanyak 14 karakter. Bagian pertama pesan yang disisip kedalam LSB berisi plainteks “berikut adalah” dan bagian kedua pesan yang disisip ke EOF berisi plainteks “ nama pemenang”.

4.3.1 Penyisipan Pesan Menggunakan Metode LSB

Plainteks yang disisipkan menggunakan metode LSB adalah “berikut adalah”. Selanjutnya ubah plainteks kode ASCII. Tabel 4.1. Kode ASCII pesan 1 i Plainteks ASCII 1 b 66 2 e 101 3 r 114 4 i 105 5 k 107 6 u 117 7 t 116 8 spasi 32 9 a 97 10 d 100 11 a 97 12 l 108 13 a 97 14 h 104 Universitas Sumatera Utara Selanjutnya ubah ASCII pesan menjadi binner. Tabel 4.2. Kode biner pesan Plainteks ASCII Biner b 66 01000010 e 101 01100101 r 114 01110010 i 105 01101001 k 107 01101011 u 117 01110101 t 116 01110100 spasi 32 00100000 a 97 01100001 d 100 01100100 a 97 01100001 l 108 01101100 a 97 01100001 h 104 01101000 Selanjutnya menampilkan pixel citra dari gambar 4.3. Berikut adalah penggalan kode untuk menampilkan pixel dari sebuah citra. Gambar 4.15 Potongan kode konversi pixel citra c = imread „HASIL.png‟ Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan konversi pixel citra pada gambar 4.3, maka diperoleh potongan pixel citra berikut. 82 73 52 66 70 94 72 71 89 40 49 50 63 84 62 42 63 40 42 43 90 95 50 91 54 81 63 76 80 56 Gambar 4.16 pixel citra Selanjutnya ubah pixel citra menjadi biner. 82 = 0x2 7 + 1x2 6 + 0x2 5 + 1x2 4 + 0x2 3 + 0x2 2 + 1x2 1 + 0x2 82 = 01010010 73 = 0x2 7 + 1x2 6 + 0x2 5 + 0x2 4 + 1x2 3 + 0x2 2 + 0x2 1 + 1x2 73 = 01001001 52 = 0x2 7 + 0x2 6 + 1x2 5 + 1x2 4 + 0x2 3 + 1x2 2 + 0x2 1 + 0x2 52 = 00110100 01010010 01001001 00110100 01000010 01000110 01011110 ... 01001000 01000111 01011001 00101000 00110001 00110010 ... 00111111 01010100 00111110 00101010 00111111 00101000 ... 00101010 00101011 01011010 01011111 00110010 01011011 ... 00110110 01010001 00111111 01001100 01010000 00111000 ... ... ... ... ... ... ... ... Gambar 4.17 Citra dalam bentuk biner Untuk selanjutnya, tiap bit pesan digunakan untuk menggantikan bit terakhir dari biner citra. Proses penggantian dilakukan dengan memilih bit penanda warna hijau pada setiap pixel, setelah semua bit penanda warna hijau diganti maka dilanjutkan dengan memilih bit penanda warna merah dan terakhir bit penanda warna biru. Gambar 4.18 adalah biner citra yang telah disisipkan pesan. Universitas Sumatera Utara 01010010 01001001 00110100 01000010 01000110 01011110 ... 01001001 01000110 01011000 00101001 00110001 00110010 ... 00111110 01010101 00111110 00101011 00111110 00101001 ... 00101011 00101011 01011010 01011110 00110011 01011010 ... 00110110 01010001 00111111 01001100 01010001 00111000 ... ... ... ... ... ... ... ... Gambar 4.18 Biner citra setelah disisip pesan Citra dalam bentuk biner ini dipetakan kembali ke bentuk citra. Ekstraksi pesan dapat dengan mudah dilakukan dengan mengambil bit terakhir dari biner citra. 4.3.2 Penyisipan Pesan Menggunakan Metode EOF Plainteks yang disisipkan menggunakan metode LSB adalah “ nama pemenang”. Selanjutnya ubah plainteks kode ASCII. Tabel 4.3. Kode ASCII pesan 2 i Plainteks ASCII 15 spasi 32 16 n 110 17 a 97 18 m 109 19 a 97 20 spasi 32 21 p 112 22 e 101 23 m 109 24 e 101 25 n 110 26 a 97 27 n 110 28 g 103 Universitas Sumatera Utara Setelah didapat kode ASCII plainteks, maka sisipkan kode ASCII tersebut di akhir pixel citra. Berikut adalah gambar potongan pixel citra gambar 4.3 yang diperoleh dengan cara seperti gambar 4.15. 82 73 52 66 70 94 72 71 89 40 49 50 63 84 62 42 63 40 42 43 90 95 50 91 54 81 63 76 80 56 Gambar 4.19 pixel citra sebelum disisipi pesan 1 Untuk selanjutnya, pada metode End Of File terlebih dahulu diberi sebuah kode unik diawal dan diakhir plainteks. Kode unik yang digunakan pada penelitian ini adalah “zx”. Setelah kode unik digabungkan dengan plainteks, maka langkah selanjutnya mengubah plainteks kedalam kode ASCII dan menyisipkan kode tersebut ke akhir pixel citra. Gambar 4.18 adalah biner citra yang telah disisipkan pesan. 82 73 52 66 70 94 72 71 89 40 49 50 63 84 62 42 63 40 42 43 90 95 50 91 54 81 63 76 80 56 122 120 32 110 97 109 97 32 112 101 109 101 110 97 110 103 122 120 Gambar 4.20 pixel citra setelah disisipi pesan 1 Pada gambar 4.20, pixel yang ada didalam kotak merupakan potongan pixel dari gambar 4.3, sedangkan yang berada diluar kotak adalah pixel atau kode ASCII dari pesan, dan angka yang di bold merupakan kode unik “zx” yang dikonversi ke ASCII. Universitas Sumatera Utara Citra dalam bentuk pixel ini dipetakan kembali ke bentuk citra. Ekstraksi pesan dapat de ngan mudah dilakukan dengan mencari kode unik “zx” terlebih dahulu sebagai pendeteksi pesan.

