15 kita telah menjadi masyarakat yang disifati oleh konsumsi dan kekayaan yang
berlebihan. Konsumsi dalam masyarakat kapitalis modern bukan mencari
kenikmatan, bukan pula kenikmatan memperoleh dan menggunakan obyek yang kita cari, tetapi lebih pada perbedaan. Ini menggiring pada suatu
pemahaman bahwa ketika mereka dipahami dengan cara ini, maka kebutuhan tidak akan dipuaskan, selama hidup kita akan selalu membedakan diri kita dari
orang-orang yang menempati posisi lain dalam masyarakat Ritzer, 2006:140.
2. Kartu ATM Simbol Budaya Masyarakat Modern
Masyarakat konsumen Indonesia tampak tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang
ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya
shopping mall
, industri mode atau fashion, industri kecantikan, kawasan perumahan elite,
gencarnya iklan barang-barang mewah, dan tidak ketinggalan adalah pesatnya perkembangan telepon seluler, serta maraknya “kartu plastik” sebagai alat
pembayaran. Dengan melihat kenyataan tersebut, alat yang diciptakan manusia
mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan tersebut tidak hanya dibutuhkan untuk efektifitas pemakaian alat, tetapi juga untuk memiliki arti simbolik dari
kepuasan dan budaya yang dianutnya. Alat konsumsi hanyalah alat yang memungkinkan masyarakat
mengkonsumsinya. Konsep ini berasal dari fokus Marx pada alat produksi.
16 Ketika alat semacam itu menjadi suatu kebutuhan untuk memudahkan
produksi, alat konsumsi pun melakukan peran yang sama dalam bidang konsumsi. Hal ini membantu kita memahami bahwa ada analogi-analogi yang
penting antara pekerja dan konsumen. Kenyataannya, seperti yang dilihat, saat ini konsumen mendapat “kerja” tambahan dengan alat konsumsi baru tersebut.
Kartu ATM merupakan alat konsumsi baru yang memungkinkan masyarakat melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.
Budaya kepemilikan kartu ATM tidak terlepas dari peran media sebagai pewacana berkembangnya kartu plastik tersebut di tengah masyarakat. Media
begitu gencar menampilkan kemudahan-kemudahan yang dapat diakses dengan kartu plastik tersebut dalam kegiatan apapun yang mengarah pada
pelayanan barang dan jasa. Kebutuhan manusia yang mencapai pada tataran aspek makna simbolis
menyebabkan juga jumlah pengguna kartu ATM bertambah tiap tahunnya. Gaya hidup masyarakat yang menginginkan segala sesuatunya bisa
diselesaikan secara efektif dan efisien juga mendorong masyarakat dalam hal ini mahasiswa menerima kartu ATM sebagai bagian dari keseharian mereka.
Membanjirnya barang konsumsi, ditambah dengan peran media serta makna status simbolis adalah unsur yang menyebabkan kartu ATM banyak
digunakan oleh masyarakat begitu pula mahasiswa. Kartu ATM sebagai alat konsumsi baru dapat membawa mahasiswa untuk melakukan tindakan
konsumtif. Namun, tidak semua mahasiswa yang memakai kartu ATM melakukan tindakan konsumtif. Banyak sedikitnya saldo tabungan yang
17 dimiliki mahasiswa juga mampu dijadikan pertimbangan yang rasional untuk
mengatur mahasiswa tersebut bertindak dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya.
3. Perilaku Konsumtif