Parameter yang Diamati TATA CARA PENELITIAN

petakan tersebut. Rumus Kerapatan gulma Tjitrosoedirdjo dkk,. 1983, yaitu: kerapatan nisbi = � � � � �ℎ � � � � � b. Frekuensi Frekuensi merupakan jenis tumbuhan yang muncul pada area tertentu yang dinyatakan dalam satuan persen . Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mencabut gulma yang paling banyak muncul dan diidentifikasi jenisnya. Rumus Frekuensi gulma Tjitrosoedirdjo dkk,. 1983, yaitu: Frekuensi Mutlak = �ℎ � ℎ �� � �ℎ � ℎ Frekuensi nisbi = � � �ℎ � � c. Dominansi gulma Dominansi digunakan untuk menyatakan berapa luas area yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan atau kemampuan sejenis tumbuhan dalam hal bersaing terhadap jenis lainnya. Dominansi dapat dinyatakan dengan menghitung biomassa. Gulma dikeringkan dalam oven pada suhu 100-110 C. Gulma yang sudah kering kemudian ditimbang untuk mengukur berat keringnya. Rumus dominansi gulma Tjitrosoedirdjo dkk,. 1983, yaitu: Dominansi mutlak suatu jenis = Berat kering tertentu Dominansi nisbi = � � � � � � � � � � d. SDR Summed Dominance Ratio �� + � + �� SDR menunjukkan jumlah nilai penting dibagi jumlah besaran. Semakin tinggi nilai SDR gulma maka semakin tinggi dominasi suatu spesies gulma dan sebaliknya semakin rendah nilai SDRmaka semakin rendah pula spesies gulma dalam menguasai suatu wilayah. e. Koefisien komunitas Koefisien komunitas digunakan untuk membandingkan dua komunitas vegetasi atau dua macam vegetasi dari dua daerah. Rumus koefisien komunitas Tjitrosoedirdjo dkk,. 1983, yaitu = + C = koefisien komunitas w = jumlah dari dua kuantitas terendah untuk jenis dari masing-masing komunitas a = jumlah dari semua kuantitas pada komunitas pertama b = jumlah dari semua kuantitas pada komunitas kedua Apabila nilai C ≥ 75 maka artinya tidak banyak perbedaan keadaan vegetasinya

F. Analisis Data

Data hasil pengamatan gulma dianalisis menggunakan sidik ragam untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh nyata antar perlakuan, maka dilanjutkan menggunakan uji Duncan’s Multiple Range Test pada tingkat kesalahan α 5. 25

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Waktu tumbuh gulma

Berdasarkan hasil sidik ragam kondisi lahan dan kedalaman tanah tidak memberikanpengaruh nyata terhadap waktu tumbuh gulma.Hal ini diduga kondisi lingkungan dan ketersediaan air, suhu, dan cahaya pada setiap kedalaman tanah dan kondisi lahan terpenuhi. Waktu tumbuh gulma dipengaruhi oleh faktor curah hujan, suhu rata-rata harian, kelembaban harian dan intensitas cahaya matahari. Adanya air yang cukup akan mempercepat proses tumbuhnya seed bank, tetapi tidak mutlak mempercepat waktu tumbuhnya gulma, karena kecepatan tumbuh seed bank juga dipengaruhi oleh viabilitas biji dan cadangan makanan yang terdapat dalam biji gulma.Simpanan makanan ini menentukan daya hidupnya dan kemampuan untuk muncul ke permukaan tanah. Pertumbuhan gulma dikontrol secara hormonal dan lingkungan, Moenandir 1993 menambahkan bahwa yang termasuk faktor non hormonal adalah kulit biji, suhu, cahaya, ketinggian tempat, dan posisi biji dalam tanah.Kecepatan gulma tumbuh juga dipengaruhi oleh dormansi biji. Dormansi adalah suatu istilah fisiologis tumbuhan yang dipergunakan untuk biji atau organ vegetatif yang tidak mau berkecambah meskipun keadaan lingkungannya menguntungkan. Dormansi merupakan strategi reproduksi gulma untuk tetap bertahan hidup dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Dengan cara demikian, perkecambahan dapat terjadi beberapa waktu kemudian dan atau terjadi di tempat lain yang berjauhan dengan induknya.