4.4 Hasil Kombinasi Steganografi

Hasil dari proses steganografi berupa citra berformat PNG yang telah disisipi pesan dengan metode penyisipan pesan kombinasi LSB dan EOF. Citra hasil steganografi ini tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan walaupun LSB citra tersebut telah berubah dan ada penambahan pixel diakhir citra. Hal ini dikarenakan keterbatasan manusia untuk dapat melihat perubahan warna yang sangat kecil. Gambar 4.3 merupakan citra sebelum disisip pesan dan Gambar 4.9 merupakan citra yang telah disisip pesan. Perubahan yang terjadi pada citra hasil steganografi ini dapat dilihat dari ukuran dan nilai pixel-nya. Dengan membandingkan ukuran dan nilai pixel citra sebelum disisip pesan dan citra setelah disisip pesan maka terlihat bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan dari kedua citra tersebut. 82 73 52 66 70 94 82 73 52 66 70 94 72 71 89 40 49 50 73 70 90 41 49 50 63 84 62 42 63 40 62 85 62 43 62 41 42 43 90 95 50 91 43 43 90 94 49 90 54 81 63 76 80 56 54 81 63 76 79 56 32 110 97 109 97 32 112 101 109 101 110 97 110 103 a b Gambar 4.21 aPixel citra sebelum disisip pesan 2; bPixel citra setelah disisip pesan 2. Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan citra lain berukuran 615 x 519 pixel,dan ukuran pesan 3,61 KB, diperoleh hasil citra seperti gambar 4.22 a b Gambar 4.22 a Gambar sebelum disisipi pesan b Gambar setelah disisipi pesan Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan studi literatur, analisis, dan implementasi yang penulis lakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut; 1. Penggunaan metode kombinasi LSB dan EOF untuk proses embedding dilakukan dengan cara terlebih dahulu membagi pesan menjadi dua bagian, yakni bagian pertama untuk metode LSB dan bagian kedua untuk EOF. 2. Penyisipan pesan pada metode LSB dilakukan dengan mengganti bit terakhir dari biner citra, sedangkan pada metode EOF pesan disisipkan diakhir pixel citra dengan menambahkan sebuah kode unik diawal dan diakhir pesan. 3. Proses kombinasi LSB dan EOF membutuhkan waktu yang paling lama dibandingkan dengan metode LSB maupun metode EOF, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan kombinasi LSB dan EOF juga semakin lama. 4. Perubahan yang paling signifikan terlihat pada stego image dengan adanya garis hitam yang tampak di akhir stego image. Dapat disimpulkan metode LSB dapat menutupi kekurangan yang ada pada metode EOF. Karena pada metode LSB tidak terlihat perubahan yang signifikan jika hanya dilihat dengan kasat mata, sehingga orang akan mengira dan memecahkan masalah tersebut hanya dengan metode EOF. Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran